Anda di halaman 1dari 39

Sudarman

 DANA OPERASIONAL DI SEKOLAH TERDIRI


DARI :
BOS APBN
BOP APBD
SUMBER LAIN YANG SAH (Block Grant)
ALUR
DPA

SPP SPM SP2D

SPJ UMK/ BPP/PUMK Uang/ BP

Laporan
Secara umum Dana APBN/APBD terbagi dalam 3
kelompok belanja :

1.Belanja Pegawai
2.Belanja Barang/Jasa
3.Belanja Modal
Penggunaan APBN/APBD
MENGACU
KE KEGIATAN
• Kegiatan2 sudah disusun dalam
RKAS/RKAM, dituangkan dalam RAB,
dikelompokkan ke masing2 kode
rekening/jenis belanja, dan disesuaikan
dengan jadwal pada Bulan/triwulan.
• Pelaksanaannya tinggal mengacu
kepada kebutuhan yang sudah dijadwal
dan dituangkan dalam RKAS/RKAM.
PENGGUNAAN DANA BLOCK GRANT
MENGACU
KEGIATAN APA YANG DI SEPAKTI DALAM
MoU

• Apa untuk membangun/ belanja modal


• Apa untuk kegiatan (belanja barang
dan jasa)
• Panitia – Sekolah - Barang
Belanja Pegawai
• Yang dimaksud belanja pegawai adalah
semua bentuk pengeluaran yang dapat
berupa, sesuai Kep Gub 1017/2014:
- Honor/Honorarium
- Uang Perjalanan Kegiatan Dalam Kota
- Uang Saku/Transport
KELENGKAPAN DOKUMEN SPJ
BELANJA PEGAWAI

Honorarium dan Transport


– Surat Tugas Tim/ Pelaksana Kegiatan ;
Surat Keputusan/Pengangkatan/Penugasan;
– Daftar hadir;
– Dibayar menggunakan tarif aturan yang berlaku
– Potongan Pajak ( PPh ps. 21 ) sebesar 5 % untuk pegawai
Gol. III. Dan Non PNS
– Potongan Pajak ( PPh ps. 21 ) sebesar 15 % untuk pegawai
Gol. IV .
- Bagi yang tidak mempunyai NPWP, tarif pajak dikenakan
lebih tinggi 20% dari tarif semula. (PP No.80 tahun 2010)
- Copy/tembusan SSP PPh Psl 21

Untuk Rapat Persiapan/Koordinasi dilengkapi


dengan undangan dan daftar hadir
PEMOTONGAN PPH PASAL 21
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21
adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui
pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
Bendahara pemerintah/Pengelola dana APBN/APBD yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lainnya sehubungan dengan pekerjaan/jasa/kegiatan wajib
melakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Pembayaran Penghasilan yang wajib dipotong PPh antara lain
adalah pembayaran atas gaji, tunjangan, honorarium, uang
makan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan bentuk
apapun dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak dalam negeri. (Dirjen Pajak KEP-545/PJ/2000)
PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 FINAL
1
PENGHASILAN TIDAK TERATUR

PENGHASILAN BRUTO

- HONOR
- UANG SAKU/ TRANPT

PENGHASILAN
DITERIMA

TARIF PS.17 UU PPh

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI & TAMBAHAN 20%
TSB DITANGGUNG SENDIRI PPh-NYA OLEH WP
PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 UNTUK HONORER

2 PENGHASILAN TERATUR

PENGHASILAN BRUTO

- GAJI/HONOR
- TUNJANGAN

DIKURANGI:
IURAN YG TERIKAT DGN
PENGH. TETAP (MIS.IURAN PENSIUN, )

PTKP DIKURANGI
PENGHASILAN
NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PS.17 UU PPh

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI & TAMBAHAN 20%
TSB DITANGGUNG SENDIRI PPh-NYA OLEH WP
Penghitungan PPh Pasal 21
3 I/ AN
LR UN
PO SI ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN,
Tdk termasuk
Honorarium atau
I/ EN Komisi yg diterima
TN /P MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN
S/ RA Penjaja barang &
PN G A UANG SAKU HARIAN
N E Petugas dinas luar
L AI T N
SE BA
JA
PE
DIBAYAR HARIAN
TIDAK LEBIH DARI LEBIH DARI
Rp 300.000,- Rp 300.000,-

DIKURANGI
Rp 300.000,-

TIDAK DIPOTONG DIPOTONG PPh


PPh Ps.21 TARIF 5%

PADA SAAT TELAH MELEBIHI


Rp 3.000.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
JIKA PENGHASILAN JIKA WP
TARIF 5% KUMULATIF DLM TDK
DIKURANGI 1 BLN < Rp 6.000.000 MEMILIKI
PTKP HARIAN SEBENARNYA + PKP NPWP
TARIF Psl 17 JIKA PENGHASILAN MAKA
Iuran Jaminan Hari Tua/ AYAT (1) KUMULATIF DLM TARIFNYA
Iuran Tunjangan Hari Tua huruf a 1 BLN > Rp 6.000.000 20% LEBIH
yg dibayarkan ke Jamsostek, TINGGI
bila diwajibkan DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21
YANG TELAH DIPOTONG
CONTOH PENGHITUNGAN PEGAWAI HARIAN, TENAGA HARIAN LEPAS
PENERIMA UPAH SATUAN/BORONGAN
Yanto Martono (belum menikah) pada bulan Januari 2013 bekerja selama 11 hari kerja
pada sebagai upah harian pada penambahan ruang SD Negeri 007 Jakarta Utara
dengan menerima upah sebesar Rp300.000,00 per hari.
 PPh Pasal 21 terutang:
Penghasilan per hari Rp300.000,00
Batas penghasilan bruto yang tidak
dikenakan PPh atas upah Rp300.000,00
Sehingga tidak terutang PPh Pasal 21

Pada hari ke-11 dalam bulan Januari (bulan yg sama), Yanto Martono telah
menerima penghasilan melebihi Rp.3.000.000,00, yaitu Rp.300.000,00 x 11 = Rp
3.300.000,00. Maka PPh Pasal 21 atas penghasilan Yanto Martono dihitung sebagai
berikut:
 PPh Pasal 21 terutang:
Penghasilan 11 hari Rp 3.300.000,00
PTKP sebenarnya
11 x (Rp36.000.000,00/360) Rp 1.100.000,00
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp 2.200.000,00
PPh Pasal 21 yg harus dipotong pada hari-11
( 5% x Rp 2.200.000,00) Rp 110.000,00
Sehingga Upah bersih diterima hari ke11
Rp.300.000,00 – Rp. 110.000,00 = Rp. 190.000,00
13
 Apabila Yanto Martono juga mendapat upah yg jumlahnya sama pada hari ke-12
4 Penghitungan PPh Pasal 21
I/ AN
LR UN
PO SI
I/ EN
TN /P ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,
S/ RA
N
I
P A
N EG SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN
A N
L T
SE BA
JA
PE

DIBAYAR BULANAN

DIKURANGI PTKP SEBULAN

PKP SEBULAN

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP PKP DISETAHUNKAN


MAKA X
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI TARIF PPh Ps.17 AYAT (1) huruf a

PPh SETAHUN

PPh SEBULAN
5 Status PTKP
WP Tidak Kawin Kode Jumlah WP Kawin Kode Jumlah

0 Tanggungan TK/0 36.000.000 0 Tanggungan K/0 39.000.000

1 Tanggungan TK/1 39.000.000 1 Tanggungan K/1 42.000.000

2 Tanggungan TK/2 42.000.000 2 Tanggungan K/2 45.000.000

3 Tanggungan TK/3 45.000.000 3 Tanggungan K/3 48.000.000

WP Kawin + Penghasilan Istri


Kode Jumlah
Digabung
0 Tanggungan K/I/0 72.000.000

1 Tanggungan K/I/1 75.000.000

2 Tanggungan K/I/2 78.000.000

3 Tanggungan 15 K/I/3 81.000.000


Dasar Hukum Pembuatan SPJ
Belanja Pegawai ( Honor/transport )

Per-gub No.82 th 2008, tentang Pembentukan Panitia,


Tim atau Kelompok Kerja & Besarnya Honorarium
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Dilingkungan Pemda Provinsi DKI Jakarta
Keputusan Gubernur No.1852/2008, tentang Satuan
Biaya Cakupan Komponen Kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan
Peraturan Gubenur No. 22 Tahun 2016 tentang
Standard Biaya
 Pengarah  Rp. 60.000
 Penanggung Jawab  Rp. 55.000
 Ketua/wakil ketua  Rp. 52.500
 Sekretaris  Rp. 47.500
 Anggota  Rp. 44.500
 Nara Sumber  Rp. 44.500
 Bendahara  Rp. 37.500
 Sekretariat  Rp. 34.500

Tarif Harian
 Pengarah  Rp. 915.000
 Penanggung Jawab  Rp. 870.000
 Ketua/wakil ketua  Rp. 810.000
 Sekretaris  Rp. 750.000
 Anggota  Rp. 700.000
 Nara Sumber  Rp. 700.000
 Bendahara  Rp. 565.000
 Sekretariat  Rp. 510.000

Tarif Bulanan
Catatan :Jg mengatur ttg besarnya uang makan
 Biaya Rapat Persiapan
- Transport
- Snack
- Makan
 Biaya dalam penyelenggaraan lokakarya/
seminar/simposium
- Honorarium Penyaji, Penyusun Naskah,
Moderator, Notulis, Peserta (OH, sesi, MP)
- Uang Saku (OH)
 Uang Lembur
 Makan Lembur
 Uang Transport kegiatan dalam kota
 Snack Rapat/bimbingan Teknis dan Sejenis
 Makan Rapat/bimbingan Teknis dan Sejenis
 Yang dimaksud belanja Barang/Jasa adalah
semua bentuk pengeluaran yang dapat berupa :
- B. Alat Lab, ATK, Alat Listrik
- B. Alat Kebersihan, Alat Rumah T.
- B. Bahan Peraga, Cetakan Umum
- B. Foto Copy, Makan dan Minuman
- B. Pemeliharaan dll.
 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN
2010, TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
 PER-PRES RI NO 35 TH 2011, TENTANG PERUBAHAN ATAS PER-
PRES NO 54 TH 2010, TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
 PER PRES RI NO 70 TH 2012, TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERPRES NO 54 Th 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
 PERPRES NO.172 TH 2014 DAN PERPRES NO.4 TH 2015,
TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Pembelanjaan/ Pembelian/ Pengadaan sampai
dengan Nilai 10.000.000,-

1.Bukti Pembelian/Faktur Barang Ditandatangani


pihak toko/perusahaan *
2.Ditandatangani oleh penerima barang
3.Ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Setuju Dibayar)
4.Ditandatangani oleh Kasir/Juru Bayar (Lunas Dibayar)
5.Bermaterai cukup
6.Copy/tembusan SSP PPh Psl 22 + PPN
Pembelanjaan/ Pembelian/ Pengadaan sampai
dengan Nilai 50.000.000,-

1. Surat Pesanan kepada penyedia barang/jasa


2. Kwitansi ditandatangani pihak toko/ perusahaan
3. Faktur Barang Ditandatangani pihak toko/perusahaan
4. Ditandatangani oleh penerima barang
5. Ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Setuju Dibayar)
6. Ditandatangani oleh Kasir/Juru Bayar (Lunas Dibayar)
7. Bermaterai cukup
8. Copy/tembusan SSP PPh Psl 22 + PPN
Pembelanjaan/Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
nilai : diatas Rp. 50.000.000 s.d Rp.200.000.000

1. Surat Perintah Kerja ( SPK ) ;


2. Kwitansi Ditandatangani pihak perusahaan
3. Faktur Barang Ditandatangani pihak perusahaan
4. Ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Setuju Dibayar)
5. Ditandatangani oleh Kasir/Juru Bayar (Lunas Dibayar)
6. Bermaterai cukup
7. Berita Acara Pemeriksaan Barang/Jasa ;
8. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
9. Copy/tembusan SSP PPh Psl 22 + PPN
 Oleh Pejabat Pengadaan
Pembelanjaan/Pembelian/Pengadaan Barang
dan Jasa nilai : Diatas Rp.200.000.000

1. Surat Perjanjian /Dokumen Kontrak ;


2. Kwitansi Ditandatangani pihak perusahaan
3. Faktur Barang Ditandatangani pihak perusahaan
4. Ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Setuju Dibayar)
5. Ditandatangani oleh Kasir/Juru Bayar (Lunas Dibayar)
6. Bermaterai cukup
7. Berita Acara Pemeriksaan Barang/ Jasa ;
8. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
 Oleh Panitia Pengadaan
BENDAHARA SEBAGAI
PEMUNGUT PPh PASAL 22
Keputusan Menkeu No.392/KMk.03/2001 jo. Permenkeu No.210/PMK.03/2008

 DITJEN ANGGARAN
 BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
 BENDAHARA BEA & CUKAI

YG MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS PEMBELIAN BARANG

MEMUNGUT PPh PASAL 22


DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PSL 22

PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG


JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp.2.000.000,- DAN
TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAH-
PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB

PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR


MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN
BENDA BENDA POS DILAKUKAN OTOMATIS TANPA
SKB (surat keterangan bebas pajak)

PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BARANG


SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA BOS
(undang2 PPh, PMK No.154/PMK.03/2010; Per Dirjenjak
No.PER-15/PJ/2011)
SAAT PEMUNGUTAN

PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN


ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN

TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
PEMBELIAN BARANG DAN JASA
YANG TDK PERLU DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI (PPN) :
•Pembayaran yang jumlahnya paling
banyak Rp.1.000.000,-
•Pembayaran untuk pembebasan
tanah
•Pembayaran atas BKP/JKP yang
mendapat fasilitas SKBP
•Pembayaran atas BBM
•Pembayaran atas rekening telepon
•Pembayaran lainnya yg menurut
ketentuan tidak dikenakan PPN.
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 22

Drs. Slamet, Bendahara Sekolah Negeri Jakarta membeli komputer


Rp 11.000.000, (harga yg tertulis di kwitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 22
Harga yg tertulis di kwitansi adalah nilai barang termasuk PPN,
maka
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 1,5% = Rp 150.000,-
*Untuk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera di
kwitansi
tsb dikalikan 100/110

Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka


PPh pasal 22 terutang :
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 1,5% x 200% =Rp300.000,-
 Pembelian dengan nilai s.d Rp. 250.000 tidak
dikenakan materai.

 Pembelian diatas Rp.250.000 s.d Rp.1.000.000,-


dikenakan materai 3.000,-

 Pembelian diatas Rp. 1.000.000 dikenakan


materai Rp. 6.000,-
Kewajiban bendahara Pemerintah
sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh)
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
Pemotongan/Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan
Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, dan
Pajak Perambahan Nilai.
Prinsip Pembukuan dalam Buku Kas Umum adalah
pencatatan semua transaksi baik penerimaan
maupun pengeluaran, dan pencatatannya harus
sesuai pada tanggal kejadian transaksi keuangan.

Pencatatan pembukuannya harus dilakukan


secara terpisah sesuai sumber dana.
Pembukuan bisa dilakukan secara manual maupun
komputer/Aplikasi software. (Permendagri Nomor
21/2011, psl 241 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah) dan Pergub Nomor 129/2008, psl
30 tentang penatausahaan APBD Provinsi DKI
Jakarta.
 BUKU KAS UMUM
 BUKU PEMBANTU SIMPANAN
BANK
 BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
 BUKU PEMBANTU PAJAK
 BUKU PEMBANTU PANJAR
 BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
 AZAS PERTANGGUNGJAWABAN
- Tepat Waktu
- Cermat
- Teliti
- Dijamin Kebenarannya (Administrasi, Transaksi dan
Fisik)
Sehingga laporan Senantiasa dibuat menurut ketentuan
yang berlaku, serta dibuat & disampaikan baik
diminta/ tidak diminta!!!

Anda mungkin juga menyukai