Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

AKUNTANSI PERPAJAKAN
“KEWAJIBAN”

DOSEN PENGAMPU:
Fajriani Azis, S.Pd., M.Si

OLEH
KELOMPOK VI
KELAS C
1. Muh. Aditya Pratama (1892140003)
2. Indriani Fitria Razak (200901500017)
3. Resky Amalia Putri (200901501025)
4. Sri Wahyu Amalia (200901501026)
5. Muh. Satria Hidayat (200901502063)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
SOAL LATIHAN

1. Dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PhKP) bagi WP dalam negeri orang
pribadi, penghasilan neto dikurangi lagi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Tahun 2005 ini sudah berlaku PTKP yang baru, yang jauh lebih tinggi dari PTKP di tahun
2004 dan pada tahun 2006 ternyata PTKP berubah lagi. Namun pada tahun 2011 PTKP
berubah kembali. Apakah perbedaan yang saudara ketahui untuk perubahan PTKP pada
tahun-tahun tersebut?
Jawaban:
KMK-S64/ KMK-S64/ KMK-S64/ KMK-S64/
Keterangan
KMK.03/2004 KMK.03/2005 KMK.03/2006 KMK.03/2007
WP sendiri Rp 12.000.000 Rp 13.200.000 Rp 15.840.000 Rp 24.300.000
Tambahan untuk WP Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 2.320.000 Rp 2.025.000
kawin
Tambahan untuk
Penghasilan istri Rp 12.000.000 Rp 13.200.000 Rp 15.840.000 Rp 24.300.000
digabung
Tanggungan (Maks. 3 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.320.000 Rp 2.025.000
orang)
Berlaku mulai 1-Jan-05 1-Jan-06 1-Jan-09 1-Jan-13

2. Sebutkan dan jelaskan mengenai kewajiban pajak atas sewa yang saudara ketahui?
Jawaban:
Pajak atas sewa menyewa properti
a. PPh (Pajak Penghasilan)
- Dasar hukum: Pasal 2 ayat 1 dan 2 serta Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.
29/1996 yang diubah menjadi Peraturan Pemerintah No. 5/2002 tentang
Pembayaran PPh atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan atau Bangunan,
yang isinya:
1) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari penyewa yang bertindak
atau ditunjuk sebagai pemotong pajak wajib dipotong PPh.
2) Bila penyewa bukan sebagai pemotong pajak, maka PPh yang terutang wajib
dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima/memperoleh
penghasilan.
3) Besarnya PPh yang wajib dipotong atau dibayar sendiri adalah 10% dari
jumlah bruto nilai sewa tanah maupun bangunan, dan bersifat final.
- Implikasi: Jika penyewa bukan pemotong pajak, maka PPh harus disetorkan oleh
pemilik ke bank memakai Surat Setoran Pajak (SSP) persepsi paling lambat
tanggal 10 bulan setelah transaksi.
- Aplikasi: SSP di atas harus dilaporkan ke kantor pelayanan pajak tempat anda
terdaftar.
- Mengenai pelaporan SPT tahunan, dengan menggunakan SPT 1770 S bukti
pemotongan PPh dari perusahaan (1721 A1) dilampirkan pada SPT Tahunan
pemilik dan penghasilan dari sewa dimasukkan dalam kolom penghasilan yang
telah dikenai pajak final (tidak perlu lagi digabungkan untuk menghitung PPh
pada akhir tahun).
b. PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
- Dasar hukum: UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah menyebutkan bahwa jasa persewaan tanah dan
atau bangunan merupakan jasa yang tidak dikecualikan dari pengenaan PPN.
- Implikasi: Jika nilai sewa mencapai Rp 600 juta atau lebih dalam satu tahun buku,
pemilik harus dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak pada kantor pelayanan
pajak yang wilayah kerjanya meliputi lokasi tanah dan atau bangunan itu (sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan No.571/KMK.03/2003 tanggal 29
Desember 2003 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan
No.552/KMK.04/2000 tentang Batasan Pengusahan Kecil PPN).
- Aplikasi: Setelah dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak, pemilik harus
memungut PPN sebesar 10% dari nilai sewa. Atas PPN yang dipungut, pemilik
harus menyetor ke bank persepsi atau kantor pos, paling lambat tanggal 15 bulan
setelah terjadinya transaksi dan harus menyampaikan SPT Masa PPN paling
lambat tanggal 20 bulan setelah transaksi.
3. Tuan Hendro (sudah ber-NPWP) bekerja pada PT Taruma berstatus kawin dengan 1 orang
anak, di mana anak pertama lahir pada tanggal 6 Januari 2012. Setiap bulan tuan Hendro
menerima penghasilan sebagai berikut:
Gaji = Rp 8.000.000
Tunjangan jabatan = Rp 4.000.000
Tunjangan transportasi = Rp 2.000.000
Tunjangan kesejahteraan = Rp 2.000.000
Tunjangan makan = Rp 2.000.000
Tunjangan istri 50% dari gaji tuan Hendro
PT Taruma membayar premi asuransi kecelakaan dan premi asuransi kematian untuk
masing-masing karyawan sebesar Rp50.000 dan Rp100.000 sebulan. Selain itu perusahaan
juga membayar iuran pensiun dan iuran THT untuk masing-masing karyawan sebesar
Rp25.000 dan Rp30.000 per bulan.
Sedangkan tuan Hendro sendiri membayar iuran pensiun dan iuran THT sebesar Rp 15.000
dan Rp 20.000 dipotong dari penghasilannya per bulan.
Diminta:
Buatlah jurnal pada waktu pembayaran gaji dan tunjangan pada bulan Januari 2012 serta
pada waktu penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke Kas Negara.
Jawaban:
Gaji Rp 8.000.000
Tunjangan Jabatan Rp 4.000.000
Tunjangan Transportasi Rp 2.000.000
Tunjangan Kesejahteraan Rp 2.000.000
Tunjangan Makan Rp 2.000.000
Tunjangan Istri Rp 4.000.000
Premi Asuransi Kecelakaan Rp 50.000
Premi Asuransi Kematian Rp 100.000
Total Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 22.150.000

Dikurangi:
Tunjangan Jabatan Rp 500.000
Iuran Pensiun Rp 15.000
Iuran THT Rp 20.000
Rp 535.000
Rp 21.615.000
Rp259.380.000
PTKP
Wajib Pajak Rp 15.840.000
Status Kawin Rp 1.320.000
Rp 17.160.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp242.220.000

PPh 21
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 192.220.000 Rp 28.833.000
PPh 21 Per Tahun Rp 31.333.000
PPh 21 Per Bulan Rp 2.611.083

Utang yang dibawa pulang Tuan Hendro sebesar gaji bulanan + tunjangan – (iuran premi
+ iuran THT yang dibayarkan oleh karyawan sendiri) – PPh 21 bulanan
= Rp 8.000.000 + Rp 14.000.000 - Rp 35.000 - Rp 2.611.083
= Rp 19.353.917
Jurnal:
1/1/2012 Beban Gaji Rp 8.000.000
Tunjangan-tunjangan Rp14.000.000
Premi Asuransi Rp 150.000
Kas/Bank Rp19.353.971
Utang PPh 21 Rp 2.611.083
Biaya yang Harus Dibayar Rp 185.000
Jurnal pada saat penyetoran pajak dan iuran lainnya
1/10/2012 Utang PPh 21 Rp 2.611.083
Biaya yang Harus Dibayar Rp 185.000
Kas/Bank Rp 2.796.083
4. Saudari Esther adalah karyawati PT Omega, menerima gaji sebulan Rp 14.000.000. PT
Omega masuk program Jamsostek dan membayar premi jaminan kecelakaan kerja dan
premi jaminan kematian untuk Esther masing-masing sebesar 0,5% dan 0,3% dari gaji.
Perusahaan masuk program Dana Pensiun yang izinnya dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan, iuran pensiun sebulan Rp 500.000, dibayar perusahaan Rp 300.000 dan dibayar
karyawan Rp 200.000. Iuran Jaminan Hari Tua/Tabungan Hari Tua sebesar 5,7% dari gaji,
dibayar perusahaan 3,7% dan dibayar karyawan 2%. Esther tiap bulan menerima tunjangan
transpor Rp 500.000. Esther statur K/1.
Diminta:
a) Hitunglah PPh 21 yang dipotong dari gaji Esther per bulan.
b) Hitunglah take home pay untuk Esther per bulan.
c) Buatlah jurnal untuk pembayaran gaji bulan Juni 2006.
d) Butlah jurnal penyetoran PPh 21 dan utang-utang lainnya.
Jawaban:
a)
Gaji Perbulan Rp 14.000.000
Penambahan:
Premi Jaminan Kecelakaan (0,5% x Rp14.000.000) Rp 70.000
Premi Kematian (0,3% x Rp14.000.000) Rp 42.000
Tunjangan Transpor Rp 500.000
Rp 612.000
Pengurangan:
Iuran Pensiun Rp 200.000
Iuran Tabungan Hari Tua (2% x Rp14.000.000) Rp 280.000
Rp 480.000
Penghasilan Neto Perbulan Rp 14.132.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp14.132.000) Rp 169.584.000
PTKP (K/1) Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 106.584.000
Perhitungan potongan PPh 21 terutang setahun pajak progresif sebesar 15% karena
PKP lebih dari Rp 60.000.000
Potongan PPh 21 Per Tahun:
5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% x Rp 46.584.000 = Rp 6.987.600
= Rp 9.987.600
Potongan PPh 21 Per Bulan:
Rp 9.987.600 / 12 bulan = Rp 832.300
Jadi potongan PPh 21 dari gaji dan tunjangan Esther perbulan sebesar
Rp832.300
b) Uang yang dibawa pulang oleh karyawan sebesar gaji bulanan + tunjangan – (iuran
pensiun + iuran THT yang dibayarkan oleh karyawan sendiri) – PPh 21 bulanan
= Rp14.000.000 + Rp500.000 – Rp200.000 + Rp280.000 – Rp832.300
= Rp13.747.700
c) Beban Gaji Rp 14.000.000
Tunjangan Rp 500.000
Premi Rp 112.000
Kas/Bank Rp 13.747.700
Utang PPh 21 Rp 832.300
Biaya yang Masih Harus Dibayar Rp 32.000
d) Utang PPh 21 Rp 832.300
Biaya yang Masih Harus Dibayar Rp 32.000
Kas/Bank Rp 864.300
5. Bambang masih lajang, bekerja sebagai karyawan tetap di PT Dion sejak tahun 2001. Tiap
bulannya selama tahun 2004 dia memperoleh penghasilan dari perusahaan berupa gaji
Rp1.600.000 tunjangan transport Rp200.000 dan tunjangan konsumsi Rp100.000.
(Catatan: apabila total penghasilan bruto per bulan yang diterima oleh orang
pribadi/karyawan kurang dari Rp2.000.000 maka terdapat adanya PPh yang ditanggung
pemerintah).
Buatlah jurnal untuk mencatat: (a) transaksi pembayaran gaji dan tunjangan, dan (b)
transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke kas negara.
Jawaban:
Gaji Perbulan Rp 1.600.000
Penambahan:
Tunjangan Transpor Rp 200.000
Tunjangan Konsumsi Rp 100.000
Rp 300.000
Rp 1.900.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp 10.100.000) Rp 95.000
Penghasilan Neto Perbulan Rp 1.805.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp 9.595.000) Rp 21.660.000
PTKP Tahun 2004 (TK/0) Rp 2.880.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 18.780.000
Potongan PPh 21 Pertahun:
5% x Rp 18.780.000 Rp 939.000
Potongan PPh 21 Perbulan:
Rp 939.000 / 12 Bulan Rp 78.250

Uang yang dibawah pulang oleh Bambang sebesar gaji bulanan + tunjangan – PPh 21
= Rp 1.600.000 + Rp 300.000 – Rp 78.250
= Rp 1.821.750
Jurnalnya:
a) Transaksi pembayaran gaji dan tunjangan
Beban Gaji Rp 1.600.000
Tunjangan-tunjangan Rp 300.000
Kas/Bank Rp 1.821.750
Utang PPh 21 Rp 78.250
b) Transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke kas negara
Utang PPh 21 Rp 78.250
Kas Negara Rp 78.250
6. Sugeng masih bujangan tetapi dia menanggung kedua orang tuanya, bekerja sebagai
karyawan tetap di PT Ion sejak tahun 2007. Tiap bulannya dalam tahun 2011 dia
memperoleh penghasilan dari perusahaan berupa gaji Rp8.600.000 tunjangan transpor
Rp1.000.000 dan tunjangan konsumsi Rp500.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat: (a) transaksi pembayaran gaji dan tunjangan, dan (b)
transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke Bank Persepsi.
Jawaban:
Gaji Perbulan Rp 8.600.000
Penambahan:
Tunjangan Transpor Rp 1.000.000
Tunjangan Konsumsi Rp 500.000
Rp 1.500.000
Rp 10.100.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 10.100.000) Rp 505.000
Penghasilan Neto Perbulan Rp 9.595.000
Penghasilan Neto Setahun (12 × Rp 9.595.000) Rp 115.140.000
PTKP Tahun 2011 (TK/2) Rp 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 96.660.000
Potongan PPh 21 Pertahun:
5% × Rp 60.000.000 Rp 3.000.000
15% × Rp 36.660.000 Rp 5.499.000
Rp 8.499.000
Potongan PPh 21 Perbulan:
Rp 8.499.000 / 12 Bulan Rp 708.250

Uang yang dibawa pulang oleh Sugeng sebesar gaji bulanan + tunjangan – PPh 21:
= Rp8.600.000 + Rp1.500.000 – Rp 708.250
= Rp9.391.750
a) Jurnal pembayaran gaji dan tunjangan
Beban Gaji Rp 8.600.000
Tunjangan-tunjangan Rp 1.500.000
Kas/Bank Rp 9.391.750
Utang PPh 21 Rp 708.250
b) Jurnal penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke Bank Persepsi
Utang PPh 21 Rp 708.250
Bank Persepsi Rp 708.250
7. Pada tanggal 27 Juni 2006 PT Holy (PKP) mengadakan rekreasi ke Taman Safari
Indonesia, Cisarua. Perusahaan menggunakan bus yang disewa dari PT Hiba sebanyak 7
bus dengan membayar sewa @ Rp1.265.000 diskon Rp155.000. Pembayaran uang muka
sebesar 50% pada saat pemesanan (9 Juni) dan sisanya dilakukan setelah ada tagihan dari
PT Hiba (27 Juni).
Buatlah jurnal untuk transaksi di atas yang dilakukan oleh PT Holy dan PT Hiba.
Jawaban:
Sewa Bus (Rp 1.265.000 x 7 Bus) Rp 8.855.000
Diskon Rp 155.000
Total Sewa Bus Rp 8.700.000
Pembayaran Uang Muka 50% Rp 4.350.000
PPh Pasal 23 atas Sewa Bus 2% Rp 174.000

Jurnal PT Holy
Sewa Diterima di Muka Rp 8.700.000
Utang Sewa Rp 4.350.000
Utang PPh 23 Rp 174.000
Kas Rp 4.176.000

Jurnal PT Hiba
Kas Rp 4.176.000
Piutang Sewa Rp 4.350.000
PPh 23 Rp 174.000
Sewa Diterima di Muka Rp 8.700.000
8. Pada tanggal 20 Juni 2007 PT Avatar mengadakan perjanjian dengan PT Brian sebagai
berikut.
• PT Avatar menyewakan mobil selama setahun kepada PT Brian. Nilai sewa per bulan
sebesar Rp5.000.000 dibayar tiap bulan. Pembayaran pertama tanggal 15 Juli 2007.
• PT Avatar menyewa sejenis mesin dari PT Brian. Nilai sewa juga Rp5.000.000 per
bulan yang dibayar tiap bulan. Pembayaran pertama pada tanggal 15 Juli 2007.
PT Avatar dan PT Brian adalah perusahaan yang taat pajak.
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas untuk kedua perusahaan.
Jawaban:
• PT Avatar menyewakan mobil kepada PT Brian
PT Avatar
Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp 64.800.000
PPh 23 Dibayar di Muka Rp 1.200.000
Pajak Keluaran Rp 6.000.000
Pendapatan Sewa Rp 60.000.000

PT Brian
Keterangan Debit Kredit
Sewa Dibayar di Muka Rp 60.000.000
Pajak Masukan Rp 6.000.000
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 64.800.000

Jurnal pada saat dilakukan pemotongan PPh 23


Keterangan Debit Kredit
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 1.200.000

• PT Avatar menyewa sejenis mesin dari PT Brian


PT Brian
Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp 64.800.000
PPh 23 Dibayar di Muka Rp 1.200.000
Pajak Keluaran Rp 6.000.000
Pendapatan Sewa Rp 60.000.000

PT Avatar
Keterangan Debit Kredit
Sewa Dibayar di Muka Rp 60.000.000
Pajak Masukan Rp 6.000.000
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 64.800.000

Jurnal pada saat dilakukan pemotongan PPh 23


Keterangan Debit Kredit
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 1.200.000

9. PT Poki (PKP) untuk memudahkan karyawannya menyediakan 3 buah bus antar jemput
karyawan. Bus yang digunakan tersebut disewa dari PO Pluit (PKP) dengan membayar
sewa @ Rp 7.000.000. Pembayaran dilakukan setiap bulan setelah ada tagihan dari PO
Pluit. Transaksi selama bulan Juni dan Juli 2012 yang berkaitan dengan pemotongan dan
penyetoran PPh 23 yang terdapat dalam pembukuan PT Poki adalah sebagai berikut.
02/0612 menerima tagihan sewa 3 bus dari PO Pluit sebesar Rp15.000.000 dan telah
menerima faktur pajak.
10/06/12 melunasi utang atas sewa bus kepada PO Pluit dan menyerahkan bukti
pemotongan PPh 23 kepada PO Pluit.
10/07/12 menyetorkan PPh 23 atas sewa bus dari PO Pluit.
Buatlah jurnal untuk transaksi di atas oleh PT Poki dan PO Pluit.
Jawaban:
• Jurnal tagihan sewa 3 bus dari PO Pluit sebesar Rp15.000.000 dan telah menerima
faktur pajak.
PT Pluit
Tangal Keterangan Debit Kredit
02/06/12 Kas/Bank Rp 16.200.000
PPh 23 Dibayar di Muka Rp 300.000
Pajak Keluaran Rp 1.500.000
Pendapatan Sewa Rp 15.000.000

PT Poki
Tangal Keterangan Debit Kredit
02/06/12 Sewa Dibayar di Muka Rp 15.000.000
Pajak Masukan Rp 1.500.000
Utang PPh 23 Rp 300.000
Kas/Bank Rp 16.200.000

• Jurnal melunasi utang atas sewa bus kepada PO Pluit dan menyerahkan bukti
pemotongan PPh 23 kepada PO Pluit.
PT Poki
Tangal Keterangan Debit Kredit
10/06/12 Utang Usaha Rp 14.000.000
Kas/Bank Rp 14.000.000

PT Pluit
Tangal Keterangan Debit Kredit
10/06/12 Kas/Bank Rp 14.000.000
Piutang Rp 14.000.000

• Jurnal menyetor PPh 23 atas sewa bus dari PO Pluit


Tangal Keterangan Debit Kredit
10/07/12 Utang PPh 23 Rp 300.000
Kas/Bank Rp 300.000

10. Pada tanggal 6 Januari 2006 PT Sejahtera telah membayar jasa audit kepada KAP Diestri
dan rekan sebesar Rp14.000.000. Perkiraan penghasilan neto untuk jasa akuntan publik
adalah sebesar 50% dan tarif PPh 15% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.
Diminta:
a) Hitunglah PPh 23 yang dipotong PT Sejahtera dan PPN yang dibayar PT Sejahtera,
serta pencatatan pembukuan untuk transaksi di atas.
b) Buatlah pencatatan pembukuan untuk KAP Diestri dan rekan atas transaksi di atas.
Jawaban:
a) PPh yang dipotong PT Sejahtera
PPh 23 = 2% x Rp14.000.000
= Rp280.000
PPN yang dibayar PT Sejahtera
10% x Rp14.000.000 = Rp1.400.000
b) Berikut pencatatan pembukuannya
Jurnal PT Sejahtera
Keterangan Debit Kredit
Biaya Jasa Akuntan Rp 14.000.000
Pajak Masukan Rp 1.400.000
Utang PPh 23 Rp 280.000
Kas/Bank Rp 15.120.000

Jurnal KAP Diestri dan rekan


Keterangan Debit Kredit
Kas/Bank Rp 15.120.000
PPh 23 Dibayar di Muka Rp 280.000
PPN Keluaran Rp 1.400.000
Pendapatan Jasa Rp 14.000.000

11. PT Yani merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi manajemen
keuangan dan perpajakan yang telah terdaftar sebagai PKP sejak tahun 2004. Disamping
bergerak dalam bidang jasa konsultasi, perusahaan ini juga memiliki kelebihan ruangan
gedung kantor yang disewakan/dikontrakkan kepada perusahaan lain. Selama bulan Juni
2012 telah terjadi beberapa transaksi sebagai berikut.
• Menerima kontrak sewa kantor dari PT Aries sebesar Rp240.000.000 (sebelum PPN
dan PPh final)
• Menerima jasa konsultasi perpajakan dari PT Sugeng sebesar Rp150.000.000
(sebelum PPN dan PPh)
• Membayar sewa carteran kendaraan angkutan karyawan kepada PT Utama sebesar
Rp60.000.000 (sebelum PPN dan PPh)
Buatlah jurnal untuk transaksi di atas oleh kedua belah pihak (penerima penghasilan &
pembayar beban)
a) Pada waktu menerima penghasilan dan membayar beban.
b) Pada waktu menyetorkan PPh yang telah dipotong ke Kas Negara.
Jawaban:
a)
1) *Jurnal untuk PT Aries
Sewa DDM Rp240.000.000
PPN Masukan Rp 24.000.000
PPh Pasal 4 Ayat (2) Rp 24.000.000
Kas/Bank Rp240.000.000
*Jurnal untuk PT. Yani
Kas/Bank Rp240.000.000
PPh Pasal 4 Ayat (2) Rp 24.000.000
PPN Keluaran Rp 24.000.000
Pendapatan Sewa Rp240.000.000
*Jika non PKP maka jurnalnya yaitu sebagai berikut:
Sewa DDM Rp240.000.000
PPh Pasal 4 Ayat (2) Rp 24.000.000
Kas/Bank Rp264.000.000
2) *Jurnal PT Yani
Kas/Bank Rp162.000.000
PPh Pasal 4 Ayat (2) Rp 3.000.000
PPN Keluaran Rp 15.000.000
Pendapatan Jasa Rp150.000.000
*Jurnal PT Sugeng
Beban Jasa Konsultasi Rp150.000.000
PPN Masukan Rp 15.000.000
Utang PPh 23 Rp 3.000.000
Kas/Bank Rp162.000.000
3) *Jurnal untuk PT Yani
Kas/Bank Rp 64.800.000
PPh 23 Dibayar di Muka Rp 1.200.000
Pajak Keluaran Rp 6.000.000
Pendapatan Sewa Rp 60.000.000
*Jurnal PT Utama
Sewa Dibayar di Muka Rp 60.000.000
Pajak Masukan Rp 6.000.000
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 64.800.000
b)
1) *Jurnal PT Damai
Tidak ada jurnal
*Jurnal PT Yani
PPN Keluaran Rp 24.000.000
Kas/Bank Rp 24.000.000
2) *Jurnal PT Sugeng
Tidak ada jurnal
*Jurnal PT Yani
PPN Keluaran Rp 15.000.000
Kas/Bank Rp 15.000.000
3) *PT Utama
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas/Bank Rp 1.200.000
*PT Yani
Tidak ada jurnal
12. PT Susu adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP), mempunyai data sebagai berikut:
Masa pajak Juli 2011 terdapat PPN lebih bayar Rp60.000.000 dan belum dikompensasikan
dan diminta restitusinya. Sedangkan untuk masa pajak Agustus 2011 terdapat PPN
Keluaran Rp180.000.000 sedangkan PPN Masukan Rp100.000.000. Buatlah ayat jurnal
penutup untuk PT susu untuk bulan Agustus 2011.
Jawaban:
PPN Keluaran Rp180.000.000
PPN Masukan Rp100.000.000
PPN Lebih Bayar Rp 60.000.000
PPN Kurang Bayar Rp 20.000.000
PPN yang Masih Harus Dibayar Rp 20.000.000
Kas Rp 20.000.000
13. Pada tahun 2011 PT Riri mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum
sebesar Rp500.000.000 dan tingkat suku bunga pinjaman 15%. Dari jumlah tersebut telah
diambil dengan 3 kali yaitu bulan Januari Rp125.000.000 bulan Mei Rp250.000.000 dan
bulan September Rp125.000.000.
Disamping itu PT Riri juga mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito
dengan saldo sebagai berikut:
• Bulan Januari s.d. Maret sebesar Rp25.000.000
• Bulan April s.d. September sebesar Rp50.000.000
• Bulan Oktober s.d. Desember sebesar Rp60.000.000
Berapakah biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto PT
Riri untuk tahun pajak 2011?
Jawaban:
Rata-rata pinjaman perbulan
Bulan Pinjaman Jangka Waktu Rata-rata Pinjaman
Januari-April Rp 125.000.000 4 Rp 500.000.000
Mei-Agustus Rp 375.000.000 4 Rp 1.500.000.000
September-Desember Rp 500.000.000 4 Rp 2.000.000.000
Jumlah Rp 4.000.000.000
Rata-rata pinjaman perbulan Rp 4.000.000.000 : 12 = Rp333.333.333,33

Rata-rata deposito perbulan


Bulan Pinjaman Jangka Waktu Rata-rata Pinjaman
Januari-Maret Rp 25.000.000 3 Rp 75.000.000
April-September Rp 50.000.000 6 Rp 300.000.000
Oktober-Desember Rp 60.000.000 3 Rp 180.000.000
Jumlah Rp 555.000.000
Rata-rata deposito perbulan Rp 555.000.000 : 12 = Rp 46.250.000

Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 15% (Rp 333.333.333,33 – Rp 46.250.000)
= Rp 43.062.500
14. Jelaskan dengan peraturan pajak yang mengatur mengenai pinjaman seluruhnya tidak
dapat dikurangkan sebagai biaya jika jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih
kecil dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan.
Jawaban:
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE – 46/PJ.4/1995
TENTANG
PERLAKUAN BIAYA BUNGA YANG DIBAYAR
ATAU TERUTANG DALAM HAL WAJIB PAJAK MENERIMA
ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN BERUPA
BUNGA DEPOSITO ATAU TABUNGAN LAINNYA
(SERI PPh UMUM NO.20)
1. Dengan berlakunya peraturan pemerintah Nomor 51 tahun 1994, maka atas bunga
deposito tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh baik oleh wajib
pajak badan maupun oleh wajib pajak orang pribadi dipotong pajak penghasilan yang
bersifat final.
2. Berdasarkan Pasal 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1994, untuk
menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap (BUT), biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final yang diatur tersendiri berdasarkan
pasal 4 ayat (2) undang-undang Nomor 7 tahun 1983 Sebagaimana telah diubah
terakhir dengan undang-undang nomor 10 tahun 1994, tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.
3. Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau
tabungan lainnya langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang
berasal dari pihak ketiga yang dibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi wajib
pajak dapat memperkecil penghasilan kena pajak secara tidak wajar, karena bunga
yang terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan sebagai biaya,
sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang berasal dari penempatan dana
dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam
perhitungan penghasilan kena pajak karena telah dikenakan pajak penghasilan yang
bersifat final sebesar 15%.
4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dengan ini diberikan penegasan sebagai
berikut:
a) Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari
jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan
lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut
seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
b) Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya maka bunga atas
pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau
terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya.
15. Dibayarkan gaji mingguan sebesar Rp750.000 kepada Hendardi seorang pegawai tetap
dengan status kawin dan mempunyai 2 (dua) orang anak. Selain itu, PT Dian juga
membayarkan premi bulanan kecelakaan kerja dan jaminan kematian masing-masing
sebesar Rp25.000 dan Rp8.000.
Hitung berapakah PPh 21 yang harus dipotong setiap minggunya.
Jawaban:
Gaji (Rp750.000 x 4) = Rp 3.000.000/Bulan
Premi Kecelakaan Kerja = Rp 25.000
Premi Jaminan Kematian = Rp 8.000
Penghasilan Bruto = Rp 3.033.000
Biaya Jabatan (5% x Rp3.033.000) = Rp 151.650
Penghasilan Neto (Rp3.033.000-Rp151.650) = Rp 2.881.350
Penghasilan Neto 1 tahun = Rp34.576.200
PTKP =
WP = Rp54.000.000
Status = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 9.000.000
PTKP = Rp67.500.000
PKP (Rp34.576.200 - Rp67.500.000) = Rp32.923.800
PPh 21/Tahun (-Rp32.923.800 x 5%) = Rp 1.646.190
PPh 21/Bulan (Rp1.646.190/12) = Rp 137.183
PPh 21/Minggu = Rp 34.296
16. Sdr. MaDison menikah dan memiliki 2 orang anak sebagai Direktur Keuangan PT Dede
menerima gaji bulanan sebesar Rp22.000.000. Selain itu, MaDison juga menerima jabatan
sebesar Rp4.000.000 dan jumlah keseluruhan uang transpor, makan, komunikasi sebesar
Rp4.000.000. PT Dede membayarkan premi jaminan kematian sebesar 0,20% dari gaji
pokok. Selain itu, PT Dede juga membayarkan iuran pensiun MaDison kepada Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp200.000.
Sedangkan MaDison membayar sendiri iuran pensiun sebesar Rp150.000 per bulan.
Berapakah besarnya PPh 21 yang dipotong setiap bulannya?
Jawaban:
Perhitungan PPh 21 yakni:
Gaji = Rp 22.000.000
Tunjangan Jabatan = Rp 4.000.000
Transport, Makan dan Komunikasi = Rp 44.000.000
Jaminan Kematian (0,20% x Rp22.000.000) = Rp 44.000
Penghasilan Bruto/Bulan = Rp 30.044.000
Iuran Pensiun = Rp 150.000
Gaji Bersih Sebulan = Rp 29.894.000
Gaji 1 Tahun (Rp29.894.000 x 12) = Rp358.728.000
Nilai PTKP MaDison Menikah dengan Dua Anak = Rp 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak (Rp358.728.000 – Rp67.500.000) = Rp291.228.000
PPh yang Harus Dibayar MaDison ke Negara :
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp241.228.000 = Rp 36.184.200
PPh/Tahun MaDison (Rp2.500.000 + Rp36.184.200) = Rp 38.684.200
PPh/Bulan (Rp38.684.200/12) = Rp 3.223.683
17. Sinta, status kawin belum mempunyai anak (K/O), adalah penerima upah harian yang
dibayarkan secara harian pada PT Mujur. Pada bulan Oktober 2011, Sinta bekerja pada PT
Mujur selama 16 hari kerja dengan menerima upah sebesar Rp75.000 setiap hari. Hitung
PPh 21 yang harus dipotong PT Mujur atas pembayaran upah harian yang dibayarkan
secara harian kepada Sinta dalam bulan Oktober tersebut.
Jawaban:
Upah Oktober 2011 (16 x Rp 75.000) = Rp 1.200.000
Penghasilan Bruto Setahun (12 x Rp 1.200.000) = Rp14.400.000
PTKP (K/O) = Rp26.325.000
Penghasilan Kena Pajak = (Rp11.925.000)
PPh 21/Hari = Nihil
LAMPIRAN

No Waktu Kegiatan Keterangan


1 20/04/2023 1. Muh. Aditya Pratama
Mengerjakan soal No. 1,2,3, &14
2. Indriani Fitria Razak
Mengerjakan soal No. 4(d),15,16, &17
3. Resky Amalia Putri
Mengerjakan soal No. 4(b),8,9, &10
4. Sri Wahyu Amalia
Mengerjakan soal No. 4(a),5,6, &7
5. Muh. Satria Hidayat
Diskusi Kelompok Mengerjakan soal No. 4(c),11,12, &13

Anda mungkin juga menyukai