Anda di halaman 1dari 13

Fikriyyah Salwaa Arini

2101036074
perpajakan AK C (soal 2013)
SOAL 1

1.) JAWABAN :
Penghasilan yang didapat oleh Wajib Pajak baik dari dalam maupun dari luar negeri
dikenakan pajak. Penghasilan yang berasal dari dalam negeri dikenakan aturan PPh 21, 22,
23, sedangkan penghasilan yang berasal dari luar negeri dikenakan aturan PPh 24. Untuk PPh
25 (angsuran) berlaku bagi penghasilan dari dalam dan luar negeri karena dihitung setelah
penghasilan dalam negeri dan luar neger digabungkan. Dengan dikeluarkannya daftar
kekayaan pejabat oleh KPK, Direktorat Jendral Pajak (DIP) dapat mengetahui kekayaan apa
saja yang belum dikenakan pajak. Sehingga, dari informasi tersebut DIP dapat mengenakan
pajak pada kekayaan yang belum dikenakan pajak dan dapat meningkatkan pendapatan bagi
negara.

2.) JAWABAN :

- Dari sisi orang pribadi


Premi asuransi yang dibayar sendiri tidak ada kaitannya dengan konsep Ph karena bukan
merupakan pendapatan atau beban pengurang gaji Klaim asuransi yang diterima oleh
Orang Pribadi dikecualikan dari objek pajak.
- Dari sisi perusahaan
Premi asuransi yang dibayar perusahaan untuk karyawan dapat dikategorikan sebagai
pendapatan bagi karyawan. Perusahaan dapat mengakuinya sebagai deductible expense.
Premi asuransi yang dibayar perusahaan untuk kepentingan perusahaan juga dapat diakui
sebagai deductible expense. Klaim asuransi yang diterima perusahaan dianggap sebagai
penghasilan sehingga dikenakan pajak.
- Dari sisi perusahaan asuransi
Premi asuransi dikategorikan sebagai objek pajak dan klaim yang dibayarkan oleh
perusahaan asuransi dapat dikategorikan sebagai deductible expense karena sesuai
dengan Pasal 6 UU PPh No. 38/2008 ini merupakan biaya sehubungan dengan upaya
untuk medapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

3.) JAWABAN :
Equality: pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak yang dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak dan sesuai
dengan manfaat yang diterima. Contoh :Orang yang berpenghasilan dibawah PTKP tidak
dikenakan pajak karena dianggap memiliki kemampuan membayar pajak yang kecil atau
tidak mampu membayar pajak.
Certainty: Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang. Contoh : UU mengenai
perpajakan di Indonesia mengatur dengan jelas tata cara perhitungan dan pembayaran pajak
untuk mencegah kesewenang-wenangan.
Convenience: Kapan wajib pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan wajib pajak. Contoh: pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan
Economy: secara ekonomi banwa blaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak
bag wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang ditanggung
wajib pajak. Contoh : Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT yang merupakan
aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk
kemudahan dalam menyampaikan SPT
sehingga dapat meminimalisasi biaya pelaporan.

Cara meningkatkan kepatuhan dengan berdasarkan azas


Equality : pajak dikenakan sesuai dengan kemampuan bayar wajib pajak
Certainty : peraturan dibuat sejelas mungkin sehingga mudah dimengerti dan diberi
kejelasan pengalokasian dari pendapatan pajak
Convenience : pajak dikenakan saat wajib pajak mendapat penghasilan.
Economy : mengadakan fasilitas mobil pajak keliling terutama di daerah-daerah yang jarang
KPP-nya (Kantor Pelayanan Pajak) untuk mempermudah pengurusan dan pelaporan pajak

4.) JAWABAN :
- Perusahaan Perseroan : 25% x Penghasilan Kena Pajak
(Status perpajakannya berdiri sendiri sebagai W Badan)
- Perusahaan perseorangan : Tarif pajak progresif (pasal 17)
Penghasilan Kena Pajak x Tarif pajak
(Status perpajakannya menginduk pemilik)
- Perusahaan firma: 25% x Penghasilan Kena Pajak
(Status perpajakannya berdiri sendiri sebagai W Badan)
- Perusahaan yang memperoleh izin melakukan pencatatan:
Dikenakan tarif norma , dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) peredaran bruto x tarif
norma (penghasilan netto) lalu dikalikan dengan tarif pajak.
(Status perpajakannya menginduk pemilik)

SOAL 2

a. Pak Karya
Asumsi tanpa tantiem, kerja satu tahun penuh

Gaji/bulan Rp 40.000.000
Gaji/tahun Rp 480.000.000
Pajak PPh 21
5% x50000000 Rp 2.500.000
15% x200000000 Rp 30.000.000
25% x 230000000 Rp 57.500.000
Pajak/tahun Rp 90.000.000
Pajak/bulan Rp 7.500.000

Asumsi dengan tantiem kerja sampai bulan maret

Gaji/bulan Rp 40.000.000
Gaji/tahun (Januari s.d Maret) Rp 120.000.000
Tantiem Rp 100.000.000
Penghasilan bruto Rp 220.000.000

Pajak PPh 21 terutang sampai dengan Maret


5% x50000000 Rp 2.500.0000
15% x170000000 Rp 25.500.000
PPh 21 terutang untuk masa kerja Januari s.d Maret
termasuk tantiem Rp 28.000.000
PPh 21 yang telah dipotong s.d Februari
(2x7.500.000) tapa tantiem Rp 15.000.000
PPh 21 terutang untuk penghasilan 3 bulan dan
Tantiem Rp 13.000.000

Total pajak yang dipotong saat membayar gaji Pak Karya adalah Rp 13.000.000

b. Kirana

Gaji/bulan Rp 8.000.000
Iuran JKM dibayar perusahaan Rp 40.000
luran JKK dibayar perusahaan Rp 24.000
Penghasilan bruto Rp 8.064.000
Pengurang
Iuran JHT dibayar sendiri (Rp 160.000)
luran pensiun dibayar sendiri (Rp 300.000)
Biaya jabatan (Rp 403.200)
Penghasilan netto/bulan Rp 7.200.800
Penghasilan netto 10 bulan Rp 72.008.000
PTKP Orang Pribadi (Rp 24.300.000)
PKP Rp 47.708.000

Pajak PPh 21
5% x Rp 47.708.000 Rp 2.385.400
Pajak/bulan Rp 238.540

Pajak PPh 21 yang dipotong saat membayar gaji kirana adalah Rp 238.540

JURNAL PERUSAHAAN SAAT MEMBAYAR KIRANA

Beban gaji Rp 8.000.000


Beban tunjangan JKK Rp 40.000
Beban tunjangan JKM Rp 24.000
Beban tunjangan Jht Rp 296.000
Beban tunjangan iuran pensiun Rp 200.000
Utang PPh 21 Rp 238.540
Utang JKK Rp 40.000
Utang JKM Rp 24.000
Utang iuran pensiun Rp 500.000
Utang iuran premi JHT Rp 456.000
Kas Rp 7.301.460

Utang PPh 21 Rp 238.540


Kas Rp 238.540
Utang pension Rp 500.000
Utang JHT Rp 456.000
Utang JKK Rp 40.000
Utang JKM Rp 24.000
kas Rp 1.020.000

c.) pak gilang


Hanya menghitug gaji pada minggu ke-4

Gaji/minggu Rp 800.000
Lembur Rp 150.000
Penghasilan bruto Rp 950.000
Biaya jabatan (Rp 47.500)
Penghasilan netto/minggu Rp 902.500
Penghasilan netto/bulan Rp 3.610.000
Penghasilan netto/tahun Rp 43.320.000
PTKP
Orang pribadi (Rp 24.300.000)
Menikah (Rp 2.025.000)
Tanggungan : 3 Anak (Rp 6.075.000)
PKP Rp 10.920.000

Pajak PPh 21
5% X Rp 10.920.000 Rp 546.000
Pajak /minggu Rp 11.375

Pajak PPh 21 yang dipotong pada saat membayar pak gilang adalah Rp 11.375

d.) sally
honor Rp 96.000.000
pajak PPh 26
20% x Rp 96.000.000 Rp 19.200.000

Pajak PPh 26 yang dipotong saat membayar gaji sally adalah Rp 19.200.000

Jurnal :

Beban jasa 96.000.000


konsultan
Utang PPh 26 19.200.000
Kas 76.800.000

e.) pak nurdin


Gaji Jumat minggu ke-1 (5 hari)

Gaji Rp 1.250.000
Batas harian (Rp 1.000.000)
Penghasilan netto Rp 250.000
Pajak PPh 21
5% x 250.000 Rp 12.500

Gaji Jumat minggu ke-2 (10 hari)


Gaji sampai dengan hari ke-10 Rp 2.500.000
PTKP :
Orang pribadi (10/360 x 24.300.000) (Rp 675.000)
Menikah (10/360 x 2.025.000) (Rp 56.250)
Tanggungan (10/360 x2.025.000) (Rp 56.250)
PKP Rp 1.712.500
Pajak PPh 21
506 x1.712.500 Rp 85.625

Pajak sampai dengan minggu ke-2 Rp 85.625


Pajak minggu ke-1 Rp 12.500
Pajak minggu ke-2 Rp 73.125

Pajak yang dipotong sat membayar gaji Pak Nurdin yang diterima pada minggu
ke-2 adalah Rp 73.125

SOAL 3
No. Transaksi Jenis PPh Sifat Dipotong / Nama Nilai PPh Perhitungan PPh
PPh Dipungut Pemotong /
Pemungut
1 Pengadaan Pasal 22 Bukan Dipungut Bendahara Rp 1.018.425 1.5%* 67895000
barang final pemerintah
cetakan (pemkot
depok)
2 Menyewa 5 pasal 4 final dipotong PT Terbit Rp 83.520.000 10%*835200000
ruang kantor ayat (2) Sempurna
Menyewa 5 pasal 23 final dipotong PT Terbit Rp 8.352.000 2%*417600000
mobil Sempurna
3 Jasa perantara dikenai PPh 23 namun karena pengguna jasa adalah SPLN jadi tidak dipotong PPh 23
4 Impor PPh 22 bukan dipungut Bea Cukai Rp 91.070.744 ICIF= 265125*9400
infrastruktur final CIF = 2492175000
komunikasi Bea masuk = 25%*2492175000
Bea masuk = 623043750
Bea masuk tambahan = 527611000
Nilai impor = 3642829750
PPh 22 = 2,5%*nilai impor
5 Membayar Pasal 21 bukan dipotong PT Terbit Rp 35.125.000 50%*521000000 = 260500000
biaya rancang final Sempurna 5%*50000000 = 2500000
bangun 15%*200000000 = 30000000
25%*10500000 = 2625000
6 Menjual mobil bukan objek pajak PPh 23
dinas direksi
7 Membayar bukan objek pajak PPh 23
bunga kepada
bank XYZ
8 Membayar PPh 23 bukan dipotong PT Terbit Rp 30.000.000 15%*200000000
royalti kepada final Sempurna
bapak Eko
9 Hadiah lomba PPh 21 bukan dipotong PT Terbit Rp 7.000.000 Hadiah juara 1 = 80.000.000
marathon- final Sempurna 5%*50.000.000 = 2.500.000
Juara 1 15%*30.000.000 = 4.500.000
Hadiah lomba PPh 21 Bukan Dipotong PT Terbit Rp 2.500.000 Hadiah juara 2 = 50.000.000
marathon- final Sempurna 5%*50.000.000 = 2.500.000
Juara 2
Hadiah lomba PPh 21 Bukan dipotong PT Terbit Rp 1.500.000 Hadiah juara 3 = 30.000.000
marathon- final Sempurna 5%*30.000.000 = 1.500.000
Juara 3
10 Menerima PPh 23 bukan dipotong PT Deru Rp 147.352.941
Gross dividen = 100/85 x
dividen dari PT final Campur
835.000.000 = 982.352.941 PPh 23:
Deru Campur Debu
15%*982.352.941
Debu
Jurnal Transaksi 1
PT.Terbit Sempurna (penjual)
kas Rp 67.895.000
Piutang usaha Rp 610.037.575
PPh 22 dibayar dimuka Rp 1.018.425
Penjualan Rp 52.000.000
Unierned revenue Rp 626.951.000

Jurnal Transaksi 2
PT. Terbit sempurna (pembeli)
Prepaid rent-office Rp 835.200.000
Utang PPh final Rp 83.520.000
Kas Rp 751.680.000
Prepaid rent-vehicle Rp 41.760.000
Utang PPh 23 Rp 8.352.000
kas Rp 409.248.000
SOAL 4
1. Laba sebelum pajak Rp 695.000.000
Koreksi fiscal (positif)
Air,telpon,listrik Rp 15.000.000
Handphone Rp 5.000.000
Beban gaji Rp 10.000.000
Kendaraan Rp 9.000.000
Konsumsi Rp 35.000.000
PBB rumah Rp 1.000.000
Biaya sekolah putra/putri Rp 30.000.000
Sumbangan social Rp 5.000.000
Sumbangan agama Rp 10.000.000
Rp 120.000.000
Laba menurut fiscal Rp 815.000.000

2. PPh ibu wati


Gaji/bulan Rp 7.000.000
Gaji/tahun Rp 84.000.000
Biaya jabatan Rp (4.200.000)
Penghasilan neto Rp 79.800.000
PTKP wajib pajak Rp (24.300.000)
PKP Rp 55.500.000

PPh 21
5% Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% Rp 5.500.000 Rp 825.000
PPh terutang Rp 3.325.000

PPh 21 pak amir komite audit


Gaji pokok Rp 180.000.000
Biaya jabatan Rp (6.000.000)
Penghasilan netto Rp 174.000.000
PTKP
Orang pribadi Rp (24.300.000)
Menikah Rp (2.025.000)
Tanggungan Rp (6.075.000)
PKP Rp 141.600.000

PPh 21
5% Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% Rp 91.600.000 Rp 13.740.000
PPh terutang Rp 16.240.000
3. PPh 21 Honor dosen Rp 1.000.000
Komite audit Rp 16.240.000
Honor seminar (50%x
50jt x 5%) Rp 1.250.000
Gaji ibu wati Rp 3.325.000
Honor training Rp 250.000
PPh 22 Rp 3.000.000
PPh 23 Royalti Rp 3.000.000
PPh 23 Rp 30.000.000
Pajak yang dibayar
di luar negeri Honor seminar Rp 40.000.000
pajak yang dipotong pihak lain Rp 98.065.000

Pajak final Deviden yang diterima


Pak Amir Rp 19.000.000
Keuntungan penjualan
tanah dan bangunan Rp 30.000.000
Pendapatan sew ruko Rp 9.000.000
Bunga deposito Rp 10.000.000
Capital gain (atas yang
direalisasi) Rp 50.050
Ket: atas capital gain yang belum direalisasi belum bisa diakui
sebagai income sehingga tidak dikenakan PPh karena pajak
menganut prinsip realisasi, bukan perkiraan atau hal yang
belum terjadi)

4. Penghasilan konsultan pajak Rp 815.000.000


Penghasilan lain
Honor dosen Rp 20.000.000
Komite audit Rp 180.000.000
Honor seminar di LN Rp 100.000.000
Honor seminar Rp 50.000.000
Gaji dosen ibu wati Rp 84.000.000
Honor training pajak Rp 10.000.000
Royalty Rp 20.000.000
Rp 464.000.000
Penghasilan neto fiscal Rp 1.279.000.000
PTKP (K/I/3)
Orang pribadi Rp (24.300.000)

Istri Rp (24.300.000)
Menikah Rp (2.025.000)
Tanggungan :3 Rp (6.075.000)
Rp (56.700.000)
PKP Rp 1.222.300.000
PPh terhutang
5% Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% Rp 200.000.000 Rp 30.000.000
25% Rp 250.000.000 Rp 62.500.000
30% Rp 722.300.000 Rp 216.690.000
Pajak terhutang Rp 311.690.000

5. PPh 21 Honor dosen Rp 1.000.000


Komite audit Rp 16.240.000
Honor seminar Rp 1.250.000
Gaji ibu wati Rp 3.325.000
Honor training Rp 250.000
PPh 22 Rp 3.000.000
PPh 23 Royalti Rp 3.000.000
PPh 23 Rp 30.000.000
Honor seminar
PPh 24 LN Rp 25.500.286
PPh 25 Rp 150.000.000
Total Kredit Pajak Rp 233.565.286
Pajak terhutang Rp 311.690.000
Total kredit pajak Rp (233.565.286)
PPh 29 kurang bayar Rp 78.124.714
6. Penghasilan tidak teratur
Komite audit (2014 tidak lagi
menjadi komite audit) Rp (180.000.000)
Pembicara luar negeri Rp (100.000.000)
Rp (280.000.000)
Penghasilan netto fiskal
Sebelumnya Rp 1.279.000.000
Penghasilan teratur Rp 999.000.000
PTKP(K/1/3)
Orang pribadi Rp ( 24.300.000)
Istri Rp (24.300.000)
Menikah Rp (2.025.000)
Tanggungan :3 Rp (6.075.000)
Rp (56.700.000)
PKP Rp 942.300.000
PPh 21 terhutang
5% Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% Rp 200.000.000 Rp 30.000.000
25% Rp 250.000.000 Rp 62.500.000
30% Rp 442.300.000 Rp 132.690.000
Pajak terhutang Rp 227.690.000

PPh kredit
PPh 21 Honor dosen Rp 1.000.000
Komite audit Rp 16.240.000
Honor seminar Rp 1.250.000
Gaji ibu wati Rp 3.325.000
Honor training Rp 250.000
PPh 22 Rp 3.000.000
PPh 23 Royalti Rp 3.000.000
PPh 23 Rp 30.000.000
Rp (41.825.000)
PPh 25 tahun 2014 Rp 185.865.000
Angsuran PPh 25 Rp 15.488.750

Anda mungkin juga menyukai