Anda di halaman 1dari 6

Fikriyyah Salwaa Arini

2101036074
Perpajakan1 (soal 2012)
1.) Jelaskan apakah yang dimaksud dengan penghasilan menurut UU Pajak Penghasilan. Kaitkan
penjelasan definisi tersebut dengan penerapan dan contoh-contoh pajak yang berlaku di
Indonesia?
JAWABAN:
Penghasilan menurut UU PPh adalah setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia dan dari luar Indonesia yang dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan . pajak penghasilan yaitu pajak yang dikenakan
oleh setiap sesorang/subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam satu tahun
pajak. Contoh pajak penghasilan yang terjadi di Indonesia : pajak penghasilan diterapkan pada
perusahaan perkebunan yang banyak didirikan di Indonesia. Pajak tersebut dinamakan dengan
Pajak Perseroan (PPs). Pajak Perseroan adalah pajak yang dikenakan terhadap laba perseroan dan
diberlakukan pada tahun 1925. Setelah pajak dikenakan hanya untuk perusahaan-perusahaan yang
didirikan di Indonesia, berangsur-angsur akhirnya diterapkan pula pajak yang dikenakan untuk
perorangan atau karyawan yang bekerja di suatu perusahaan.

2.) Jelaskan perbedaan pajak final dan pajak tidak final dan contoh aplikasi kedua pajak tersebut
dalam penyelesaian kewajiban pajak Buatlah ilustrasi sederhana yang membedakan keduanya?
JAWABAN :
Perbedaan PPH tidak final dan PPh final :
- Tarif PPh final diatur dalam peraturan pemerintah dan keputusan mentri keuangan.
Sedangkan PPh tidak final menggunakan tarif umum seperti yang diatur dalam Pasal 17 UU
PPh
- PPh bersifat final artinya pajak penghasilan yang pengenaan nya sudah final/berakhir
sehingga tidak dapat dikurang kan dari total pajak penghasilan terutang pada pada akhir
tahun pajak. Sedangkan PPh tidak final  adalah pajak yang belum selesai atau pajak yang
diperhitungkan kembali dengan penghasilan lainnya untuk dikenakan tarif umum dalam
pelaporan SPT Tahunan.

- Dalam SPT Tahunan PPh badan, PPh final tidak digabungkan dengan penghasilan lain.
Sedangkan, penghasilan pada PPh tidak final digabungkan dengan penghasilan lain yang
dikenakan tarif umum.
- Ilustrasi untuk PPh tidak final : Pihak pemberi penghasilan wajib melakukan pemotongan
atau pemungutan PPh pegawainya, serta menyetorkan PPh yang bersifat tidak final dalam
tahun berjalan. Penyetoran PPh oleh pihak pemotong/pemungut dilakukan ke Bank Persepsi
atau Kantor Pos dengan mekanisme billing system. Bukti potong PPh yang tidak final
tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak pada waktu SPT Tahunan.

3.) Sebuah entitas memiliki penghasilan sebesar 1.500juta, 40% dari penghasilan tersebut bukan
merupakan obyek pajak. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, memelihara dan menagih
penghasilan sebesar 900juta dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Bagaimana
perhitungan pajak untuk entitas tersebut?
JAWABAN :

Penghasilan entitas merupakan objek pajak = Rp1.500.000 x 40% = Rp 600.000 = penghitungan


kena pajak = penghasilan – beban yang boleh dikurangkan
= Rp1.500.000 – Rp 900.000 = Rp 600.000

4.) Jelaskan hubungan antara pajak dengan demokrasi? Berdasarkan penjelasan tersebut menurut
Anda apa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak?
JAWABAN :
Secara sederhana pajak merupakan pungutan biaya dari masyarakat kepada negara, kebijakan
tersebut telah di setujui melalui proses demokrasi. Melalui demokrasi pula, menjadikan upaya
pemerintah untuk meningkatkan solidaritas masyarakat untuk menaati/ mematuhi kewajiban
wajib pajak. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah seperti memperbaiki pelayanan dengan cara
memberikan kemudahan dalam hal pemenuhan kewajiban pajak, melakukan kegiatan sosialisasi
maupun edukasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya membayar
pajak. Upaya pemerintah lainya bisa dengan menegakkan hukum yang tegas bagi mereka yang
tidak patuh membayar pajak dengan cara memberi denda atau penyitaan barang pribadi.
SOAL 4

JAWABAN :
1.) PPh 21 yang dipotong oleh Universitas atas penghasilan sebagai dosen
Gaji pokok/bulan Rp 4,000,000.00
Gaji per tahun Rp 48,000,000.00
Honor kelebihan SKS Rp 15,000,000.00
Honor menguji dan membimbing Rp 4,000,000.00
Total Gaji Bruto Rp 67,000,000.00
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% dr gaji bruto) Rp (3,350,000.00)
Penghasilan netto Rp 63,650,000.00
PTKP :
WP Rp (15,840,000.00)
Kawin Rp (1,320,000.00)
Tanggungan (max 3) Rp (3,960,000.00)
Total PTKP Rp (21,120,000.00)
PKP Rp 42,530,000.00
PPh 21 (5%) Rp 2,126,500.00

2.) Penghasilan yang dikenakan pajak final :

Pendapatan bunga deposito Bruto Rp 7,250,000.00


Pajak (20%) Rp 1,450,000.00

Pendapatan sewa rumah Bruto Rp 50,000,000.00


Pajak (10%) Rp 5,000,000.00

Penghasilan dari bursa efek Bruto Rp 600,000,000.00


Pajak (0.01%) Rp 600,000.00

Dividen Orang Pribadi Bruto Rp 40,000,000.00


Pajak (10%) Rp 4,000,000.00

3.) Pengahasilan menurut perusahaan Rp 173,000,000.00


Koreksi fiskal :

a.)
1. Koreksi (+) Rp 48,000,000.00
2. Koreksi (+) Rp 1,000,000.00
3. Koreksi (+) Rp 8,000,000.00 natura
4. Koreksi (+) Rp 5,000,000.00
5. Koreksi (+) Rp 8,000,000.00
6. Koreksi (+) Rp 12,000,000.00
7. Tidak ada koreksi –
8. Tidak ada koreksi –
9. Koreksi (+) Rp 11,000,000.00

b.) Koreksi (+) Rp 25,000,000.000


asumsi pemakaian 50% perusahaan

c.) Koreksi (+) Rp 8,000,000.00


d.) Koreksi (+) Rp 5,000,000.00
e.) Koreksi (+) Rp 24,500,000.00
f.) Koreksi (+) Rp 15,000,000.00
g.) Koreksi (+) Rp 30,000,000.00

Total Koreksi Fiskal Rp 200,500,000.00


Laba Menurut Fiskal Rp 373,500,000.00

4.) Perhitungan jumlah pajak terutang tahunan


Laba Menurut Fiskal Rp 373,500,000.00
Penghasilan netto lainnya :
Honor Dosen Rp 63,650,000.00
Komite Audit Rp 144,000,000.00
Pendapatan dr production house
anak Rp 20,000,000.00
Dividen dari luar negeri Rp 100,000,000.00
Jasa Konsultasi Rp 30,000,000.00
Rp 357,650,000.00

Total penghasilan netto Rp 731,150,000.00


PTKP :
WP Rp (15,840,000.00)
Kawin Rp (1,320,000.00)
Tanggungan (max 3) Rp (3,960,000.00)
Total PTKP Rp (21,120,000.00)
PKP Rp 710,030,000.00
PPh : 5% Rp 2,500,000.00
15% Rp 30,000,000.00
25% Rp 62,500,000.00
30% Rp 63,009,000.00
Rp 158,009,000.00
5.) Jumlah pajak kurang/lebih bayar

PPh terutang Rp 158,009,000.00


Kredit Pajak :
PPh 21 untuk gaji dosen Rp 2,126,500.00
PPh 21 untuk komite audit Rp 16,600,000.00
PPh 21 untuk penghasilan anak Rp 1,000,000.00
PPh 22 Rp 15,000,000.00
PPh 23 Rp 600,000.00
PPh 24 Rp 15,000,000.00
PPh 25 Rp 48,000,000.00
Rp 98,326,500.00

PPh kurang bayar Rp 59,682,500.00

6.) Angsuran PPh 25

PKP Rp 710,030,000.00
Penghasilan tidak teratur :
Pendapatan dari komite audit Rp 144,000,000.00
Pendapatan anak Rp 20,000,000.00
Penjualan kepada pemerintah (margin 40%) Rp 200,000,000.00
Rp 364,000,000.00
Penghasilan teratur Rp 346,030,000.00
PPh terutang : 5% Rp 2,500,000.00
15% Rp 30,000,000.00
25% Rp 24,007,500.00
Rp 56,507,500.00
Kredit Pajak :
PPh 21 untuk gaji dosen Rp 2,126,500.00
PPh 22 (sisa penjualan 50%) Rp 7,500,000.00
PPh 23 Rp 600,000.00
PPh 24 Rp 15,000,000.00
Rp 25,226,500.00
Angsuran PPh 25 per tahun Rp 31,281,000.00
Angsuran PPh 25 per bulan Rp 2,606,750.00

Bagian B (analisis secara terpisah tidak mempengaruhi hasil perhitungan nomor A):

JAWABAN :
Dalam Pasal 39 ayat 1 UU KUP, orang yang dengan sengaja menyampaiakn SPT dengan tidak
benar dikenakan ketentuan pidana
Usulan : masukan ari tidak tepat, karena melanggar hukum

Anda mungkin juga menyukai