Anda di halaman 1dari 9

KASUS

PPH

NAMA : NESTI DIAN NURHIBAH

NIM : BCA 115 014


Contoh Kasus
Pajak Penghasilan

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang kewajiban pajak
subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun
kalender tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun. 

Rajib bekerja pada PT Jadul sebagai pegawai tetap sejak 1 September 20xx. Rajib
menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00
dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. Hitung PPh 21
untuk bulan September 20xx!
Gaji sebulan Rp 8.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 5% x Rp8.000.000,00 Rp 400.000,00
2. luran Pensiun   Rp 150.000,00(+)
Rp    550.000,00(-)
Penghasilan neto sebulan Rp 7.450.000,00

Penghasilan neto setahun 4 x Rp 29.800.000,00


Rp7.450.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri Rp 24.300.000,00
- tambahan karena menikah Rp  2.025.000,00(+)
Rp 26.325.000,00(-)
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp   3.475.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp3.475.000,00 = Rp 173.750,00


PPh Pasal 21 bulan September Rp173.750,00 : 4 = Rp 43.438,00
CONTOH KASUS PPh FINAL

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT. Jaya Abadi dengan
memperoleh gaji sebulan Rp5.750.000,00 dan membayar  iuran  pensiun sebesar
Rp200.000,00. Retto menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari
penghasilan Retto dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji. Penghitungan PPh Final
Pasal 21 bulan Januari adalah sebagai berikut:
Contoh perhitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap
CONTOH KASUS PPh PASAL 21

Fahri bekerja pada PT. Kartika Kawashima yang berstatus belum menikah dan tidak
mempunyai tanggungan dengan memperoleh gaji bersih sebesar Rp 5.500.000,-
sebulan. Perusahaan tempatnya bekerja memberikan tunjangan pajak penuh
kepada Fahri sebesar Rp 35.167,-. Iuran pensiun yang dibayar oleh Fahri adalah
sebesar Rp 55.000,- sebulan.
Hasil penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bulan Agustus 2016 bagi Fahri yang
tidak menerima penghasilan lain dari PT. Kartika Kawashima selain gaji adalah:
Gaji Pokok   5.500.000,00
(i) Tunjangan Pajak   35.167,00

Penghasilan bruto (kotor) sebulan   5.464.833,00

Pengurangan    

1. Biaya Jabatan: 5% x 5.464.833,00 = 276.758,00 276.758,00  

2. Iuran/Jaminan Pensiun, 1% dari gaji pokok 55.000,00  

3. (iv) JP (Jaminan Pensiun), 1% dari gaji pokok, jika ada 60.000,00  

    (331.758,00)

Penghasilan neto (bersih) sebulan   5.203.408,00

Penghasilan neto setahun 12 x 5.203.408,00   62.440.900,00

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 54.000.000,00  

    (54.000.000,00)

Penghasilan Kena Pajak Setahun   8.440.000,00

PPh Terutang(lihat Tarif PPh Pasal 21)    

5% x 8.440.000,00   422.000,00
     
PPh Pasal 21 Bulan September = 422.000,00 : 12   35.167,00
     
CONTOH KASUS PPh PASAL 22

PT Traktor Bersatu, perusahaan penyewaan alat berat yang memiliki API, mengimpor alat berat
DOZER TRACTOR dari Jerman dengan harga faktur US$100.000. Biaya asuransi sebesar US$5.000
dan ongkos angkut sebesar US$25.000. Kurs Tengah BI (BI rate) waktu itu sebesar Rp 10.000 dan
kurs pajak ditetapkan sebesar Rp 9.000 per US$1. Bea masuk dibayar oleh PT Traktor Bersatu
sebesar 30% dari CIF. Berapa PPh 22 yang harus dibayar dan Buat jurnal atas pembelian ini.
Harga faktur                                                                $100.000
Biaya asuransi                                                             $    5.000
Biaya angkut                                                               $  25.000
-------------
CIF                                                                             $130.000
CIF dalam rupiah $130.000 x Rp 9.000         = Rp 1.170.000.000
Bea masuk 30% x Rp 1.170.000.000              =  Rp   351.000.000
                                                                           ------------------------
Nilai Impor                                                          Rp 1.521.000.000
PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)
Rp 1.521.000.000 x 2,5% = Rp 38.025.000

Anda mungkin juga menyukai