Anda di halaman 1dari 4

Contoh Menghitung PPh 21 Pegawai

Berhenti Bekerja

Contoh 1 Pegawai Yang Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan

Jafar yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Codet di Yogyakarta - DIY. Sejak 1 Oktober
20xx, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT Codet. Gaji Jafar setiap bulan memperoleh sebesar
Rp6.000.000,00 dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya
telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT
Codet, Jafar hanya menerima penghasilan berupa gaji saja.  Hitung PPh 21 yang dipotong setiap bulan!
Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21 yang dipotong setiap bulan:
Gaji sebulan Rp 6.000.000,00

Pengurangan:

1. Biaya Jabatan : 5% x Rp6.000.000,00 Rp 300.000,00

2. luran pensiun Rp 100.000,00(+)

Rp     400.000,00(-)

Penghasilan neto Rp   5.600.000,00

Penghasilan neto setahun 12 x Rp5.600.000,00 Rp 67.200.000,00

PTKP setahun (TK/0)*

- untuk WP sendiri Rp 54.000.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak  Rp 13.200.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp13.200.000,00 = Rp 660.000,00

PPh Pasal 21 yang harus dipotong sebulan: Rp660.000,00 : 12 = Rp 55.000,00


Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang selama bekerja pada PT Codet dalam tahun kalender
20xx (s.d. bulan September 2013) dilakukan pada saat berhenti bekerja:
Gaji (Januari s.d. September 20xx) 9 x Rp6.000.000,00 Rp 54.000.000,00

Pengurangan:

1. Biaya Jabatan : 5% x Rp54.000.000,00 Rp 2.700.000,00

2. luran pensiun 9 X Rp100.000,00 Rp    900.000,00(+)

Rp  3.600.000,00(-)

Penghasilan neto 9 bulan Rp50.400.000,00

PTKP setahun (TK/0)*

- untuk WP sendiri Rp 54.000.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak  Rp   NIHIL


PPh Pasal 21 terutang untuk masa Januari s.d. September 20xx
   NIHIL

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong sampai dengan Bulan Agustus


20xx:=8 x Rp55.000,00 Rp 440.000,00(-)

PPh Pasal 21 lebih dipotong Rp 440.000,00

Catatan :
Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp440.000,00 dikembalikan oleh PT Codet kepada yang
bersangkutan pada saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21.

*) telah disesuaikan dengan PMK no 101 th 2016

Anda mungkin juga menyukai