Anda di halaman 1dari 11

CONTOH STUDI KASUS

PPH Pasal 22
PPH Pasal 23
PPH Pasal 26

Oleh :
Kelompok 3
Mata Kuliah Perpajakan
Studi Kasus PPH Pasal 22

1. PT X adalah importir gandum yang memiliki API, pada bulan


Februari 2020 melakukan impor gandum dari AS dengan
harga faktur US$ 200.000, biaya asuransi 2% dari harga
faktur, ongkos angkut 5% dari harga faktur. Bea Masuk 20%,
PPN 10%. Kurs Menteri Keuangan pada saat impor
Rp.15.000/US$. Hitunglah berapa besarnya PPh Pasal 22
yang dipungut.
Jawab : 
Harga faktur (cost ) = US$ 200,000
Asuransi (Insurance) 2% x US$ 200,000 = US$ 4.000 
Ongkos angkut (freight) 5% x US$ 200,000 = US$ 10.000 
Harga Pabean (CIF) = US$ 214.000 
Bea Masuk (20% x US$ 214.000) = US$ 42.800 
Nilai Impor = CIF + Bea Masuk = US$ 256.800 
Kurs Nilai Impor (US$ 256.800 x Rp 15.000) = Rp 3.852.000.000 
PPh Pasal 22 (0,5% x Rp 3.852.000.000) = Rp 19.260.000
Studi Kasus PPH Pasal 22

2. Bendahara BOS melakukan pembelian perlengkapan


kantor dengan jumlah pembayaran Rp 4.400.000
termasuk PPN. Hitung PPh 22 yang terutang atas
kegiatan tersebut!
Jawab:

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

= (100 : 110) x Rp 4.400.000 = Rp 4.000.000

PPh 22 yang terutang

= Rp 4.000.000 x 1,5% = Rp 60.000


Studi Kasus PPH Pasal 22

PT DTC berkedudukan di Jakarta, menjadi pemasok alat-alat tulis kantor bagi Dinas
Pendidikan Kabupaten Cilacap. Pada tanggal 1 Oktober 2020, PT DTC melakukan
penyerahan barang kena pajak dengan nilai kontrak sebesar Rp11.000.000 (nilai sudah
termasuk PPN). Maka, berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Cilacap?

No Diketahui Nilai (Rp)


1 Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000
2 DPP (100/110) x Rp11.000.000 Rp10.000.000
3 PPN dipungut (10% dari DPP) Rp1.000.000
4 PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp150.000

Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap
sebesar Rp150.000.
PPh Pasal 22 = 1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN.
Studi Kasus PPH Pasal 23

•Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen


Pada 10 Mei 2020, PT Dahlia mengumumkan akan membagikan
dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan
melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT Melati sebesar
Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan modal sebesal 15%.
Jawab:
PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000
Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada
tanggal 31 Mei 2020
Saat penyetoran: paling lambat 10 Juni 2020
Saat pelaporan: paling lambat 20 Juni 2020
Studi Kasus PPH Pasal 23

PT Artis Besar merupakan perusahaan di bidang manajemen artis. PT Artis Besar


mendapatkan kontrak dari PT Televisi Nasional untuk menyediakan 2 artis di
bawah manajemen artis PT Artis Besar untuk mengisi acara ulang tahun PT
Televisi Nasional dengan nilai kontrak total sebesar Rp550.000.000,00. Rincian
nilai kontrak tersebut meliputi honor artis sebesar Rp500.000.000,00 dan jasa
keagenan artis sebesar Rp50.000.000,00.

          Atas pembayaran yang dilakukan PT Televisi Nasional kepada PT Artis


Besar dipotong PPh Pasal 23 atas jasa keagenan oleh PT Televisi Nasional
sebesar:

          2% x Rp50.000.000,00 = Rp1.000.000,00.

          Selain pemotongan PPh Pasal 23 tersebut, PT Televisi Nasional mempunyai


kewajiban untuk melakukan memotong PPh Pasal 21 atas pembayaran honor
kepada artis
Studi Kasus PPH Pasal 23

PT Tenaga Power merupakan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. PT Tenaga Power mendapat kontrak dari PT
Bank Untung Terus untuk menyediakan petugas customer service sebanyak 20 orang dengan mendapat imbalan
jasa sebesar Rp20.000.000,00. Petugas customer service tersebut selanjutnya menjadi pegawai PT Bank Untung
Terus. Atas pembayaran yang dilakukan PT Bank Untung Terus kepada PT Tenaga Power dipotong PPh Pasal 23
oleh PT Bank Untung Terus sebesar:
2% x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00.
PT Aman Secure merupakan perusahaan penyedia tenaga kerja untuk keamanan (satpam). PT Aman Secure
mendapat kontrak penyediaan tenaga kerja satpam sebanyak 20 orang dari PT Maju Sejahtera. Tenaga kerja satpam
tersebut tetap merupakan pegawai PT Aman Secure. Dalam Kontrak disepakati bahwa pembayaran atas
penyerahan jasa oleh PT Aman Secure dengan rincian tagihan berupa gaji untuk 20 orang satpam per bulan sebesar
Rp40.000.000,00 dan imbalan atas jasa penyediaan satpam per bulan sebesar Rp4.000.000,00.
• Pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa penyedia tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Atas pembayaran yang dilakukan PT Maju Sejahtera kepada PT Aman Secure untuk jasa penyediaan satpam
dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Maju Sejahtera setiap pembayaran per bulan sebesar:
2% x Rp4.000.000,00 = Rp80.000,00
b. Dalam hal tidak ada bukti pendukung, seperti daftar pembayaran gaji dan kontrak kerja atas rincian tagihan
di atas, maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar Rp44.000.000,00 sehingga PPh
Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Maju Sejahtera atas pembayaran kepada PT Aman Secure adalah sebesar:
2% x Rp44.000.000,00 = Rp880.000,00
Studi Kasus PPH Pasal 23

• Contoh Penghitungan PPh Pasal 23 dengan Tarif Potongan 15%


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Sejahtera mengumumkan pembagian
dividen sebesar Rp3.000.000.000. PT Perkasa memiliki 10% saham PT Sejahtera.
PT Perkasa adalah wajib pajak badan yang atas dividen yang diterimanya tidak
berlaku ketentuan PPh pasal 4 ayat (2). Berdasarkan ketentuan Undang-Undang
(UU) PPh Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan berupa dividen yang diterima PT
Perkasa dikenai PPh pasal 23 dengan tarif 15% dari penghasilan bruto.
Kepemilikan PT Perkasa adalah 10%, sehingga dividen yang menjadi hak PT
Perkasa adalah Rp300.000.000 (Rp3.000.000.000×10%).
Jumlah PPh pasal 23 yang dipotong adalah Rp45.000.000 (Rp300.000.000×15%).
Studi Kasus PPH Pasal 26

PT Abadi Berkarya memiliki perwakilan di luar negeri dan mengasuransikan bangunan


bertingkat ke PT XYZ yang merupakan perusahaan asuransi di luar negeri dengan
membayar jumlah premi pada tahun 2020 sebesar Rp2 miliar. Hitunglah PPh Pasal 26
dari PT Abadi Berkarya tahun 2020?
Jawaban:
Penghitungan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:
Perkiraan penghasilan neto = 50% x Rp2.000.000.000 = Rp 1.000.000.000
PPh Pasal 26 =20% x Rp1.000.000.000 = Rp 200.000.000

Sementara, apabila PT Abadi Berkarya mengikuti asuransi melalui perusahaan yang ada
di Indonesia, misal PT Asuransi Raya, dengan membayar jumlah premi yang sama
sebesar Rp2 miliar. PT Asuransi Raya mengikutkan (reasuransi) perusahaan tersebut ke
perusahaan asuransi yang berada di luar negeri, misalnya PT XYZ, dengan membayar
premi sebesar Rp1miliar. Maka ketentuan PPh Pasal 26 adalah sebagai berikut:
Perkiraan penghasilan neto = 10% x Rp1.000.000.000 = Rp100.000.000
PPh Pasal 26 PT Abadi Berkarya = 20% x Rp100.000.000 = Rp20.000.000
Studi Kasus PPH Pasal 26

Contoh Perhitungan PPh 26 atas Hadiah


Pak Kelik seorang atlet dari Malaysia. Ia mengikuti lomba lari maraton di Indonesia
dan berhasil meraih juara dengan hadiah uang tunai sebesar Rp200.000.000.
Karena hadiah yang diterima itu merupakan objek PPh 26 dengan tarif 20%, berikut
perhitungannya:
Rumus: PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x Tarif PPh 26
Tarif PPh Pasal 26 adalah 20%
PPh 26 atas Hadiah adalah:
= Rp200.000.000 x 20%
= Rp40.000.000

Dengan demikian, dari lomba maraton yang ia ikuti itu Pak Kelik akan menerima
hadiah berupa uang tunai sebesar  Rp200.000.000 – Rp40.000.000 = Rp160.000.000
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai