Curriculum Vitae
PARSO,SE,Msi
Sertifikat Kunsultan Pajak
Lahir : Jakarta, 05-10-1975
Pendidikan :
S2 Perpajakan – Univ. Trisakti
Tempat Tugas :
parsfit@gmail.com 2
BAB I
PENDAHULUAN
(KARAKTERISTIK PPN)
3
PENGERTIAN PPN
UNTUK
APA APA SICH
PPN PPN ????
ITU ?? ITU ???
4
PAJAK ADALAH :
Berdasarkan Undang-Undang
Dapat dipaksakan
PAJAK PUSAT
(dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan) :
Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPn BM)
Bea Meterai
Pajak Bumi dan Bangunan (per Januari
2013 dikelola Pemda, kecuali untuk
sektor perkebunan dan pertambangan)
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan 6
Bangunan (per Jan’12 dikelola Pemda)
JENIS-JENIS PAJAK
PAJAK DAERAH
(dikelola oleh Pemerintah Daerah) :
Pajak Hotel;
Pajak Restoran;
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Kendaraan Bermotor;
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Sektor Perkotaan dan Pedesaan (P2)
Per Januari 2013;
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan 7
Bangunan (BPHTB) ---->per Jan’13)
Pembagian Jenis Pajak
Langsung
Sifatnya
M
Tidak
e Langsung
n
u
r
u Subjektif
t Sasaran/
Objeknya
Objektif 8
Value Added
Dipakainya Faktor-Faktor Produksi pada setiap jalur
perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan dan memperdagangkan barang atau
pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen
9
Value Added
Bahan Baku
(Rp.1000) PM = 100
Proses Prdouksi
(Bahan Pendukung PM = 50
Rp500) PPN Disetor:
= PK – PM
= 180 – 150
= 30
Laba (Rp300)
PM = 0
Beli Barang
Dagangan (Rp PM = 100
1000)
PPN Disetor:
= PK – PM
Laba
= 140 – 100
PM = 0 = 40
(Rp 400)
Barang/Jasa
Pendukung (Rp
500) PM = 50
PPN Disetor:
= PK – PM
= 150 – 50
= 100
PK = 150
Penyerahan Jasa
(Penggantian
= Rp 1.500)
12
SEJARAH & DASAR HUKUM
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
UU PPN s.t.d.d
1984
UU Nomor 18 Tahun 2000
Berlaku sejak: 1 Jan 2001
s.t.d.d
17
Pajak Penjualan (PPn)
PKP Aktivitas Nilai Harga PPn Setor ke Harga yg
Tamba Jual 10% Kas dibayar
h Negara
Industri Menyerahkan 1000 1000 100 100
Benang
Industri Membeli - - - - 1000+100=1100
benang
Textile Menyerahkan 400 1100+400 150 150 -
textile = 1500
Industri Membeli - - - - 1500+150=1650
textile
Garmen Menyerahkan 350 1650+350 200 200 -
garmen = 2000
Pedagang Membeli - - - - 2000+200=2200
garmen
Besar Menyerahkan 300 2200+300 250 250 -
garmen = 250
Pedagang Membeli - - - - 2500+250=2750
garmen
Eceran Menyerahkan 250 2750+250 300 300 -
18
garmen = 3000
Konsumen Membeli - - - - 3000+300=3300
garmen
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PKP Aktivitas Nilai Harga PPN Setor ke Harga yg
Tambah Jual 10% Kas dibayar
Negara
Industri Menyerahkan 1000 1000 100 100
Benang
Industri Membeli - - - - 1000+100=1100
benang
Textile Menyerahkan 400 1000+400 140 140-100= -
textile =1400 40
Industri Membeli - - - - 1400+140=1540
textile
Garmen Menyerahkan 350 1400+350 175 175-140= -
garmen =1750 35
Pedagang Membeli - - - - 1750+175=1925
garmen
Besar Menyerahkan 300 1750+300 205 205-175= -
garmen =2050 30
Pedagang Membeli - - - - 2050+205=2255
garmen
Eceran Menyerahkan 250 2050+250 230 230-205= -
garmen =2300 25
Konsume Membeli - - - - 2300+230=2530
19
n garmen
KELEBIHAN & KEKURANGAN PPN
Kelebihan :
1. Mencegah terjadinya Pajak Berganda
2. Netral dalam perdagangan Dalam dan Luar Negeri
3. Sangat membantu likuiditas perusahaan (Lebih Bayar PPN
dapat direstitusi)
4. Sumber penerimaan Negara (money maker)
Kelemahan :
5. Biaya administrasi relatif tinggi
6. Menimbulkan dampak Regresif
7. Rawan Penyelundupan
8. Membutuhkan pengawasan lebih dalam administrasi 20
pajak.
STRUKTUR UNDANG-UNDANG PPN 1984
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 : Definisi (UU No. 42/2009)
Pasal 1A : Definisi Penyerahan BKP
(UU No. 11/1994 Jo. UU No. 18/2000 Jo. UU No. 42/2009)
Pasal 2 : Hubungan Istimewa
(UU No. 11/1994)
23
BAB VA KETENTUAN KHUSUS
peraturan Pelaksanaan
Pasal 20 : Nama UU PPN
1984
25
Pasal 21 : Saat berlakunya UU
PPN 1984
Mekanisme Value Added
Tiga Metode Value Added :
• Addition
• Substraction
• Credit Method/Invoice/Indirect Substraction
26
Mekanisme PPN di Indonesia :
27
Mekanisme PPN di Indonesia (...lanjutan)
a. PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP wajib
memungut PPN dari pembeli BKP/JKP yang
bersangkutan, sebagai bukti pemungutan PPN, PKP
tersebut membuat faktur pajak.
b. PPN yang tercantum dalam faktur pajak merupakan
Pajak Keluaran yang PPN-nya terutang dan wajib
dipungut oleh penjual BKP/JKP
c. PPN yang telah dibayar oleh PKP pembeli BKP/JKP
merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
d. Dalam setiap masa pajak, jumlah Pajak Masukan yang
dibayar diperhitungkan dengan Pajak Keluaran yang
dipungut. 28
Mekanisme PPN di Indonesia (....... Lanjutan)
Pasal 1 angka 3
Pasal 1 angka 4
Jasa Kena Pajak (JKP)
Jasa :
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu
barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan
atas petunjuk dari pemesan ......................... (pasal 1 angka 5)
Jasa Kena Pajak :
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang ini ......................................... (Pasal 1 angka 6)
32
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Pasal 1 angka 13
Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan dalam bentuk apapun yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk
mengekspor jasa , atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. (Pasal 1 angka
14)
Objek/
Non Objek
? Kewajiban Hak
Memungut Mengkreditkan
PK PM
Kegiataan/
Transaksi
NEGATIF
LIST
(Non BKP
)
43
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI PPN ................. Pasal 4A ayat (2)
a) Barang hasil pertambangan atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, meliputi:
a. minyak mentah (crude oil);
b. gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh
masyarakat;
c. panas bumi;
d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit,
dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit,
magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat
(phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras,
yarosif, zeolit, basal, dan trakkit;
e. batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
f. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit.
44
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI PPN ....... Pasal 4A ayat (2)
46
Objek PPN – 2
Impor Barang Kena Pajak
Pasal 4 (1) huruf b
Jasa :
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan
atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas
atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang
dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan
dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan (pasal 1 angka 5)
NEGATIF
LIST
(Non JKP
)
50
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN – Pasal 4A ayat (3)
53
b. Jenis jasa pelayanan sosial, meliputi :
54
c. Jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi:
55
d. Jasa keuangan meliputi :
57
f. Jasa di bidang keagamaan, meliputi:
58
g. Jenis jasa di bidang pendidikan, meliputi :
2. jasa penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah.
59
h. Jasa kesenian dan hiburan meliputi:
65
o. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
66
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
67
q. Jasa boga atau katering
68
Review
Transaksi manakah diantara transaksi-transaksi di bawah ini yang
termasuk dalam pengertian penyerahan dan terutang PPN:
A. Dalam rangka promosi dan memasyarakatkan penggunaan
internet, PT Acces Indonesia, Produsen komputer baik PC
maupun Laptop merk ””Acces”, membagikan 100 unit modem
untuk 100 pembeli pertama Laptop Series Acces New-1;
B. PT Usaha Sulit menyerahkan asetnya berupa tanah dan
bangunan ke PT Wang Akeh untuk mendapatkan pinjaman dana
segar sebesar Rp 4.500.000.000;
C. Pada saat pembubaran perusahaan, terdapat 3 (tiga) buah
kendaraan jenis sedan, yang merupakan kendaraan dinas
direksi, yang belum terjual;
D. PT Fantasi Indonesia, yang telah memiliki izin pemusatan
tempat pajak terutang, melakukan penyerahan barang dari
pabriknya di Tambun ke berbagai cabangnya di wilayah 69
Jabodetabek.
Review
Dari pernyataan-pernyataan berikut ini, manakah yang tidak
termasuk dalam pengertian Penyerahan Kena Pajak:
A. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian
sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing);
B. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas
Barang Kena Pajak;
C. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau
sebaliknya, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan
pemusatan tempat pajak terutang;
D. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.
70
Review
Diantara jenis-jenis barang dan/atau jasa berikut ini, manakah
yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai:
• makanan dan minuman yang diserahkan oleh pengusaha
restoran;
• jasa yang diserahkan oleh perusahaan katering atau jasa
boga;
• Obat-obatan yang diserahkan oleh apotek;
• Jasa penyedia tenaga kerja, dimana perusahaan yang
menyediakan tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas
hasil kerja pegawai yang disalurkannya.
71
Objek PPN – 4
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean ............ Pasal 4 (1) huruf d
Contoh:
Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan
merek yang dimiliki Pengusaha B yang berkedudukan di Hongkong. Atas
pemanfaatan merek tersebut oleh Pengusaha A di dalam Daerah Pabean
terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Hk FC
Royalty
“B” Corp. (Hongkong) – Pemilik Merek
Bayar
Border.
PT “A” ( Indonesia ) 73
Objek PPN – 5
Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean .. ............ (Lanjutan)
1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten,
desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan
intelektual/industrial atau hak serupa lainnya;
2. penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah;
3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial;
4. pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan
hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut
pada angka 2, atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa :
a. penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan
kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serta optik, atau teknologi yang serupa;
b. penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran
televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang
serupa; dan
c. penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi;
5. penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk
siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan
6. pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak
kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas. 77
Objek PPN – 8
Ekspor JKP ............ Pasal 4 (1) huruf h
Kegiatan Ekspor Jasa Kena Pajak merupakan kegiatan pelayanan di dalam Daerah
Pabean yang menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia
untuk dimanfaatkan di luar Daerah Pabean........ Pasal 3 ayat (1)
* PMK 163/PMK.03/2012
82
Berlaku sejak 22 November 2012
Objek PPN – 9 Kegiatan Membangun Sendiri (.........Lanjutan)
85
BAB III - SUBJEK PPN
a. Pengusaha (Orang Pribadi atau Badan) - PKP.
b. Pengusaha Kecil yang memenuhi persyaratan
untuk menjadi PKP atau memilih untuk menjadi PKP
Kriteria Pengusaha Kecil adalah :
- untuk penyerahan BKP omzetnya < 360 juta
- untuk penyerahan JKP omzetnya < 180 juta
(KMK-552/KMK.04/2000 tanggal 22 Des 2000)
- Per 1 Januari 2004 (KMK-571/KMK.03/2003)
batasan Pengusaha Kecil menjadi :< 600 juta/ thn
- (New : Rp 4.800.000.000 - PMK No. 68/2010)
c. Kerjasama Operasi/KSO (Joint Operation/JO)
d. Orang Pribadi/ Badan yang belum PKP
86
e. Pemungut PPN sebagai Subjek Pajak Pengganti
Pihak-pihak Yang
No. OBjEK PPN Paling Dekat Subyek Pajak Keterangan
Dengan Objek
Pajak
1. Penyerahan BKP Penjual dan Pembeli Penjual (PKP) Pilihan UU
PPN
2. Penyerahan JKP Penjual dan Pembeli Penjual (PKP) Pasal 1
angka
3. Penyerahan Aktiva Penjual dan Pembeli Penjual (PKP) 15
Bekas
4. Ekspor BKP Eksportir dan Pembeli Eksportir (PKP)
di Luar Negeri
5. Impor BKP Importir dan Penjual Importir (PKP/ Non Penjual ada
di Luar Negeri PKP) di LN, diluar
6. Pemanfaatan BKP Pihak yang Pihak yang yurisdiksi
Tidak Berwujud dari memanfaatkan di DN memanfaatkan di perpajakan
Luar Pabean dan Penjual BKP DN (PKP/ Non PKP) Indonesia
Tidak Berwujud di LN
7. Pemanfaatan JKP dari Pihak yang Pihak yang
Luar Pabean memanfaatkan di DN memanfaatkan di
dan Penjual JKP di LN DN (PKP/ Non PKP)
8. Kegiatan membangun Pihak yang Pihak yg Pihak yang
sendiri oleh orang membangun sendiri membangun paling dekat 87
pribadi/ badan tidak baik orang pribadi sendiri baik orang dengan
dalam kegiatan usaha/ atau badan pribadi atau badan obyek
pekerjaan (PKP/ Non PKP)
PENGELOMPOKKAN OBYEK PPN, SUBYEK PAJAK,
DAN MEKANISMENYA
(PK-PM)
PEMUNGUT
PPN
III. -IMPOR BKP PKP SELF -NILAI IMPOR DOKUMEN
-PEMANFAATAN BKP MAUPUN IMPOSITION -JUMLAH YANG TERTENTU
TIDAK BERWUJUD NON PKP METHOD DIBAYAR ATAU (Khusus
(MEMUNGUT, Kegiatan
ATAU JKP DARI SEHARUSNYA
MENYETOR, Membangun
LUAR DP DIBAYAR
MELAPORKAN Sendiri
-KEGIATAN -20% JUMLAH
MEMBANGUN
SENDIRI)
PENGELUARAN
Tidak Ada 88
Faktur
SENDIRI
Pajak)
KEWAJIBAN PKP (Pasal 3A) :
a. Melaporkan Usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP
b.Memungut PPN & PPn.BM
terutang
b.Menyetor PPN & PPn.BM terutang
– pada akhir bulan berikutnya.
c. Melaporkan penghitungan pajak -
SPT Masa PPN & PPn.BM pada akhir
bulan berikutnya.
89
BAB IV - TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK
Pasal 8A
90
Tarif PPN ........ Pasal 7
91
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PAJAK ......... (lanjutan)
Pasal 10
92
Tarif PPn BM ........ Pasal 8
93
Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)
Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai Lain
94
.
DPP : 1. Harga Jual
PPn BM ?
95
DPP - Harga Jual (Pasal 9 PP No.1 Tahun 2012)
Ayat (2):
PKP yang menghasilkan BKP tergolong Barang Mewah(BM), yang menggunakan BKP BM
lainnya sebagai bagian dari BKP-BM yang dihasilkannya, dan atas perolehan BKP-BM
lainnya tersebut telah dibayar PPn BM-nya, maka:
DPP PPN (Harga Jual) adalah termasuk PPn BM yang telah dibayar atas perolehan BKP BM
lainnya tersebut.
Contoh
PT A merupakan produsen mobil, membeli AC (BM) yang akan dipasang pada mobil yang
dihasilkannya (PPn BM dibayar Rp350.000,00).
Apabila harga produksi mobil sebesar Rp110.000.000,00 dan keuntungan yang diinginkan
PT A sebesar Rp40.000.000,00 maka Harga Jual mobil tersebut sebesar Rp150.350.000,00
(Inc. PPn BM)
Dengan demikian:
- DPP atas mobil tersebut adalah sebesar Rp150.350.000,00.
- Pajak yang terutang atas penyerahan BKP-BM tersebut:
a) PPN = 10% X Rp150.350.000 = Rp15.035.000 96
b) PPn BM (tarif 20%) = 20% X Rp150.350.000 = Rp30.070.000
DPP - Harga Jual (Pasal 9 PP No.1 Tahun 2012)
Ayat (3):
DPP PPN atas penyerahan BKP-BM yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan BKP-BM atau atas impor BKP-BM, adalah tidak termasuk PPN dan PPn BM
yang dikenakan atas penyerahan atau atas impor BKP yang tergolong mewah tersebut.
Contoh:
PT X menghasilkan BKP-BM dan menjual BKP tersebut kepada PT A dengan Harga Jual
sebesar Rp100.000.000.
Atas penjualan tersebut dikenai PPN (10%) dan PPnBM (20%).
DPP atas penyerahan BKP-BM adalah sebesar Rp100.000.000 tidak termasuk PPN
(sebesar 10%) dan PPn BM (sebesar 20%) yang dikenakan atas penyerahan Barang Kena
Pajak tersebut.
Dengan demikian jumlah yang dibayar oleh PT A adalah sbb:
=> DPP (Harga Jual) = Rp100.000.000
=> PPN (tarif 10%) = Rp100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000
=> PPn BM (tarif 20%) = Rp100.000.000 X 20% = Rp 20.000.000
=> Jumlah yang dibayar oleh PT A = Rp130.000.000 97
DPP - Harga Jual (Pasal 9 PP No.1 Tahun 2012)
Ayat (4):
DPP atas penyerahan BKP-BM yang dilakukan oleh PKP selain:
1) PKP yang menghasilkan BKP-BM; atau
2) PKP yang melakukan impor BKP-BM,
adalah termasuk PPn BM yang dikenakan atas perolehan atau atas impor BKP-BM
tersebut.
Contoh:
Kelanjutan dari contoh pada ayat (3), PT A menjual BKP tersebut kepada PT B dengan
keuntungan Rp15.000.000,00. DPP atas penjualan tersebut termasuk PPnBM yang
dibayar atas perolehan BKP tersebut. Dengan demikian, jumlah yang dibayar oleh PT
B adalah sebagai berikut:
=> Harga Beli PT A = Rp100.000.000
=> PPn BM yang telah dibayar (tarif 20%) = Rp 20.000.000
=> Keuntungan (yang diharapkan) = Rp 15.000.000
=> Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Rp135.000.000
98
=> PPN = 10% X Rp135.000.000 = Rp 13.500.000
=> Jumlah yang dibayar oleh PT B = Rp148.500.000
.
DPP : 2. Penggantian
Pasal 1 angka 19 99
. Penggantian ................. (Lanjutan)
Reimbursement Penggantian
A A
2. Bayar
2. 1.
Bayar Invoice
1.
B Invoice
4. Bayar
4. Bayar
3.
(R)
Invoice 3.
(R) Invoice
100
C C
DPP : 3. Nilai Impor
Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor BKP, tidak
termasuk PPN dan PPnBM yang dipungut menurut Undang-Undang ini.
Pasal 1 angka 20
Contoh :
Penyerahan Emas Perhiasan dan/atau Jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan :
1) 20% dari harga jual Emas Perhiasan atau Nilai Penggantian;
2) Dalam hal penyerahan Emas Perhiasan dilakukan dengan cara ditukar dengan
emas batangan sebagai bahan baku, DPP adalah 20% dari selisih antara Harga
Jual Emas Perhiasan dikurangi dengan harga emas batangan 24 karat yang
terkandung dalam emas perhiasan.
105
Jawaban:
Contoh 2):
Data Pesanan Toko Emas “Cahaya”: Penghitungan PPN Terutang:
• Menerima Order dari Ny. Anna 1 set
perhiasan desain khusus (kalung 25 gr;
= { DPP } X { Tarif }
gelang 20 gr; anting 10 gr, cincin 15 gr);
= { 20% X (70 jt - 40 jt)} X {10%}
• Saat order Ny. Anna menyerahkan emas
batangan 80 gr (disepakati harga emas = { 20% X 30 jt } X {10%}
batangan Rp500.000/gr) sebagai bahan baku;
• Setelah selesai, Toko Emas “Cahaya” = Rp 6.000.000 X 10%
menyerahkan 1 set perhiasan kepada
Ny.Anna dengan dengan Harga Jual = Rp 600.000
Rp70.000.000.
Hitung:
Berapa PPN Terutang yang harus disetorkan ke 107
kas negara?
Penghitungan PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan
dan/atau Jasa Terkait
Catatan:
Pasal 6 PMK Nomor 30/PMK.03/2014:
Pengusaha Emas Perhiasan wajib melaporkan usahanya ke KPP
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP.
Kewajiban ini juga berlaku bagi Pengusaha Emas Perhiasan yang
memenuhi kriteria sebagai Pengusaha Kecil (omzet < Rp4,8M).
Jawaban Soal Nomor 3 USKP Juni’19:
Walaupun Pengusaha Emas Perhiasan termasuk dalam kriteria
Pengusaha Kecil, tetap Wajib melaporkan diri untuk dikukuhkan
sebagai PKP. 108
DPP
DPPPPN
PPNAtas
AtasKegiatan
KegiatanMembangun
MembangunSendiri
Sendiri
= 10% X DPP
109
Hubungan Istimewa ......... (Pasal 2 UU PPN 1984)
111
BAB V - SAAT DAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
Saat Pajak Terutang
a. Penyerahan BKP;
b. Impor BKP;
c. Penyerahan BKP Tidak Berwujud;
d. Penyerahan JKP;
e. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean;
f. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean;
g. Ekspor BKP;
h. Ekspor BKP Tidak Berwujud
i. Ekspor JKP; atau
Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP atau dalam hal
pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud
atau JKP dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat
pembayaran.
Pada saat lain yang ditetapkan Dirjen Pajak, dalam hal saat terutangnya pajak
sukar ditetapkan atau terjadi perubahan ketentuan yang dapat menimbulkan 112
ketidakadilan
Pasal 11 UU PPN
Saat Terutang pajak atas Penyerahan BKP :
114
Terutang Pajak atas penyerahan
BKP tidak bergerak
• Saat penyerahan hak untuk
menguasai atau menggunakan
secara yuridis
• Saat penyerahan hak untuk
menguasai atau menggunakan
secara nyata
115
Terutangnya pajak atas Penyerahan
BKP Tidak Berwujud
Saat harga penyerahannya diakui
sebagai piutang oleh PKP yang
bersangkutan
Saat harga penyerahannya ditagih oleh
PKP yang bersangkutan
Saat harga penyerahannya dibayar
baik sebagian maupun keseluruhan
Saat ditandatanganinya kontrak atau
perjanjian oleh PKP yang bersangkutan
116
Terutangnya Pajak atas penyerahan JKP:
118
Terutangnya Pajak atas persediaan BKP dan
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjual belikan yang tersisa pada saat
pembubaran perusahaan :
Berakhirnya jangka waktu berdirinya perseroaan
yang ditetapkan dalam anggaran dasar
Saat ditandatangani Akta Pembubaran oleh
Notaris
Tanggal penetapan pengadilan yang menyatakan
perseroan telah dibubarkan
Saat diketahui telah bubar atau tidak ada
kegiatan usaha secara nyata berdasarkan hasil
pemeriksaan atau berdasarkan data atau
dokumen yang ada 119
Terutang pajak atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud atau JKP dari Luar Pabean
a. Saat secara nyata digunakan oleh pihak yang
memanfaatkan
b. Saat harga perolehannya dicatat sebagai utang oleh
pihak yang memanfaatkannya
c. Saat penagihan yang menyerahkannya
d. Saat pembayaran oleh pihak yang
memanfaatkannya
e. Saat ditandatangani surat perjanjian (dalam hal
kondisi pada huruf a,b,c,atau d tidak dapat
diketahui)
f. Saat lain yang ditetapkan Dirjen Pajak 120
Tempat Pajak Terutang ............... (Pasal 12 UU PPN)
PER-19/PJ/2010
Penetapan satu tempat atau lebih sebagai tempat PPN Terutang:
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki lebih dari satu tempat
PPN terutang dapat memilih satu tempat atau lebih sebagai Tempat
Pemusatan PPN Terutang.
PKP dimaksud wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Kepala Kantor Wilayah DJP (Kanwil) dengan tembusan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya
meliputi tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan.
122
Pasal 2
Pemusatan PPN (PER-19/PJ/2010) .............. (Lanjutan)
125
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
126
126
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
127
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
129
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
130
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
131
Pemusatan PPN ....................... (Lanjutan)
Bagan Pemusatan
Pemusatan Memenuhi Tdk Menerbitkan Berlaku masa
tetap berlaku kriteria Pemeriksaan memenuhi pemberitahuan Pjk berikutnya
pembatalan
14 hari
menerbitkan Penambahan/penguran
OK Berlaku untuk masa
surat gan tempat usaha yg
pajak berikutnya Terjadi
Pemberitahua Keputusan dipusatkan
selama 5 tahun Perubahan
n WP persetujuan
(self pemusatan
assessment) Penelitian
formal Surat Keputusan
14 hari Pemindahan
persetujuan
menerbitkan Pemberitahuan perubahan tempat 14 hari Pemusatan yang
surat pencabutan (2 bulan pemusatan (stlh 2 terbitkan baru
pemberitahuan sebelum masa tahun)
Tdk berlakunya
tdk dpt
OK pencabutan)
dilakukan
pemusatan Pemberitahuan
penolakan Berlaku untuk 5
pemusatan tahun
5 hari kerja menerbitkan surat
pemberitahuan pencabutan
132
Tidak diperpanjang
BAB VI - MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK
Fungsi FP :
Bukti Pungutan pajak bagi PKP yang
menyerahkan BKP/JKP;
Bukti Pembayaran Pajak ditinjau dari sisi
pembeli; 135
Sarana pengkreditan Pajak Masukan
Jenis Faktur Pajak
136
DASAR HUKUM FAKTUR PAJAK
139
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
0 0 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
0-Normal 141
Kode Status :
1-Penggantian
SAAT
SAATPEMBUATAN
PEMBUATAN
e-FAKTUR
e-FAKTUR
142
e-Faktur Harus Dibuat pada:
Saat penyerahan BKP
Pasal 3 PER-16/PJ/2014
PEMBUATAN
PEMBUATAN
e-FAKTUR
e-FAKTUR
144
Informasi di dalam e-Faktur
Paling sedikit harus memuat:
Nama,
Nama, alamat,
alamat, dan
dan NPWP
NPWP yang
yang menyerahkan
menyerahkan BPK/JKP
BPK/JKP
Nama,
Nama, alamat,
alamat, dan
dan NPWP
NPWP pembeli
pembeli BPK/penerima
BPK/penerima JKP
JKP
Jenis
Jenis barang
barang atau
atau jasa,
jasa, jumlah
jumlah Harga
Harga Jual
Jual atau
atau Penggantian,
Penggantian, dan
dan potongan
potongan harga
harga
PPN
PPN yang
yang dipungut
dipungut
PPnBM
PPnBM yang
yang dipungut
dipungut
Kode,
Kode, nomor
nomor seri,
seri, dan
dan tanggal
tanggal pembuatan
pembuatan faktur
faktur pajak
pajak
Nama
Nama dan
dan tanda
tanda tangan
tangan yang
yang berhak
berhak menandatangani
menandatangani faktur
faktur pajak
pajak
Pasal 4 PER-16/PJ/2014
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
. - .
Kode transaksi & status Nomor Seri
152
Gambaran Umum Pembuatan e-Faktur
Pengusaha Kena Direktorat Jenderal
Pajak Pajak
Faktur Pajak
elektronik
Cetak FP Faktur
55 Pajak
E-FAKTUR CLIENT
PKP PENJUAL PKP PEMBELI
33 88
Penerbitan
66 Faktur Pajak
INTERNET
Pelaporan SPT
Nomor
Permohonan
Seri
Faktur
Nomor Seri INTERNET
Faktur
Upload FP
Send Approval Code
44 Generate 154
Send e-SPT Approval Code
155
e-Faktur Pengganti
Faktur pajak yang:
• salah dalam dibuatkan
pengisian, atau tidak memuat
• salah dalam keterangan yang
sehingga
penulisan lengkap, jelas, dan
benar
Pasal 6 PER-16/PJ/2014
PEMBATALAN
PEMBATALAN
e-FAKTUR
e-FAKTUR
157
Pembatalan
e-Faktur
Transaksi batal
e-Faktur harus dibatalkan
PKP Penjual
159
Pembatalan e-Faktur (lanjutan)
Jika telah melaporkan e-Faktur yang
dibatalkan tersebut dalam SPT PPN
sebagai Faktur Pajak Masukan
161
Hasil Cetak e-Faktur Rusak atau Hilang
162
Data e-Faktur Rusak atau Hilang
163
164
Dalam Hal Terjadi Keadaan Tertentu:
166
Hal-hal Lain Yang Perlu Diketahui
e-Faktur berbentuk elektronik, sehingga tidak
diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk kertas
baik oleh pihak penjual dan/atau pihak pembeli,
e-Faktur dipersilahkan untuk dicetak sesuai
dengan kebutuhan.
168
Larangan Membuat Faktur Pajak
Pasal 14 UU PPN
169
Faktur Pajak Gabungan :
171
Dokumen Tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak:
Contoh:
PT Mobilindo (PKP Penjualan Kendaraan Bermotor Bekas)
pada masa pajak Januari 2018 mencatat penjualan sebesar
Rp300.000.000.
Pembelian Oli Rp2.000.000 (PPN dibayar Rp200.000); Sewa
Ruko Rp40.000.000 (PPN dibayar Rp4.000.000)
Hitung PPN yang harus disetor ke kas negara.
PPN = PK - PM
PK = 10% X Peredaran Usaha (Rp300.000.000)
= Rp30.000.000
PM = 90% X PK (Rp30.000.000)
= Rp27.000.000
PPN disetor = Rp30.000.000 - Rp27.000.000
= Rp3.000.000 (= 1% X Peredaran Usaha) 184
VII.4. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan ................ ( Lanjutan )
187
PMK No. 79/PMK.03/2010 ............ (Lanjutan)
Contoh:
PT Untung Bae (PKP Perdagangan barang-barang elektronik)
pada masa pajak Januari 2018 mencatat penjualan sebesar
Rp300.000.000 dan Penyerahan jasa service Rp40.000.000.
Pembelian Barang Dagangan Rp160.000.000 (PPN dibayar
Rp16.20000.000); Sewa Ruko Rp40.000.000 (PPN dibayar
Rp4.000.000)
Hitung PPN yang harus disetor ke kas negara.
PPN = PK - PM
PK-BKP = 10% X Rp300.000.000 = Rp30.000.000 (a)
PK-JKP = 10% X Rp40.000.000 = Rp 4.000.000 (b)
PM-BKP = 70% X Rp30.000.000 = Rp21.000.000 (c)
PM-JKP = 60% X Rp 4.000.000 = Rp 2.400.000 (d)
PPN disetor = Rp34.000.000 (a+b) - Rp23.400.000 (c+d)
188
= Rp10.600.000
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan Bagi PKP yang
Melakukan Kegiatan Penyerahan yang Terutang Pajak dan yang Tidak
Terutang Pajak (atau PPN-nya Dibebaskan)
191
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 .................. (Lanjutan)
Contoh Penghitungan:
PKP bergerak di bidang perkebunan Apel (Non BKP-Penyerahannya
Tidak Terutang PPN) dan pabrik “Juice Apel” (BKP-Penyerahannya
Terutang PPN).
APRIL 2015:
• PKP membeli truk dengan harga Rp200 juta (PPN Rp20 juta).
• Masa manfaat truk sebenarnya 5 tahun, tetapi untuk tujuan
penghitungan PM berdasarkan PMK ini ditetapkan 4 tahun.
• Diperkirakan persentase rata-rata jumlah penyerahan yang terutang
pajak (“juice”) terhadap seluruh penyerahan adalah 70%.
• PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa April 2011:
Rp20 juta x 70% = Rp14 juta 193
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 ..................
(Lanjutan)
Contoh Penghitungan (Tahun ke-I)
MARET 2016
• Total peredaran usaha tahun 2015 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan
“Apel” : Rp40 miliar dan penjualan “Juice Apel” : Rp60 miliar.
• Penghitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk
selama tahun buku 2015 yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2016 :
Rp60 miliar x Rp20 juta = Rp3 juta
Rp100 miliar 4
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk Masa
Pajak Maret 2016) adalah sebesar Rp3,5 juta – Rp3 juta = Rp500 ribu
• Penghitungan kembali Pajak Masukan seperti perhitungan di atas dilakukan
setiap tahun sampai dengan masa manfaat truk berakhir. 194
Cont.
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 ..................
(Lanjutan)
Contoh Penghitungan (Tahun ke-II)
MARET 2017
• Total peredaran usaha tahun 2016 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan
“Apel” : Rp10 miliar dan penjualan “Juice Apel” : Rp90 miliar.
Cont.
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 ..................
(Lanjutan)
Contoh Penghitungan (Tahun ke-III)
MARET 2018
• Total peredaran usaha tahun 2017 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan
“Apel” : Rp30 miliar dan penjualan “Juice Apel” : Rp70 miliar.
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
Cont.
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 ..................
(Lanjutan)
MARET 2019
• Total peredaran usaha tahun 2018 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan “Apel” : Rp50
miliar dan penjualan “Juice Apel” : Rp50 miliar.
• Penghitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk selama tahun
buku 2018 yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2019 adalah:
Rp50 miliar x Rp20 juta = Rp2,5 juta
Rp100 miliar 4
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• Jadi PM yg harus diperhitungkan kembali: Rp3,5 juta – Rp2,5 juta = Rp1 juta
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi PM untuk Masa Pajak Maret
2019) adalah sebesar Rp3,5 juta – Rp2,5 juta = Rp 1 juta
• Penghitungan PM tersebut di atas tidak perlu lagi dilakukan pada tahun 2020. 197
Cont.
VII.5. Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan - PMK No. 78 ..................
(Lanjutan)
198
Contoh Kasus PMK 78/2010 Jo. PMK 21/2014:
• PT Indonesia Pintar (Pemilik Toko Buku “Gerah Media”), PKP, disamping menjual BKP berupa
buku2 pelajaran umum, kitab suci, dan buku2 pelajaran agama juga menjual buku2 komersil
berupa buku cerita/novel dan alat musik/olah raga
• Pada bulan Maret 2015, PKP membayar sewa gedung untuk Toko sebesar Rp100 Juta (PPN
Masukan Rp10 Juta);
• Perkiraan Penjualan tahun 2015 adalah 40% penjualan buku2 pelajaran umum, agama, &
kitab suci, serta 60% adalah buku2 komersil dan alat musik/olah raga.
• Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2015, Peredaran Usaha PT IP sebesar Rp50 M, terdiri
dari Penjualan Buku2 Pelajaran Umum, agama & Kitab Suci sebesar Rp15 M dan Buku
komersil & alat musik/olahraga sebesar Rp35 M.
• Pertanyaan:
1. Berapa PM yang dapat dikreditkan di SPT Masa Maret 2015?
2. Berapa PM yang seharusnya diperhitungkan kembali dan dimana penghitungan kembali
tersebut dilaporkan?
3. Apabila dalam Masa Pajak Maret 2016 terdapat DPP atas penyerahan yang PPN-nya harus
dipungut sendiri sebesar Rp2M dan PM yang dapat dikreditkan adalah sebesar Rp70 Juta,
berapa Jumlah PPN yang Kurang/(Lebih) dibayar PKP untuk Masa Maret 2016? 199
VII.6. Kelebihan Pembayaran Pajak
Kelebihan Pembayaran Pajak adalah:
1) Pajak Masukan > Pajak Keluaran dalam suatu masa pajak ;
2) Kelebihan Pajak Masukan dan PPn BM yang telah dibayar
atas Perolehan BKP-BM yang diekspor.
Pasal 17D UU PPN Jo Pasal 9 ayat (2) PMK No. 39/PMK.03/2018 s.t.d.d.
PMK No.117/PMK.03/2019 (Wajib Pajak Memenuhi Persyaratan
Tertentu):
• WPOP yang tidak menjalankan usaha atau pekejaan bebas yang
menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi;
• WPOP yang menjalankan usaha atau pekejaan bebas yang
menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi
dengan jumlah lebih bayar paling banyak Rp 100.000.000;
• Wajib Pajak Badan yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau
• PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN lebih bayar restitusi dengan
jumlah lebih bayar paling banyak Rp 1.000.000.000.
204
VII.11. PKP Beresiko Rendah
Pasal 9 ayat (4c) Jo. Pasal 17 ayat (2) PMK PKP yang melakukan
No. 39/PMK.03/2018 s.t.d.d. PMK No.117/ kegiatan tertentu:
PMK.03/2019, meliputi: a. Ekspor BKP Berwujud;
a. Perusahaan Masuk Bursa (PMB; b. Penyerahan Kepada
b. BUMN/BUMD; Pemungut;
c. PKP yang ditetapkan sebagai Mitra c. Penyerahan yang tidak
Utama Kepabeanan; Dipungut.
d. PKP yang ditetapkan sebagai Operator d. Ekspor BKP TB;
Ekonomi yang bersertifkat; e. Ekspor Jasa;
e. Pabrikan atau Produsen selain PKP
sebagaimana diuraikan a s.d. d di atas, Memenuhi syarat:
yang memiliki tempat untuk melakukan
• PKP Telah menyampaikan
kegiatan produksi;
SPT 12 bulan terakhir;
f. PKP dengan SPT Masa PPN LB paling
banyak Rp1.000.000.000; • PKP tidak sedang di
g. Pedagang Besar Farmasi ber-Sertifikat; bukper dan/atau disidik;
h. Distributor Alat Kesehatan ber- • PKP tidak pernah dipidana
Sertifikat. dalam jangka waktu 5 205
(lima) tahun terakhir.
Pasal 1
angka 27 BAB VIII PEMUNGUT PPN Pasal 16A
Objek Pemungutan
kecuali
Pembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1juta termasuk
PPN/PPnBM, dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas
penyerahan tanah oleh real estat
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN
tidak dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh 207
perusahaan penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN
PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)
Mekanisme Pemungutan
PKP Rekanan wajib membuat Faktur Pajak dan SSP pada saat
menyampaikan tagihan
Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat
pembayaran
Objek Pemungutan
Mekanisme pemungutan
Pajak Masukan atas perolehannya dapat Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dikreditkan dapat dikreditkan
Fasilitas PPN di Kawasan Berikat selain Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu
Kawasan Bebas yang bersifat Strategis
Proyek Pemerintah yang dananya berasal dari
hibah/bantuan luar negeri
213
FASILITAS PPN - DIBEBASKAN
PP Nomor 40 Tahun 2015
• Pasal 2
Atas penyerahan air bersih oleh pengusaha dibebaskan
dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
• Pasal 3
(1) Air bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas:
a. air bersih yang belum siap untuk diminum; dan/atau
b. air bersih yang sudah siap untuk diminum (air minum).
(2) Air bersih yang sudah siap untuk diminum (air minum) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak termasuk air minum dalam
kemasan.
FASILITAS PPN - DIBEBASKAN
PP Nomor 81 Tahun 2015
• Setiap PKP wajib mengisi & menyampaikan SPT Masa PPN 1111
• Pengecualian:
PKP yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak
Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) UU PPN
{PKP omzet < 1,8M} dan ayat (7a) UU PPN {PKP Kendaraan Bermotor
Bekas}.
• Khusus bagi PKP yang menghasilkan Barang dan menyerahkan BKP
Mewah yang tergolong mewah, dalam hal PKP yang bersangkutan
melakukan penyerahan BKP yang tergolong mewah, maka kolom
PPnBM pada masing-masing formulir juga harus diisi. 217
Pelaporan PPN
219
Formulir 1111 A DM
220
1. Dalam hal Faktur Pajak tidak mencantumkan NPWP
Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur
pembeli, maka kolom ini diisi dengan angka
Pajak :
000000000000000 (angka nol sebanyak lima belas
1. yang diganti, dalam hal terdapat Faktur
digit).
Pajak Pengganti; atau
2. Dalam hal PKP melakukan penyerahan BKP kepada
2. atas BKP yang dikembalikan atau JKP
turis asing (dalam skema restitusi berdasarkan
yang dibatalkan, dalam hal terdapat
Pasal 16E UU PPN), kolom ini diisi dengan nomor
Nota Retur/Nota Pembatalan
paspor turis asing yang bersangkutan.
221
Formulir 1111 R DM
222
Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak atas BKP yang dikembalikan atau
JKP yang dibatalkan, dalam hal terdapat
Nota Retur/Nota Pembatalan
65.500.000
223
Induk SPT Masa PPN
224
Bagian Identitas
Untuk SPT yg disampaikan
dalam bentuk formulir
Diisi apabila PKP Diisi apabila PKP kertas, kolom ini diisi oleh
menggunakan deemed menggunakan deemed petugas di KPP/KP2KP,
PM berdasarkan PMK PM berdasarkan PMK jumlah lembar SPT (Induk
No 74/PMK.03/2010 No 79/PMK.03/2010 + Lampiran)
225
Bagian Isi (Butir I)
Diisi dengan jumlah seluruh penyerahan barang (berwujud maupun tidak
berwujud), yang meliputi:
a. ekspor;
b. penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri, dipungut oleh Pemungut PPN,
tidak dipungut, dan yang dibebaskan dari pengenaan PPN; dan
c. penyerahan yang tidak terutang PPN,
dikurangi dengan retur barang yang diterima.
226
Bagian Isi (Butir II)
Diisi dengan:
a. 70%, bagi PKP yang menggunakan deemed PM berdasarkan
Peredaran Usaha Diisi dengan 60%, bagi PKP
b. 80%, bagi PKP pedagang emas perhiasan yang yang menggunakan deemed
menggunakan deemed PM PM berdasarkan Peredaran
c. 90%, bagi PKP pedagang mobil bekas yang menggunakan Usaha
deemed PM
227
Bagian Isi (Butir II – KB (LB))
Permohonan restitusi hanya dapat diajukan di akhir tahun buku,
karena pada prinsipnya PKP yang menggunakan deemed PM akan
selalu mengalami Kurang Bayar.
Oleh karena itu, PKP yang secara mekanisme PPN mengalami Lebih
Bayar (Pasal 9 ayat (4b)) sebaiknya tidak menggunakan deemed PM.
Seperti keterangan di
atas, PKP berisiko
rendah juga sebaiknya
tidak menggunakan
deemed PM.
228
Bagian Isi (Butir III)
Diisi dengan jumlah DPP atas kegiatan
membangun sendiri yaitu sebesar 40% (empat
puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan
dan/atau yang dibayarkan dalam Masa Pajak yang
bersangkutan untuk membangun bangunan, tidak
termasuk harga perolehan tanah
229
Bagian Isi (Butir IV)
230
Bagian Isi (Butir V)
231
Bagian Pernyataan
SPT wajib ditandatangani.
Dalam hal tidak
ditandatangani, SPT
dianggap tidak disampaikan
232
CONTOH SOAL
Nama Perusahaan: PT Amin Sejahtera Contoh 1
Kegiatan Usaha: Penjualan mobil bekas secara eceran
Tgl Transaksi No Dokumen Jml DPP PPN
(ribuan) (ribuan)
Transaksi Penjualan
5 Peny. Mobil bekas kpd Tn. 010.000.- 1 unit 60.000 6.000
Feb Ito Bahagia 11.00000008
12 Peny. Mobil bekas kpd PT 010.000.- 3 unit 210.000 21.000
Feb Taksi Makmur 11.00000009
23 Peny. Mobil bekas kpd Tn. 010.000.- 2 unit 180.000 18.000 Dilaporkan di
Feb Arista Jaya 11.00000010 Form A DM
26 Menerima Nota Retur dari RET-0012 (70.000) (7.000)
Feb PT Taksi Makmur
Total 380.000 38.000
Transaksi Pembelian
1 Membayar sewa toko 10.000 1.000
Feb
Tidak perlu
7 Beli perlengkapan kantor 15.000 1.500 dilaporkan
Feb dari PT Cakra Raya dalam SPT
25 Menerbitkan Nota Retur NR-00005 (5.000) (500)
Feb kepada PT Cakra Raya
Dilaporkan di
Transaksi Lainnya
Form R DM
Feb Mendirikan bangunan toko dengan luas 450 m2 dan mengeluarkan biaya
sebesar Rp50.000.000 selama bulan Februari 2011
Dilaporkan di
Form Induk
234
Pengisian dalam Formulir 1111 A DM
235
Pengisian dalam Formulir Induk
236
Pengisian dalam Formulir Induk
237
Lanjutan dari Contoh 1
238
Pengisian dalam Formulir A DM & R DM
239
Pengisian dalam Formulir Induk
241
Pengisian dalam Formulir 1111 A DM
242
Pengisian dalam Formulir Induk
243
Pengisian
SPT MASA PPN 1111
Samyong ltd Singapura PEB-0000023 07-01-2011 2.000.000.000 BKP
7 Jan 2011
Dieskpor Televisi 21 inch kepada Samyong ltd Singapura
tanpa memakai L/C dengan Nilai Ekspor sebesar Rp. 2
Milyar. PEB telah diberikan persetujuan oleh DJBC pada
tanggal 12 Januari 2011 (PEB-0000023).
245
Samyong ltd Singapura PEB-0000023 07-01-2011 2.000.000.000 BKP
Jaehun ltd Korea EJKP 00001 10-01-2011 500.000.000 JKP
10 Jan 2011
Melakukan ekspor jasa maklon berupa pengiriman
Televisi 54” pesanan dari Jaehun ltd Korea. Fee atas jasa
maklon yang diterima adalah sebesar Rp50.000.000 dan
televisi yang dikirim bernilai Rp500.000.000 dengan
tanggal PEB yang telah diberikan persetujuan pada
tanggal 10 Januari 2011. Pemberitahuan ekspor jasa
dibuat pada tanggal 10 Januari 2011 (EJKP 00001).
2.500.000.000
246
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
11 Jan 2011
Diserahkan 10 unit Televisi ukuran 29” dengan harga jual
Rp. 30 juta kepada Kementerian Kehutanan di Jakarta
untuk memantau kebakaran hutan. Faktur Pajak dibuat
pada tanggal 11 Januari 2011 (020.000-11.00000001).
247
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
12 Jan 2011
Diterima pembayaran penuh dari PT. ANGKASA RAYA atas
penyerahan Televisi 21 inch dengan harga jual sebesar Rp.
50 juta. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 12 Januari 2011
(010.000-11.00000002).
248
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
13 Jan 2011
Pegawai yang menjaga Outlet Pabrik melaporkan bahwa
pada hari ini telah dijual Televisi 14 inch dengan nilai jual
sebesar Rp. 1 juta kepada konsumen yang tidak diketahui
identitasnya. Faktur Pajak dibuat pada tanggal 13 Januari
2011 tanpa mencantumkan identitas pembeli (010.000-
11.00000003).
249
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
PT Mekar Sari xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 070.000-11.00000004 15-01-2011 400.000.000 40.000.000
15 Jan 2011
Diserahkan spare part Televisi kepada PT. MEKAR SARI
yang berada di kawasan berikat. Atas penyerahan tersebut
PPN yang terutang sebesar Rp. 40 juta tidak dipungut.
Faktur Pajak dibuat pada tanggal 15 Januari 2011
(070.000-11.00000004).
250
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
PT Mekar Sari xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 070.000-11.00000004 15-01-2011 400.000.000 40.000.000
Kedubes China 000000000000000 080.000-11.00000005 18-01-2011 50.000.000 5.000.000
18 Jan 2011
Diserahkan Televisi kepada Kedutaan Besar China sebesar
Rp 50 juta. Atas penyerahan tersebut mendapat fasilitas
dibebaskan dari pengenaan PPN. Faktur Pajak dibuat pada
tanggal 18 Januari 2011 (080.000-11.00000005).
251
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
PT Mekar Sari xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 070.000-11.00000004 15-01-2011 400.000.000 40.000.000
Kedubes China 000000000000000 080.000-11.00000005 18-01-2011 50.000.000 5.000.000
PT Recycle Mart xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 090.000-11.00000006 21-01-2011 120.000.000 12.000.000
21 Jan 2011
Dijual mesin pabrik dengan harga jual Rp 120 juta kepada
PT Recycle Mart. Faktur Pajak dibuat tanggal 21 Januari
2011 (090.000-11.00000006).
252
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
PT Mekar Sari xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 070.000-11.00000004 15-01-2011 400.000.000 40.000.000
Kedubes China 000000000000000 080.000-11.00000005 18-01-2011 50.000.000 5.000.000
PT Recycle Mart xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 090.000-11.00000006 21-01-2011 120.000.000 12.000.000
000000000000000 040.000-11.00000007 23-01-2011 1.500.000 150.000
23 Jan 2011
Dalam rangka peresmian perusahaannya, PT. SONY
SEJAHTERA telah mengadakan undian dengan hadiah
berupa Televisi 21 inch dari jenis yang paling baru
dengan harga pokok penjualan sebesar Rp. 1.500.000.
Atas penyerahan televisi kepada pelanggan yang
beruntung tersebut PT. SONY SEJAHTERA Menerbitkan
Faktur Pajak pada tanggal 23 Januari 2011 (040.000-
11.00000007).
253
Kemenhut Jkt xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 020.000-11.00000001 11-01-2011 30.000.000 3.000.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000002 12-01-2011 50.000.000 5.000.000
000000000000000 010.000-11.00000003 13-01-2011 1.000.000 100.000
PT Mekar Sari xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 070.000-11.00000004 15-01-2011 400.000.000 40.000.000
Kedubes China 000000000000000 080.000-11.00000005 18-01-2011 50.000.000 5.000.000
PT Recycle Mart xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 090.000-11.00000006 21-01-2011 120.000.000 12.000.000
000000000000000 040.000-11.00000007 23-01-2011 1.500.000 150.000
PT Angkasa Raya xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx NR-05/1/2011 25-01-2011 (20.000.000) (2.000.000) 010.000-11.00000002
25 Jan 2011
Diterima Nota Retur (NR-05/1/2011) dari PT. ANGKASA RAYA
atas Faktur Pajak Nomor 010.000-11.00000002 sebesar Rp
20 juta, karena Televisi yang diserahkan rusak.
632.500.000 63.250.000
254
Soni Corp Jepang PIB-0000052 08-01-2011 450.000.000 45.000.000 BKP
8 Jan 2011
Hari ini telah dibuat PIB Nomor PIB-0000052 dan telah
dibayar PPN terutang pada tanggal 8 Januari 2011 sebesar
Rp 45 juta melalui bank Permata atas impor bahan baku
untuk pembuatan Televisi dari Soni Corp Jepang.
255
Soni Corp Jepang PIB-0000052 08-01-2011 450.000.000 45.000.000 BKP
Daisho Corp Jepang 0101020203030404 09-01-2011 500.000.000 50.000.000 JKP
9 Jan 2011
Membayar jasa konsultan dari Daisho Corp Jepang yang
melakukan kegiatan konsultasi teknik di pabrik dengan
nilai penggantian sebesar Rp500.000.000. SSP atas
pemanfaatan telah dibuat (NTPN: 0101020203030404)
untuk penyetoran PPN atas pemanfaatan JKP dari luar
Daerah Pabean pada tanggal 9 Januari 2011.
950.000.000 95.000.000
256
PT Telkom xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xxxxx 17-01-2011 5.000.000 500.000
17 Jan 2011
Dibayar tagihan telepon kantor sebesar Rp. 5.500.000
(termasuk PPN) kepada PT. Telkom. Atas transaksi
tersebut PT. SONY SEJAHTERA menerima bukti
pembayaran berupa kuitansi.
257
PT Telkom xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xxxxx 17-01-2011 5.000.000 500.000
PT Kompak xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000020 16-01-2011 50.000.000 5.000.000
20 Jan 2011
Diterima Faktur Pajak tertanggal 16 Januari 2011 (010.000-
11.00000020) atas perolehan komponen elektronik untuk
pembuatan televisi yang dibeli dari PT. KOMPAK dengan
harga jual sebesar Rp. 50 Juta.
258
PT Telkom xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xxxxx 17-01-2011 5.000.000 500.000
PT Kompak xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000020 16-01-2011 50.000.000 5.000.000
Aritonang xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000028 21-01-2011 5.000.000 500.000
21 Jan 2011
Membayar Rp. 5.500.000,- (termasuk PPN) kepada Bengkel
ARITONANG atas service mobil box yang digunakan untuk
mengirim spare part yang dijual. PPN terutang sebesar
Rp500.000 dengan Faktur Pajak nomor 010.000-
11.00000028.
259
PT Telkom xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx xxxxx 17-01-2011 5.000.000 500.000
PT Kompak xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000020 16-01-2011 50.000.000 5.000.000
Aritonang xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx 010.000-11.00000028 21-01-2011 5.000.000 500.000
PT Abadi xx.xxx.xxx.x-xxx.xxx R 01/2/04 23-01-2011 (20.000.000) (2.000.000) 010.000-11.00000034
23 Jan 2011
Menerbitkan Nota Retur Nomor R 01/2/04 tanggal 23 Januari
2011 dengan nilai DPP sebesar Rp 20 juta untuk Faktur
Pajak Nomor 010.000-11.00000034 kepada PT ABADI.
40.000.000 4.000.000
260
Kawaii ltd Jepang 000000000000000 PIB-0000064 19-01-2011 550.000.000 55.000.000
19 Jan 2011
Dikeluarkan dari pelabuhan tanjung priok mesin pembuat
spare part Televisi yang diimpor dari Kawaii ltd Jepang
dengan nilai impor sebesar Rp. 550 juta, dengan PIB
nomor PIB-0000064 tanggal 19 Januari 2011. Atas Impor
tersebut PT. SONY SEJAHTERA mendapat fasilitas PPN
dibebaskan.
550.000.000 55.000.000
A1
2.500.000.000
632.500.000 63.250.000
152.500.000 15.250.000
30.000.000 3.000.000
A2
400.000.000 40.000.000
50.000.000 5.000.000
950.000.000 95.000.000
40.000.000 4.000.000
550.000.000 55.000.000 B1
1.540.000.000 154.000.000
99.000.000
B3 B2
2.500.000.000
632.500.000 63.250.000
152.500.000 15.250.000
30.000.000 3.000.000
400.000.000 40.000.000
Dalam SPT Masa PPN Desember 2010 terdapat 50.000.000 5.000.000
kelebihan pembayaran PPN sebesar
Rp1.500.000,- yang diminta dikompensasikan ke
950.000.000 95.000.000
Masa Pajak berikutnya.
40.000.000 4.000.000
550.000.000 55.000.000
1.540.000.000 154.000.000
99.000.000
1.500.000
1.500.000
100.500.000
(85.250.000)
Terima Kasih
266