APA SICH
UNTUK PPN ITU ??? ????
APA
PPN
ITU ??
PAJAK ADALAH :
Sifatnya
Tidak Langsung
Menurut
Subjektif
Sasaran/Objeknya
Objektif
JENIS-JENIS PAJAK
PAJAK PUSAT
Pajak Penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Bea Meterai
Pajak Bumi dan Bangunan ( Khusus PBB
perkotaan dan pedesaan paling lambat 2014
menjadi Pajak Daerah)
JENIS-JENIS PAJAK :
PAJAK DAERAH
(dikelola oleh Pemda)
Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan
jalan, Pajak Kendaraan
Bermotor.
Value Added
Dipakainya Faktor-Faktor Produksi pada setiap jalur
perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan dan memperdagangkan barang atau
pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen
9
KARAKTERISTIK DASAR
(LEGAL CHARACTER) PPN :
PPN merupakan Pajak Tidak Langsung
PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam
negeri yang dikenakan pada setiap penyerahan
BKP/ JKP (Multi Stage Level)
PPN bersifat Objektif dan non-komulatif
PPN menggunakan sistem Credit Method/
Indirect Subtraction Method (invoice method)
dengan menggunakan sarana faktur pajak
PPN bersifat netral dan diharapkan tidak
menimbulkan Pajak Berganda.
10
KARAKTERISTIK (LEGAL CHARACTER)
PPn.BM
Merupakan pungutan tambahan
disamping PPN
Merupakan Pajak Tidak Langsung
Hanya dipungut 1 (satu) kali (Single
Stage Level) yaitu pada tingkat
Pabrikan atau pada saat impor
Merupakan Pajak Obyektif
Dikenakan terhadap barang-barang
yang tergolong Mewah
Menggunakan beberapa kelompok
tarif.
11
Karakter PPN sebagai PAJAK TIDAK LANGSUNG
Penanggung
jawab pajak
NEGARA
Pemikul
Beban pajak
PPN PPN
BARANG/JASA
PENJUAL
PEMBELI BKP/
BKP/ PPN PENERIMA JKP
PEMBERI JKP
Legal Karakter PPN sebagai PAJAK OBJEKTIF
PAJAK OBJEKTIF
Nilai Tambah
(Value Added)
Kelebihan :
1. Mencegah terjadinya Pajak Berganda
2. Netral dalam perdagangan Dalam dan Luar Negeri
3. Sangat membantu likuiditas perusahaan (Lebih Bayar PPN
dapat direstitusi)
4. Sumber penerimaan Negara (money maker)
Kelemahan :
1. Biaya administrasi relatif tinggi
2. Menimbulkan dampak Regresif
3. Rawan Penyelundupan
4. Membutuhkan pengawasan lebih dalam administrasi pajak.
17
PERUBAHAN UU PPN
Undang-Undang Berlaku sejak
No 8 Th 1983 1 April 1985
Perubahan yang dilakukan ada yang bersifat substansi dan ada yang hanya bersifat
perbaikan gramatikal
POKOK-POKOK PERUBAHAN KETIGA UU PPN
1. DEFINISI (Pasal 1)
2. OBJEK PPN (Pasal 4)
3. PENYERAHAN AKTIVA YG TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN (Pasal 16D)
4. PENGERTIAN PENYERAHAN BKP DAN BUKAN PENYERAHAN BKP (Pasal 1A)
5. NON BKP & NON JKP (Pasal 4A)
6. PENGUSAHA KENA PAJAK
7. RETUR PPN ATAS PENYERAHAN JKP (Pasal 5A)
8. KRITERIA & TARIF PPnBM (Pasal 8)
9. RESTITUSI (Pasal 9 (4b), (4c) & Pasal 16E)
10. DEEMED PAJAK MASUKAN (Pasal 9 (7), (7a), (7b))
11. PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (Pasal 9 (2a) & (14))
12. PEMUSATAN TEMPAT PPN TERUTANG (Pasal 12 (2))
13. FAKTUR PAJAK (Pasal 13)
14. SAAT PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN (Pasal 15A)
15. FASILITAS PERPAJAKAN (Pasal 16B)
16. TANGGUNG RENTENG (Pasal 16F)
UNDANG-UNDANG PPN
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 : Definisi
Pasal 1A : Penyerahan BKP
Pasal 2 : Hubungan Istimewa
BAB II PENGUKUHAN PKP
Pasal 3 : Dihapus
BAB IIA KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA
DAN KEWAJIBAN MEMUNGUT,
MENYETOR,
DAN MELAPORKAN PAJAK TERUTANG
Pasal 3A : Kewajiban PKP
21
BAB III OBJEK PAJAK
Pasal 4 : Objek Pajak
Pasal 4A : Pengecualian Objek
Pasal 5 : Pajak Penjualan atas
Barang Mewah
Pasal 5A : Retur
Pasal 6 : dihapus
BAB IV TARIF & CARA
MENGHITUNG PAJAK
24
MEKANISME PPN di Indonesia
25
e. Apabila terdapat selisih antara Pajak Masukan dan Pajak
Keluaran, maka hal yang terjadi adalah sbb :
1) bila Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan,maka
selisihnya harus disetor ke Kas Negara paling lambat
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak
dan sebelum SPT PPN disampaikan.
2) bila Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran maka
selisihnya merupakan pajak Lebih Bayar, yang dapat
dikompensasikan dgn masa pajak berikutnya
3) bila tidak ada selisih antara keduanya (PK=PM),
maka tidak ada pajak yang terutang atau lebih
bayar dalam masa pajak tersebut (Nihil)
26