PRE-TEST PPN
TAXMASTER CLASS 2020
Jawaban :
Pajak Tidak Langsung
Pajak Objektif
Pajak atas konsumsi umum
dalam negeri
Multi Stage Tax
Tidak menimbulkan pengenaan
pajak berganda
Indirect Subtraction
Method/Credit Method/Invoice
Method
Karakteristik PPN yang diterapkan di
PPN Indonesia adalah PPN Tipe
Konsumsi (Consumption Type
VAT) & Bersifat netral
Menggunakan tarif tunggal
• Karakter PPN sebagai pajak tidak langsung ini menimbulkan
konsekuensi yuridis bahwa antara pemikul beban pajak
(destinataris pajak) dengan penanggung jawab atas penyetoran
pajak ke kas negara berada pada pihak-pihak yang berbeda.
• Pemikul beban pajak ini berada pada pembeli Barang Kena Pajak
(BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP).
• Sedangkan penanggung jawab atas pelaporan/penyetoran pajak ke
kas negara adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang bertindak
selaku penjual BKP atau pengusaha JKP selaku pengusaha yang
me-nyerahkan JKP.
• Oleh karena itu apabila terjadi penyimpangan pemungutan PPN,
fiskus akan meminta pertanggungjawaban kepada Penjual BKP
atau Pengusaha JKP tersebut, bukan kepada pembeli, walaupun
pembeli kemungkinan juga berstatus sebagai PKP
Sebagai Pajak Tidak Langsung, pengertian Pajak Pertambahan Nilai
dapat dirumuskan berdasar dua sudut pandang sebagai berikut:
Sudut pandang ilmu ekonomi, beban pajak dialihkan kepada pihak
lain, yaitu pihak yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang
menjadi obyek pajak.
Sudut pandang ilmu hukum, tanggung jawab pembayaran pajak
kepada kas negara tidak berada ditangan pihak yang memikul
beban pajak. Sudut pandang ilmu hukum ini membawa
konsekuensi filosofis bahwa :
• apabila pembeli atau penerima jasa telah membayar pajak yang
terutang kepada penjual atau pengusaha jasa, pada hakekatnya sama
dengan telah membayar pajak tersebut ke kas negara.
• dalam hal (PKP) penjual tidak memungut pajak dari pembeli dengan
alasan apapun, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penjual, bukan
tanggung jawab pembeli.
Tanggung Renteng
PENJUAL
?
Pungut PPN
PEMBELI
SKPKB
TANGGUNG JAWAB
RENTENG
Kecuali
Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu
Pembeli dapat dikenai tanggung jawab renteng.
Timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh peristiwa atau perbuatan
hukum yang dapat dikenakan pajak yang juga disebut objek pajak.
Kondisi subjektif subjek pajak tidak ikut menentukan.
MEKANISME PK - PM
Multi stage tax adalah karakteristik PPN yang
mempunyai makna PPN dikenakan pada setia mata
rantai jalur produksi maupun jalur distribusi.
Setiap penyerahan barang yang menjadi obyek PPN
mulai dari tingkat pabrikan (manufacturer)
kemudian ditingkat pedagang besar (wholesaler)
dalam berbagai bentuk atau nama sampai dengan
tingkat pedagang pengecer (retailer) dikenakan
PPN.
MULTI STAGE TAX namun NON KUMULATIF
PK = PPN =
KN
PABRIKAN 100.000 100.000
PPN 10%
BKP HARGA JUAL =1.000.000
100.000
PM = 100.000 PPN =
PEDAGANG BESAR 30.000
KN
PK = 130.000
PM = 130.000 PPN =
PEDAGANG ECERAN 20.000
KN
PK = 150.000
MEKANISME
PPN
• Untuk mendeteksi atau menguji kebenaran
jumlah pajak yang terutang atas perolehan dan
jumlah pajak yang terutang atas penyerahan
tersebut diperlukan suatu dokumen pendukung.
• Dokumen ini dinamakan “tax invoice” (Faktur
Pajak), oleh karena itu metode ini dinamakan juga
“Invoice Method”.
• Oleh karena itu Faktur Pajak merupakan
persyaratan mutlak dalam indirect subtraction
method.
• Dalam hukum pajak, kegiatan mengurangkan pajak
dengan pajak dinamakan “tax credit”, oleh karena itu
metode ini juga dinamakan “credit method” yaitu
mengkreditkan pajak yang dibayar kepada penjual
atau pengusaha jasa yang dinamakan “Pajak Masukan”
(input tax) dengan pajak yang dipungut dari pembeli
atau penerima jasa yang dinamakan “Pajak Keluaran”
(output tax).
• Dalam kalimat yang lebih sederhana dan populer
adalah mengreditkan Pajak Masukan dengan Pajak
Keluaran.
MEKANISME PEMUNGUTAN PPN - 1
2. pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/ atau perjanjian
sewa guna usaha (leasing);
adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian
sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi.
Jika sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi maka belum
dianggap terjadi penyerahan barang
3. penyerahan BKP kpd pedagang perantara atau melalui juru
lelang;
"pedagang perantara" adalah orang pribadi atau badan yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya dengan nama sendiri melakukan
perjanjian atau perikatan atas dan untuk tanggungan orang lain
dengan mendapat upah atau balas jasa tertentu, misalnya komisioner.
Yang dimaksud dengan "juru lelang" adalah juru lelang Pemerintah
atau yang ditunjuk oleh Pemerintah
Penyerahan BKP melalui Juru Lelang
FP
Tidak ada FP
Bayar SSP
24
4. pemakaian sendiri dan/ atau pemberian cuma-cuma atas
BKP;
"pemakaian sendiri" adalah pemakaian untuk kepentingan pengusaha
sendiri, pengurus, atau karyawan, baik barang produksi sendiri
maupun bukan produksi sendiri.
Pengusaha Pabean.
(Pasal 1 angka 14 UU Nomor 42 Tahun 2009)
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: MILYAR
Wajib
• Penyerahan BKP
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP
Berwujud
PKP
Dapat
• Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < >
• Ekspor JKP 4,8 MILYAR
Wajib
memungut,
Bermaksud menyetor, dan
Dapat
melakukan Memilih
melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang
Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk
Dikukuhkan sebagai PKP
Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP
Dapat lapor
PKP
Dapat lapor
PKP
Wajib lapor PKP
p.l. akhir Juni
Tidak/Terlambat
lapor PKP
PKP
Bentuk
Pengusaha yang
Kerja Sama
melakukan atau sejak
semula bermaksud Operasi NON
melakukan penyerahan PKP
BKP/JKP
Barang Berwujud
Barang Bergerak
Barang Tidak Bergerak
Barang Tidak Berwujud
DIKENAKAN PPN
Lihat PMK-116/PMK.03/2016
h. telur
yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan,
diasinkan, atau dikemas;
i. susu
yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun
dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya,
dan/atau dikemas atau tidak dikemas;
j. buah-buahan
yaitu buah-buahan segar yg dipetik, baik yang telah melalui proses
dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas; dan
k. sayur-sayuran
yaitu sayuran segar yg dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pd
suhu rendah, termsk sayuran segar yg dicacah.
3. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan
oleh usaha jasa boga atau katering. Ketentuan ini
dimaksudkan untuk menghindari pengenaan pajak
berganda karena sudah merupakan objek pengenaan Pajak
Daerah
4. uang, emas batangan, dan surat berharga.
FEEDBACK
• Jika Tn Richie adalah karyawan dan bukan PKP, membeli
handphone dari ebay.com, apakah wajib membayar PPN
impor?
• IYA
DIKENAKAN PAJAK
JKP
3. jasa keuangan;
• jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain
yang dipersamakan dengan itu;
• jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan
dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana
lainnya;
• jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, berupa : sewa guna usaha dengan hak opsi; anjak
piutang; usaha kartu kredit; dan/atau pembiayaan konsumen;
• jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk
gadai syariah dan fidusia; dan
• jasa penjaminan.
Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)
4. Jasa pengiriman surat dengan perangko.
Jasa pengiriman sura dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat
dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain
pengganti perangko tempel.
5. Jasa asuransi.
Yang dimaksud dengan "jasa asuransi" adalah jasa pertanggungan yang
meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi, yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi,
tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, penilai
kerugian asuransi, dan konsultan asuransi
6. Jasa keagamaan; meliputi:
• jasa pelayanan rumah ibadah;
• jasa pemberian khotbah atau dakwah;
• jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan; dan
• jasa lainnya di bidang keagamaan.
Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)
7. Jasa pendidikan;meliputi:
jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa
penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan
profesional;dan
jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
8. Jasa kesenian dan hiburan. Jasa kesenian dan hiburan meliputi
semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan.
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan. Jasa penyiaran yang
tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran radio atau televisi
yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak
bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan
komersial.
Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP)
Yang termasuk dalam pengertian menghasilkan pada ayat ini adalah kegiatan:
1. merakit, yaitu menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti merakit mobil, barang
elektronik, dan perabot rumah tangga;
2. memasak, yaitu mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur
bahan lain maupun tidak;
3. mencampur, yaitu mempersatukan dua atau lebih unsur (zat) untuk
menghasilkan satu atau lebih barang lain;
4. mengemas, yaitu menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda untuk
melindunginya dari kerusakan dan/atau untuk meningkatkan
pemasarannya; dan
5. membotolkan, yaitu memasukkan minuman atau benda cair ke dalam botol
yang ditutup menurut cara tertentu;
6. serta kegiatan lain yang dapat dipersamakan dengan kegiatan itu atau
menyuruh orang atau badan lain melakukan kegiatan tersebut.
PUNGUTAN TAMBAHAN
DI SAMPING PPN PPnBM TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
PABRIKAN IMPORTIR
PED. BESAR
PPN
PPN
PPN
KONSUMEN
YANG TERMASUK BKP YANG TERGOLONG MEWAH
Pasal 7
PMK-33/PMK.010/2017
DIBEBASKAN PPnBM
Pasal 8
PMK-33/PMK.010/2017
RESTITUSI PPnBM
KEP - 229/PJ/2003
Jawaban :
Pasal 7 (UU No. 42 Tahun 2009)
Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh
persen).
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa Kena Pajak.
Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan
paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan
tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 70/PMK.03/2010
TENTANG BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA PAJAK
YANG ATAS EKSPORNYA DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
• Jasa Maklon;
• jasa perbaikan dan perawatan;
• jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultansi
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi,
Jawaban :
TARIF PPnBM
1. Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.
2. Ekspor BKP yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%.
3. Pengenaan tarif PPnBM pada BKP yang tergolong mewah dibagi menjadi 2
golongan:
a. BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor
b. BKP yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor
Pasal 8 UU PPN
PPnBM KENDARAAN BERMOTOR
Tarif 20%
Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium,
town house, dan sejenisnya:
Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium,
town house, dan sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp30.000.000.000,00
(tiga puluh miliar rupiah) atau lebih
Lampiran I
PMK-86/PMK.010/2019
PPnBM SELAIN KENDARAAN BERMOTOR
Tarif 40%
1. Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat
udara lainnya tanpa tenaga penggerak.
2. Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara:
Peluru dan bagiannya, tidak termasuk peluru senapan angin.
Lampiran II
PMK-
35/PMK.010/2017
PPnBM SELAIN KENDARAAN BERMOTOR
Tarif 50%
1. Kelompok pesawat udara selain yang tercantum dalam Lampiran II, kecuali
untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga:
Helikopter dan
Pesawat udara dan kendaraan udara lainnya, selain helikopter.
2. Kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan
negara:
Senjata artileri,
Revover dan pistol, dan
Senjata api (selain senjata artileri, revolver, dan pistol) dan peralatan
semacam itu yang dioperasikan dengan penembakan bahan peledak.
Lampiran III
PMK-35/PMK.010/2017
PPnBM SELAIN KENDARAAN BERMOTOR
Tarif 75%
Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan
umum:
Kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu terutama
dirancang untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis, kecuali
untuk kepentingan negara atau angkutan umum dan
Yacht, kecuali untuk kepentingan negara atau angkutan umum.
Lampiran IV
PMK-
35/PMK.010/2017
Jawaban :
DEFINISI DPP
• Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,
Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Pasal 1 angka 17
UU Nomor 42 Tahun 2009
NILAI LAIN
HARGA JUAL
Harga Jual, yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut
menurut UU ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam
Faktur Pajak. Pasal 1 angka 18 UU Nomor 42 Tahun 2009
Harga sudah
termasuk PPN PPN = 10 % x harga/pembayaran
PPN = 10 . x harga/pembayaran
110
94
NILAI IMPOR & EKSPOR
• Nilai Impor, yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea
masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk
impor BKP, tidak termasuk PPN dan PPnBM yang dipungut menurut UU ini.
Pasal 1 angka 20 UU Nomor 42 Tahun 2009
• Nilai Ekspor, yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh eksportir.
PEMAKAIAN SENDIRI /
PEMBERIAN CUMA-CUMA PERSED. BKP YG MASIH TERSISA PD
HARGA JUAL/PENGGANTIAN- SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN
LABA KOTOR HARGA PASAR WAJAR
• Dalam hal pembayaran atau Harga JuaI atau Penggantian yang dilakukan
sehubungan dengan pelaksanaan Pasal 16A Undang-undang PPN
(WAPU) mempergunakan mata uang asing, maka besarnya Pajak yang
terutang harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah dengan
mempergunakan kurs yang berlaku menurut KMK pada saat dilakukan
pembayaran oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
Pasal 14 Transaksi dengan Mata Uang Asing
PPN dan
Transaksi dengan Sesuai kurs
PPnBM
menggunakan mata KMK pada saat
dikonversi ke
uang asing pembuatan
dalam mata
Faktur Pajak
Termasuk transaksi penyerahan uang rupiah
kepada Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah
99
Objek pajak dan
transaksi yang
bersifat spesifik
Pemakaian Sendiri dan
Pemberian Cuma-cuma
• Dalam rangka memberikan kemudahan
administrasi bagi PKP, Peraturan Pemerintah ini
mengatur bahwa atas pemakaian sendiri BKP
dan/atau JKP untuk tujuan produktif yang
terutang PPN tidak perlu dilakukan pemungutan
PPN dan penerbitan Faktur Pajak.
• Sebaliknya, untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau
JKP untuk tujuan konsumtif, PKP wajib
menerbitkan Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
Pemakaian Sendiri dan
Pemberian Cuma-cuma
• Pemakaian sendiri BKP dan/ atau JKP meliputi pemakaian
sendiri untuk: (Pasal 5 ayat (2) PP 1 Tahun 2012)
• tujuan produktif; atau
• tujuan konsumtif.
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan
106
penyerahan yang terutang PPN
Pasal 5 Contoh Pemakaian Sendiri
Pabrikan
Ban
OUTPUT
Tidak dilakukan
pemungutan PPN Penjualan
(Tidak Dibuat FP) Terutang Ban
PPN
Truk Pengangkut Ban
Unit Pemakaian
Produksi Sendiri
Ban Ban
OUTPUT
Dilakukan Jasa
pemungutan PPN Angkutan
Tidak
Terutang Umum
Angkutan Umum
PPN
• Pemberian cuma-cuma adalah pemberian yang diberikan
tanpa imbalan pembayaran baik barang produksi sendiri
maupun bukan produksi sendiri, termasuk pemberian contoh
barang untuk promosi kepada relasi atau pembeli.(Penjelasan
Pasal 1A ayat (1) huruf d UU PPN no. 42 Tahun 2009)
112
Pasal 5
Definisi Gagal Berproduksi
Gagal Berproduksi adalah :
a. Suatu keadaan dari PKP dengan kegiatan usaha utama sebagai
produsen yang menghasilkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak, apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
pertama kali mengkreditkan Pajak Masukan tidak melakukan
kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak, dan/atau ekspor Jasa Kena
Pajak yang berasal dari hasil produksinya sendiri.
b. Suatu keadaan dari PKP dengan kegiatan usaha utama PKP selain
produsen sebagaimana dimaksud pada huruf a, apabila dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pertama kali mengkreditkan Pajak
Masukan tidak melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena
Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak,
dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.
113
Pasal 4 dan Pasal 6
Pembayaran Kembali PM
1. PKP yang Gagal Berproduksi wajib membayar kembali Pajak
Masukan sebesar Pajak Masukan atas impor dan/atau
perolehan barang modal yang telah dikreditkan dan telah
diberikan pengembalian.
2. Pajak Masukan tersebut disetorkan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Saat Gagal Berproduksi, dengan
menggunakan SSP dengan mencantumkan keterangan
“Pembayaran kembali Pajak Masukan atas impor dan/atau
perolehan barang modal yang telah dikreditkan dan telah
diberikan pengembalian”.
114
Pasal 7
Sanksi
1. Terhadap PKP yang melakukan pembayaran kembali
diterbitkan Surat Tagihan Pajak atas sanksi administrasi
berupa bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(5) Undang-Undang KUP.
2. Dalam hal PKP tidak melakukan kewajiban pembayaran
kembali, terhadap PKP diterbitkan Surat Tagihan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf g
Undang-Undang KUP, yang terdiri dari:
a. Pajak Masukan yang wajib dibayar kembali; dan
b. sanksi administrasi berupa bunga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf g jo Pasal 14 ayat (5)
Undang-Undang KUP.
116
Jawaban :
Tax Refund
PMK-39/PMK.03/2018
PJ.091/KUP/S/009/2018-01
Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan kegiatan tertentu
dan ditetapkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
diberikan Pengembalian Pendahuluan atas kelebihan
pembayaran Pajak Pertambahan Nilai pada setiap Masa Pajak
PKP Berisiko Rendah
meliputi:
2
Berwujud
5
penyerahan BKP/JKP
kepada Pemungut PPN
3
ekspor JKP
penyerahan
BKP/JKP
yang PPN-nya
tidak
dipungut
PERSYARATAN
PKP Berisiko Rendah
PKP tidak
PKP pabrikan/ PKP tidak dipidana
merupakan produsen karena
sedang
Pengusaha (yang memiliki melakukan
dilakukan
Kena Pajak tempat untuk tindak pidana di
pemeriksaan
yang dapat melakukan bidang
kegiatan
bukper
ditetapkan perpajakan
produksi) dan/atau berdasarkan
sebagai PKP
menyampaikan penyidikan putusan
Berisiko
SPT Masa PPN tindak pidana pengadilan
Rendah
12 bulan di bidang yang telah
terakhir tepat perpajakan mempunyai
waktu kekuatan
PKP Berisiko Rendah
TATA CARA
ditetapkan sebagai PKP Berisiko Rendah
KPP menerbitkan
PKP mengajukan KPP keputusan
permohonan ke KPP melakukan penetapan
tempat PKP dikukuhkan penelitian sbg PKP Berisiko
atas Rendah
permohonan atau pemberitahuan
penolakan
PENCABUTAN PENETAPAN
sebagai PKP Berisiko Rendah
memenuhi salah
satu atau lebih
KPP
pemenuhan kegiatan menerbitkan
mengisi kolom tertentu
SKPPKP
Pengembalian kebenaran penulisan dan
penghitungan pajak
Pendahuluan Pajak Masukan yang
pada SPT dikreditkan telah
dilaporkan penerbit Faktur
Pajak
Pajak Masukan yang
dibayar sendiri telah
PKP Berisiko Rendah
PENELITIAN
Kewajiban Formal
PP 1
N bulan
sejak SKPPKP/
permohonan Pemberitah
diterima uan
diterbitkan
Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak
menerbitkan SKPPKP atau pemberitahuan, permohonan Wajib Pajak dianggap
dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan SKPPKP setelah jangka
waktu tersebut
PKP Berisiko Rendah
Dalam hal, jumlah kelebihan
pembayaran pajak pada SKPPKP
tidak sama dengan jumlah dalam
permohonan Pengembalian
Pendahuluan Wajib Pajak dapat
minta mengajukan
dikembali permohonan
kan dengan surat
terdapat selisih kelebihan tersendiri
pembayaran pajak yang belum
dikembalikan
tidak Wajib Pajak
minta dapat melakukan
dikembali pembetulan
kan SPT
Ketentuan Khusus
BELUM DIBEBANKAN
FAKTUR PAJAK LENGKAP SEBAGAI BIAYA
(Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)
MANA- DISTRI-
132
JEMEN BUSI
Pasal 9 ayat (8) UU PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 9 ayat (8) UU PPN No.18 Tahun 2000
(berlaku sejak 1 April 2010) (berlaku sejak 1 Januari 2001 s/d 31 Maret 201
136
MASA PENGREDITAN
PAJAK MASUKAN
PRINSIP PENGECUALIAN
(Ps. 9 ay. 2 UU PPN 1984) (Ps.9 ay.9 UU PPN 1984)
MASA PENGREDITAN PM
SYARAT :
1. BELUM DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
2. BELUM DIPERIKSA,
( Ps. 9 ay. (8) huruf i dan ay. 9 ) 137
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
78/PMK.03/2010 stdtd PMK-135/PMK.011/2014
(berlaku sejak 18 Juni 2014)
P = PM x Z
dengan ketentuan:
P jumlah PM yang dapat dikreditkan;
PM jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP;
Z % yg sebanding dgn jumlah Penyerahan yang Terutang Pajak
terhadap penyerahan seluruhnya.
PKP mengkreditkan Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP tersebut Pada
bulan perolehan BKP dan/atau JKP di SPT Masa PPN bulan perolehan BKP dan/atau JKP
Penghitungan Kembali PM yang Dapat Dikreditkan
Pada akhir tahun buku, setelah diketahui berapa jumlah total penyerahan yang
sebenarnya atas penyerahan yang terutang PPN, tidak terutang PPN atau
dibebaskan PPN, PKP melakukan Penghitungan kembali Pajak Masukan
berdasarkan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan sebagai berikut:
(Pasal 4 PMK-78/PMK.03/2010)
untuk BKP dan JKP yang masa manfaatnya lebih dari 1 (satu) tahun:
P’ = (PM/T) x Z’
dengan ketentuan:
P’ adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan dalam 1 (satu) tahun buku;
PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP.
T adalah masa manfaat BKP dan/atau JKP yang ditentukan sebagai berikut:
- untuk BKP berupa tanah dan bangunan adalah 10 (sepuluh) tahun;
- untuk BKP, selain tanah dan bangunan, dan JKP adalah 4 (empat) tahun;
Z' adalah persentase yang sebanding dengan jumlah Penyerahan yang Terutang
Pajak terhadap seluruh penyerahan dalam 1 (satu) tahun buku;
PEDOMAN PENGKREDITAN
PAJAK MASUKAN
PK - PM
Pedoman pengkreditan PM SEJAK 1 APRIL 2010
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010
Pedoman Pengkreditan PM Bagi PKP yang peredaran
Usahanya Tidak Melebihi Jumlah Tertentu
• Pasal 9 ayat (7) dan (7b) UU Nomor 42 TAHUN 2009 (berlaku sejak 1
April 2010) tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 8 TAHUN 1983
tentang PPN barang dan jasa dan PPnBM
PMK 79/PMK.03/2010
berlaku mulai 1 April 2010
Pedoman Pengkreditan PM bagi PKP Usaha
Tertentu (emas dan kendaraan bekas)
DASAR HUKUM
• Pasal 9 ayat 7a dan 7b UU Nomor 42 TAHUN 2009
(berlaku sejak 1 April 2010) tentang perubahan ketiga
atas UU Nomor 8 TAHUN 1983 tentang PPN barang dan
jasa dan PPnBM
• PMK-79/PMK.03/2010 (berlaku sejak 1 April 2010)
tentang pedoman penghitungan pengkreditan PM bagi
PKP yang melaukan kegiatan usaha tertentu
SEJAK 1 MARET 2014, TERKAIT PENYERAHAN EMAS PERHIASAN,
ADA KETENTUAN SENDIRI YANG MENGATUR
Pedoman Pengkreditan PM bagi PKP Usaha
Tertentu
YANG WAJIB MENGGUNAKAN PEDOMAN PENGKREDITAN PM BAGI PKP USAHA
TERTENTU
Ketentuan yang ada di PMK ini sifatnya WAJIB digunakan oleh PKP kendaraan bekas
dan pdgng emas (baik yang menggunakan pembukuan atau pencatatan biasa).
(Pasal 2 PMK-79/PMK.03/2010)
PKP kegiatan usaha tertentu adalah PKP dengan kegiatan usaha yang semata-mata
melakukan : (Pasal 1 PMK-79/PMK.03/2010)
Saat
Saat Terutang Saat
Pembuatan
Pajak Penyerahan
Faktur Pajak
Contoh Transaksi
Penjualan
(fob destination) 16 Agustus
12 Agustus
Penjual
menerbitkan
Faktur
13-16 Agustus
Barang keluar Penjualan
dari gudang
Penjual
Perakitan &
13 Agustus ujicoba barang
oleh Pembeli
Faktur
Barang
Pajak
diterima
Pembeli Diterbitk
an
Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak
Pemberian cuma-cuma,
pemakaian sendiri, dan
penyerahan antarcabang
Saat Penyerahan BKP (Aktiva)
Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan?
a. ditandatanganinya akta
pembubaran oleh Notaris
Saat Penyerahan
BKP
Perubahan bentuk usaha
ATAU
a. Saat disepakati atau ditetapkan
Penggabungan usaha
sesuai hasil Rapat Umum
Pemegang Saham yang tertuang
Peleburan usaha dalam perjanjian; atau
Pemekaran usaha
b. Saat ditandatanganinya akta
Pemecahan usaha oleh Notaris
Pengambilalihan usaha
Tidak memenuhi
Pasal 1A (2) UU PPN
Saat Penyerahan JKP
yang melakukan
Penyerahan JKP
Ekspor JKP
Pasal 13 UU PPN
SAAT PEMBUATAN
FAKTUR PAJAK
Saat penyerahan BKP dan/atau JKP
• dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP
Faktur Dibuat
Pajak Bukan
> 3 Bulan Faktur Pajak
sejak saat Faktur
Pajak seharusnya
dibuat
Saat penyerahan
= saat pembuatan FP
BELUM DIBEBANKAN
FAKTUR PAJAK LENGKAP SEBAGAI BIAYA
(Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)
MANA- DISTRI-
182
JEMEN BUSI
Faktur pajak
yang tidak diisi
secara lengkap,
Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BPK/JKP jelas, benar, dan
Nama, alamat, dan NPWP pembeli BPK/penerima JKP
tidak ditanda
tangani
Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga merupakan
Tidak dapat
Jika diperlukan, PKP dapat menambahkan keterangan lain dikreditkan
oleh PKP
Pasal 13 ayat (5) UU PPN penerima FP
PER-24/PJ/2012 stdd PER_17/PJ/2014
Alamat yang tercantum dalam Faktur Pajak harus diisi
sesuai dengan alamat yang sebenarnya atau
sesungguhnya.
SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang
disertai dg Risalah Lelang
FP Gabungan
(penj. Psl 13 ay. 2)
Bukti pungutan pajak yg dibuat
FAKTUR PKP yg melakukan penyerahan FP pedagang eceran
PAJAK BKP/JKP (PER-58/PJ.20/2010)
Dok tertentu yg
dipersamakan dg FP
(penj. Psl 13 ay. 1)
FP khusus
(PMK
76/PMK.03/2010)
Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai dengan
keterangan dalam Faktur Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) UU PPN dan pengisiannya sesuai dengan
tata cara sebagaimana diatur dalam PER-24/PJ/2012
dipersamakan dengan
Faktur Pajak
• Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar
Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;
FP FP
PKP A PKP B
(INDUSTRI BENANG (INDUSTRI TEKSTIL PDKB
BENANG) TEKSTIL) (INDUSTRI
DPIL DPIL GARMEN)
Kepada PDKB di dalam wilayah KAPET dapat diberikan fasilitas perpajakan berupa
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
tidak dipungut atas :
a. impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung
dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB;
b. impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB;
c. pemasukan Barang Kena Pajak dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya,
untuk selanjutnya disebut DPIL, ke PDKB untuk diolah lebih lanjut;
d. pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah
lebih lanjut;
e. pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke Perusahaan
industri di DPIL atau PDKB lainnya dalam rangka subkontrak;
f. penyerahan kembali Barang Kena Pajak hasil pekerjaan subkontrak
oleh Pengusaha Kena Pajak di DPIL atau PDKB lainnya kepada
Pengusaha Kena Pajak PDKB asal;
g. peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka
subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, atau PDKB
lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal.
Ps. 16B ay (3)
PKP A
(PERCETAK-
BR CETAKAN PKP B BUKU PELA PEM-
Bk. PELAJ./ JARAN/KITAB
AN) KITAB SUCI
(PENERBIT)
SUCI
BELI
IMPOR
1. SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUT. DI AIR, 1. KAPAL LAUT, KAPAL ANGK. SUNGAI, DANAU,
BWH AIR, UDARA, DARAT, KEND. LAPIS BA- ANGKUT. PENYEBER. SUNGAI, KPL PANDU
JA, PATROLI, DAN ANGK. KHUSUS LAINNYA TUNDA, PENANGKAPAN IKAN, TONGKANG.
SERTA SUKU CAD. YG. DIIMPOR OLEH DEP- 2. SUKU CAD. & ALAT KESELAMAT. PELAY./
HAN, TNI, POLRI/PIHAK LAIN YG DITUNJ. YG DIIMPOR & DIGUNAKAN OLEH PERUS. :
2. KOMPONEN ATAU BAHAN YANG BLM DIBU- a. PELAYARAN NIAGA NASIONAL
AT DI DLM NEGERI YG. DIIMPOR OLEH PT b. PENANGKAPAN IKAN NAS.
PINDAD YG DIGUNAKAN DLM PEMBUATAN c. PENYELENGGARA JASA KEPELAB. NAS.
SENJATA & AMUNISI UTK DEPHAN TNI/POLRI d. PENYELENGGARA JASA ANGK. SUNGAI,
DANAU, & PENYEBER. NASIONAL .
PENYERAHAN
1. K.A & SK CAD. SERTA PERAL. UTK PER-
SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGK. DI AIR, BWH BAIKAN/PEMEL. & PRASARANA YG DISE-
AIR, UDARA, DARAT, KEND.LAP.BAJA,PATRO- SERAH. KPD & DIGUNAKAN OLEH PT KAI
LI & ANGKUT. KHUSUS LAINNYA, DAN SK CD 2. KOMPONEN/BAH. YG DISERAHKAN PI-
YG DISERAHKAN KPD DEPHAN, TNI, POLRI, & HAK YG DITUNJ. OLEH PT KAI YG DIGU-
KOMPONEN/BH YG DIPERLUKAN DLM PEMBU NAKAN UTK PEMBUATAN KA, SK CD PEM
ATAN SENJATA & AMUNISI OLEH PT PINDAD BUATAN K.A, SK CADANG, PERAL. UTK
UTK KEPERLUAN DEPHAN, TNI ATAU POLRI PERBAIK./PEMELIAHARAAN SERTA PRA-
SARANA YG AKAN DIGUNAKAN PT KAI
VAKSIN POLIO DLM RANGKA PIN
BUKU PELAJ. UMUM/AGAMA,KITAB SUCI
1. KAP. LAUT, KAP. ANGKUT. SUNGAI, DANAU,
ANGKUT. PENYEB. SUNGAI, KPL PANDU, TUN- 1. PESAW. UDARA & SK. CAD. SERTA ALAT
DA, PENANGKAP IKAN,TONGKANG. KESELAM. PENERB./KESELAM. MANUSIA
2. SK CAD. SERTA ALAT KESELAM. PELAY./MA- 2. PERAL. UTK PERBAIKAN/PEMELIH. YG DI-
NUSIA YG DISERAHKAN KPD & DIGUNAKAN SERAHKAN KPD & DIGUNAKAN OLEH PE-
OLEH PERUSAHAAN : RUS. ANGKUTAN. UDARA NIAGA NAS.
a. PELAYARAN NIAGA NASIONAL 3. SK CAD. & PERAL. UT. PERBAIKAN/PEME-
b. PENANGKAPAN IKAN NASIONAL LIHAR. PSW. UDARA YG DIPEROLEH PIHAK
c. PENYELENGG. KEPELABUHANAN NAS. YG DITUNJ. OLEH PERUS. ANGK. UDR NIA-
d. PENYELENGG. JASA ANGKUTAN SUNGAI, GA NAS. YG DIBERIKAN DLM RANGKA PE-
DANAU, & PENYEBERANGAN NASIONAL MELIHAR. JASA PERAW./REPAR. PSW UDA-
RA KPD. PERUS. ANGK. UD. NIAGA NAS.
PERAL. BERIKUT SK CAD. YG. DIGUNA-
KAN OLEH DEPHAN/TNI UTK PENYEDI- RUMAH SDH, RSS, RUSUN SDH,PONDOK
AAN DATA BATAS & PHOTO UDARA WIL. BORO, ASRAMA MAH. & PELAJ. SERTA
NEG. RI YG AKAN DILAKUKAN UTK PER- PERUM LAINNYA YG BATASANNYA DI-
TAHAN. NAS. YG DISERAHKAN KPD DEP. TETAPKAN OLEH MENKEU STL MENDE-
HAN, TNI ATAU PIHAK LAIN YG DITUNJUK PPN-BEBAS.03.1 DENGAR PERTIMBANGAN MEN. PERUM.
UNTUNG SUKARDJI-03
RUSUNAMI
(Rumah Susun Sederhana Milik)
Ps 1 ayat (2) huruf j PP No. 81 Tahun 2015
Pasal 3 PMK-163/PMK.03/2012
Jawaban :
• Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan dikenakan PPN dengan
syarat :
1. Yang menyerahkan sudah dikukuhkan sebagai PKP.
2. Aktiva yang diserahkan adalah aktiva yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha (Pasal 9 ayat
8 huruf b).
3. Aktiva yang diserahkan adalah bukan berupa sedan dan
station wagon, kecuali apabila sedan atau station wagon
tersebut merupakan barang dagangan atau disewakan
(Pasal 9 ayat 8 huruf c).
Ps. 16D Ps. 16D
2007 FP 2013 FP
PT MOBIL
PT MOBIL PEM
DEALER BOX TEKSTIL BOX BELI
(PKP) (PKP)
Menunjukkan paspor
WPOPLN bukan WNI
WPOPLN bukan kru luar negeri, boarding
dan tinggal di
maskapai pass, barang bawaan,
Indonesia tidak lebih
penerbangan. dan faktur pajak
dari dua bulan.
khusus.
233
Jawaban :
Pasal 4 Tanggung Renteng
PENJUAL
?
Pungut PPN
PEMBELI
SKPKB
TANGGUNG JAWAB
RENTENG
Kecuali
Ps 16F UU PPN
Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai tanggung Diatur lebih lanjut
jawab renteng. 235 di PMK
Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Peraturan Perpajakan I
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 BACK 235