Dampak Regresif
(Kesenjangan Beban Pajak)
Tarif PPN
Dengan PP tarif
dinaikkan setinggi2nya
11% 15% atau diturunkan
serendah2nya 5%.
PABRIKAN PK = PPN =
110.000 Kas Negara
110.000
HARGA JUAL
BKP = 1.000.000 PPN 11%
110.000
PM = 110.000 PPN =
PEDAGANG BESAR PK = 143.000 33.000
Kas Negara
PEDAGANG PPN
BESAR 30.000
HARGA BELI = 1.100.000 HARGA BELI = 1.000.000
PPn NILAI TAMBAH = 300.000 NILAI TAMBAH= 300.000 PPN
140.000 HARGA JUAL=1.400.000 HARGA JUAL = 1.300.000 130.000
PEDAGANG PPN
ECERAN 20.000
DESTINATION PRINCIPLE :
1. Pajak dikenakan di tempat tujuan barang atau jasa
akan dikonsumsi
2. Impor BKP dikenakan PPN
3. Pemanfaatan BKP TB dan JKP dikenakan PPN
4. BKP produksi dalam negeri dikonsumsi di dalam
negeri, dikenakan PPN
5. Ekspor BKP / BKP TB / JKP tidak dikenakan PPN,
namun dengan alasan ekonomi, dikenakan PPN
dengan tarif 0 %
Metode Perhitungan PPN PPN
SISTEM PEMUNGUTAN PPN atas
Nilai Tambah
INDIRECT SUBTRACTION/
CREDIT/INVOICE METHOD
METODE PENGHITUNGAN
(Calculation Method)
•Mekanisme umum
•Mekanisme khusus
Mekanisme Umum PPN
• Secara umum PPN yg terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKP dipungut oleh
PKP Penjual. Dg demikian, pembeli BKP/JKP yg bersangkutan wajib membayar kpd
PKP Penjual sbsr harga jual ditambah PPN yg terutang
• Namun demikian, apabila yg bertindak sebagai pembeli BKP/JKP tsb berstatus
Pemungut PPN (Pembeli Khusus), PPN yg terutang atas transaksi penyerahan
BKP/JKP tidak dipungut oleh PKP Penjual, melainkan disetor langsung ke kas
negara oleh Pemungut PPN tsb. Dg demikian, Pemungut PPN hanya membayar
kpd PKP Penjual sebesar harga jual, sedangkan PPN-nya (10%) disetor langsung
ke kas negara.
• Pemungut PPN (Pembeli Khusus) terdiri dari ;
• Bendahara Pemerintah
• BUMN dan BUMD yang ditunjuk Menteri Keuangan
• Kontraktor Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi
Metode Pemungutan PPN Indonesia
Harga +PPN
PKP SIAPAPUN
FAKTUR PAJAK
• Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan membuat Faktur Pajak
untuk memungut pajak yang terutang yang disebut Pajak Keluaran
a. Pada saat PKP membeli BKP atau menerima JKP dari PKP lain, juga
membayar pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan (input tax).
b. Pada akhir Masa Pajak, Pajak Masukan tersebut dikreditkan dengan Pajak
Keluaran.
Direct Subtraction Method
26
PERUBAHAN UU PPN
Undang-Undang No 8 Th 1983 Berlaku sejak 1 April 1985
Barang
Dikenakan
PPN
Barang Tidak Berwujud
Cth: Patent, Merk, copy right, dll
Penyerahan BKP :
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
Dihapus di UU Ciptaker
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak
yang membutuhkan Barang Kena Pajak.
Penyerahan Barang Kena Pajak dan
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak
Pasal 1A ayat (2)
Bukan Penyerahan:
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang;
b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;
c. penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dalam hal
Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang;
d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan
dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; dan
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan
atas perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (8) huruf b dan huruf c.
Syarat Penyerahan Barang
dikenakan Pajak
TERUTANG
Kegiatan Membangun Sendiri PPN
OP Badan Bangunan
Pembangunan sekaligus
Bangunan
OP Badan
2 tahun 2 tahun
DPP berupa nilai tertentu sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan untuk setiap Masa Pajak sampai dengan bangunan selesai, tidak termasuk biaya
perolehan tanah.
OBJEK PAJAK Penyerahan Aktiva Menurut Tujuan
Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan
(Pasal 16D)
kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
- MENGHASILKAN BARANG;
- MENGIMPOR BARANG;
- MENGEKSPOR BARANG;
- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
- MELAKUKAN USAHA JASA;
- MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI LUAR
DAERAH PABEAN.
- EKSPOR JASA
PENGUSAHA KENA PAJAK
(PKP)
Ps. 1 angka 15
PENGUSAHA
Pengusaha
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: Miliar
• Penyerahan BKP Wajib
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP
Berwujud
PKP
Dapat
• Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < 4,8
• Ekspor JKP Miliar
PMK 197/PMK.03/2013
Wajib
memungut,
Bermaksud menyetor, dan
melakukan Dapat
Memilih
melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang
Pra produksi
Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak
omzetnya melebihi Rp4,8 Miliar
63
Pasal 11
SAAT TERUTANG PAJAK
1 Penyerahan BKP;
2 Impor BKP;
3 Penyerahan JKP;
4 Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean;
5 Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean;
6 Ekspor BKP Berwujud;
7 Ekspor BKP Tidak Berwujud; Accrual Basis
8 Ekspor JKP;
(2) Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP, atau dalam hal
pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari
Luar daerah Pabean; saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran
Cash Basis
LANGSUNG KEPADA
PEMBELI
KEPADA JURU
SAAT KIRIM/ PENGUSAHA
PENYERAHAN JASA ANGKUTAN
BKP
68
TEMPAT TERUTANGNYA PAJAK
Ps. 12 ayat (1), (3), (4)
PEMANFAATAN BKP
PKP IMPOR TDK BERWUJUD/ JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN
TEMPAT TINGGAL/
• TEMPAT TINGGAL,
TEMPAT KEDUDUKAN/
• TEMPAT KEDUDUKAN,
TEMPAT KEGIATAN
• TEMPAT KEGIATAN USAHA DARI ORANG
TEMPAT BKP
USAHA DILAKUKAN, PRIBADI/ BADAN
DIMASUKKAN
• TEMPAT LAIN YG MEMANFAATKAN
DAN DIPUNGUT
YANG DITETAPKAN BKP TDK BERUJUD/ JKP
MELALUI DITJEN
OLEH DIRJEN PAJAK DARI LUAR DAERAH
BEA CUKAI
PABEAN TERSEBUT
PEMUSATAN TEMPAT
TERUTANGNYA PAJAK TIDAK BOLEH YG
BERADA DI KAWASAN
BERIKAT, KAWASAN
APABILA PKP MEMILIH 1 TEMPAT EKONOMI KHUSUS &
YG MENDAPAT
ATAU LEBIH SEBAGAI FASILITAS
TEMPAT PEMUSATAN PPN TERUTANG KEMUDAHAN
IMPOR TUJUAN
EKSPOR
Kewajiban dan Saat Pembuatan Faktur Pajak Faktur Pajak harus dibuat pada:
▪ saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap: ▪ saat penerimaan pembayaran dalam hal
▪ penyerahan BKP; penerimaan pembayaran terjadi sebelum
▪ penyerahan JKP; penyerahan BKP dan/atau JKP;
▪ ekspor BKP berwujud; ▪ saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
▪ ekspor BKP tidak berwujud; dan/atau
▪ saat ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud,
▪ ekspor JKP. dan/atau ekspor JKP; atau
▪ saat lain yang diatur berdasarkan PMK tersendiri.
11 % 0%
Ekspor JKP
Tarif pajak dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi
15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Rumus Penghitungan PPN
Kontrak PPN ditulis
atau terpisah
Perjanjian Jika Dianggap belum
ATAU Tidak termasuk PPN
Harga sudah
termasuk PPN
ATAU PPN = 11 % x harga/pembayaran
Harga termasuk
PPN & PPnBM
PPN = 11 . x harga/pembayaran
111 PPN = 11 . x harga/pembayaran
111 + t
PPnBM = t . x harga/pembayaran
111 + t
Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai lain
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17
❑ Harga Jual: Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP [tidak termasuk PPN]
dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Ps 1 angka 18
❑ Penggantian: nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor
Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini
dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang
yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Ps 1 angka 19
Yang termasuk semua biaya antara lain biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya
bantuan teknik, biaya pemeliharaan, biaya pengiriman, biaya garansi→ jika tidak
dibayar akan menghambat kelancaran penyerahan BKP atau JKP
Dasar Pengenaan Pajak
❑ Nilai Impor = nilai berupa uang yang menjadi dasar
perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yg
dikenakan berdasarkan ketentuan dlm perUU Pabean untuk
impor BKP tidak termasuk PPN, Ps 1 angka 20
Nilai Impor = Cost, Insurance, Dan Freight (CIF) + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan
PPN
DPP
20% dari harga jual emas perhiasan
atau nilai penggantian; 82
PMK-83/PMK.03/2012 (1 Juli 2012)
Kriteria Dan/Atau Rincian Jasa Tenaga Kerja Yang Tidak Dikenai PPN
4. EKSPOR BKP
- NILAI EKSPOR = Rp.10.000.000
- PPN TERUTANG 0 % X Rp.10.000.000 = Rp. 0
PPN Rp. 0 TERSEBUT MERUPAKAN PAJAK KELUARAN.
86
Pengkreditan Pajak Masukan (PM)
(Pasal 9 UU PPN)
88
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
Ps. 9 ayat (2), (2a), (2b), (3), (4) dan (4a)
PM DIKREDITKAN DG PK
UNTUK MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 (2)
PK > PM PK < PM
SELISIH LB DIKOMPENSASI
SELISIH DIBAYAR KE MASA PAJAKBERIKUTNYA
OLEH PKP Ps. 9 (4)
Ps. 9 (3)
SELISIH LB DAPAT DIRETISTUSI
PADA AKHIR TAHUN BUKU
Ps. 9 (4a)
KARENA
PEROLEHAN BKP
PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D
A LUAR
TIDAK BERWUJUD
R DAERAH
PEMANFAATAN JKP I PABEAN
IMPOR BKP
PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25
KARENA
UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (5) ATAU AYAT (9)
ATAU TIDAK MENCANTUMKAN NAMA, ALAMAT, DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
PEMBELI BARANG KENA PAJAK ATAU PENERIMA JASA KENA PAJAK
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK
MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN
DLM SPT MASA PPN YG DIKETEMUKAN PADA WAKTUDILAKUKAN PEMERIKSAAN
PEROLEHAN BKP SELAIN BARANG MODAL ATAU JKP SEBELUM PKP
BERPRODUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2A)
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Ps. 9 ayat (8) setelah UU No.11 Tahun 2020
ATAS
UNTUK : PENGELUARAN
dihapus
dihapus
dihapus
dihapus
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(PMK -75/KMK.03/2010 jo PMK-121/PMK.03/2015)
Ketentuan lebih lanjut diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Perolehan BKP Atau JKP Yang Pajak Masukannya Tidak Dilaporkan Dalam
SPT Masa PPN, Yang Diketemukan Pada Waktu Dilakukan Pemeriksaan.
FP 27/12/2007
96
PM YANG DAPAT DIKREDITKAN
TETAPI BELUM DIKREDITKAN DG PK
PADA MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 ayat (9)
DAPAT DIKREDITKAN
PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA
PM = 60% x Pajak
PM = 70% x Pajak
Keluaran
Keluaran
PM = 80% x Pajak
PM = 90% x Pajak
Keluaran Per 1
Keluaran Maret
2014
PPN Kurang Bayar 1,1 PPN Kurang Bayar 2
% %
PMK-30/PMK.03/2014
DPP PPN = 20% X harga jual
PMK-78/PMK.03/2010
TENTANG
PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA
KENA PAJAK YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG
TERUTANG PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK
TERUTANG PAJAK
mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010.
Jo
PMK-21/PMK.011/2013
• PMK-135/PMK.011/2014
102
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
kegiatan:
1. usaha terpadu (integrated), terdiri dari:
a. unit atau kegiatan yang melakukan Penyerahan yang Terutang Pajak; dan
b. unit atau kegiatan lain yang melakukan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak;
2. usaha yang atas penyerahannya terutang pajak dan yang tidak terutang pajak;
3. usaha untuk menghasilkan, memperdagangkan barang, dan usaha jasa yang atas
penyerahannya terutang pajak dan yang tidak terutang pajak; atau
4. usaha yang atas penyerahannya sebagian terutang pajak dan sebagian lainnya tidak
terutang pajak,
sedangkan Pajak Masukan untuk Penyerahan yang Terutang Pajak tidak dapat diketahui
dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk Penyerahan yang
Terutang Pajak dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan.
103
Pengkreditan PM pada saat
Perolehan BKP/JKP
PKP yang melakukan kegiatan usaha yang penyerahannya terutang pajak
& tidak terutang pajak, sedangkan PM untuk Penyerahan yang Terutang
Pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, jumlah PM yang dapat
dikreditkan dihitung dengan menggunakan pedoman penghitungan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan, yaitu:
P = PM x Z
dengan ketentuan:
P jumlah PM yang dapat dikreditkan;
PM jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP;
Z persentase yang sebanding dengan jumlah Penyerahan yang
Terutang Pajak terhadap penyerahan seluruhnya.
Penghitungan Kembali
3. Muatan Pajak Masukan
Pasal
Yang Dapat Dikreditkan
APRIL 2011
• April 2011, PKP membeli truk dengan harga Rp200 juta (PPN Rp20 juta).
• Masa manfaat truk sebenarnya 5 tahun, tetapi untuk tujuan penghitungan PM
berdasarkan PMK ini ditetapkan 4 tahun.
• Diperkirakan persentase rata-rata jumlah penyerahan yang terutang pajak
terhadap seluruh penyerahan adalah 70%.
• PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa April 2011: Rp20 juta x
70% = Rp14 juta
Contoh Penghitungan (Thn ke-I)
MARET 2012
• Total peredaran usaha tahun 2011 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan jagung :
Rp40 miliar dan penjualan minyak jagung : Rp60 miliar.
• Penghitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk selama
tahun buku 2011 yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2012 adalah:
Rp60 miliar x Rp20 juta = Rp3 juta
Rp100 miliar 4
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• Penghitungan kembali PM yang dapat dikreditkan atas perolehan truk selama tahun buku
2012 yang dilakukan pada Masa Pajak Maret 2013 adalah:
Rp90 miliar x Rp20 juta = Rp4,5 juta
Rp100 miliar 4
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa manfaat
truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• Jadi PM yang harus diperhitungkan kembali (menambah PM untuk Masa Pajak Maret
2013) adalah sebesar Rp4,5 juta – Rp3,5 juta = Rp1 juta
Contoh Penghitungan (Thn ke-III)
MARET 2014
• Total peredaran usaha tahun 2013 : Rp100 miliar, terdiri dari penjualan jagung :
Rp30 miliar dan penjualan minyak jagung : Rp70 miliar.
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai masa
manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sudah
dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak yang dibawa ke luar Daerah Pabean
oleh orang pribadi pemegang paspor luar negeri dapat diminta kembali.
• Ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian permintaan kembali
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tsb diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
• Dalam rangka menarik orang pribadi pemegang paspor luar negeri untuk
berkunjung ke Indonesia, kepada orang pribadi tersebut diberikan insentif
perpajakan. Insentif tersebut berupa pengembalian Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sudah dibayar atas pembelian Barang
Kena Pajak di Indonesia yang kemudian dibawa oleh orang pribadi tersebut ke
luar Daerah Pabean
Restitusi turis asing
Pasal 16 E
• Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang dapat diminta kembali harus memenuhi syarat:
• nilai Pajak Pertambahan Nilai paling sedikit Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah) dan dapat disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah;
• pembelian Barang Kena Pajak dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sebelum keberangkatan ke luar Daerah Pabean; dan
• Faktur Pajak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5), kecuali pada kolom Nomor Pokok Wajib Pajak dan alamat pembeli
diisi dengan nomor paspor dan alamat lengkap di negara yang menerbitkan
paspor atas penjualan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri
yang tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak.
Restitusi turis asing
Pasal 16 E
• Dokumen yang harus ditunjukkan pada saat meminta kembali Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
adalah:
• paspor;
• pas naik (boarding pass) untuk keberangkatan orang pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke luar Daerah Pabean;
dan
• Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c.
PMK- 60/PMK.03/2022
TATA CARA PENUNJUKAN PEMUNGUT, PEMUNGUTAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS PEMANFAATAN BARANG KENA PAJAK TIDAK BERWUJUD
DAN/ATAU JASA KENA PAJAK DARI LUAR DAERAH PABEAN DI
DALAM DAERAH PABEAN MELALUI
PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK
PER-12/PJ/2020
BATASAN KRITERIA TERTENTU PEMUNGUT SERTA PENUNJUKAN
PEMUNGUT, PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMANFAATAN BARANG
KENA PAJAK TIDAK BERWUJUD DAN/ATAU JASA KENA PAJAK
DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN
MELALUI
PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK
Objek Pemungutan PPN
PER-12/PJ/2020
Contoh:
▪ e-Book, e-magazine, e-comic; Catatan:
▪ Computer software (piranti lunak), aplikasi digital, games digital; Atas pemanfaatan barang tidak
▪ Multimedia, data elektronik; berwujud dan/atau jasa yang tidak
dikenai PPN atau dibebaskan dari
▪ Virtual goods, virtual coin;
pengenaan PPN, dikecualikan dari
▪ Streaming film, streaming musik, atau konten audio-visual lainnya; pemungutan PPN PMSE
▪ Web hosting, video conference services, atau layanan jasa lainnya yang cfm. PMK-60/PMK.03/2022.
berbasis piranti lunak.
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud
Penggunaan/hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain
atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial
atau hak serupa lainnya.
Penggunaan pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial.
Penggunaan/hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran
televisi, atau pita suara untuk siaran radio;
Perolehan seluruhnya/sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan
intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.
www.pajak.go.id
Alur Transaksi dan Subjek yang Terlibat dalam Transaksi PMSE
Penyelenggara PMSE
Luar Negeri
Luar Daerah Pabean
Karakteristik PPn BM :
▪ pungutan tambahan disamping PPN;
▪ dipungut hanya satu kali yaitu pada
• saat impor BKP atau
• penyerahan BKP oleh Pabrikan;
Yang Tergolong Mewah
▪ tidak dapat dikreditkan dengan PPN;
▪ Meskipun demikian, apabila eksportir mengekspor BKP yang tergolong
mewah, PPnBM yang dibayar saat perolehan nya Dapat Diminta
Kembali (Pasal 10 ayat 3)
▪ PPn BM yang dibayar menjadi unsur DPP (harga pokok) untuk
penghitungan PPN berikutnya;
132
ATAS PENYERAHAN BKP YANG TERGOLONG
DASAR PERTIMBANGAN MEWAH OLEH PRODUSEN ATAU ATAS IMPOR
PENGENAAN PPn BM BKP YANG TERGOLONG MEWAH, DI SAMPING
Penjelasan Ps. 5 (1) DIKENAKAN PPN, JUGA DIKENAKAN PPn BM
DENGAN PERTIMBANGAN
135
PPnBM Kendaaraan Bermotor
• PPnBM hanya dikenakan 1 (satu) kali yaitu pada saat Importir memasukan barang ke dalam daerah pabean
atau pada saat pabrikan menyerahkan barang kepada main dealer atau kepada konsumen langsung.
• Tarif PPnBM bervariasi sebagai berikut:
1. 10 % untuk kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) sampai dengan 15 (lima belas) orang
termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan
semua kapasitas isi silinder dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang
termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi
(diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak
lebih dari 1500 cc
2. 20% untuk kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi
selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel),
dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai
dengan 2500 cc dan kendaraan bermotor dengan kabin ganda (Double Cabin), dalam bentuk kendaraan
bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi, dengan
motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak
(4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan
massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton.
3. 30% untuk kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala
kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc dan kendaraan
bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi
diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500
cc
PPnBM Kendaaraan Bermotor (lanjutan)
1. 40 % untuk kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 (satu)
gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc, kendaraan bermotor
dengan motor bakar cetus api berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon dengan sistem 2
(dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc dan kendaraan
bermotor dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon, dan selain sedan
atau station wagon dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc
sampai dengan 2500 cc.
2. 50% untuk Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang berupa kendaraan bermotor yang dikenakan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) adalah semua jenis kendaraan
khusus yang dibuat untuk golf.
3. 60% untuk kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc,
kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu,
kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc dan kendaraan
khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.
4. 75% untuk kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan
motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon dengan sistem 1 (satu)
gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari
3000 cc, kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor
bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon
dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas
isi silinder lebih dari 2500 cc, kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc dan
trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.
139
Barang Tergolong Mewah
Atas penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah oleh produsen atau atas impor Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah, di samping dikenai Pajak Pertambahan Nilai, dikenai juga
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan pertimbangan bahwa:
1. perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dan
konsumen yang berpenghasilan tinggi;
2. perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang tergolong mewah; 3.
perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional;
3. perlu untuk mengamankan penerimaan negara.
Yang dimaksud dengan ”Barang Kena Pajak yang tergolong mewah” adalah:
• barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;
• barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
• barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; dan/atau
• barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status. Pengenaan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah atas impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tidak memperhatikan siapa yang
mengimpor Barang Kena Pajak tersebut serta tidak memperhatikan apakah impor tersebut
dilakukan secara terus-menerus atau hanya sekali saja.
OBJEK PPn BM
Ps. 5 ayat (1), (2)
Brg yg umumnya
dikonsumsi oleh
masyarakat
berpenghasilan tinggi;
dan atau
Brg yg
dikonsumsi utk
menunjukan
status
142
Skema Umum Pemungutan PPN
NEGARA
PPN
Rp
Harga + PPN
PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak
PKP
Barang/ Jasa
Skema Pasal 16A UU PPN
(Pemungut PPN)
NEGARA
Rp PPN
PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak PEMUNGUT
PKP PPN
Barang/ Jasa
PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27
- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.
UNTUK
wajib
memungut
menyetorkan
melaporkan PPN yang dipungut
Pembuatan Faktur Pajak oleh PKP Rekanan harus dilakukan pada saat,
sebagai berikut:
a. Bendahara Pemerintah/KPPN :
Pada Saat PKP rekanan menyampaikan surat tagihan
b. BUMN/KKS Migas :
1. penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
2. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP; atau
3. penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan.
Pembuatan Faktur Pajak
Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang dibuat oleh
Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku (“02”→ Bendahara
pemerintah/KPPN dan “03” → BUMN/KKS Migas)
0 X 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut
Kode Status
Menyetor
• Bendahara Pemerintah → Menyetorkan PPN yang telah dipungut ke Kas Negara paling
lama 7 hari setelah masa pajak dilakukannya pembayaran tagihan.
• BUMN dan KKS Migas → Menyetorkan PPN yang telah dipungut ke Bank/Kantor Pos
paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak dilakukan pemungutan PPN
berakhir
Melapor
Bendahara Pemerintah, BUMN, dan KKS Migas atas pemungutan PPN yang dilakukan
wajib dilaporkan dengan SPT Masa Pemungut PPN (1107 PUT) paling lama akhir bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir
151
Pasal 16B
Pajak Masukan atas perolehannya dapat Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dikreditkan dapat dikreditkan
Fasilitas PPN di Kawasan Berikat selain Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu
Kawasan Bebas yang bersifat Strategis
Proyek Pemerintah yang dananya berasal
dari hibah/bantuan luar negeri
Fasilitas dibebaskan atas Barang tertentu yang bersifat Strategis
PP 81 Tahun 2015 diubah dengan PP 48 Tahun 2020
Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas impornya
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai meliputi:
• mesin dan peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam keadaan terpasang
maupun terlepas, yang digunakan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut, termasuk
yang atas impornya dilakukan oleh pihak yang melakukan pekerjaan konstruksi terintegrasi,
tidak termasuk suku cadang;
• barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan,
baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Peraturan Pemerintah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini;
• jangat dan kulit mentah yang tidak disamak;
• ternak yang kriteria dan/atau rinciannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertanian;
• bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, atau perikanan;
• pakan ternak tidak termasuk pakan hewan kesayangan;
• pakan ikan;
• bahan pakan untuk pembuatan pakan ternak, dan pakan ikan, tidak termasuk imbuhan pakan
dan pelengkap pakan yang kriteria dan/atau rincian bahan pakan diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan, dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertanian;
• bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran dan/atau dalam bentuk perak
batangan; dan
• liquified natural gas.
9/2/2022
154
Fasilitas dibebaskan atas Barang tertentu yang bersifat Strategis
PP 81 Tahun 2015 diubah dengan PP 48 Tahun 2020
Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang atas penyerahannya
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai meliputi :
a. mesin dan peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan
secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena
Pajak tersebut, termasuk yang atas perolehannya dilakukan oleh pihak yang melakukan pekerjaan konstruksi terintegrasi, tidak
termasuk suku cadang;
b. barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini;
c. jangat dan kulit mentah yang tidak disamak;
d. ternak yang kriteria dan/atau rinciannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian;
e. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, atau perikanan;
f. pakan ternak tidak termasuk pakan hewan kesayangan;
g. pakan ikan;
h. bahan pakan untuk pembuatan pakan ternak dan pakan ikan, tidak termasuk imbuhan pakan dan pelengkap pakan, yang kriteria
dan/atau rincian bahan pakan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian;
i. bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran dan/atau dalam bentuk perak batangan;
j. unit hunian Rumah Susun Sederhana Milik yang perolehannya dibiayai melalui kredit/pembiayaan kepemilikan rumah bersubsidi
yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. luas untuk setiap hunian paling sedikit 21 m2 (dua puluh satu meter persegi) dan tidak melebihi 36 m2 (tiga puluh enam
meter persegi);
2. pembangunannya mengacu kepada peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat;
3. merupakan unit hunian pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagai tempat tinggal dan tidak dipindah tangankan dalam
jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang rumah susun; dan
4. batasan terkait harga jual unit hunian Rumah Susun Sederhana Milik dan penghasilan bagi orang pribadi yang memperoleh
unit hunian Rumah Susun Sederhana Milik ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
k. Listrik, termasuk biaya penyambungan listrik dan biaya beban listrik, kecuali untuk rumah dengan daya di atas 6.600 (enam ribu
enam ratus) Voltase Amper; dan
9/2/2022
l. liquified natural gas.
155
Impor & Penyerahan Dibebaskan PPN (1) (PP
146/2000)
• Senjata, amunisi, alat angkutan di air/udara, kendaraan lapis
baja, oleh PT PINDAD, untuk keperluan TNI dan POLRI
• Vaksin Polio dlm rangka pelaksanaan Program Pekan
Imunisasi Nasional (PIN).
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku
pelajaran agama.
• Kapal laut, kapal angkutan sungai yg digunakan oleh
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional
• Pesawat udara dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan yg digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara
Niaga Nasional.
Impor & Penyerahan Dibebaskan PPN (2) (PP
146/2000)
• Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk
perbaikan serta prasarana yg digunakan oleh PT Kereta Api
Indonesia.
• Peralatan yg digunakan untuk penyediaan data batas dan
photo udara wilayah Negara RI yg dilakukan oleh TNI.
• Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun
sederhana (khusus penyerahan)
Jasa dibebaskan dari PPN
• Jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau
Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional yang meliputi
• Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional
yang meliputi :
• Jasa perawatan/reparasi kereta api yang diterima oleh PT Kereta Api.
• Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan rumah yang
atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN dan
pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah;
• Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana.
• Jasa yang diserahkan oleh TNI dalam rangka tersedianya data batas
dan photo udara wilayah RI
PPN dibebaskan atas brg strategis
PP 12/2001 stdtd PP No.7 / 2007
• Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis adalah:
• barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang
maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang;
• makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan
makanan ternak, unggas dan ikan;
• barang hasil pertanian;
• bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan;
• air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan
• listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus)
watt;
PPN/PPn BM Dibebaskan
( 25/KMK.01/1998 )
Pembelian BKP / perolehan JKP yg dilakukan oleh:
•Perwakilan Negara Asing.
•Badan-badan Internasional yg
memperoleh kekebalan diplomatik, serta
pejabat-pejabat/tenaga ahlinya
Impor dibebaskan PPN & PPn
132/KMK.04/1999
• brg yg dimasukkan oleh anggota Perwakilan Negara Asing di
Indonesia atas dasar timbal balik.
• brg untuk keperluan Perwakilan Badan / Organisasi Internasional
beserta pejabatnya yg bertugas di Indonesia.
• brg yg merupakan hadiah / berdasarkan bantuan teknik kerja sama /
pemberian lain dg cuma-cuma dari pemerintah asing
• keperluan museum, kebun binatang, dan lain-lain yg terbuka untuk
umum.
• Peti / kemasan lain yg berisi jenazah / abu jenazah dg menunjukkan
Surat Keterangan Kematian dari pejabat yg berwenang di negara
tempat yg bersangkutan meninggal.
Impor dibebaskan PPN & PPn
132/KMK.04/1999
• brg pindahan tenaga kerja Indonesia yg bekerja di luar negeri, mahasiswa yg
belajar di luar negeri, PNS/TNI/
POLRI yg bertugas di luar negeri min 1 tahun
• brg bawaan :
Penumpang batas FOB USD 250.00 per orang / maksimum USD 1,000.00
untuk satu keluarga.
Awak sarana pengangkutan FOB USD 50.00 per orang.
• brg kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, dan
kebudayaan.
• brg untuk keperluan LITBANG ilmu pengetahuan.
• brg untuk keperluan khusus tuna netra / cacat lainnya.
• brg oleh pemerintah pusat / daerah yg tunjukkan untuk kepentingan umum.
Kawasan Berikat
3. Atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean, di dalam Kawasan
Berikat Daerah Industri Pulau Batam dikenakan PPN.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 583/KMK.03/2003, antara lain di tetapkan bahwa :
a. Bagi PKP yang menyerahkan BKP memperoleh fasilitas, wajib mem buat faktur pajak yang
dibubuhi cap "PPN dan/atau PPnBM tidak di pungut sesuai PP Nomor 63 Tahun 2003".
b. Atas Impor BKP yang mendapatkan fasilitas, pejabat DJBC membu buhkan cap
sebagaimana huruf a di atas, pada setiap lembar PIB pada saat penyelesaian dokumen
impor.
c. Dalam hal BKP dimaksud ternyata tidak digunakan untuk menghasil kan BKP untuk
diekspor, maka PPN dan PPnBM atau PPN yang diberi fasilitas harus dibayar kembali ke Kas
Negara ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan.
Kawasan Bebas
@mk
Latar Belakang
Penyelarasan antara Objek PPN dan Pajak Daerah agar tidak terjadi
pengenaan pajak berganda antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah sehingga tercipta keadilan dan kepastian hukum.
Penyelarasan antara
Keadilan Kepastian Hukum
Objek PPN dan Pajak Daerah
Dasar Hukum
Barang Jasa
meliputi: meliputi :
Makanan dan minuman ▪ jasa kesenian dan
yang disajikan hiburan
▪ di hotel ▪ jasa perhotelan
▪ restoran, rumah Barang Jasa ▪ jasa penyediaan
makan, warung dan tempat parkir
sejenisnya; atau ▪ jasa boga atau
▪ oleh Pengusaha boga katering
atau katering
Makanan dan Minuman
Makanan dan Minuman
Diserahkan oleh Pengusaha jasa boga atau katering yang paling sedikit
melakukan kegiatan pelayanan:
▪ proses penyediaan bahan baku dan bahan setengah jadi, pembuatan,
penyimpanan, serta penyajian berdasarkan pesanan;
▪ penyajian di lokasi yang diinginkan oleh pemesan dan berbeda
dengan lokasi dimana proses pembuatan dan penyimpanan
dilakukan; dan
▪ penyajian dilakukan dengan atau tanpa peralatan dan petugasnya.
Makanan dan Minuman
Dikenai PPN atas penyerahan makanan dan minuman yang disajikan oleh:
jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan acara atau pertemuan di hotel
hostel, vila, pondok wisata, motel, losmen, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, tempat tinggal pribadi yang difungsikan
sebagai hotel, atau perkemahan mewah (penyewaan ruangan untuk ATM, kantor,
perbankan, restoran, tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan klinik).
Dikenai PPN
jasa pengelolaan tempat parkir
PMK-71/PMK.03/2022
5
PPN atas Penyerahan
Jasa
Kena
Pajak
Tertentu
Latar Belakang PMK
1 Kemudahan Keadilan
bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu.
Kepastian
hukum
2
Penyesuaian terhadap ketentuan yang diatur dalam:
a. PMK No. 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan PMK No. 121/PMK.03/2015;
b. Pasal 8 PMK No. 92/PMK.02/2020 tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Keagamaan yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai (PMK-92/2020); dan
c. Pasal 13 ayat (5) huruf b dan Pasal 16 ayat (4) huruf b PMK No. 6/PMK.03/2021 tentang Penghitungan dan
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penghasilan atas Penyerahan/Penghasilan sehubungan dengan
Penjualan Pulsa, Kartu Perdana, Token, dan Voucer (PMK-6/2021)
Dasar Hukum
Pasal 16G huruf i Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000
1,1%
dari jumlah yang
ditagih atau yang
seharusnya ditagih
Jasa pengurusan
transportasi
(freight forwarding)
yang di dalam tagihan jasa pengurusan transportasi
tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)*.
1,1%
dari jumlah yang
ditagih atau yang
seharusnya ditagih
1,1%
jumlah yang jumlah yang
ditagih/seharusnya
ditagih 0.55% ditagih/seharusnya
ditagih
Jika Tarif PPN 12% Berlaku
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)
Ringkasan Besaran Tertentu Efektif mulai 1 Januari 2025
Jasa pengiriman paket pos 1,1% → 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 1,1%→ 1,2%
dalam perjalanan ibadah
Jasa biro perjalanan wisata 1,1% → 1,2%
keagamaan dengan tagihan dirinci
dan/atau jasa agen perjalanan
wisata
Jasa perjalanan ke tempat lain 0,55%→0.6%
Jasa pengurusan transportasi 1,1% → 1,2%
dalam perjalanan ibadah
(freight forwarding) keagamaan dengan tagihan yang
Jasa pemasaran dengan media 1,1% → 1,2% tidak dirinci
voucer, jasa penyelenggaraan
layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer,
jasa penyelenggaraan program
loyalitas dan penghargaan
pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
Ketentuan Lain-Lain
Pengkreditan PM
PKP tidak dapat mengkreditkan Pajak
Masukan yang berhubungan dengan
penyerahan JKP Tertentu.
1 Latar Belakang
2 Objek
3 Besaran tertentu untuk Menghitung PPN terutang
4 Ketentuan Penggunaan Besaran Tertentu
5 Pengkreditan Pajak Masukan
6 Penunjukan sebagai Pemungut PPN
7 Faktur Pajak
8 Ketentuan Peralihan
LATAR BELAKANG
1,1% 1,2 %
dari Harga Jual dari Harga Jual
mulai 1 April 2022 paling lambat 1 Januari 2025
diperoleh dari:
10% dari Tarif PPN yang berlaku dikalikan Harga Jual
KETENTUAN PENGGUNAAN
BESARAN TERTENTU
Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan barang hasil
pertanian tertentu dapat menggunakan besaran tertentu untuk memungut dan menyetorkan PPN yang terutang. Tata
cara perhitungannya adalah:
Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, dijelaskan bahwa biji kopi kering dan kopi sangrai masuk dalam rincian
barang hasil pertanian tertentu kena PPN. Tata cara perhitungannya adalah:
PMK-65/PMK.03/2022
Latar Belakang dan Tujuan
Latar Belakang
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16G huruf i UU PPN (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan).
Tujuan
❖ Memberikan kemudahan dan kesederhanaan serta kepastian
hukum dan keadilan dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) atas penyerahan kendaraan bermotor bekas.
❖ Penggantian Peraturan Menteri Keuangan Nomor
79/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan
Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan
Kegiatan Usaha Tertentu karena belum dapat menampung
perubahan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
sehingga perlu diganti.
Objek PPN dan PKP yang Wajib Menerapkan
Objek PPN:
Penyerahan kendaraan bermotor bekas
Tarif:
1,1% dari Harga Jual * → mulai tanggal 1 April 2022
Contoh 1: Contoh 2:
Tuan A melakukan penyerahan kendaraan PT B melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas dan BKP lainnya berupa bermotor bekas dan JKP berupa jasa
aksesori kendaraan bermotor. perbaikan dan perawatan kendaraan
Dengan demikian: bermotor.
a. atas penyerahan kendaraan bermotor Dengan demikian:
bekas, Tuan A wajib memungut dan a. atas penyerahan kendaraan bermotor
menyetorkan PPN yang terutang dengan bekas, PT B wajib memungut dan
besaran tertentu; dan menyetorkan PPN yang terutang dengan
b. atas penyerahan aksesori kendaraan besaran tertentu; dan
bermotor, Tuan A wajib memungut PPN b. atas penyerahan jasa perbaikan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perawatan kendaraan bermotor, Tuan
perundang-undangan di bidang A wajib memungut PPN sesuai dengan
perpajakan. ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
Pengkreditan Pajak Masukan
❖ Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP,
impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di
dalam Daerah Pabean, yang berhubungan dengan
Tidak dapat dikreditkan
penyerahan kendaraan bermotor bekas oleh PKP
yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa
penyerahan kendaraan bermotor bekas.
Mulai Masa Pajak April 2022 Sebelum Masa Pajak April 2022
PKP yang dapat PKP yang semata-mata melakukan PKP pedagang kendaraan bermotor bekas yang melakukan
menerapkan. penyerahan kendaraan bermotor kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor
bekas secara eceran. bekas.
→ Seluruhnya atau sebagian.
→ Bukan merupakan penyerahan cfm. Pasal 16D UU PPN.
Pajak Keluaran yang Menggunakan tarif PPN 10% x DPP Menggunakan besaran tertentu PPN sebesar 10% x tarif PPN
dipungut. (peredaran usaha). cfm. Pasal 7 ayat (1) UU PPN x Harga Jual.
→ Dengan deemed Pajak Masukan → Tarif efektif:
sebesar 90% dari Pajak Keluaran • 1,1% x Harga Jual, yang mulai berlaku pada tanggal 1 April
maka tarif efektifnya sebesar 1% x 2022; dan
DPP. • 1,2% x Harga Jual, yang mulai berlaku pada saat
diberlakukannya penerapan tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1)
huruf b UU PPN.
→ Tidak diperkenankan menggunakan besaran tertentu PPN cfm.
PMK mengenai PPN atas penyerahan BKP/JKP oleh PKP yang
mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak
melebihi jumlah tertentu. www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (2/2)
Substansi PMK-79/PMK.03/2010 PMK-65/PMK.03/2022
Pajak Masukan yang Dikreditkan dengan menggunakan Tidak dapat dikreditkan.
berhubungan dengan deemed Pajak Masukan sebesar 90% Apabila PKP melakukan:
penyerahan kendaraan dari Pajak Keluaran ▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang
bermotor bekas. berkenaan dengan penyerahannya dapat dikreditkan; dan
▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang
berkenaan dengan penyerahannya tidak dapat dikreditkan
dan/atau penyerahan yang tidak terutang PPN,
penentuan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) UU PPN.
Perlakuan atas Mengikuti ketentuan umum, Mengikuti ketentuan umum, termasuk PMK mengenai PPN atas
penyerahan BKP selain termasuk PMK-74/PMK.03/2010. penyerahan BKP dan/atau JKP oleh PKP yang mempunyai
kendaraan bermotor peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi jumlah
bekas dan JKP. tertentu.
SPT Masa PPN yang Formulir 1111 DM. ▪ Formulir 1111, mulai Masa Pajak April 2022.
digunakan. ▪ Dalam hal PKP eks PMK-74/2010 melakukan penyampaian atau
pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Pajak sebelum Masa
Pajak April 2022 → menggunakan SPT Masa PPN Formulir 1111
DM.
Contoh kasus. (Tidak diatur). Diberikan contoh kasus dalam Lampiran RPMK.
www.pajak.go.id
PMK-62/PMK.03/2022
Latar Belakang
Pada tanggal 12 April 2022, PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha yang mendapat
penugasan dari Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan penyediaan dan pendistribusian
LPG Tertentu menyerahkan 15.000 tabung LPG Tertentu kepada PT ABC yang telah ditunjuk
oleh PT Pertamina (Persero) sebagai Agen.
Harga Jual Eceran yang berlaku pada tanggal penyerahan sebesar Rp12.750,00 per tabung.
Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan
sebagai berikut:
• Dasar Pengenaan Pajak = 15.000 x 100/111 x Rp12.750,00
= Rp172.297.297,29
• PPN terutang = 11% x Rp172.297.297,29
= Rp18.952.702,00
Contoh 2
Penyerahan pada titik serah
Agen
Pada tanggal 15 April 2022, PT ABC selaku Agen, menyerahkan 5.000 tabung LPG Tertentu
kepada CV XYZ yang telah ditunjuk oleh PT ABC sebagai Pangkalan.
Harga Jual Agen sebesar Rp14.000,00 per tabung. Harga Jual Eceran yang berlaku sebesar
Rp12.750,00 per tabung. Dalam hal ini PT ABC telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak
Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan
sebagai berikut:
PPN terutang = 5.000 x 1,1/101,1 x (Rp14.000,00 – Rp12.750,00)
= Rp68.001,00
PPN terutang sebesar Rp68.001,00 (enam puluh delapan ribu satu rupiah) sudah termasuk
dalam selisih lebih antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran.
Contoh 3
Penyerahan pada titik serah
Pangkalan
Pada tanggal 20 April 2022, CV XYZ selaku Pangkalan, menyerahkan tabung LPG Tertentu
secara eceran 1 tabung kepada konsumen akhir.
Harga Jual Pangkalan sebesar Rp15.500,00 per tabung. Harga Jual Agen atas perolehan LPG
Tertentu tersebut sebesar Rp 14.000,00. Dalam hal ini CV XYZ telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan
sebagai berikut:
PPN terutang = 1 x 1,1/101,1 x (Rp15.500,00 – Rp14.000,00)
= Rp16,00
PPN terutang sebesar Rp16,00 (enam belas rupiah) sudah termasuk dalam selisih lebih antara
Harga Jual Pangkalan dan Harga Jual Agen.
Faktur Pajak
atas penyerahan LPG tertentu oleh Agen dan Pangkalan
Kode Transaksi : 05
yaitu kode untuk penyerahan Barang Kena Pajak menggunakan
besaran tertentu.
Kode status dan nomor seri Faktur Pajak
diisi sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai tata
cara pembuatan Faktur Pajak.
C. PPN
B
C Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
sebesar besaran tertentu.
SAAT BERLAKU
AKHIR BULAN
BERIKUTNYA SETELAH
PENYETORAN PAJAK PALING
BERAKHIRNYA MASA
LAMA
OLEH PKP PAJAK DAN SEBELUM
SPT MASA PPN
DISAMPAIKAN
Pelaporan
• SPT Masa PPN harus disampaikan dalam keadaan lengkap, yaitu sesudah dibubuhkan
tanda tangan dan nama jelas baik pada SPT induk maupun pada setiap lampiran yang telah
dibakukan. Apabila ketentuan ini tidak dipenuhi maka PKP dianggap tidak pernah
memasukkan SPT.
Dalam hal SPT dilaporkan NIHIL karena PKP tidak
melakukan kegiatan penyerahan dan perolehan, maka
SPT yang dilaporkan hanya Induknya sedangkan
Lampiran SPT tidak perlu disampaikan
240
FAKTUR PAJAK
Ps. 1 angka 23
PKP
KARENA
PENYERAHAN
BKP/JKP
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK Pasal 13 (1) UU PPN
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (Ps.4 ayat (1) huruf c)
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf f)
ekspor Jasa Kena Pajak (Ps.4 ayat (1) huruf h)
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf g)
penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak (Ps.16 D)
kecuali atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
sbgmn dimaksud Ps. 9 ayat (8) huruf b dan c
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PKP dapat membuat 1
(satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli BKP atau
penerima JKP yang sama selama 1 (satu) bulan kalender {Pasal 13 ayat (2) UU PPN}
saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Pengisian jenis barang dalam Faktur Pajak Pembatasan waktu upload e-Faktur
• Jenis barang untuk penyerahan BKP berupa kendaraan
bermotor baru minimal diisi merek, tipe, varian, dan nomor
15 e-Faktur harus di-upload paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur.
rangka.
• Jenis barang untuk penyerahan BKP berupa tanah dan/atau
bangunan minimal diisi alamat lengkap. Pengaturan kembali Faktur Penjualan
Faktur Penjualan merupakan e-Faktur sepanjang di-upload
Transaksi dalam mata uang asing menggunakan aplikasi e-Faktur Host-to-Host dan memperoleh
Dikonversi dengan kurs KMK yang berlaku pada saat Faktur persetujuan DJP.
Pajak seharusnya dibuat.
Cap/keterangan fasilitas PPN dalam e-Faktur
Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak Pembubuhan cap/keterangan mengenai fasilitas PPN/PPnBM
• Pemberian NSFP dengan jumlah tertentu. dilakukan melalui aplikasi e-Faktur.
• NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai
tanggal surat pemberian NSFP.
Pengaturan kembali Faktur Pajak PKP PE
Kode Transaksi Pengaturan mengenai Faktur Pajak bagi PKP Pedagang Eceran
05 Penambahan kode transaksi 05 untuk penyerahan yang PPN-
nya dipungut dengan besaran tertentu cfm. Pasal 9A UU PPN.
disesuaikan dengan PMK-18/PMK.03/2021.
▪ Kriteria PKP PE dari sisi penjual (Pasal 1 angka 7 PER-24, Pasal 1 PER-58) disesuaikan PMK-18/PMK.03/2021
▪ Permintaan cetak ulang surat pemberian NSFP (Pasal 9 (7) PER-24) dapat dilihat di aplikasi e-Nofa
▪ Kode dan nomor seri FP VAT refund (Pasal 18 PER-24) mengikuti PMK VAT Refund
www.pajak.go.id
Keterangan dalam Faktur Pajak
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
▪ nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
▪ identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi: NE
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah; W
• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
▪ jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
▪ PPN yang dipungut;
▪ PPnBM yang dipungut;
▪ kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
▪ nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
0 0 0.000–0 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Status
Jenis Barang/Jasa
▪ Wajib diisi dengan keterangan yang sebenarnya/sesungguhnya mengenai BKP/JKP yang diserahkan.
▪ Untuk penyerahan BKP ke Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas → ditambah HS Code.
▪ Untuk penyerahan BKP berupa kendaraan bermotor baru untuk dilakukan registrasi kendaraan bermotor baru sesuai
ketentuan yang berlaku, PKP dealer harus mencantumkan keterangan berupa merek, tipe, varian, dan nomor rangka.
▪ Untuk penyerahan BKP berupa tanah dan/atau bangunan diisi dengan keterangan yang paling sedikit memuat
informasi berupa alamat lengkap tanah dan/atau bangunan dimaksud.
Tata Cara Pengisian Keterangan dalam Faktur Pajak (2/2)
R Dasar Pengenaan Pajak
▪ nilai pada jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin sebagaimana dimaksud pada
p angka 5 dikurangi dengan potongan harga dan uang muka yang telah diterima;
▪ dasar pengenaan pajak berupa nilai lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan; atau
▪ nilai tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, yang
menjadi dasar penghitungan PPN yang dipungut dan disetor dengan besaran tertentu sebagaimana
diatur dalam Pasal 9A ayat (1) UU PPN.
01
Kode dan NSFP
02
03
Total 16 digit: 2 digit kode transaksi, 1 digit kode status, dan 13 NSFP.
Dari ketiga contoh di atas maka pengisian DPP dan PPN dalam Faktur Pajak yaitu sebagai berikut:
Besaran
Keterangan Normal Nilai Lain
Tertentu PPN
Harga Jual 100.000.000 100.000.000 100.000.000
DPP 100.000.000 90.000.000 100.000.000
PPN 11.000.000 9.900.000 1.100.000
Bentuk Faktur Pajak dan Aplikasinya
FAKTUR PAJAK:
▪ berbentuk elektronik; e-Faktur
▪ dibuat menggunakan aplikasi atau sistem yang
disediakan dan/atau ditentukan oleh DJP; dan
▪ dicantumkan tanda tangan elektronik. Aplikasi e-Faktur
▪ aplikasi e-Faktur Client Desktop
▪ aplikasi e-Faktur Web Based
PENGECUALIAN: ▪ aplikasi e-Faktur Host-to-Host
(H2H)
Faktur Pajak atas:
• H2H Penyelenggara (PJAP)
▪ penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/penerima JKP
dengan karakteristik konsumen akhir cfm. Pasal 13 ayat (5a)
UU PPN (eceran); PKP di TLDDP, TPB, atau KEK wajib
▪ penyerahan BKP/JKP dan/atau ekspor BKP/BKP tidak membuat e-Faktur atas penyerahan
berwujud/ JKP, yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen BKP kepada pembeli BKP di Kawasan
tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Pajak cfm. Pasal 13 ayat (6) UU PPN (dokumen tertentu); dan Bebas.
▪ penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar
negeri cfm. Pasal 16E UU PPN (VAT refund),
→ dibuat sesuai dengan peraturan terkait.
Tampilan PDF atau Cetakan Kertas e-Faktur
e-Faktur
Tidak Wajib
Dicetak
Tidak lagi
mencantumka
n persentase
(%) tarif PPN
Sertifikat Elektronik dan Aktivasi Akun PKP
Memiliki:
Syarat PKP dapat ▪ Sertifikat Elektronik
membuat e-Faktur ▪ Akun PKP yang telah diaktivasi
▪ NSFP yang diberikan oleh DJP
▪ Permintaan dan pemberian Sertifikat Elektronik ▪ Permintaan dan pemberian keputusan aktivasi akun
dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020. PKP dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020.
▪ Dalam hal atas permintaan aktivasi akun memenuhi
syarat, Kepala KPP/KP2KP:
• menyerahkan surat pemberitahuan Kode Aktivasi
secara langsung kepada PKP; dan
• mengirimkan Password kepada PKP melalui alamat
posel (email) yang telah terdaftar di DJP.
▪ Contoh format surat pemberitahuan Kode Aktivasi
pada Lampiran huruf E PER.
Nomor Seri Faktur Pajak
NE
Permintaan NSFP Jumlah NSFP yang Diberikan
W
PKP dapat mengajukan permintaan NSFP secara: ▪ Paling banyak 75 NSFP, bagi PKP baru dikukuhkan,
▪ elektronik melalui laman yang disediakan/ditentukan PKP yang belum pernah membuat dan melaporkan
oleh DJP (berdasarkan user manual aplikasi e-Nofa Faktur Pajak, atau PKP yang 3 Masa Pajak
atau sebelumnya membuat dan melaporkan ≤75 Faktur
Pajak.
▪ langsung ke KPP/KP2KP dengan cara menyampaikan
surat permintaan NSFP. ▪ Paling banyak 120% dari jumlah Faktur Pajak yang
dibuat dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN 3 Masa
Syarat Pemberian NSFP Pajak sebelumnya, bagi PKP yang 3 Masa Pajak
▪ Memiliki Kode Aktivasi dan Password; sebelumnya membuat dan melaporkan Faktur Pajak
(jika hilang/lupa, dapat mengajukan cetak ulang Kode >75 Faktur Pajak.
Aktivasi/kirim ulang Password secara langsung ke ▪ Jumlah tertentu, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
KPP). pemusatan, atau PKP yang mengalami peningkatan
▪ Memiliki akun PKP yang telah diaktivasi. usaha yang karena kegiatan usahanya membutuhkan
NSFP dengan jumlah teretntu.
▪ Telah melaporkanNE SPT Masa PPN untuk 3 Masa Pajak
W
terakhir yang telah jatuh tempo. → Permintaan NSFP dengan jumlah tertentu
NE harus
W
disampaikan langsung ke KPP/KP2KP.
Penggunaan NSFP
Format Surat Permintaan dan Pemberian NSFP
NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai
tanggal surat pemberian NSFP sesuai dengan tahun ▪ Contoh format surat permintaan NSFP pada Lampiran
peruntukan yang tercantum dalam surat pemberian huruf F PER.
NSFP. ▪ Contoh format surat pemberian NSFP pada Lampiran
huruf G dan huruf H PER.
Batas Waktu Upload e-Faktur
Catatan:
Untuk e-Faktur yang dibuat dengan mencantumkan tanggal
sebelum tanggal 1 April 2022, wajib diunggah (di-upload)
menggunakan aplikasi e-Faktur untuk memperoleh
Contoh kasus pada Lampiran huruf A
persetujuan DJP paling lambat tanggal 15 Mei 2022. angka 3 PER
Contoh Kasus Batas Waktu Upload e-Faktur
Contoh 1:
PT H yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 11 April 2022. PT H membuat e-
Faktur pada tanggal 11 April 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur
Pajak 11 April 2022. Namun, e-Faktur tersebut baru diunggah (di-upload) ke Direktorat Jenderal Pajak
dengan menggunakan aplikasi
e-Faktur pada tanggal 14 Mei 2022.
Dengan demikian, e-Faktur yang dibuat dan diunggah (di-upload) oleh PT H tersebut dapat diberikan
persetujuan dari DJP karena diunggah (di-upload) ke DJP dalam jangka waktu paling lama tanggal 15
Mei 2022.
Contoh 2:
PT H yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 18 April 2022. PT H membuat e-
Faktur pada tanggal 18 April 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur
Pajak 18 April 2022. Namun, e-Faktur tersebut baru diunggah (di-upload) ke Direktorat Jenderal Pajak
dengan menggunakan aplikasi e-Faktur pada tanggal 16 Mei 2022.
Dengan demikian, DJP tidak memberikan persetujuan (reject) atas e-Faktur yang diunggah (di-upload)
tersebut karena diunggah (di-upload) setelah tanggal 15 Mei 2022.
→ e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP (reject) tersebut bukan merupakan Faktur
Pajak.
Cap/Keterangan Fasilitas PPN/PPnBM
Tidak memenuhi
TIDAK LENGKAP persyaratan TERLAMBAT DIBUAT
formal
▪ e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
Pasal 5 PER atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran seharusnya Faktur Pajak dibuat.
tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
▪ Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya DIANGGAP TIDAK DIBUAT
atau sesungguhnya.
▪ Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan
ketentuan pengisian keterangan cfm. PER. sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.
PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau
dianggap tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.
PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak
dibuat merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
Kewajiban dan Saat Pembuatan Faktur Pajak
▪ PKP yang membuat Faktur Pajak wajib melaporkan Faktur Pajak dalam SPT
Masa PPN pada Masa Pajak yang sama dengan tanggal pembuatan
Faktur Pajak.
▪ Tata cara pelaporan Faktur Pajak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
mengatur mengenai SPT Masa PPN.
→ PER-29/PJ/2015.
▪ PKP yang tidak memenuhi kewajiban melaporkan Faktur Pajak dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
Faktur Pajak Gabungan
PKP dapat membuat Faktur Pajak gabungan:
▪ 1 (satu) Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP dan/atau penerima JKP yang sama
selama 1 (satu) bulan kalender.
▪ Harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP
dan/atau JKP.
NE
▪ Dalam hal terdapat pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya sebelum W
penyerahan BKP dan/atau JKP yang diterima dalam bulan penyerahan,
Faktur Pajak gabungan tetap dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
▪ Dalam hal PKP melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP yang wajib dibuat
Faktur Pajak dengan menggunakan lebih dari 1 (satu) kode transaksi, PKP
dapat membuat Faktur Pajak gabungan atas penyerahan dengan kode
transaksi yang sama, untuk tiap-tiap kode transaksi.
▪ Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 1 PER.
PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat tertentu.
Contoh Pembuatan Faktur Pajak Gabungan (1/2)
Contoh 1:
PT A yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada PT B dan menerima pembayaran dari PT B selama
bulan April 2022 sebagai berikut:
Dalam hal atas penyerahan tersebut hanya menggunakan 1 (satu) kode transaksi dan PT A memilih membuat Faktur
Pajak gabungan maka PT A wajib membuat Faktur Pajak gabungan pada tanggal 30 April 2022 yang meliputi seluruh
penyerahan yang dilakukan dan pembayaran uang muka yang diterima pada bulan April 2022, yaitu dengan Dasar
Pengenaan Pajak sebesar Rp10.250.000,00 (Rp1.000.000,00 + Rp1.500.000,00 + Rp2.000.000,00 + Rp2.500.000,00 +
Rp250.000,00 + Rp3.000.000,00).
Contoh Pembuatan Faktur Pajak Gabungan (2/2)
Contoh 2:
PT A yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada CV C sebagai berikut:
a. penjualan BKP berupa komputer pada tanggal 2, 9, 16, 23, dan 30 April 2022; dan
b. pemberian cuma-cuma BKP berupa keyboard dan mouse komputer pada tanggal 4, 11, 18, dan 25
April 2022.
Berdasarkan data di atas maka PT A wajib membuat Faktur Pajak dengan menggunakan kode transaksi
01 atas penyerahan (penjualan) BKP berupa komputer dan kode transaksi 04 atas penyerahan
(pemberian cuma-cuma) BKP berupa keyboard dan mouse komputer. Dalam hal PT A memilih untuk
membuat Faktur Pajak gabungan maka PT A wajib membuat:
a. 1 (satu) Faktur Pajak gabungan pada tanggal 30 April 2022 dengan menggunakan kode transaksi 01
yang meliputi seluruh penyerahan BKP berupa komputer yang dilakukan pada bulan April 2022; dan
b. 1 (satu) Faktur Pajak gabungan pada tanggal 25 April 2022 atau paling lama tanggal 30 April 2022
dengan menggunakan kode transaksi 04 yang meliputi seluruh penyerahan BKP berupa keyboard dan
mouse komputer yang dilakukan pada bulan April 2022.
Transaksi yang Menggunakan Mata Uang Asing
NE
W
Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan
dengan menggunakan mata uang asing,
penghitungan PPN/PPnBM terutang harus
dikonversi ke dalam satuan mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang ditetapkan
dalam KMK yang berlaku pada saat Faktur
Pajak seharusnya dibuat
Penyampaian Permintaan
Permintaan disampaikan secara online atau langsung ke
KPP.
Contoh format surat permintaan pada Lampiran huruf L PER.
Penyelesaian
KPP memberikan data e-Faktur yang diminta, secara
langsung paling lama 20 hari kerja.
Ketentuan Lain-Lain
e-Faktur yang telah diunggah (di-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi e-Faktur dan telah
1 memperoleh persetujuan dari DJP merupakan Faktur Pajak yang dibuat oleh PKP.
l. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat,
dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dilampiri dengan SSP, Surat Setoran Pabean, Cukai dan
Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor BKP;
m. PIB yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang dilampiri
dengan SSP dan surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan pabean, atau surat
penetapan kembali tarif dan/atau nilai pabean yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa
nama, alamat, dan NPWP, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PIB tersebut,
untuk impor BKP dalam hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN Impor oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai;
n. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean, dengan melampirkan tagihan dan rincian berupa jenis dan nilai BKP Tidak
Berwujud atau JKP serta nama dan alamat penyedia BKP Tidak Berwujud atau JKP;
o. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang disertai dengan kutipan Risalah
Lelang, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan SSP tersebut; dan
p. SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP dan/atau JKP dari Kawasan
Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan:
1. Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran BKP; atau
2. invoice atau kontrak, untuk penyerahan JKP dan/atau BKP Tidak Berwujud.
PMK-65/PMK.03/2010 Nota Retur
• Pasal 5A UU PPN 1984
• PMK-65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah Untuk Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang Dikembalikan
• Nota Retur dibuat apabila PKP pembeli mengembalikan BKP/JKP.
• Fungsi Nota Retur Bagi pengembalian BKP mengurangi:
a) Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal Pajak Masukan atas Barang Kena
Pajak yang dikembalikan telah dikreditkan;
b) biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal pajak atas Barang Kena Pajak yang
dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan
(dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut; atau
c) biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang
dikembalikan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam
harga perolehan harta tersebut.
• Nota Retur harus dibuat dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak terjadinya pengembalian Barang
Kena Pajak.
Nota Retur
PMK-65/PMK.03/2010
Proses 9: DJP
melakukan pengelolaan
Proses 1: PKP menutup kontrak/kesepakatan data e-faktur untuk
penyerahan, membuat Faktur Pajak , dan melakukan Proses 4: DJP memberikan pelayanan dan pengawasan
pencatatan baik secara manual/dengan sistem persetujuan/approval FP
Faktur
pajak 2014
Pajak
elektronik
Proses 3: PKP melaporkan
FP ke DJP via e-faktur + online
Proses 5: PKP dapat create PKP
PDF dan cetak e-Faktur Proses 2: PKP memasukan
data faktur pajak secara
manual atau dengan impor
data ke aplikasi e-Faktur SPT
.csv
PPN Proses 7: PKP
melaporkan SPT PPN
Proses 8: KPP
Proses 6: PKP membuat membuat tanda
langsung ke KPP atau terima SPT Masa PPN
SPT PPN dalam aplikasi e-
via e-filling
Faktur
Alur Aplikasi eFaktur
Minimum Requirements
Yang pasti sebuah pc atau laptop.
Diusahakan memiliki bukan pinjam ☺
Ditambah dengan koneksi internet baik
menggunakan direct connection atau proxy
Hardware Requirements
Rekomendasi minimal 3 GB RAM atau
Others
sesuai dengan kebutuhan (jumlah data Koneksi Internet menggunakan
faktur, user pengakses); direct connection atau proxy
Resolusi Tampilan Layar minimal
1024 x 768 pixels.
Persiapan
Start Application
Pilih file Aplikasi dengan nama
ETaxInvoice.exe
Username : Admin
Password : 123
Registrasi
Masukkan
Input Kode Sertifikat Input Buat Admin
Input NPWP
Aktivasi Elektronik Passphrase
Password
Utama Next
Akun PKP
Kementerian
Kehutanan
PT Recycle Mart
292
Let’s Do It
SPT Masa PPN 1111
• SPT Masa PPN 1111 ini wajib digunakan oleh setiap PKP selain PKP
yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak
Masukan, untuk pelaporan SPT Masa PPN mulai Masa Pajak Januari
2011.
• SPT Masa PPN 1111 terdiri dari:
1. Induk SPT Masa PPN; dan
2. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau data elektronik,
7. 1111 B3 (D.1.2.32.12) Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas - Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas, yang diterima;
dan/atau
- Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena Pajak/pembatalan
Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan atau mendapat
Hasil Akhir untuk Induk SPT Masa PPN 1111
296
Hasil Akhir untuk Lampiran SPT Masa PPN 1111
297
SPT Masa PPN 1111DM
• SPT Masa PPN 1111 DM ini wajib digunakan oleh setiap PKP yang
menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan,
untuk pelaporan SPT Masa PPN mulai Masa Pajak Januari 2011.
• SPT Masa PPN 1111 DM terdiri dari:
1. Induk SPT Masa PPN; dan
2. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau data elektronik,