Anda di halaman 1dari 121

Tarif dan

Perhitungan PPN &


PPnBM

Sutisna Adang
Permana, S.H.,M.M
TARIF PPN & PPn BM
Ps. 7 & Ps. 8

10 % DENGAN PP
TARIF
PPN TARIF PPN DAPAT DIUBAH
(Ps. 7)

ATAS EKSPOR SERENDAH-2 SETINGGI-2


BKP 0% NYA 5 % NYA 15 %

PALING RENDAH
10%
TARIF
PALING TINGGI
PPn BM 200 %
(Ps. 8)
ATAS EKSPOR BKP
YG TERGOLONG MEWAH
0%
CARA MENGHITUNG PPN
YANG TERUTANG
Ps. 8 A ayat (1)

PPN TERUTANG

ADALAH

TARIF PPN X DPP


DASAR PENGENAAN PAJAK
( Pasal 8A UU
PPN )
 1.Harga jual : yaitu Nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yg diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual,tidak
termasuk PPN.
 2.Nilai Penggantian : yaitu nilai berupa
uang ,termasuk semua biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh pengusaha
pemberi jasa,tidak termasuk PPN
 3.Nilai Impor : yaitu Nilai berupa uang yang
menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah
pungutan lain yang dikenakan berdasarkan
ketentuan kepabean dan cukai tidak termasuk
PPN ( CIF ditambah bea masuk dll )
 (CIF : harga beli,assuransi,ongkos angkut)
 4.Nilai Ekspor : yaitu nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir
CONTOH CARA MENGHITUNG PPN YANG TERUTANG
Penjelasan Ps. 8 A (1)

1. PENJUALAN TUNAI BKP OLEH PKP “A”


- HARGA JUAL = Rp. 25.000.000
- PPN TERUTANG 10% X Rp 25.000.000 = Rp. 2.500.000
PPN Rp. 2.500.000 MERUPAKAN :
* PAJAK KELUARAN YG DIPUNGUT OLEH PKP “A” DAN
* PAJAK MASUKAN YG DIBAYAR OLEH PEMBELI BKP

2. PENYERAHAN JKP OLEH PKP “B”


- NILAI PENGGANTIAN = Rp. 20.000.000
- PPN TERUTANG 10 % X Rp. 20.000.000 = Rp. 2.000.000
PPN Rp. 2.000.000 MERUPAKAN :
* PAJAK KELUARAN YG DIPUNGUT OLEH PKP “B” DAN
* PAJAK MASUKAN YG DIBAYAR OLEH PENERIMA JKP

3. IMPOR BKP
- NILAI IMPOR = Rp.15.000000
- PPN TERUTANG 10 % X Rp.15.000.000 = Rp. 1.500.000
PPN Rp. 1.500.000 YANG DIPUNGUT MELALUI DJBC, MERUPAKAN PAJAK
MASUKAN YANG DIBAYAR OLEH PIHAK YANG MENGIMPOR BKP TSB.
Contoh perhitungan untuk nilai jual
atau penggantian yg termasuk PPN
 1.Tuan Budiman membeli sebuah mobil
dari CV.Abadi jaya ( PKP ) seharga
Rp 160.000.000,- tidak termasuk PPN,
artinya harga mobil tersebut ? PPN nya ?
 2.CV.Tunas Inti mengimpor mesin pabrik
yang nilai impor termasuk PPN sebesar
Rp 275.000.000,- berarti PPN yg menjadi
Pajak Masukan adalah ? Nilai impor nya ?
Perhitungannya menjadi sbb:

 1.Harga Mobil Rp 160.000.000,- (tidak


termasuk PPN ) ,maka PPN terhutang
adalah ( yg dipungut oleh penjual )
 10/100 X 160.000.000,-=Rp16.000.000,
 2.Nilai impor termasuk PPN sebesar Rp
275.000.000,- ,maka PPN yang dipungut
Bea Cukai sebagai Pajak Masukan :
 10/110 X Rp 275.000.000,-=Rp25.000.000
Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Tarif dan
perhitungannya
Pengertian BKP Mewah
 BKP yang tergolong Mewah, adalah:

- Barang yang bukan merupakan barang


kebutuhan pokok
- Barang yang dikonsumsi oleh masy. tertentu
- Pada umumnya barang tsb dikonsumsi oleh masy.
berpenghasilan tinggi
- Barang tsb dikonsumsi untuk menunjukan status

 Kelompok BKP yg tergolong Mewah ditetapkan dg


PP, sedangkan jenis BKP yg tergolong mewah
ditetapkan dg Kep Men Keu. (ps. 18 UU PPN)
 Pengenaan PPnBM atas impor BKP
mewah tidak memperhatikan siapa yg
mengimpor, apakah terus menerus atau
hanya sekali saja ,PKP atau bukan PKP
 Pengenaan PPnBM atas penyerahan BKP
mewah tidak memperhatikan apakah
bagian dari barang yg diproduksi menjadi
BKP mewah itu sebelumnya telah dikenai
PPnBM /belum
OBYEK PPn BM
Ps. 5 ayat (1), (2)

Ps. 5 (1)
PPn BM
DIKENAKAN ATAS
PENYERAHAN BKP YANG IMPOR BKP YANG
TERGOLONG MEWAH TERGOLONG MEWAH

OLEH PENGUSAHA YANG


MENGHASILKAN BKP
YANG TERGOLONG MEWAH

DALAM DAERAH PABEAN

DALAM KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAAN PENGUSAHA

PPn BM DIKENAKAN HANYA SATU KALI PADA WAKTU PENYERAHAN BKP YANG
TRGOLONG MEWAH OLEH PKP YANG MENGHASILKAN BARANG MEWAH ATAU
PADA WAKTU IMPOR Ps. 5 (2)
DASAR PERTIMBANGAN
PENGENAAN PPn BM
Penjelasan Ps. 5 (1)

ATAS PENYERAHAN BKP YANG TERGOLONG MEWAH OLEH


PRODUSEN ATAU ATAS IMPOR BKP YANG TERGOLONG
MEWAH, DI SAMPING DIKENAKAN PPN, JUGA DIKENAKAN PPn
BM DENGAN PERTIMBANGAN

PERLU KESEIMBANGAN PEMBEBANAN PAJAK ANTARA


KONSUMEN YANG BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN
KONSUMEN YANG BERPENGHASILAN TINGGI
PERLU ADANYA PENGENDALIAN POLA KONSUMSI ATAS BKP
YANG TERGOLONG MEWAH

PERLU ADANYA PERLINDUNGAN TERHADAP PRODUSEN KECIL


ATAU TRADISIONAL
PERLU UNTUK MENGAMANKAN PENERIMAAN NEGARA
Yang termasuk pengertian
menghasilkan
 1.Merakit, menggabungkan bagian2
lepas dari suatu barang menjadi setengah
jadi /sudah jadi ( merakit mobil ,elektronik)
 2 .Memasak, yaitu mengolah barang
dengan memanaskan , dicampur /tidak
 3 .Mencampur yaitu mempersatukan
dua/lebih unsur menjadi barang lain
 4 .Mengemas atau membotolkan
KELOMPOK & JENIS BKP YANG TERGOLONG
MEWAH YANG DIKENAKAN PPn BM
Ps. 8 ayat 3 dan 4

DENGAN PERATURAN PEMERINTAH


DITETAPKAN KELOMPOK BKP YG TERGOLONG
MEWAH YANG DIKENAKAN PPn BM

JENIS BARANG YANG DIKENAKAN PPn BM


ATAS BKP YANG TERGOLONG MEWAH
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN
MENTERI KEUANGAN
TARIF PPn BM
Ps.. 8

PALING RENDAH
10%
TARIF
PALING TINGGI
PPn BM 200 %
.
ATAS EKSPOR BKP
YG TERGOLONG MEWAH
0%
CARA MENGHITUNG PPn BM
YANG TERUTANG
Ps. 10 ayat (1), (2), (3)

PPn BM YANG TERUTANG


Ps. 10 (1) DIHITUNG DENGAN CARA :
TARIF PPn BM X DPP

PPn BM YANG SUDAH DIBAYAR


Ps. 10 TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(2) DG PPN ATAU PPn BM
YANG TELAH DIPUNGUT

UNTUK BKP YG TERGOLONG MEWAH


Ps. 10 YG DIEKSPOR , PPn BM YG DIBAYAR
(3) PADA WAKTU PEROLEHAN BKP TSB
DAPAT DIMINTA KEMBALI
TRANSAKSI TERHUTANG PPnBM
TRANSAKSI YG TERHUTANG
Pajak Penjualan Barang Mewah
Impor BKP
Penyerahan BKP
tergolong mewah
Tergolon mewah
Oleh siapapun
Oleh pabrikan / produsen
Terutang PPN Terutang PPN
Sekaligus PPnBM Sekaligus PPnBM
Dipungut oleh Dipungut oleh
Bea Cukai PKP Pabrikan/ Produsen
PPnBM disetor oleh
PPnBM Impor PKP Pabrikan/ Produsen
Tdk dpt dikreditkan Tanpa dikurangi pajak
masukan
Penghitungan&Mekanisme PPnBM
 PPnBM Terhutang = TARIF X DPP
Contoh perhitungan

1.Tuan Budiman sudah PKP, mengimpor Barang Kena Pajak


(BKP ) tergolong Barang Mewah, Nilai Impor Rp 100.000.000
r
yang tarif PPnBM nya =20%
Artinya Terutang PPN impor = Rp 10.000.000
PPnBM impor = Rp 20.000.000 (dalam negeri)
Tuan Budiman (PKP) CV,Badu (PKP) Tua n “C”
-Jual BKP BM 150.000.000 =Jual BKP BM 200.000.000
-Tdk terutang PPnBM -Tdk terutang PPnBM
-Terutang PPN 15.000.000 -Terutang PPN= 20.000.000
-Pajak masukan=10.000.000 -Pajak masukan =15.000.000
-PPN kurang bayar=5,000.000 -PPN kurang bayar= 5,000.000
Hitung berapa Pajak yg masuk kas negara dan siapa yg harus membayarnya
2. 2.Penjual bukan PKP
Tuan Adi bukan PKP mengimpor BKP tergolong mewah
dengan nilai impor Rp 100.000.000 (tarif PPnBM =20%)
Terutang PPN = Rp 10.000.000
Terutang PPnBM = Rp 20.000.000
Tuan Adi(non PKP) Tuan Budi(PKP) Pak “Caca”
-jual lagi 150.000.000 -jual lagi 200.000.000
-tidak mungut PPN -terutang PPN = 20.000.000
-Pajak masukan= 0
-tidak terutang PPnBM -Tidak terutang PPnBM
Hitung Pajak yang masuk Kas negara dan siapa yg menyetor ?
3. Pabrikan mengolah BKP menjadi BKP barang mewah
PT A (PKP) mengimpor BKP dari negeri Belanda
Nilai impor BKP = Rp 100.000.000 ( bukan barang mewah)
Terutang PPN impor = 10.000.000

Pabrikan “A”(PKP) PKP “B” “C”


(mengolah BKP jadi barang mewah) (konsumen akhir)
-jual lagi Rp 200.000.000 -jual lagi Rp 275.000.000
-tarif PPnBM (25%) -terutangPPnBM =?
-terutang PPN = ? -terutang PPN =?
-pajak masukan=? -pajak masukan =?
-PPN kurang bayar =? -PPN kurang bayar= ?
-PPn BM terhutang =?
TARIF PPnBM SESUAI
KETENTUAN ( PP ATAU KEP MEN)
Kelompok Kendaraan Bermotor yg Termasuk
BKP Mewah (PP N0.22 /2014 )

1) Tarif PPnBM 10%, :


 Untuk pengangkutan 10-15 orang termasuk pengemudi,
bahan bakar diesel/ semi diesel, seluruh kapasitas isi
silinder
 Untuk pengangkutan < 10 org tmsk pengemudi, selain
sedan atau station wagon dg bahan bakar diesel/ semi
diesel, kapasitas isi silinder s/d 1500cc
2) Tarif PPnBM 20%, :
 Untuk pengangkutan< 10 org trmsk pengemudi,
kapasitas isi silinder > 1500cc ≤2500cc
 Kendaraan dengan kabin ganda, penumpang >3 org,
bahan bakar cetus api dg semua kapasitas isi silinder,
massa total s/d 5 ton
3) Tarif PPnBM 30%, :
untuk pengangkutan < 10 orang berupa:
 Sedan, station wagon dengan kapasitas isi silinder ≤ 1500 cc
 Selain sedan/ station wagon, dg sistem 2 gandar penggerak (4x4) dg
kapasitas silinder ≤ 1500 cc
4) Tarif PPnBM 40%
untuk pengangkutan < 10 orang berupa:
 Selain sedan/ station wagon, dg sistem 1 gandar penggerak (4x2)
dengan kapasitas isi silinder 2500cc ≤ 3000cc
 Sedan/ station wagon,dg sistem 2 gandar penggerak, dengan kapasitas
isi silinder 1500 cc ≤ 3000 cc
 Sedan dan selain sedan/ station wagon, dg sistem 2 gandar penggerak
dengan kapasitas isi silinder 1500 cc ≤ 2500 cc
5) Tarif PPnBM 50%, adalah semua jenis kendaraan khusus yg dibuat
untuk golf
6) Tarif PPnBM 60%, adalah:
 Kendaraan roda 2, dg kapasitas isi silinder 250 cc ≤ 500 cc
 Kendaraan khusus yg dibuat untuk perjalanan di atas
salju,pantai,gunung,& kendaraan sejenis.

7) Tarif PPnBM 75%, adalah:


-Untuk pengangkutan < 10 org temasuk pengemudi, bahan bakar cetus
api, berupa sedan dan selain sedan/ station wagon, dg sistem 1 gandar
(4x2) atau 2 gandar penggerak (4x4), kapasitas isi silinder ≥ 3000 cc
 -Utk pengangkutan < 10 org termasuk pengemudi, bahan bakar
kompresi, sedan dan selain sedan/ station wagon, dg sistem 1 gandar
(4x2) atau 2 gandar penggerak (4x4), kapasitas isi silinder ≥ 2500 cc
 - Kendaraan Roda 2, kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc
 -Trailer, semitrailer dari tipe caravan, utk perumahan atau kemah.
Kelompok BKP Mewah selain Kendaraan
Bermotor
(PP No.55/ 2004)
A.PPnBM tarif 10%, adalah:
 Alat rumah tangga, alat pendingin, pemanas, alat penerima siaran tv.
 Peralatan&perlengkapan olah raga
 Mesin pengatur suhu udara
 Alat perekam/ reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio
 Alat fotografi, sinematografi,& perlengkapanya
B.PPnBM tarif 20%, adl:
 Alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yg disebut
poin a).
 Hunian mewah spt rumah mewah, apartemen, kondominium, town house.
 Pesawat penerima siaran TV & antena serta reflektor antena selain yg disebut
poin a)
 Mesin pengatur suhu udara, mesin cuci piring, mesin pengering, pesawat
elektromagnetik & instrumen musik
 Kelompok. Wangi-wangian
C.PPnBM tarif 30 % adalah :
.Kelompok Kapal atau kendaraan air lainnya, sampan&kano, kecuali
untuk keperluan negara atau angkutan umum
 Kel .peralatan & perlengkapan olah raga selain yang disebut poin b)

D.PPnBM tarif 40%, adalah :


 Kelompok Minuman mengandung alkohol
 Barang terbuat dari kulit/ kulit tiruan
 Permadani yg terbuat dari sutra/ wool
 Barang kaca dari kristal timbal yg digunakan utk meja, dapur, rias,
kantor, dekorasi dalam ruangan/ keperluan sejenis
 Barang yg sebagian/ seluruhnya terbuat dari logam mulia/ logam yg
dilapisi logam mulia/ campurannya
 -Kelompok Kapal atau kendaraan air lainnya, sampan&kano,
selain yg tsb poin c), kecuali untuk keperluan negara / angkutan
umum
 -Kelompok. balon udara& balon udara yg dapat dikemudikan,
pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak
 -Kelompok. peluru senjata api&senjata api lainnya, kecuali untuk
keperluan negara
 -Kelompok jenis alas kaki
 Barang2 perabot rumah tangga&kantor
 -Kel barang2 yg terbuat dari porselin, tanah lempung cina/
keramik
 -Kel .barang2 yg sebagian/ seluruhnya terbuat dari batu selain
batu jalan/ batu tepi jalan
e) PPnBM tarif 50%, adalah:
 Permadani yg terbuat dari bulu hewan halus
 Pesawat udara selainyg dimaksud poin d), kecuali untuk keperluan
negara/angkutan udara niaga
 Kel peralatan&perlengkapan olahraga selain disbt poin a) dan c)
 Kel senjata api dan senjata api lainnya, kec utk kep negara

f) PPnBM tarif 75%, adl:


 Kel minuman yg mengandung alkohol selainyg disebut poin d)
 Barang2 sebagian/ seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/ atau
mutiara atau campuran daripadanya
 Kapal pesiar mewah, kecuali utk kep negara/ angkutan umum
Pembebasan PPnBM

 Sesuai dg Kep.Dirjen Pajak No.Kep-


229/PJ/2003, PPnBM dibebaskan melalui
SKB PPnBM, yaitu:
 Kendaraan ambulan, jenazah, pemadam
kebakaran, tahanan, pengangkut umum
 Kendaraan protokoler negara
 Kendaraan bermotor utk pengangkutan 10 – 15
org, termasuk pengemudi yg digunakan untuk
kendaraan dinas TNI/POLRI
 Kendaraan patroli TNI/POLRI
TATA CARA MEMPEROLEH SURAT
KETERANGAN BEBAS

 1.Wajib Pajak mengajukan permohonan


ke Kantor Pelayanan Pajak
 2.Setelah meneliti segala persyaratanya,
maka Kantor Pelayanan Pajak akan
menerbitkan Surat Keterangan Bebas
(SKB) PPnBM
 Secara lengkap daftar jens barang kena
pajak tergolog mewah selain kendaraan
bermotor yg dikenai PPnBM dapat dilihat
di Peraturan Menteri keuangan RI Nomor
 No.130/PMK.11/2013
Jenis Barang Kena Pajak {selain kend.bermotor]

I. 1.PPnBM tarif 10%


 Lemari pendingin
 Kombinasi lemari pendingin-pembeku, dari tipe rumah tangga dg
kapasitas 180 ltr – 230 ltr
 Lemari pendingin, tipe rumah tangga dg kapasitas diatas 180 ltr – 230 ltr :
Tipe kompresi
Tipe absorbsi, elektris, dll.

II. 2.PPnBM tarif 20%


 Tungku, kompor, tungku terbuka, alat masak (termasuk tungku dg ketel
tambahan utk pemanas sentral), panggangan besar, gelang gas, piring
pemanas, & peralatan rumah tangga tanpa listrik semacam itu, dr besi/ baja,
jenis non portabel.
 Peralatan masak&piring pemanas:
Dg bahan bakar gas/ gabungan gas&bahan bakar lainnya
 Peralatan lainnya dg bahan bakar gas/ gabungan gas&bahan bakar
lainnya
 Dan lain sebagainya
III. 3.PPnBM dg tarif 30%
 Kelompok kapal/ kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kec utk
keperluan negara/ angkutan umum
 Kendaraan air lainnya utk pelesir/ olahraga, sampan dan kano:
 Dapat digembungkan
 Lain-lain
• Perahu layar, dg atau tanpa motor pembantu
• Sampan, kano & kendaraan air sejenis lainnya yg tdk bermotor
 Dan lain-lain
IV. 4.PPnBM dg tarif 40%
 Kelompok minuman yg mengandung alkohol
 Bir terbuat dr malt
 Minuman fermentasi dari buah anggur segar, dg kadar alkohol tidak
melebihi 26% proof

 Kelompok barang yg kulit tiruan


 Dan lain-lain
V. 5.PPnBM dg tarif 50%
 Kelompok permadani yg terbuat dari bulu hewan halus
 Karpet & penutup lantai textil lainnya, rajutan sudah jadi, yg terbuat dari
bulu hewan halus
 Karpet & penutup lantai textil lainnya, rajutan sudah jadi, yg terbuat dari
bulu hewan halus, selain alas sembahyang.
 Dan lain-lain
 kelompok senjata api lainnya kecuali untuk keperluan negara
 Dan lain-lain
VI. 6.PPnBM dg tarif 75%
 Kelompok minuman yg mengandung alkohol selain yg disebut
dalam point (IV)
 Kelompok barangyg sebagian/ seluruhnya terbuat dari batu mulia
dan/atau mutiara/ campuran daripadanya
 Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali Untuk keperluan negara
Contoh kasus transaksi yg ada
PPnBM nya
 Tuan Abdulah (bukan PKP) mengimpor BKP
tergolong mewah dengan nilai impor Rp 2,7
milyard termasuk PPN dan PPnBM dengan tarif
PPnBM 25% pada tanggal 1 pebruari 2015
 Tgl.5 Mei 2015 menjual BKP tersebut kepada
distributor CV.Budiman (PKP) dengan harga
Rp3 milyard yang pada bulan itu juga BKP
tsb.dijual lagi oleh cv Budiman kepada Tuan
Arwana seharga Rp 3,5 milyard
 Berapa PPN dan PPnBM yang masuk Ke
Kas Negara
 Siapa yang bertanggung jawab dan kapan
menyetorkan PPN dan PPnBM tersebut
 Dengan pertanyaan yang sama coba sdr
hitung lagi jika Tuan Abdullah adalah
Pengusaha Kena Pajak
NILAI LAIN( Pasal 8A)

 Nilai lain seperti tercantum dalam pasal 8A


UU PPN diatur berdasarkan peraturan
MENKEU, hanyalah untuk menjamin rasa
keadilan dalam hal :
 -Harga jual,nilai penggantian, nilai
impor/ekspor sukar ditetapkan atau
 -Penyerahan BKP yang dibutuhkan
masyarakat banyak seperti air,listrik dll
1. Kegiatan membangun sendiri
( pasal 16 C UU PPN )
Kegiatan membangun sendiri dilakukan
tidak dalam kegiatan usaha/ pekerjaan
nya,dikenakan PPN dengan pertimbangan
untuk mencegah penghindaran
Dilakukan oleh Orang pribadi atau badan
yang hasilnya digunakan sendiri atau
disewakan kepada pihak lain
Kegiatan membangun sendiri
( Syaratnya untuk dikenakan PPN)
 Menurut Keputusan Menteri Keuangan :
No.163/PMK.03/2012 ‘
 -Adalah kegiatan membangun sendiri unuk
tempat tinggal /usaha dengan luas
bangunan minimal 200 m2
 -Dasar pengenaan pajak adalah 20 % dari
jumlah biaya yg dikeluarkan/ dibayarkan,
tidak termasuk harga perolehan tanah
 -Bangunan bersipat permanen yg
konstruksinya terdiri dari : tembok dan atau
kayu tahan lama yg mempunyai kekuatan
sampai 20 tahun atau lebih
 -Terhutang pajak saat mulai membangun
 -Terhutang PPN =10 %X (20 %X biaya yg
dikeluarkan )
-dibayar paling lambat tgl 15 bb dan
lapor paling lambat akhir bulan berikutnya
 -Tempat terhutang PPN adalah tempat
bangunan itu didirikan
 -Apabila orang/badan yang melakukan
pembangunan tidak melaksanakan
kewajibanya, maka akan dikirim surat
teguran oleh KPP, jika tidak mengindahkan
surat teguran , akan dilakukan
pemeriksaan dan ditetapkan pajaknya
sesuai hasil pemeriksaan
Contoh perhitungan PPN
atas kegiatan membangun
sendiri
 Tuan Arman, bertempat tinggal di Jln.Amir
Mahmud Cimahi, pada awal tahun 2015
membangun rumah di Cianjur seluas 300
m2 tanpa Jasa Pemborong ,dengan
perincian biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan dan ongkos sbb :“
 1. Bulan Januari Rp 250 juta ,
2.bulan Pebruari Rp 150 juta,
3. Maret Rp 100 juta, 4 . April Rp 200 juta
 Hitung berapa dan kapan tuan Arman
harus bayar PPN membangun sendiri dan
kapan serta dimana harus melaporkan
pembayarannya ?
Perhitungan PPN menjadi sbb”
 1.Januari , 10 %X( 20%XRp 250 juta)
=Rp5 juta,
2.Pebruari ,10 %X(20%XRpX150 juta) =Rp3
juta, 3
.Maret, 10 %x ( 20% x Rp100 juta ) = Rp 2
juta., 4.April, 10
% X (20%X Rp 200 juta ) =Rp 4 juta
 Coba saudara hitung jika pembuatan rumah itu
diserahkan ke kontraktor
Pembayaran dan laporan dilakukan sbb ‘ “
 1.Pembayaran Paling lambat tg 15 bulan
berikutnya ,seperti untuk Januari.paling lambat
tgl 15 bulan Pebruari, dst.

 2.Pelaporan paling lambat akhir bulan


berikutnya ke KPP Cianjur tempat bangunan
didirikan ,untuk PKP menggu- nakan spt PPN
sedangkan yg bukan PKP menggunakan SSP
lembar ke-3
2.Pasa 16 D( Penyerahan Aktiva yg
menurut tujuan semula tidak untuk
diperjual belikan 0leh PKP)

 Seluruh aktiva yg diserahkan terhutang


PPN kecuali :
 a.tidak berhungan langsung dg kegiatan
usaha( ps 9 ayat 8b)
 b.berupa sedan dan station wagon( ps 9
ayat 8c )
Cara perhitunganya

 Tarip 10 %
 DPP = harga jual atau harga pasar yg
wajar saat penyerahan Aktiva
 Contoh : Pabrik sepatu menjual sebuah
mesin yg sudah tua karena mau ganti
baru seharga Rp 10.000.000,-, maka PPN
terhutang =10 % X Rp 10 juta =Rp 1 juta
 Walaupun waktu beli harga lebih dari itu
SAAT DAN TEMPAT
TERHUTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

52
SAAT TERUTANGNYA PAJAK
Ps. 11 ayat (1), (2), (4)

TERJADI PADA SAAT :

PENYERAHAN BKP/JKP
IMPOR BKP

11 (1) DIMULAINYA PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD / JKP


DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN

EKSPOR BARANG/JASA KENA PAJAK


SAAT PEMBAYARAN APABILA PEMBAYARAN DITERIMA
11 (2) SEBELUM :

PEMANFAATAN BKP TDK


PENYERAHAN
BERWUJUD/JKP DARI LUAR DAERAH
BKP / JKP
PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN

11 (4) SAAT LAIN YG DITETAPKAN OLEH DIRJEN PAJAK


53
Menurut PP No.143/2000
A.Penyerahan Bkp bergerak
Terhutang, saat penyerahan kepada pembeli atau
saat dikeluarkan dari penguasaan PKP Penjual
,jadi bisa saat diserahkan kepada pengusaha
angkutan.

B.Penyerahan BKP Tidak bergerak


- Terhutang Saat Penyerahan hak
untuk menguasai atau meng gunakan BKP
itu ,baik secara hukum ( de yure )atau secara
nyata( de facto )
54
PENYERAHAN BKP(barang bergerak)

 Pengusaha A menyerahkan BKP kepada


pengusaha B tanggal 10 Januari
2011,tapi pembayaran baru diterima tgl
15 Maret 2011, maka saat pajak
terhutang adalah tanggal 10 januari 2011
Sebaliknya bila pembayaran diterima
tanggal 10 Januari BKP diserahkan tgl
15 Maret 2011 ,saat pajak terhutang
adalah tgl 10 Januari 2011
55
penyerahan BKP tidak bergerak

 1.Sebuah rumah diserahkan kepada


pembeli tanggal 2-5-2010 langsung
ditempati ,sedang pembayaran
dilaksanakan pada tanggal 12 -9-2010
------saat terhutang tanggal 2-5-2010
 Walaupun akte jual beli belum dibuat .
 Untuk barang tidak bergerak, penyerahan
itu harus secara nyata fisiknya telah ada
56
C.Impor dan ekspor BKP

 Impor BKP .
Terhutang pajak pada
saat BKP tersebut dimasukkan ke dalam
daerah pabean.
 Ekspor BKP.
Terhutaang pajak pada saat BKP
tersebut dikeluarkan dari daerah pabean

57
D.Penyerahan BKP tidak berwujud.

 Saat terhutang adalah saat yg terjadi lebih


dulu dari peristiwa berikut :
1.Saat harga bkp tersebut dinyatakan
sebagai piutang
2.Saat diterima
pembayarannya 3.Saat
harga bkp ditagih
4.Saat ditanda tangani perjanjian jika saat
pada angka 1 s/d angka 3 tidak diketahui
58
E.Penyerahan JKP selain
pemborongan

 Terhutang pajak saat :

 a .Tersedianya barang atau fasilitas untuk


dipakai baik sebagian atau seluruhnya.
 b,dilakukan penagihan
 c.pembayaran,apabila diterima sebelum
dilakukan penyerahan jasa kena pajak dimaksud

59
F.Penyerahan jasa pemborong
bangunan
 Sesuai pasal 11 (2) UU PPN, pajak
terhutang pada : - saat dilakukan
pembayaran atau
- saat penyerahan jasa pemborongan ,
walau pun belum lunas
 Contoh kasus : - tanggal 15-02-10
ditanda tangani perjanjian jasa Pem-
buatan rumah dan diterima uang muka
sebesar 20 %
60
-
- Tanggal 15-7-2010, pekerjaan selesai 20 % , diterima
pembayaran tahap 1 sebesar 10 % dari harga bangunan
- Tanggal 15 -10-2010, pekerjaan selesai 50% ,dan diterima
pembayaran tahap ke 2, = 25 %
- Tanggal 15-12-2010, pekerjaan selesai 75 % ,diterima
pembayaran tahap ke 3, sebesar 30 %
- Tanggal 25 -02-2011, selesai 100 % kemudian bangunan
diserahkan oleh pemborong.kepada pemilik
- Tgl 25 -04-11,diterima pembayaran tahap ke 4
melunasi sampai 95 %
- Tanggal 15 -06-11, diterima pelunasan mencapai 100 %

61
SAAT TERHUTANG PAJAK NYA

 adalah: a. saat penerimaan uang muka


b.saat penerimaan tahap 1 s/d
tahap ke 3, c.Pada saat
dilakukan penyerahan bangunan (selesai
100 % ) tgl.25-02-2011
 Sedangkan pembayaran tahap ke 4 tgl 25-
04-2011 dan sisanya tgl 15-06-2011 sudah
tidak terhutang PPN l (bukan saat
terhutang pajak )
62
63
TEMPAT TERHUTANG PAJAK

 Diatur dalam pasal 12 ayat (1), (2) ,(3) dan


ayat (4) Undang-Undang N0.42 /2009
tentang PPN dan PPnBM

64
TEMPAT TERUTANGNYA PAJAK
Ps. 12 ayat (1), (3), (4)

PEMANFAATAN
BKP TDK BERWUJUD/
PKP IMPOR JKP DARI LUAR
• DAERAH PABEAN

•TEMPAT TINGGAL, TEMPAT BKP TEMPAT TINGGAL/


• TEMPAT DIMASUKKAN TEMPAT
KEDUDUKAN, DAN DIPUNGUT KEDUDUKAN/
• TEMPAT KEGIATAN MELALUI DJBC TEMPAT KEGIATAN
USAHA USAHA DARI
DILAKUKAN, ORANG PRIBADI/
• TEMPAT LAIN BADAN YG
YANG DITETAPKAN MEMANFAATKAN
OLEH DIRJEN BKP TDK BERUJUD/
PAJAK JKP DARI LUAR
DAERAH PABEAN
Ps. 12 (3) TERSEBUT 65

Ps. 12 (1) Ps. 12 (4)


TEMPAT TERUTANGNYA
PPN & PPnBM
1) PKP yg menyerahkan BKP/JKP dalam daerah pabean
atau ekspor BKP

- PKP Orang pribadi terutang pajak di tempat tinggal


dan/atau tempat kegiatan usaha sedang PKP badan
terhutang ditempat kedudukan dan tempat usaha atau
tempat lain yang ditetapkan DIRJEN PAJAK

- Apabila PKP mempunyai lebih dari satu tempat kegiatan


usaha di luar tempat tinggal atau tempat kedudukan nya,
maka setiap tempat tersebut men jadi tempat terutang
pajak, dan PKP tersebut wajib melapor usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP.

66
 Apabila PKP mempunyai lebih dari SATU
tempat pajak terhutang yang berada
dalam satu wilayah kerja Ditjen Pajak,
maka PKP tersebut memilih satu tempat
untuk dijadikan tempat terhutang, kecuali
jika PKP itu menghendaki tempat
terhutang lebih dari satu, wajib
memberitahukan ke KPP yang
bersangkutan
67
PKP orang Pribadi yg berada di 2
wilayahKPP
 Tuan Usman bertempat tinggal di
Bogor,mempunyai usaha di Cibinong, jika
di Bogor tidak melakukan penyerahan
BKP/JKP maka Tuan Usman hanya wajib
melaporkan usahanya sebagai PKP di
KPP Cibinong , begitu juga jika hanya di
Bogor saja, sedang jika dikedua tempat
melakukan penyerahan BKP/JKP , maka
didua tempat itu harus PKP
68
PKP Untuk wp Badan

 PT.Abadi mempunyai 3 tempat kegiatan


usaha, misalnya di kota A, kota B dan kota
C yg berada dalam 1 (satu) wilayah KPP
Bandung Karees. Ketiga tempat tsb
melakukan penyerahan bkp dan
melakukan administrasi penjualan,
sehingga tehutang PPN diketiga tempat
itu, maka PT Abadi wajib memilih salah
satu sbg tempat terhutang.
69
2) Sentralisasi atau Pemusatan tempat Terutang PPN

- Atas pemberitahuan secara tertulis dari PKP, Dirjen


Pajak dapat menetap kan satu tempat/ lebih
sebagai tempat pajak terutang.
 Apabila PKP mempunyai lebih dari satu tempat
terhutang pajak , maka dapat memilih satu /lebih
dari tempat 2 tersebut sebagai tempat terhuang
pajak dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Dit jen pajak
(pasal 12 ayat 2 UU PPN)

3) IMpor Barang Kena Pajak


- Dalam hal impor, terutangnya pajak terjadi di
tempat BKP dimasukkan dan dipungut melalui
Dirjen Bea dan Cukai.
70
4) Pemanfaatan BKP tidk Berwujud atau JKP dari Luar
Daerah Pabean
- Orang pribadi/badan yg memanfaatkan BKP tidak
berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean terutang pajak di
tempat tinggal/ tempat kedudukan dan tempat
kegiatan usaha.
- Orang pribadi/badan baik sebagai PKP maupun
bukan PKP yang memanfaatkan BKP tidak
berwujud dan/atau memanfaatkan JKP dari Luar
Daerah Pabean tetap terutang pajak di tempat
tinggal / tempat kegiatan usaha orang pribadi atau
di tempat kedudukan dan/ tempat kegiatan usaha
badan tersebut

5) Kegiatan Membangun Sendiri oleh PKP atau bukan


PKP yang dilakukan tidak dalam usaha /
pekerjaannya, adalah di tempat bangunan tersebut
didirikan.
71
TEMPAT BUKAN TERUTANG PPN
(SE.09/PJ.51/2003)
 Tempat kegiatan yg semata-mata melakukan
pembelian atau pengumpulah bahan baku tdk perlu
dikukuhkan sbg PKP, apabila:
- Tempat tersebut digunakan oleh PKP untuk
melakukan pembelian/ pengumpulan BKP (dalam
hal ini bahan baku) guna menjaga ketersediaan
bahan baku yg diperlukan di pabrik
- Semata-mata hanya melakukan penyerahan
bahan baku yg dibeli/ dikumpulkannya ke
pabrik & tidak melakukan penyerahan ke pihak lain.
- Tidak melakukan kegiatan usaha.
72
PEMUSATAN/ SENTRALISASI
TEMPAT TERUTANGNYA PPN
 Menurut UU PPN beserta peraturan
pelaksanaannya, sentralisasi/pemusatan
tempat terutang dapat dibagi 2, yaitu:
a. Adanya Ijin atau keputusan
sentralisasi/pemusatan dari Dirjen Pajak
b. Tidak perlu ijin sentralisasi atau otomatis
bg WP tertentu.

Penjelasan sbb..
73
a.PKP yang harus ada ijin pemusatan

 1.PKP yg menyampaikan spt masa PPN


melalui media elektronik (e-filing ), dapat
mengajukan ijin pemusatan dengan
mencantumkan : - nama,alamat dan
NPWP tempat PPN terhutang

-nama,alamat dan NPWP tempat PPN


terhutang yang dipusatkan
-melampirkan foto copy berita acara
penyampai an spt masa melalui e-filing
74
 2.PKP yg menyampaikaikan spt masa PPN
secara manual mengajukan pemberitahuan
dengan memuat : -nama,alamat dan NPWP
tempat pemusatan dan tempat yang
dipusatkan, -pernyataan bahwa ,tempat
yang dipusat kan tidak mengadministrasikan
penjualan/pembelian, tidak membuat faktur
pajak,segala kegiatan atas perintah pusat

75
• Pemberitahuan ditujukan kepada Kantor Wilayah
Ditjenpajak
• Keputusan Kanwil Ditjen Pajak harus dikelurkan
paling lambat :
- 14 hari sejak permohonan
untuk PKP melalui e-filing

-3 bulan sejak permohonan untuk PKP tidak


melalui e-filing
• Keputusan persetujuan pemusatan berlaku 5
tahun
76
b. Pemusatan Otomatis/ JABATAN

1. PKP yg terdaftar di KPP yg Mengelola WP BUMN ,wajib


dikukuhkan pada KPP BUMN
Jika PKP mempunyai cabang ditempat lain dan sudah
dikukuhkan di KPP lain maka pengukuhan itu harus dicabut
dan dipusatkan di KPP BUMN

2. PKP yang terdaftar di KPP Wajib pajak Besar,wajib dikukuhkan


di KPP wp besar

3. PKP yang terdaftar di KPP MADYA , wajib dikukuhkan di KPP


Madya tersebut
.
TERMASUK CABANG PERUSAHAAN YG TERDAFTAR DILUAR KPP
TERSEBUT, TEMPAT PAJAK TERHUTANG DIPUSATKAN DI KPP
TERSEBUT , Kecuali apabila sudah dilakukan pemusatan 77
78
PENGKREDITAN PAJAK
MASUKAN

Sutisna Adang Permana,S.H.,M.M.


Politeknik TUDC
 GAMBARAN PEMUNGUTAN PPN DAN
JUMLAH YANG DITANGGUNG
KONSUMEN AKHIR SERTA JUMLAH
YANG MASUK KE KAS NEGARA
GAMBARAN PEMUNGUTAN
PPN
(PKP) (PKP) (BUKAN PKP)
PT.A PT.B CECEP
Harga jual Rp. 200 Harga Beli Rp.200
Ditambah PPN Rp.20 Pajak Masukan Rp.20
(Pajak Keluaran) Harga jual Rp.250 Bayar Rp.275
Ditambah PPN 25 terdiri
(Pajak Keluaran) H.Beli 250

Disetor Kas Negara Disetor Kas Negara PPN Rp.25


Rp 20 Rp. 5 (25 - 20)

PENERIMAAN
PPN Rp. 25
GAMBARAN PEMUNGUTAN PPN
EKSPOR

(PKP) (PKP) (PKP) (PKP)


PT.A PT. B CECEP DANU
Harga Jual Rp.200 Harga Beli Rp.200 Harga Beli Rp.250
Ditambah PPN Rp.20 Pajak Masukan 20 Pajak Masukan 25 EKPOR
(PAJAK KELUARAN) Harga Jual Rp.250 Harga Jual Rp.300 PK = 0
Ditambah PPN 25 Ditambah PPN 30 PM = 30
(Pajak Keluaran) (Pajak Keluaran) Restitusi
30

Disetor Kas Negara Disetor Kas Negara Disetor Kas Negara


Rp. 20 Rp. 5 (25-20) Rp. 5 (30-25)

PENERIMAAN
PPN Rp. 0
GAMBARAN PEMUNGUTAN PPN
MATA RANTAI TERPUTUS

(PKP) (BUKAN PKP) (PKP) (BUKAN


PKP)
PT. A BADU PT.ADI DAHLAN
Harga Jual Rp. 200 Harga Beli Rp. 220 Harga Beli Rp.270
Ditambah PPN Rp.20 Laba 50 Laba 50
(Pajak Keluaran) Harga Jual Rp.270 Harga JualRp. 320
Ditambah PPN 32 Bayar Rp.352
Disetor Kas Negara (Pajak Keluaran) Terdiri
Rp. 20 H.
Beli 320
Disetor Kas Negara PPN Rp.32
PENERIMAAN
Rp. 32
PPN Rp.52
DASAR PENGKREDITAN
 Pasal 9(2) : PAJAK MASUKAN DALAM SUATU
MASA PAJAK DIKREDITKAN DENGAN PAJAK
KELUARAN DALAM MASA PAJAK YANG SAMA
 Pajak Masukan yg wajib dibayar saat perolehan
bkp/jkp oleh PKP dapat dikreditkan dengan pajak
keluaran yang dipungutnya pada masa yang sama
 Pasal 9(2b) : PAJAK MASUKAN YANG DIKREDIT
KAN HARUS MENGGUNAKAN FAKTUR PAJAK
YANG DIBUAT SESUAI PERSYARATAN
 FAKTUR PAJAK YANG CACAT /TIDAK SESUAI
SYARAT YANG DITENTUKAN TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
Ps. 9 ayat (2), (2a), (3), (4)

PM DIKREDITKAN DG PK
UNTUK MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 (2)

PK > PM PK < PM

SELISIH DIBAYAR SELISIH DAPAT DIMINTA


OLEH PKP ATAU DIKOMPENSASI
Ps. 9 (3) KE MASA PAJAK
BERIKUTNYA
Ps. 9 (4)
APABILA BELUM BERPRODUKSI =TIDAK ADA PK DALAM
SUATU MASA PAJAK, MAKA PAJAK MASUKAN
TETAP DAPAT DIKREDITKAN KECUALI TERMASUK AYAT 8
Ps. 9 ayat (2a & 8)
Contoh pengkreditan PK> PM
 Pada Juli 2010 Tuan Arman (PKP )
melakukan transaksi sbb “: 1 .Impor BKP
seharga Rp.150.Juta 2.Membeli BKP dari
PT.Abadi (PKP ) seharga Rp.100 juta,
3 .Menjual BKP seharga Rp.350 juta
 Pengkreditan PM menjadi sbb :
 Pajak Keluaran Rp.35 juta
 Pajak masukan Rp.25 juta (15 +10), masih
harus bayar Rp.10 juta (PK-PM )
Pajak Masukan > Pajak Keluaran

 Dari contoh diatas bila Tuan Arman pada


bulan itu hanya melakukan penjualan BKP
sebesar Rp 200 juta , Pajak Keluarannya
Rp 20 juta, maka perhitunganya menjadi :
 Pajak keluaran Rp.20.000.000,-
 Pajak Masukan Rp.25.000.000,-
 Lebih bayar Rp. 5.000.000,-, Selisih
ini dapat diminta atau dikompensasi
Ketentuan mengenai kelebihan pajak
masukan
 Pasal 9(4) =Apabila dalam suatu masa
pajak,PM lebih besar dari PK selisihnya
merupakan kelebihan yg dikompensasikan
ke masa pajak berikutnya
 Pasal 9(4a) = Atas kelebihan pajak
dimaksud pasal 9(4) dapat diajukan
permohonan pengembalian pada akhir
tahun buku
Kelebihan pajak dapat diminta setiap
masa pajak, OLEH :
 1.PKP yang melakukan Ekspor
 2.PKP yang melakukan penyerahan ke
Pemungut
 3.PKP yang melakukan penyerahan yang
PPN nya tidak dipungut
 4.PKP dalam tahap belum berproduksi
sehingga belum melakukan penyerahan
yg terhutang pajak
Contoh konpensasi ke masa
berikutnya
 Pada bulan agustus 2013, Tuan Arman
Menjual BKP Rp.375.juta sedangkan
Pajak masukan bulan itu ada Rp50 juta,
maka perhitungan menjadi sbb :
 Pajak Keluaran Rp.37.500.000,-
 Pajak Masukan Rp.50.000.000
 Lebih Rp.12.500.000
 Dikonpensasi ke bb Rp. 2.500.000,-
Kelebihan pajak diambil pada akhir
tahun buku
 Apabila tuan arman pada masa desember
/akhir tahun buku masih lebih ,maka dapat
meminta pengembalian kelebihan pajak
tsb.
 Tetapi jika Tuan Arman adalah Eksportir
yg seluruh penyerahannya dilakukan
ekspor, maka kelebihan pajak tsb dapat
diminta setiap masa pajak
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN DLM SUATU MASA
PAJAK OLEH PKP YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG
TERUTANG PAJAK DAN PENYERAHAN
YANG TIDAK TERUTANG PAJAK
Ps. 9 ayat (5), (6)

DLM HAL PENYERAHAN

TERUTANG PAJAK TIDAKTERUTANG PAJAK


PM = TIDAK DPT
DIKREDITKAN

PM DAPAT DIKETAHUI PM TIDAK DAPAT


DG PASTI DARI DIKETAHUI
PEMBUKUAN DENGAN PASTI

PM YG TERKAIT PM YG DAPAT
DG PENYERAHAN YANG DIKREDITKAN DIHITUNG
TERUTANG PPN DG PEDOMAN YG DI ATUR OLEH
DAPAT DIKREDITKAN MENTERI KEUANGAN
CONTOH PENGKREDITAN PM DLM SUATU MASA PAJAK DLM HAL PKP
MELAKUKAN PENYERAHAN YG TERUTANG PAJAK DAN PENYERAHAN
YG TIDAK TERUTANG PAJAK
Ps. 9 ayat (5)

DALAM HAL PENYERAHAN TERUTANG PAJAK, PM DAPAT


DIKETAHUI DENGAN PASTI DARI PEMBUKUAN PKP

PM YG DPT DIKREDITKAN ADALAH PM YG


BERKENAAN DG PENYERAHAN YG TERUTANG PPN
CONTOH :
PKP MELAKUKAN BEBERAPA MACAM PENYERAHAN :
a. PENYERAHAN TERUTANG PPN = Rp. 250.000.000
PAJAK KELUARAN = Rp. 25.000.000
b. PENYERAHAN TIDAK DIKENAKAN PPN = Rp. 50.000.000

PAJAK MASUKAN YG DIBAYAR ATAS PEROLEHAN :


• BKP/JKP TERUTANG PPN = Rp. 15.000.000
• BKP/JKP TDK DIKENAKAN PPN = Rp. 3.000.000
PM YG DPT DIKREDITKAN DGN PK HANYA SEBESAR Rp. 15.000.000
CONTOH PENGKREDITAN PM DLM SUATU MASA PAJAK DLM HAL
PKP MELAKUKAN PENYERAHAN YG TERUTANG PAJAK DAN
PENYERAHAN YG TIDAK TERUTANG PAJAK
Penjelasan Ps. 9 ayat (6)

DALAM HAL PENYERAHAN TERUTANG PAJAK, PM TIDAK DAPAT


DIKETAHUI DENGAN PASTI

PM YG DAPAT DIKREDITKAN DIHITUNG DG PEDOMAN


YG DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN
CONTOH :
PKP MELAKUKAN DUA MACAM PENYERAHAN :
a. PENYERAHAN TERUTANG PPN = Rp. 350.000.000
PAJAK KELUARAN = Rp. 35.000.000
b. PENYERAHAN TDK TERUTANG PPN = Rp. 150.000.000
PM YG DIBAYAR ATAS PEROLEHAN BKP/JKP YG BERKAITAN DENGAN
SELURUH PENYERAHAN = Rp. 25.000.000, SEDANGKAN PM ATAS
PENYERAHAN YG TERUTANG PPN TIDAK DIKETAHUI DGN PASTI.
PM SEBESAR Rp. 25.000.000 TDK SELURUHNYA DPT DIKREDITKAN DG
PK SEBESAR Rp. 35.000.000 , TETAPI
BESARNYA PM YANG DIKREDITKAN DIHITUNG DG PEDOMAN MENKEU
PERATURAN MENKEU RI
NO.78/PMK.03/2010
 Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan
bagi Pengusaha Kena Pajak yang
melakukan penyerahan yang terhutang
PPN dan Penyerahan yang tidak
terhutang PPN .
 Pajak Masukan yang dapat dikriditkan
dihitung dengan Pedoman Pengkreditan
yang ditetapkan Menkeu RI,
Pedoman Pengkreditan PM

P = PM X Z, dimana
 P = adalah Pajak masukan yg dapat
dikreditkan
 PM= adalah jumlah pajak masukan atas
perolehan BKP dan/ JKP
 Z =adalah presentase yg sebanding
denga jumlah penyerahan yg terhutang
terhadap seluruh penyerahan
Contoh pengkreditan

 PT.Rimba Mulia pengusaha terpadu yg


bergerak di bidang perkebunan jagung
dan pabrik minyak jagung.
 Pada April 2012 membeli truk untuk
keperluan perkebunan dan pabrik jagung
seharga Rp 200.000.000,- dan PPN
sebesar Rp 20.000.000,-
 Merupakan PM yg dapat dikreditkan
Pemakaian RUMUS

 Berdasarkan data yg ada Penyerahan


Minyak jagung rata2 70 % dari seluruh
penyerahan.
 Jadi PM yg dapat dikreditkan pada bulan
April 2012 a = 70 % X Rp 20.000.000,-
 Atau sebesar Rp 14.000.000,-
 Jumlah ini baru perkiraan ,sehingga harus
dilakukan penghitungan kembali.
Perhitungan kembali

 Pada akhir tahun diketahui bahwa jumlah


penyerahan selama tahun 2012 sebesar
Rp 10 milyar terdiri dari Penjulan jagung
sebesar Rp 4 milyar dan minyak jagung
sebesar Rp 6 milyar
 Masa Manfaat truk ditentukan 4 tahun
sehingga PM yg telah dikreditkan untuk
tiap tahun adalah Rp 14.juta/4=Rp 3,5 juta
Pajak Masukan yg TIDAK
Terpisah Pembukuannya
 A.untuk BKP/JKP yg masa manfaatnya
lebih dari satu tahun dg
RUMUS- p = PM/T X Z p
= jumlah pm yg dapat dikreditkan
T = Masa Manfaat bkp/jkp (tanah &
bangunan 10 tahun, lainnya 4 tahun)
PM = Pajak Masukan atas perolehan bkp/jkp
Z = % Penyerahan terhutang/seluruh nya
PT.Rimba Mulia menghitung kembali
PM nya
 Pajak Masukan atas pembelian truk
Rp 20.000.000,-
 Penjualan jagung selama tahun 2012 sebesar
Rp 4 Milyar
 Sedangkan penjualan minyak Rp 6 Milyar
 Massa Manfaat truk 4 tahun
 Perhitungan PM yg dapat dikreditkan, sbb:
6 x 20 = Rp 3 juta( per tahun)

 10 4
 Jadi PM yg diperhitungkan kembali ( disini
mengurangi PM bulan saat perhitungan)
yaitu =Rp 3.500.000 – Rp 3.000.000 atau
sebesar Rp 500.000,-
 Perhitungan kembali PM dilakukan setiap
tahun ,sampai masa manfaat truk berakhir
 Apabila perhitungan dilakukan pada maret
2013,maka mengurangi masa maret 2013
PM yang dikreditkan lebih besar

 Dari contoh diatas Jika tahun 2013


Penjualan Jagung Rp 1 milyar dan Minyak
jagung Rp 9 Milyar, maka perhitungan PM
yg dapat dikredit kan menjadi : 9/10 X 20/4
=Rp 4,5 juta
 PM yang harus diperhitungkan kembali
(menambah PM Untuk masa Maret 2014)
adalah Rp 4.500.000 –Rp 3.500.000 = Rp
1.000.000
B.PEDOMAN UNTUK BKP/JKP yg
masa manfaatnya s/d 1 th
Pajak Masukan yg dapat dikreditkan
X x PM
Y
X = Untuk Penyerahan yang
terutang PPN
Y = Untuk jumlah seluruh penyerahan
PM = Pajak Masukan atas perolehan bkp
Pembelian solar(masa manfaat s/d 1
Tahun )
 PT Rimba Mulia pada bulan Mei 2012
membeli solar untuk truk tadi sebesar
Rp 50.000.000,- dan PPN Rp
5.000.000,-
 Berdasar perkiraan penyerahan yg
terhutang PPN sebesar 70 %, sehinggan
PM yg dikreditkan pada masa Mei 2012
sebesar 70 % X Rp 5.000.000,- =
Rp 3.500.000,-
Perhitungan kembali
 Pajak Masukan atas pembelian solar yang digunakan
untuk , pabrik minyak jagung dan penjualan jagung
sebesar Rp 5.000.000.-
 Penjualan miyak jagung setahun sebesar Rp 6 Milyar
, dan jagung Rp 4 Milyar
 PM yang dapat dikreditkan dalam 1 tahun
6/10 x 5 juta = Rp 3.000.000,-
Jadi PM yg harus diperhitungkan kembali (mengurangi
PM Maret sebesar Rp 500.000,
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PKP YANG
PEREDARAN USAHANYA TIDAK MELEBIHI JUMLAH
TERTENTU DAN YG MELAKUKAN USAHA TERTENTU
Ps. 9 ayat (7 ,7a & 7b)

DIHITUNG

DENGAN

BERDASARKAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN

MENGGUNAKAN PEDOMAN
PENGHITUNGAN PENGKREDITAN
PAJAK MASUKAN
Per MenKeu RI
No. 74/PMK.03/2010
Pengusaha Kena Pajak yang dapat menggunakan
Pedoman Penghitungan Pengkreditan PAJAK
MASUKAN adalah PKP yang mempunyai
peredaran usaha dalam satu tahun buku tidak
melebihi Rp 1.800.000.000,-
Dengan syarat : a.Dalam 2 tahun sebelum nya
tidak melebihi Rp.1,8 milyar atau
b.WP baru dikukuhkan sebagai PKP
Pasal 6 Per MenKeu RI
No. 74/PMK.03/2010
Pengusaha Kena Pajak yang bemaksud
menggunakan Pedoman Penghitungan
Pengkreditan Pajak Masukan HARUS memberi
tahukan secara TERTULIS ke Kantor Pajak
tempat PKP dikukuhkan
Paling lambat : pada saat batas waktu
penyampaian spt masa :
a.Pertama menggunakan Pedoman
a.Saat dikukuhkan bagi wp yg baru jadi PKP
Pasal 7 PMK
No. 74/PMK.03/2010
Besarnya Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan adalah sbb :
A .Untuk Penyerahan Barang Kena Pajak
Pajak Masukan = 70% X Pajak Keluaran
B. Untuk Penyerahan Jasa Kena Pajak
Pajak Masukan = 60% X Pajak Keluaran
Bagi PKP yg melakukan kegiatan
usaha tertentu
 Menurut Permenkeu No.79/PMK.03/2010
Kegiatan usaha tertentu adalah usaha
yang semata-mata melakukan :
 1. Penyerahan kendaraan bermotor bekas
secara eceran
 2. Penyerahan EMAS PERHIASAN
secara eceran
Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan
 Besarnya Pajak Masukan itu adalah “:
 1.Untuk Penyerahan Kendaraan bermotor
bekas adalah = 90 % X Pajak Keluaran
 2.Untuk Penyerahan Emas Perhiasan
adalah = 80 % X Pajak Keluaran
 PKP yang melakukan kegiatan usaha
tertentu WAJIB menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan pajak masuka
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Ps. 9 ayat (8)
ATAS

UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN
SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YG TDK MEMPUNYAI HUBUNGAN
LANGSUNG DG KEGIATAN USAHA
PEROLEHAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BERMOTOR
SEDAN, JEEP, STATION WAGON, VAN& KOMBI,
KECUALI MERUPAKAN BARANG DAGANGAN ATAU DISEWAKAN
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN
JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN SEBELUM PENGUSAHA
DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YG BUKTI PUNGUTAN PAJAKNYA
BERUPA FAKTUR PAJAK CACAT/TIDAK LENGKAP
PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (5)
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK SESUAI KETENTUAN
DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN
KETETAPAN PAJAK
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN
DLM SPT MASA PPN YG DIKETEMUKAN PADA WAKTU
DILAKUKAN PEMERIKSAAN
PM YANG DAPAT DIKREDITKAN
TETAPI BELUM DIKREDITKAN DG PK
PADA MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 ayat (9)

DAPAT DIKREDITKAN
PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA

SEPANJANG PM TSB. BELUM DIBEBANKAN SBG BIAYA


DGN HARGA PEROLEHAN BKP/JKP YBS. & BELUM DIPERIKSA

SELAMBAT-LAMBATNYA
TIGA BULAN SETELAH APABILA JANGKA
BERAKHIRNYA WAKTU
MASA PAJAK TSB. DILAMPAUI

PENGKREDITAN PM DAPAT DILAKUKAN


MELALUI PEMBETULAN SPT MASA PPN YBS
CONTOH
MENGkreditkan PM ke masa berikutnya

1. Ali adalah Pengusaha Kena Pajak sejak tanggal 23


Januari 2009 :
 Pajak Masukan atas pembelian BKP tgl 17 Juli’ 2010
sebesar Rp 50.000.000 ,belum dikreditkan karena
terlambat dari penjualnya
 PM tersebut dapat dikreditkan pada bulan berkutnya,
yaitu Agustus atau september dan paling lambat pada
masa Okotober 2010
LATIHAN
 Pada 9 januari 2010 Tuan Burhan (PKP)
mengimpor BKP nilai impor Rp.150 Juta
 Pada 9 Pebruari 2010, membeli BKP lain dari Tuan
Ahmad di Bekasi (PKP) seharga Rp 200 juta
 Tangall.10/4 2010 membeli lagi BKP dari CV Abadi
( PKP ) di Medan seharga Rp 250
 Pada Bulan April 2010 Tuan Burhan Menjual BKP
seharga Rp 300 juta
 Hitung PPN yang terhutang pada bulan April
apabila PM bulan Pebruari belum dikreditkan,
sedang yg Januari sudah dikreditkan pada
masanya
Menghitung PM yang dapat
dikreditkan dlm suatu masa
 Transaksi CV.Abadi pada Januari “2012
 05/1 Membeli BKP dari PKP A Rp.150 juta
 15 /1 Impor BKP dengan nilai Rp 200 juta
 17 /1 beli mobil pribadi direktur Rp 75.juta
 19/1 Menjual BKP Kpd Budi Rp 500 juta
 25/1 Menerima uang muka atas BKP 50 jt
 26/1 beli bkp dari Ardi(non PKP ) Rp 100 jt
 Hitung PPN yg terhutang pada Januari itu

Anda mungkin juga menyukai