Anda di halaman 1dari 76

BAHAN KULIAH

PERPAJAKAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23/PASAL 26
Dosen
Dr. SUMIHARTI, Ak, MS.i

1
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
• Pajak Penghasilan Pasal 23
merupakan pajak yang dipotong atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh
WP Dalam Negeri (Orang Pribadi maupun
Badan) dan BUT yang berasal dari modal,
penyerahan jasa dan penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong PPh
Pasal 21.
PPh Pasal 23 ini dibayarkan oleh Badan
Pemerintah atau Subjek Pajak Badan Dalam
Negeri, Penyelenggara Kegiatan, BUT, atau
Perwakilan Perusahaan LN lainnya. 2
DASAR HUKUM
PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26
• UU No.6 Tahun 1983 sttd UU UU No. 16 Tahun 2009 (KUP)
UU • UU No.7 Tahun 1983 sttd UU No.36 Tahun 2008 (PPh)

PP PP No. 8 Tahun 2007 (Peraturan Pelaks.UU KUP)

-
PMK No. 181 Th 2007 (Bentuk dan Isi SPT)
-PMK No. 184 Th 2007 (Tgl jatuh tempo pembayaran,pelaporan)
PER -PMK No.186 Th 2007 (Dikecualikan dari pengenaan sanksi)
MENKEU -PMK No.190 Th 2007 (Pengembalian pajak yg seharusnya tdk terutang)
-PMK No.244 Th 2008 (Jenis Jasa lain yang Diatur dalam Pasal 23)
-PMK No.141 Th.2015 (Jenis Jasa lain yang Diatur dalam Pasal 23)

PER  KEPDIRJEN No.108/PJ/1996 sttd PERDIRJEN No.42/PJ/2008


DIRJEN (Bentuk Formulir)
 PERDIRJEN No.38/PJ/2009 (Formulir SSP)

SE SE DIRJEN PAJAK NOMOR : SE-53/PJ/2009 (JUMLAH BRUTO PPh


DIRJEN PASAL 23)
3 3
PASAL 23 UU PPH
(1) Atas penghasilan tsb di bawah ini dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,BUT, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada
WPDN atau BUT, dipotong pajak oleh pihak yang wajib
membayarkan:
a) sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto
atas:
- dividen sebagaimana dimaksud dlm Pasal 4 ayat (1) huruf g;
- bunga sebagaimana dimaksud dlm Pasal 4 ayat (1) huruf f;
- royalti; dan
- hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang
telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) huruf e;
4
Pasal 23 Ayat (1)
b) dihapus;
c) sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:
1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan
lain sehubungan dengan penggunaan harta yang
telah dikenai PPh sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2); dan
2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan
jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
5
Pasal 23
1a. Dalam hal WP yang menerima atau
memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak memiliki NPWP, besarnya
tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
(3) Orang pribadi sebagai WP DN dapat ditunjuk
oleh DirJen Pajak untuk memotong pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 6
PASAL 23
(4) PEMOTONGAN PAJAK SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (1) TIDAK DILAKUKAN ATAS:
a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
sewa guna usaha dengan hak opsi;
c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c);
d. dihapus;
e. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf i;
f. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
g. dihapus; dan
h. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan
usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur 7
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
PEMOTONG PPh PASAL 23/26

• BADAN PEMERINTAH
• SUBJEK PAJAK BADAN DALAM NEGERI
• PENYELENGGARA KEGIATAN
• BENTUK USAHA TETAP
• PERWAKILAN PERUSAHAAN LUAR NEGERI LAINNYA

DIBAYARKAN, DISEDIAKAN UNTUK DIBAYARKAN


ATAU TELAH JATUH TEMPO PEMBAYARNNYA

PENYELENGGARA
PENYERAHAN KEGIATAN
MODAL SELAIN YANG TELAH
JASA DIPOTONG
PPh PSL 21

8 8
PENERIMA PENGHASILAN YANG
DIPOTONG
PPh PASAL 23/26

PPh PASAL 23 PPh PASAL 26

•WP DALAM NEGERI


WP LUAR NEGERI
•BUT

9 9
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
PPh PASAL 23

• DIVIDEN TERMASUK DIVIDEN DARI PERUSAHAAN ASURANSI


KPD PEMEGANG POLIS DAN PEMBAGIAN SHU KOPERASI
• BUNGA TERMASUK PREMIUM,DISKONTO DAN IMBALAN
SEHUBUNGAN DENGAN JAMINAN PENGEMBALIAN UTANG
• ROYALTI
• HADIAH, PENGHARGAAN DAN BONUS DAN SEJENISNYA
SELAIN YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21

SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DGN


PENGGUNAAN HARTA SELAIN SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN SESUAI DENGAN PP 5 TAHUN 2002

IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:


• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSTRUKSI;
• JASA KONSULTAN;
• JASA LAIN
SELAIN JASA YG TLH DIPOTONG PPh PSL 21
10 10
DIPOTONG PPh PASAL 26
PENGHASILAN YG DIBAYARKAN
KEPADA WP LUAR NEGERI SELAIN BUT

• DIVIDEN
• BUNGA TERMASUK PREMIUM,DISKONTO, DAN IMBALAN
SEHUBUNGAN DENGAN JAMINAN PENGEMBALIAN UTANG
• ROYALTI, SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DGN HARTA

IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JASA, PEKERJAAN, DAN KEGIATAN

HADIAH DAN PENGHARGAAN

PENSIUN DAN PEMBAYARAN BERKALA LAINNYA

PREMI SWAP DAN TRANSAKSI LINDUNG NILAI LAINNYA

KEUNTUNGAN KARENA PEMBEBASAN UTANG

11 11
PENGHASILAN DARI SEWA

PENGHASILAN YG DIPEROLEH SEHUBUNGAN DGN PENGGUNAAN


HARTA GERAK DAN/ATAU TAK GERAK DALAM HUBUNGANNYA
DGN KEGIATAN USAHA

ADANYA PENYERAHAN KENIKMATAN ATAS HARTA YG


DISEWA DARI YG MENYEWAKAN KPD PIHAK PENYEWA;

ADANYA PERJANJIAN SEWA-MENYEWA BAIK LISAN/TULISAN

ADANYA KENYATAAN BAHWA MEMANG TERDAPAT


TRANSAKSI SEWA

12 12
JASA TEKNIK

PEMBERIAN INFORMASI YG BERKENAAN DGN PENGALAMAN DLM


BIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN, DAN ILMU PENGETAHUAN

MELIPUTI
UMUMNYA DIBERIKAN SEKALI,
UNTUK SUATU
PROYEK MIS : - PENELITIAN JENIS TANAH UNTUK BANGUNAN,
- PEMBUATAN DESIGN BANGUNAN.
TERTENTU

UMUMNYA DIBERIKAN LEBIH DARI SEKALI/TERUS-


MENERUS:
UNTUK SUATU
MIS: - DLM BENTUK GAMBAR,
JENIS PRODUK - PETUNJUK PRODUKSI,
TERTENTU - PERHITUNGAN-2,
- PETUNJUK DAN LATIHAN KPD PEGAWAI

PEMBERIAN BERKENAAN DENGAN PENGALAMAN-


INFORMASI PENGALAMAN DI BIDANG MANAJEMEN

13 13
JASA KONSULTAN

PEMBERIAN ADVIS PROFESIONAL DALAM SUATU


BIDANG USAHA, KEGIATAN, ATAU PEKERJAAN YG DILAKUKAN OLEH
TENAGA AHLI ATAU PERKUMPULAN TENAGA AHLI, YG TIDAK DISERTAI
DGN KETERLIBATAN LANGSUNG PARA TENAGA AHLI tsb DALAM
PELAKSANAANNYA

JASA MAKLON

PEMBERIAN JASA DLM RANGKA PROSES PENYELESAIAN SUATU


BRG TERTENTU YANG PROSES PEKERJAANNYA YG DILAKUKAN
PIHAK PEMBERI JASA (DISUBKONTRAKKAN), YANG SPESIFIKASI,
BAHAN BAKU DAN ATAU BARANG SETENGAH JADI DAN ATAU
BAHAN PENOLONG/PEMBANTU YG AKAN DIPROSES SEBAGIAN
ATAU SELURUHNYA DISEDIAKAN PENGGUNA JASA, DAN
KEPEMILIKAN ATAS BARANG JADI BERADA PADA PENGGUNA JASA

14 14
JASA MANAJEMEN

PEMBERIAN JASA
DENGAN IKUT SERTA SECARA LANGSUNG
DALAM MELAKSANAKAN MANAJEMEN

MENDAPATKAN BALAS JASA BERUPA

IMBALAN MANAJEMEN (MANAGEMENT FEE)

15 15
PERMEN KEU RI
NOMOR 141/PMK.03/2015
Pasal (1)
1) Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain
jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(1) huruf c angka 2 UU Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008,
dipotong PPh sebesar 2% (dua persen) dari
jumlah bruto tidak termasuk PPN.

16
PERMEN KEU RI
NOMOR 141/PMK.03/2015
2) Dikecualikan dari pemotongan
PPh sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam hal imbalan
sehubungan dengan jasa lain
tersebut telah dikenai PPh yang
bersifat final berdasarkan
peraturan perundang-undangan
tersendiri.
17
Pasal (1)
3) Jumlah bruto sebagaimana dimaksud pada ayat
(1):
a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan,
atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada
Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha
tetap, dan
18
Pasal (1)
2) untuk jasa selain jasa katering adalah
seluruh jumlah penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun yangdibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah
jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak badan DN,
penyelenggara kegiatan, BUT, atau
perwakilan perusahaan LN lainnya kepada
WP DN atau BUT, tidak termasuk:
19
Pasal (1)
kepada WPDN atau BUT, tidak termasuk:
1. pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dibayarkan oleh WP penyedia
tenaga kerja kepada tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan, berdasarkan
kontrak dengan pengguna jasa;

20
Pasal (1)
2. pembayaran kepada penyedia jasa atas pengadaan/
pembelian barang atau material yang terkait dengan

jasa yang diberikan;


3. pembayaran kepada pihak ketiga yang dibayarkan
melalui penyedia jasa, terkait jasa yang diberikan
oleh penyedia jasa; dan/atau
4. pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan
penggantian (reimbursement) atas biaya yang telah
dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga
dalam rangka pemberian jasa bersangkutan. 21
Pasal (1)
(4) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b angka 1, angka 2, angka 3,
dan angka 4 tidak termasuk dalam jumlah
bruto sebagai dasar pemotongan PPh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sepanjang dapat dibuktikan dengan:
a.kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji,
upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b angka 1; 22
Pasal (1)
b.faktur pembelian atas pengadaan/pembelian
barang atau material sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b angka 2;
c. faktur tagihan dari pihak ketiga disertai
dengan perjanjian tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b angka 3; dan
d. faktur tagihan dan/atau bukti pembayaran
yang telah dibayarkan oleh penyedia jasa
kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b angka 4.
23
Pasal (1)
5) Dalam hal tidak terdapat bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
jumlah bruto sebagai dasar pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah
sebesar keseluruhan pembayaran kepada
penyedia jasa, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.
6) Jenis jasa lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari:
24
Pasal (1)
6) Jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari:
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan,
dan atestasi laporan keuangan
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
f. Jasa perencanaan kota dan arsitektur
landscape; 25
Pasal (1)
g. Jasa perancang (design);
h. Jasa pengeboran (drilling) di bidang
penambangan minyak dan gas bumi (migas),
kecuali yang dilakukan oleh BUT;
•Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas);
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di
bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak
dan gas bumi (migas);
k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar
udara; 26
Pasal (1)
l. Jasa penebangan hutan;
m.Jasa pengolahan limbah;
n. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau
tenaga ahli (outsourcing services);
o. Jasa perantara dan/atau keagenan;
p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat
berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa
Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI); 27
Pasal (1)
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali
yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI);
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster,
photo, slide, klise, banner, pamphlet, baliho dan
folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau
sistem komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan
dan perbaikan;
28
Pasal (1)
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaanwebsite;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau
penyaluran data, informasi,dan/atauprogram;
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV
kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi
dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
29
Pasal (1)
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan
mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain
yang dilakukan oleh WP yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat
transportasi darat, laut dan udara;
bb. Jasa maklon;
cc. Jasa penyelidikan dan keamanan; 30
Pasal (1)
dd. Jasa penyelenggara kegiatan atau event
organizer;
ee. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu
dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi,
dan/atau jasa periklanan;
ff. Jasa pembasmian hama;
gg. Jasa kebersihan atau cleaning service;
hh. Jasa sedot septic tank;
31
Pasal (1)
ii. Jasa pemeliharaan kolam;
jj. Jasa katering atau tata boga;
kk. Jasa freight forwarding;
ll. Jasa logistik;
mm.Jasa pengurusan dokumen;
nn. Jasa pengepakan;
oo. Jasa loading dan unloading;
pp. Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali
yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi pendidikan
dalam rangka penelitian akademis; 32
Pasal (1)
qq. Jasa pengelolaan parkir;
rr. Jasa penyondiran tanah;
ss.Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
tt.Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;
uu.Jasa pemeliharaan tanaman;
vv.Jasa pemanenan;
ww.Jasa pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan,
dan/atau perhutanan;
33
Pasal (1)
xx. Jasa dekorasi;
yy. Jasa pencetakan/penerbitan;
zz. Jasa penerjemahan;
aaa.Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali
yang telah diatur dalam Pasal 15
UU PPh;
bbb.Jasa pelayanan kepelabuhanan;
ccc. Jasa pengangkutan melalui jalur
pipa; 34
Pasal (1)
ddd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
eee. Jasa pelatihan dan/atau kursus;
fff.Jasa pengiriman dan pengisian uang keATM;
ggg. Jasa sertifikasi;
hhh. Jasa survey;
iii. Jasa tester, dan
jjj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang
pembayarannya dibebankan pada APBN atau
APBD;
35
Pasal (1)
7) Dalam hal penerima imbalan
sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak memiliki
NPWP, besarnya tarif pemotongan
adalah lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

36
Pasal (1)
8) Penghitungan pemotongan Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud ayat
(1) dan penentuan jumlah bruto sebagai
dasar pemotongan PPh sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5) adalah sesuai contoh
penghitungan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini. 37
Pasal 2
1) Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (6) huruf i adalah jasa
penunjang berupa:
a.Jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat di antara pipa
selubung dan lubang sumur;
b. Jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing),
yaitu penempatan bubur semen untuk maksud-maksud:
1. Penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;
2. Penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;
3. Perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal; dan
4. Penutupan sumur. 38
Pasal 2
c. Jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu
jasa yang menjamin bahwa bagian-bagian
formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikut
terproduksi ke dalam rangkaian pipa produksi
dan menghilangkan kemungkinan tersumbatnya
pipa.
d. Jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu
pekerjaan untuk memperbesar daya tembus
formasi dan menaikan produktivitas dengan jalan
menghilangkan material penyumbat yang
tidak diinginkan;
39
Pasal 2
e. Jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu
pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman
tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang
mempunyai daya tembus sangat kecil;

f. Jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil


tubing), yaitu jasa yang dikerjakan
untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam
sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang
terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan
kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas
nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur; 40
Pasal 2
g. Jasa uji kandung lapisan (drill steam
testing), penyelesaian sementara suatu
sumur baru agar dapat mengevaluasi
kemampuan berproduksi
h. Jasa reparasi pompa reda (reda repair);
i. Jasa pemasangan instalasi dan perawatan;
j. Jasa penggantian peralatan/material;
k. Jasa mud logging, yaitu memasukkan
lumpur ke dalam sumur;
41
JASA PENUNJANG DI BIDANG
PENERBANGAN BANDAR UDARA
BIDANG AERONAUTIKA

• JASA PENDARATAN, PENEMPATAN, PENYIMPAANAN PESAWAT UDARA DAN


JASA LAINNYA SEHUBUNGAN DENGAN PENDARATAN PESAWAT UDARA
• JASA PENGGUNAAN JEMBATAN PINTU
• JASA GROUND HANDLING
• JASA PENUNJANG LAINNYA DI BIDANG AERONAUTIKA

BIDANG NON-AERONAUTIKA

• JASA CATERING DI PESAWAT DAN JASA PEMBERSIHAN PANTRY


PESAWAT
• JASA PENUNJANG LAIN DI BIDANG NON- AERONAUTIKA

42
JASA PENYELIDIKAN DAN
KEAMANAN

semua pemberian
semua pemberian pelayanan
pelayanan penyelidikan,
penyelidikan, pengawasan,
pengawasan,
penjagaan, dan
penjagaan, dan kegiatan
kegiatan atau
atau perlindungan
perlindungan untuk
untuk
keselamatan perorangan
keselamatan perorangan dan
dan harta
harta milik,
milik, termasuk
termasuk
penyelidikan latar
penyelidikan latar belakang
belakang seseorang,
seseorang, pencarian
pencarian jejak
jejak
orang hilang,
orang hilang, pencurian,
pencurian, dan
dan penggelapan
penggelapan serta
serta patroli
patroli

JASA PENYELENGGARAAN KEGIATAN


(EVENT ORGANIZER)

KEGIATAN USAHA YANG DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA JASA


PENYELENGGARAAN KEGIATAN MELIPUTI ANTARA LAIN
PENYELENGGARAAN PAMERAN, KONVENSI, PEGELARAN MUSIK,
PESTA, SEMINAR, PELUNCURAN PRODUK, KONFERENSI PERS,
DAN KEGIATAN LAIN YANG MEMANFAATKAN
JASA PENYELENGGARAAN KEGIATAN

43
JASA PENUNJANG DI BIDANG
PENAMBANGAN MIGAS
BERUPA :
1. JASA PENYEMENAN DASAR (PRIMARY CEMENTING)
2. JASA PENYEMENAN PERBAIKAN (REMEDIAL CEMENTING)
3. JASA PENGONTROLAN PASIR (SAND CONTROL);
4. JASA PENGASAMAN (MATRIX ACIDIZING);
5. JASA PERETAKAN HIDROLIKA (HYDRAULIC);
6. JASA NITROGEN DAN GULUNGAN PIPA (NITROGEN DAN COIL
TUBING)
7. JASA UJI KANDUNG LAPISAN (DRILL STEAM TESTING);
8. JASA REPARASI POMPA REDA;
9. JASA PEMASANGAN INSTALASI DAN PERAWATAN;
10. JASA PENGGANTIAN PERALATAN/MATERIAL;
11. JASA MUD LOGGING;
12. JASA MUD ENGINEERING;
13. JASA WELL LOGGING & PERFORATING ;
14. JASA STIMULUS DAN SECONDARY DECOVERY;
15. JASA WELL TESTING & WIRE LINE SERVICE;
16. JASA ALAT KONTROL NAVIGASI LEPAS PANTAI YG BERKAITAN DGN
DRILLING
17. JASA PEMELIHARAAN UNTUK PEKERJAAN DRILLING;
18. JASA MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Dit.P2Humas ANJUNGAN DRILLING; 44 44
19. JASA LAINNYA YG SEJENIS DI BIDANG PENGEBORAN MIGAS
TIDAK DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26
A. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK;
B. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA
USAHA DENGAN HAK OPSI;
C. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERSEROAN
TERBATAS SEBAGAI WP DALAM NEGERI,KOPERASI, BUMN/D, DARI
PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN DAN
BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT :
1) DIVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN
2) BAGI PERSEROAN TERBATAS, BUMN/BUMD YG MENERIMA DIVIDEN,
KEPEMILIKAN SAHAM PADA BADAN YG MEMBERIKAN DIVIDEN PALING
RENDAH 25 PERSEN DARI JUMLAH MODAL YG DISETOR ;
D. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN
KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM,
PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI, TERMASUK PEMEGANG
UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF;
F. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YG DIBAYARKAN KEPADA
ANGGOTANYA;
G. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA ATAS
JASA KEUANGAN YG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN DAN/ATAU
PEMBIAYAAN YG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN 45 45
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23

HADIAH DAN
PENGHARGAAN, SEWA DAN
DEVIDEN, BUNGA JASA LAINNYA
DAN ROYALTI

TARIF TARIF
15 % 2%

DASAR PEMOTONGAN

J U M L A H B R U T O

JIKA PEMBERI JASA TDK MEMILIKI NPWP


Dit.P2Humas
MAKA 46
CONTOH PENGHITUNGAN PPH PASAL 23

PT Maju Jaya menerima bunga atas


penyertaan obligasi pada PT Permata
senilai Rp75.000.000,- Obligasi tsb tidak
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Permata
adalah:

15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000

47
CONTOH SOAL PPH PASAL
23
b. Tuan Hasan pada bulan Juli 2019,
menerima bunga atas simpanan
deposito di Bank CIMB Niaga senilai
Rp.50.000.000,-
Atas penghasilan bunga tsb tidak
dikenakan PPh Pasal 23 tetapi
dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2)
sebesar:
20% x Rp50.000.000 =Rp10.000.000.
48
Contoh Soal Akuntansi
PPh Pasal 23
CV.Karya Sejati membayar jasa akuntansi
ke KAP Candra & Partner sebesar
Rp100.000.000 ( tidak termasuk PPN )
Pada tanggal 1 April 2019 dan PPh 23
langsung dipotong CV.Karya Sejati.
Ditanya :
Besarnya PPh 23 Terutang ?

49
Contoh:

• Tuan Abdullah adalah salah satu anggota


Koperasi Mandiri Prima. Pada bulan Agustus
2019, menerima bunga simpanan dari
Koperasi sebesar Rp.7.000.000,- dan
menerima pembagian sisa hasil usaha
koperasi sebesar Rp.l.500.000.
• Atas penghasilan bunga tsb tidak dikenakan
PPh Pasal 23 tetapi dikenakan PPh Pasal 4
ayat (2) sebesar 10% x Rp.7.000.000,-=
Rp700.000.
• Atas penghasilan pembagian sisa hasil usaha
koperasi tidak dikenakan PPh Pasal 23
karena bukan merupakan Objek Pajak. 50
Contoh
• Dalam rangka pembuatan iklan TV, PT.ANGIN
MAMIRI menyelenggarakan kegiatan lomba
pembuatan iklan dengan memberikan
hadiah/penghargaan kepada para pesertanya sebesar
Rp200.000.000,-
CV KREATIF merupakan salah satu pemenang yang
penerima hadiah tsb dengan nilai Rp.30.000.000
sebelum dipotong pajak.
CV. KREATIF blm memiliki NPWP.

PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PTANGIN MAMIRI


atas hadiah yang diterima oleh CV. KREATIF
adalah :200% x 15% x Rp.30.000.000 =
Rp9.000.000
51
CONTOH
• PT NIKMAT RASA berusaha dibidang
jasa katering. Pada tgl 17 Agustus
2019 memberikan jasa katering
kepada PT JASMINDO senilai
Rp.55.000.000,-

• PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT.JASMINDO


atas jasa katering tsb adalah :
2% x Rp55.000.000 = Rp1.100.000,-

52
CONTOH
• PT. NUSA INDAH sewa Mesin Fotocopy dari PT
Transindo sebesar Rp.66.000.000,- harga tsb
termasuk PPN.
• PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT Nusa Indah
harus dihitung:

• Harga sewa sebelum PPN (DPP):


100/110 x Rp.66.000.000,- = Rp.60.000.000,-
Tarif PPh Pasal 23 atas sewa:
2% x Rp.60.000.000,- = Rp.1.200.000,-

53
CONTOH
PT. membayar sewa mesin foto copy selama 1
tahun Rp.117.600.000,- dibayarkan sesudah
dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2%.
Dicari DPP nya dulu = 100/(100-2) = 100/98

DPP=100/98 X Rp.117.600.000,-= Rp.120.000.000,-


PPh Pasal 23 terutang =2% x Rp.120.000.000,-
= Rp.2.400.000,-

54
CONTOH
PT Garuda Jaya membayar bunga pinjaman kepada PT
Merpati sebesar Rp.51.000.000,-(sesudah dipotong
PPh Pasal 23)
Berapa PPh Pasal 23 terutang?

Dicari DPP nya dulu = 100/(100-15) = 100/85

DPP=100/85 X Rp.51.000.000,-= Rp.60.000.000,-


PPh Pasal 23 terutang =15% x Rp.60.000.000,-
= Rp.9.000.000,-

55
CONTOH SOAL
PT. DUTACOM TBk perusahaan Distributor Komputer Tosibha.
Perusahaan didirikan tahun 2005, saham dimiliki PT. Prima Com
40% saham PT. DutaCom, selebihnya dijual kepada Publik,beralamat
Jl. Sawo No. 17, Jak Pus NPWP 01.357.389.8.512.000.
Pembayaran honorarium, dividen dan imbalan lain & kewajiban
pemotongan PPh Pasal 23/Pasal 26 adalah SBB:
1. Membayar royalti kepada perusahaan Komputer di Jerman
$.320.000.,- setelah dipotong PPh Pasal 26. Kurs Menteri
Keuangan Rp.13.580,-= $.1, Kurs Jual BI Rp.13.500,-=$.1,
2. Membayar jasa konsultan pajak “Santosa & Rekan” sebesar
Rp.19.600.000,- setelah dipotong PPh Pasal 23, tetapi belum
termasuk PPN.
3. Membayar bunga pinjaman kepada PT.Pantura sebesar
Rp.425.000.000, setelah dipotong PPh Pasal 23.
4. Membayar Fee Audit sebesar Rp49.000.000,- setelah dipotong
PPh Pasal 23, kepada KAP “Handoyo & Rekan” dengan alamat Jl
Beton No. 8 JakTim 56
CONTOH SOAL
5. Membayar sewa kendaraan selama 6 bulan sebesar
Rp.78.400.000- setelah dipotong PPh Pasal 23 tetapi tidak
termasuk PPN pada PT. Sigma Transport dengan
NPWP.2.666.190.2.227.000 di Jl. Murai No. 7 Jakarta.
6. Membayar bunga pinjaman (credit modal kepada Bank Mandiri
31 Rasuna Said Jakarta sebesar Rp 120.000.000,-
7. Membayar dividen ke Persh Induk di Malaysia sebesar
$.300.000,- Kurs Menteri Keuangan Rp.13.580,- = $.1 dan
Kurs Tengah Bank Indonesia Rp.13.600,- = $.1;
8. Membagikan dividen antara lain sbb: pada PT. Prima Com
pemilik saham 40% sebesar Rp.800.000.000,-PT.AlfaRomeo
Rp.200.000.000,- dan Ny. Henny Rp100.000.000,-
Pertanyaan:
a. Hitung PPh Pasal 23, PPh Pasal 26
b. Tanggal berapa PPh Pasal 23/PPh Pasal 26 yang dipotong
disetorkan dan dilaporkan dalam SPT Masa paling lambat?
JAWABAN
PPh yang dipotong PT Dutacom :
1. DPP = $.320.000,- x Rp.13.580,-=Rp.4.345.600.000,-
Royalti $.320.000,- x Rp.13.500,-= Rp.4.320.000.000,-
Royalti Persh Komputer Jerman
DPP: 100/80 xRp. 4.345.600.000,- = Rp.5.400.000.000,-
DPP : 100/80 xRp. 54.000.000.000,- = Rp.5.000.000.000,-
PPh Pasal 26 = 20% x Rp.5.032.200.000,-= Rp.1.006.400.000,-
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Royalti Rp. 5.000.000.000,-
PPh Pasal 26 Terutang Rp. 1.006.400.000,-
• Kas dan Bank Rp. 3.993.360.000,-
Pada waktu menyetor PPh Pasal 26
• PPh Pasal 26 Terutang Rp. 1.006.400.000,-
• Kas dan Bank Rp. 1.006.400.000,- 58
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
2. Membayar Jasa Konsultan Pajak Santosa & Rekan:
DPP = 100/98 xRp.19.600.000,- = Rp.20.000.000,-
PPh Pasal 23 = 2% x Rp.20.000.000,-= Rp.400.000,-

Jurnal yang dibuat:


• Biaya Jasa Konsultan Pajak Rp.20.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 400.000,-
• Kas dan Bank Rp.19.600.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 23


• PPh Pasal 23 Terutang Rp.400.000,-
• Kas dan Bank Rp.400.000,-
59
Jawaban
Jurnal yg dibuat Konsultan Pajak “Santosa & Rekan”:
Pada waktu menerima Pembayaran Jasa Konsultan:
• Kas dan Bank Rp.19.600.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 400.000,-
• Penghasilan Jasa Kons Rp.20.000.000,-

Pada waktu mengkreditkan PPh Pasal 23


• Beban Pajak Kini Rp.400.000,-
• Pasal 23 dibayar dimuka Rp.400.000,-

60
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
3. Membayar Bunga Pinjaman kepada PT Pantura:
DPP = 100/85 xRp.425.000.000,- = Rp.500.000.000,-
PPh Pasal 23 = 15% x Rp.500.000.000,-= Rp.75.000.000,-
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Bunga : Rp.500.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 75.000.000,-
• Kas dan Bank Rp.425.000.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 23


• PPh Pasal 23 Terutang Rp.75.000.000,-
• Kas dan Bank Rp.75.000.000,-
61
Jawaban
Jurnal yg dibuat PT PANTURA:
Pada waktu menerima Pembayaran Bunga :
• Kas dan Bank Rp.425.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 75.000.000,-
• Penghasilan Bunga Rp.500.000.000,-

Pada waktu mengkreditkan PPh Pasal 23


• Beban Pajak Kini Rp.75.000.000,-
• Pasal 23 dibayar dimuka Rp.75.000.000,-

62
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
4. Membayar Audit Fee kepada KAP Handoyo & Rekan:
DPP PPN= 100/98 xRp.49.000.000,- = Rp.50.000.000,-
PPh Pasal 23 = 2% x Rp.50.000.000,-= Rp.1.000.000,-
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Jasa Audit Fee Rp.50.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 1.000.000,-
• Kas dan Bank Rp.49.000.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 23


• PPh Pasal 23 Terutang Rp.1.000.000,-
• Kas dan Bank Rp.1.000.000,-
63
Jawaban
Jurnal yg dibuat KAP “Handoyo & Rekan”:
Pada waktu menerima Pembayaran Audit Fee:
• Kas dan Bank Rp.49.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 1.000.000,-
• Penghasilan Jasa Kons Rp.50.000.000,-

Pada waktu mengkreditkan PPh Pasal 23


• Beban Pajak Kini Rp.1.000.000,-
• Pasal 23 dibayar dimuka Rp.1.000.000,-

64
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
5. Membayar Sewa Kendaran dari PT Sigma Transport:
DPP PPN= 100/98 xRp.78.400.000,- = Rp.80.000.000,-
PPh Pasal 23 = 2% x Rp.80.000.000,-= Rp.1.600.000,-
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Jasa Audit Fee Rp.80.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 1.600.000,-
• Kas dan Bank Rp.78.400.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 23


• PPh Pasal 23 Terutang Rp.1.600.000,-
• Kas dan Bank Rp.1.600.000,-
65
Jawaban
Jurnal yg dibuat PT Sigma Transport:
Pada waktu menerima Sewa Kendaraan:
• Kas dan Bank Rp.78.400.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 1.600.000,-
• Penghasilan Jasa Kons Rp.80.000.000,-

Pada waktu mengkreditkan PPh Pasal 23


• Beban Pajak Kini Rp.1.600.000,-
• Pasal 23 dibayar dimuka Rp.1.600.000,-

66
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
6. Membayar Bunga pinjaman ke Bank Mandiri:

TIDAK TERBeban Pajak Kini PASAL 23


KARENA DIKECUALIKAN.

67
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
7. Dividen Ke Persh di Malaysia
DPP: $300.000,- x 13.580,-= Rp.4.074.000.000,-
Dividen = $300.000,- x 13.600,-= Rp.4.080.000.000,-
PPh Pasal 26= 20% x Rp.4.074.000.000,= Rp.814.800.000,-
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Dividen Rp. 4.080.000.000,-
• PPh Pasal 26 Terutang Rp. 814.800.000,-
• Kas dan Bank Rp.3.265.200.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 26


• PPh Pasal 26 Terutang Rp. 814.800.000,-
• Kas dan Bank Rp. 814.800.000,-
Jawaban
PPh yang dipotong PT Dutacom :
8. Membagikan dividen antara lain sbb: pada PT. Prima
Com pemilik saham 40% sebesar Rp.800.000.000,-
PT.AlfaRomeo Rp.200.000.000,- dan Ny. Henny
Rp100.000.000,-
a. Pembayaran kpd PT Prima Com tidak dipotong PPh
Pasal 23 (kepemilikan saham > 25%);
b.PT.AlfaRomeo Rp.200.000.000,-
PPh Pasal 23 = 15% x Rp.200.000.000,- =
Rp.30.000.000,-
c. Ny. Henny Rp100.000.000,- (tdk dikenakan PPh
Psl.23 tapi PPh Pasal 4 (2))
PPh Pasal 4 (2) = 10% x Rp.100.000.000,-=
Rp.10.000.000,- 69
JAWABAN
PEMBAYARAN DIVIDEN KPD PT. PRIMA COM
Jurnal yang dibuat:
• Biaya Dividen Rp. 800.000.000.000,-
• Kas dan Bank Rp. 800.000.000.000,-

PEMBAYARAN DIVIDEN KPD PT. ALFA ROMEO


• Biaya Dividen Rp. 200.000.000,-
• PPh Pasal 23 Terutang Rp. 30.000.000,-
• Kas dan Bank Rp. 170.000.000,-

PEMBAYARAN DIVIDEN KPD NY. HENNY


• Biaya Dividen Rp. 100.000.000,-
• PPh Pasal 4(2) Terutang Rp. 10.000.000,-
• Kas dan Bank Rp. 90.000.000,-

Pada waktu menyetor PPh Pasal 23 & Pasal 4(2)


• PPh Pasal 26 Terutang Rp. 30.000.000,-
• PPh Pasal 4(2) Terutang Rp. 10.000.000,-
70
• Kas dan Bank Rp.40.000.000,-
JAWABAN
Pada Waktu PT Prima Com memdapatkan Dividen
• Kas dan Bank Rp.800.000.000,-
• Penghasilan DIVIDEN Rp.800.000.000,-

Pada Waktu PT ALFA ROMEO memdapatkan Dividen


• Kas dan Bank Rp.170.000.000,-
• PPh Pasal 23 dibayar dimuka Rp.30.000.000,-
• Penghasilan Jasa Kons Rp.200.000.000,-

Pada waktu mengkreditkan PPh Pasal 23


• Beban Pajak Kini Rp.30.000.000,-
• Pasal 23 dibayar dimuka Rp.30.000.000,-

71
JAWABAN
Pada Waktu Ny. Jenny memdapatkan Dividen

Kas dan Bank Rp.90.000.000,-


PPh Pasal 4 (2) Rp.10.000.000,-
Penghasilan Dividen Rp.100.000.000,-

72
TATA CARA PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26

DILAKUKAN PADA SAAT PENGHASILAN DIBAYARKAN


ATAU TELAH JATUH TEMPO PEMBAYARANNYA

BUKTI PEMOTONGAN

1 UNTUK WP PENERIMA PENGHASILAN


F.1.1.33.06
2 LAMPIRAN SPT MASA PPh PASAL 23/26
3
ARSIP PEMOTONG

73 73
TATA CARA PENYETORAN PPh PASAL 23/26

JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM BUKTI PEMOTONGAN


SELAMA SATU BULAN TAKWIM

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU


KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN SSP

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM


BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK*

APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR, MAKA PENYETORAN


DILAKUKAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA

*Ketentuan ini juga berlaku bagi WP


dengan Kriteria Tertentu yg diijinkan
melaporkan beberapa masa pajak
dalam satu SPT Masa 74 74
TATA CARA PELAPORAN PPh PASAL 23/26

MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR


SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2

LAMPIRAN
* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26
* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

KE KPP/ PALING LAMA


KP2KP TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA*

PD HARI KERJA JIKA JATUH PD


SEBELUMNYA HARI LIBUR
*Bagi WP dengan Kriteria Tertentu yg iijinkan melaporkan beberapa masa
pajak dalam satu SPT Masa, batas waktu pelaporan paling lama 20 hari
Dit.P2Humas
setelah berakhirnya masa pajak terakhir. 75 75
SELAMAT BELAJAR

76

Anda mungkin juga menyukai