Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Keuangan

Eka Sulistyana

PERKULIAHAN 6
MANAJEMEN PERSEDIAAN

1. Pengertian Persediaan
Adalah salah satu harta (asset) perusahaan yang bersifat likuid, yang terdiri dari
persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, persediaan barang jadi.
Persediaan merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar sekitar 80 % dari
aktiva lancar dan kurang lebih 30 % dari total aktiva. Modal yang terikat dalam
persediaan merupakan aktiva lancar dan modal kerja yang paling tidak likuid.
¾ Jenis-Jenis Persediaan
1. Persediaan Bahan Baku ( Raw Materials )
Jumlahnya dipengaruhi perkiraan atau anggaran produksi, sifat musiman
produksi, kepastian pemasok dan efisiensi jadwal produksi.
Perlu memperhatikan :
- Lead time yaitu waktu antara saat melakukan pemesanan sampai dengan
menerima pesanan tersebut.
- Jumlah pemakaian bahan baku.
- Jumlah investasi dalam persediaan bahan baku.
- Karakteristik fisik dari bahan baku.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi ( Good in Process )
Disebut juga dengan barang dalam proses yang sangat dipengaruhi oleh lamanya
proses produksi. Kompleksitas proses produksi mempengaruhi biaya-biaya
persediaan.
3. Persediaan Barang Jadi ( Finish Good )
Jumlahnya ditentukan oleh koordinasi antara bagian produksi dengan bagian
penjualan. Disyaratkan untuk sesuai dengan peramalan dan anggaran serta
mengikuti perkembangan pasar dan jumlah permintaan.
Harus dilakukan estimasi penjualan yang realistis
¾ Bagian-Bagian yang Terkait
- Bagian Pembelanjaan
Sebagai bagian yang mengontrol efisiensi pembelanjaan perusahaan secara
keseluruhan khususnya persediaan bahan baku.
- Bagian Pemasaran ( Marketing Division )
Efektifitas penjualan akan mempengaruh jumlah persediaan barang jadi yang
berarti juga mempengaruhi persediaan bahan baku.
- Bagian Produksi ( Production Division )
Efisiensi bahan baku dan efektifitas barang jadi.
- Bagian Pengadaan ( Purchasing Division )
Menjaga kelangsungan proses produksi.
¾ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Tingkat penjualan yang dapat dihitung melalui perputaran penjualan
2. Tingkat sifat teknis dan lamanya proses produksi
3. Daya tahan produk akhir

35
Manajemen Keuangan 36
Eka Sulistyana

2. Biaya Persediaan
Pengembangan teoritis untuk proses menentukan jumlah persediaan yang optimum,
investasi persediaan & waktu pemesanan kembali bahan baku.
¾ Jenis-Jenis Biaya
1. Biaya Penyimpanan
1.1. Biaya gudang
1.2. Biaya asuransi
1.3. Biaya pajak
1.4. Biaya modal
1.5. Biaya penyusutan & keusangan
2. Biaya Pemesanan
2.1. Biaya memesan & set up mesin
2.2. Biaya pengiriman
2.3. Potongan harga
3. Biaya Persesiaan Pengaman
3.1. Kehilangan penjualan
3.2. Kehilangan kepercayaan pelanggan
3.3. Gangguan jadwal produksi
¾ Perhitungan Biaya Penyimpanan ( Carrying Cost )
Biasanya sebesar 20 % - 25 % dari nilai persediaan.
Biaya Penyimpanan = C * P * A
C = % Biaya peyimpanan terhadap persediaan
A = Jumlah unit persediaan rata-rata
= jumlah persediaan baku / pembelian pertahun
P = Harga perunit persediaan
Contoh :
Pembelian persediaan bahan baku dilakukan persemester atau 2 X pertahun.
Jumlah persediaan yang dibutuhkan adalah 4.000 unit
Harga perunit bahan baku Rp. 10.000,-
Biaya penyimpanan adalah 20.000 atau ( 2.000 / 10.000 = 20 % )
Biaya Penyimpanan = ( 20 % ) X ( 4.000 / 2 ) ( 10.000 )
= 0,2 * 2.000 * 10.000
= 4.000.000
Biaya Penyimpanan perunit = 4.000.000 / 4.000 = 1.000 perunit

¾ Perhitungan Biaya Pemesanan ( Ordering Cost )


Rumusan untuk biaya pemesanan adalah sebagai berikut :
Biaya Pemesanan = F + ( V * N )
F = Biaya tetap pemesanan
V = Biaya variabel pemesanan seperti untuk telpon, ekspedisi dan lainnya
N = Frekwensi memesan
= Unit terpakai / Jumlah pesanan ( U / Q )
Manajemen Keuangan 37
Eka Sulistyana

Sehingga biaya pemesanan dapat diformulasikan sebagai berikut :


Biaya Pemesanan = F + [ V * ( U / Q )]

Contoh :
Biaya tetap untuk setiap kali pesan adalah Rp. 6.000.000 untuk pembelian 4.000
unit bahan baku. Biaya variabel untuk pesanan adalah Rp. 200.000
Pemesanan semesteran atau 2 X pertahun
Q = 4.000 / 2 = 2.000
Biaya pemesanan = 6.000.000 + [ 200.000 * ( 4.000 / 2.000 )]
= 6.000.000 + ( 200.000 * 2 ) = 6.400.000,-

3. Pengendalian Persediaan
¾ Pengawasan Sistem ABC
Penggunaan sistem dengan membagi item dalam kelompok A, B, C dan
seterusnya dengan uturan berdasar besarnya investasi
¾ Model Economic Order Quantity ( EOQ )
3.1. Pengertian
Economical Order Quantity adalah merupakan sejumlah barang yang
dapat diperoleh dengan biaya yang minimum atau merupakan jumlah
pesanan yang paling ekonomis.
Yang dimaksud dengan economic order quantity menurut Sukarto
Reksohardiprojo dan Indriyo Bitisudarmo (1986 : 291) adalah : “economic
order quantity sebenarnya merupakan volume atau jumlah pembelian yang
paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian”.
Menurut Sofjan Assauri (1980 : 193) mengemukakan bahwa :
“economic order quantity adalah merupakan jumlah atau besarnya pesanan
yang memiliki jumlaha Ordering Cost dan Carrying Cost per tahun yang paling
minimal”.
Jadi masalah pengadaan bahan baku merupakan hal yang amat serius
pada suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Bahan baku yang
dibutuhkan untuk memperlancar proses produksi dalam perusahaan dapat
dihitung/diramalkan sesuai dengan tingkat yang akan ditetapkan. Dengan
diketahui jumlah kebutuhan bahan baku ini, bukan berarti perusahaan harus
membeli semuanya dalam sekali pembelian. Pembelian dapat dilakukan
banyak sekali, dua kali bahkan mungkin berkali-kali untuk memenuhi
kebutuhan bahan selama satu periode. Akan tetapi perusahaan harus
mempertimbangkan berapa banyak harus melakukan pembelian agar
kebutuhan bahan terpenuhi dan perusahaan juga akan memdapatkan tingkat
biaya yang minimal.
3.2 Syarat-Syarat Economic Order Quantity
Dalam menentukan pembelian yang paling ekonomis perlu adanya
pertimbangan yang tepat agar persediaan tidak terlalu besar atau terlalu kecil,
sehingga nantinya tidak akan menghambat kelancaran proses produksi.
Untuk menghitung jumlah yang paling ekonomis dapat dilakukan dengan
penggunaan rumus economic order quantity. Penggunaan rumus economic
Manajemen Keuangan 38
Eka Sulistyana

order quantity untuk dasar pembelian dapat dibenarkan apabila syarat-syarat


dapat terpenuhi.
Penerapan model economic order quantity ini didasarkan beberapa
asumsi, yaitu :
a. Harga pembelian bahan per unit konstan
b. Setiap saat kebutuhan bahan selalu tersedia di pasar
c. Jumlah produksi yang menggunakan bahan baku, relatif stabil sepanjang
tahun
d. Biaya pemesanan setiap tahun konstan
e. Biaya pemeliharaan per tahun merupakan prosentase tetap dari nilai rata-
rata persediaan
f. Tidak ada potongan tunai atas pembelian bahan.
3.3 Kebaikan dan Kelemahan Economic Order Quantity sebagai cara
penentuan jumlah pembelian yang optimal.
• Kebaikan
a. economic order quantity sebagai penentu jumlah pesanan yang paling
ekonomis guna menghindari adanya pemborosan
b. Supplay bahan baku sesuai dengan kebutuhan perusahaan
• Kelemahan
a. Rumus economic order quantity tidak memperhatikan batas kerusakan
materi atau bahan baku, padahal batas kerusakan selalu ada pada
setiap material.
b. Harga bahan baku berapapun jumlah yang dibeli dianggap sama
dengan harga per unit.

Penggunaan model pemesanan yang paling ekonomis ( EOQ ) dengan


mempertimbangkan biaya operasi & finansial.
Dengan asumsi :
- Jumlah total kebutuhan bahan baku pertahun diketahui.
- Pesanan dapat segera dipenuhi.
- Total biaya persediaan adalah penjumlahan dari biaya pemesanan ditambah
dengan biaya penyimpanan
- Biaya pemesanan bersifat tetap sepanjang tahun.
- Biaya penyimpanan dalam jumlah % yang tetap sepanjang tahun.
- Pemasok tidak memberi potongan harga.
- Jumlah pemakaian bahan baku tetap untuk satu periode tertentu.
EOQ = Q = √ ( 2VU ) / ( CP )
V = Biaya variabel
U = Jumlah persediaan pertahun
C = % Biaya peyimpanan terhadap persediaan
P = Harga perunit persediaan
Contoh :
Dalam setahun sebuah perusahaan memerlukan 4.000 unit bahan baku dengan
biaya variabel pemesanan sebesar Rp. 200.000,- dengan biaya penyimpanan
sebesar 20 % dari biaya pemesanan sedangkan harga perunit bahan baku adalah
10.000
Manajemen Keuangan 39
Eka Sulistyana

EOQ = √ [ ( 2 ) ( 200.000 ) ( 4.000 ) ] / [ ( 20 % ) ( 100.000 ) ]


= √ 1,6 Milyar / 2.000 = √ 800.000
= 894,427 = 895 unit

Pemesanan yang ekonomis :


4.000 / 895 = 4,5 x pertahun

¾ Jumlah Biaya Pemesanan & Penyimpanan yang Efektif


Total Biaya Persediaan :
T = ( C * P * A) + ( V * N ) + F
= [(20%) (100.000) (4.000 / 2) + 200.000 (4.000 / 895) + 6.000.000
= 4.000.000 + 900.000 + 6.000.000
= 10.900.000,-

4. Pengembangan Model EOQ


¾ Pada Perusahaan yang Membuat Persediaan Sendiri
Tergantung pada kapasitas produksi perhari atau yang disebut dengan R. Untuk
kapasitas pertahun dikalikan dengan 360.
Contoh : Sebuah perusahaan dengan kapasitas produksi bahan baku
perhari 20 unit.
Lama produksi = Q / R
= 4.000 / ( 20 * 360 )
= 4.000 / 7.200
= 0,556
Jumlah Persediaan Maksimal
= Q/R(R–U)
= Q – ( UQ / R )
= 895 - [ ( 4.000 * 895 ) / 7.200 ]
= 895 - ( 3.580.000 / 7.200 )
= 895 - 497,2
= 397, 8 = 398 unit per pesan

¾ Total Biaya Penyimpanan


= C*P*(Q/2)*(1–U/R)
= ( 20% ) * ( 10.000 ) * ( 4.000 / 2 ) * [ 1 - ( 4.000 / 7.200 ) ]
= ( 0,2 ) * ( 10.000 ) * ( 2.000 ) ( 1 - 0,556 )
= ( 2.000 ) * ( 2.000 ) ( 0,444 )
= 1.776.000

¾ Total Biaya Pemesanan


= F+[V *(U/Q)]
= 6.000.000 + [ 200.000 * ( 4.000 / 398 ) ]
= 6.000.000 + ( 200.000 * 10,05 )
= 6.000.000 + 2.010.000
= 8.010.000
Manajemen Keuangan 40
Eka Sulistyana

¾ Total Biaya Persediaan


= 1.776.000 + 8.010.000
= 9.786.000
¾ Jumlah Ekonomis Pemesanan Bahan baku
EOQ = Q* = √ ( 2 * U * R * V ) / [ C * P * ( R - U ) ]
= √ (2 * 4.000 * 7.200 * 200.000) / [20% * 10.000 * (7.200 – 4.000)]
= √ 11.520 Milyar / ( 0,2 * 3200 * 10.000 )
= √ 11.520 Milyar / 6.400.000 = √ 1.800.000
= 1.341, 6 = 1.342 unit

5. Titik Pemesanan Kembali ( Reorder Point )


Merupakan jumlah minimal persediaan ( batas minimal ) untuk melakukan pemesanan
kembali guna mencegah kehabisan bahan baku yang menyebabkan berhentinya
proses produksi.
= Waktu pemesanan ( lead time ) X Jumlah pemakaian perhari
¾ Safety Stock
Merupakan jumlah minimum dari persediaan minimal yang diperkenankan dan
merupakan jumlah persediaan minimal untuk melakukan pembelian persediaan
kembali ( Reorder Point )
= (EOQ/2) + Biaya Persediaan Perunit (Cu) + (safety stock X Cu)

6. Pengaruh Diskonto Pada EOQ


Dalam menghitung besarnya pemesanan pada analisis EOQ belum memasukkan
unsur harga dari bahan itu sendiri, alasan tidak dimasukkan harga dalam analisis
karena telah diasumsikan bahwa harga konstan selama setahun, sehingga tidak
relevan dimasukkan. Akan tetapi terkadang pemenuhan kebutuhan bahan
dilaksanakan dengan pembelian dalam partai besar atau partai kecil sehingga akan
memunculkan perbedaan, karena dalam pembelian partai besar memperoleh
potongan pembelian. Hal ini yang menjadikan unsur harga menjadi sangat penting
untuk dipertimbangkan dalam analisis EOQ. Untuk mengetahui diskon harga tersebut
lebih jelasnya disampaikan dalam contoh berikut ini.

Contoh :
PT. AMPINDO yang memproduksi barang-barang dari logam, setiap tahunnya
membutuhkan bahan baku sebesar 4.000 unit. Biaya pemesanan sebesar Rp. 50.000,
pada setiap kali pesan, dan biaya simpan sebesar Rp. 1.500,- per kg/tahun. Seorang
suplier menawarkan harga diskon sesuai dengan kuantititas yang dibeli setiap kali
pembelian dengan harga per unit sebagai berikut :
Jumlah pesanan Harga per unit
Kurang dari 1.000 kg Rp. 7.500
1.000 s/d 3.999 kg Rp. 6.000
4.000 kg atau lebih Rp. 5.500
Untuk menentukan apakah perlu diadakan kebijakan pemesanan, maka perlu dihitung
EOQ berdasarkan keadaan tanpa diskon dan mengitung EOQ berdasarkan adanya
diskon sebagai berikut :
Manajemen Keuangan 41
Eka Sulistyana

Apabila EOQ dihitung tanpa memperhitungkan diskonto :


2.R.O
EOQ =
C
2.5.000.49.000
EOQ = = 700
1.000
Hitunga total biaya tahunan termasuk didalamnya nilai harga berdasarkan EOQ,
kemudian hitung total biaya tahunan untuk kuantitas minimum dalam kategori diskon,
yaitu Q1 = 1.000 kg dan Q2 = 2.500 kg. Total biaya tahunan termasuk nilai harga,
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
⎛Q⎞ ⎛R⎞
TAC = ⎜ ⎟C + ⎜⎜ ⎟⎟O + R ( P ) dimana P = harga/kg
⎝2⎠ ⎝Q⎠
a. Dengan EOQ = 700 kg
⎛ 700 ⎞ ⎛ 5.000 ⎞
TAC = ⎜ ⎟1.000 + ⎜ ⎟ 49.000 + (5.000 x5.000) = Rp.25.700.000
⎝ 2 ⎠ ⎝ 700 ⎠
b. Dengan EOQ = 1.000 kg

⎛ 1.000 ⎞ ⎛ 5.000 ⎞
TAC = ⎜ ⎟1.000 + ⎜ ⎟ 49.000 + (5.000 x 4.000) = Rp.24.995.000
⎝ 2 ⎠ ⎝ 1.000 ⎠

c. Dengan EOQ = 2.500 kg


⎛ 2.500 ⎞ ⎛ 5.000 ⎞
TAC = ⎜ ⎟1.000 + ⎜ ⎟49.000 + (5.000 x 4.750) = Rp.25.098.000
⎝ 2 ⎠ ⎝ 2.500 ⎠
Dari hasil tersebut diatas, yang menghasilkan biaya terendah adalah Q = 1.000
unit, sehingga perusahaan sebaiknya mengubah pesanan menjadi 1.000 unit
setiap kali pesan.

Anda mungkin juga menyukai