Dosen Pengampu
Drs. Wasito, M.Si., Ak.
NIP. 196001031991031001
Oleh:
Kelompok 5
Maria Lorenza A.R.S (190810301035)
Vanda Faustine P.S (190810301060)
Jessica Tabitha Nathalie (190810301066)
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Tujuan Audit Proses Pembiayaan atas Properti, Pabrik, dan Peralatan
(Aset Tetap)
Dalam suatu pemeriksaan aset tetap (property, pabrik, dan peralatan)
mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut:
1 Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang cukup atas
aset tetap yang berupa property, pabrik, dan peralatan.
2 Untuk memeriksa apakah aset tetap (property, pabrik, dan peralatan) yang
tercantum di laporan posisi keuangan atau laporan neraca betul – betul
ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3 Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap (property, pabrik, dan
peralatan) pada tahun berjalan betul – betul merupakan capital
expenditure, diotorisasi oleh pihak perusahaan uang berwenang, serta
didukung oleh bukti – bukti yang lengkap dan sudah dicatat dengan benar.
Capital expenditure ini merupakan pengeluaran modal yang jumlahnya
material serta memiliki manfaat lebih dari 1 tahun atau 1 periode.
4 Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap (property, pabrik, dan
peralatan) sudah dicatat dengan benar dan sudah diotorisasi oleh pihak
perusahaan yang berwenang.
5 Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam periode berjalan
sudah dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan
apakah perhitungannya telah dilakukan dengan atau akurat.
6 Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
7 Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap (property, pabrik, dan
peralatan) dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia.
2.3 Risiko Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)
Setiap jenis aset tetap memiliki resiko bawaan dan resiko pengendalian yang
berbeda. Misalnya seperti resiko bawaan pada bangunan lebih tinggi
dibandingkan resiko bawaan pada tanah, hal ini diakibatkan oleh keerentanan
dalam pengandalian dan kerumitan dalam perhitungan estimasi umur ekonomis
dan nilai residu. Hal ini harus diperhatikan oleh auditor dengan cara menentukan
tingkat resikp deteksi yang tepat. Tinggi rendahnya resiko bawaan ini juga
3
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja pembelian aset tetap seperti
property, pabrik, dan peralatan dengan menggunaka kredit jangka panjang.
Resiko pengendalian pada aset tetap pada umumnya relative lebih rendah
karena transaksi aset tetap ini jarag terjadi. Meskipun begitu, auditor perlu
menentukkan resiko deteksinya pada tingkat yang tinggi. Hal ini dikarenakan
transaksi aset tetap yang terjadi memiliki pengaruh yang material terhadap laporan
keuangan. berikut ini terdapat beberapa risiko bawaan pada aset tetap, yaitu:
a Impairment, dimana manajemen memperlakukan porsi yang signifikan
pada aset tetap yang tidak lagi produktif sebagaimana mestinya. Sehingga
dalam resiko ini, harus dilakukan penyesuaian terhadap umur ekonomis.
b Potensi mengatur laba melalui aset tetap
Merubah estimasi umur aset dan nilai residu sehinnga membuat
beban penyusutan menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.
Mengkapitalisasi biaya yang seharusnya menjadi beban, seperti
beban pemeliharaan dan perbaikan
Penyesuaian impairment yang tidak tepat.
2.4 Klasifikasi Akun properti, Pabrik, dan Peralatan
Terdapat beberapa klasifikasi akun properti, pabrik, dan peralatan yaitu:
a Tanah dan pengembangan tanah
b Bangunan dan perbaikan bangunan
c Peralatan
d Perabot dan perkakas
e Kendaraan bermotor dan truk
f Pengembangan leasehold
g Konstruksi dalam proses untuk property pabrik, dan peralatan
2.5 Akun yang Umumnya Berkaitan dengan Transaksi Siklus Akuisisi dan
Pembayaran
4
Properti, pabrik, dan Beban pajak
Pajak property akrual
peralatan penghasilan
Paten, merek dagang,
Beban asuransi Beban akrual lainnya
dan hak cipta
Utang pajak
Sewa dibayar dimuka Biaya professional
penghasilan
Pajak dibayar dimuka Tunjangan pensiun
Asuransi dibayar Utilitas
dimuka
5
c Bukti memorial, sebagai bukti penghentian pemakaian, penyusutan, dan
pengeluaran property, pabrik, dan peralatan yang ditukar dengan aset tetap
yang lain.
d Kartu aset tetap, kartu ini beisi seluruh informasi terkait nomor aset tetap,
misalnya saja jika aset tetap beruba peralatan. Maka dengan melihat kartu
peralatan berupa mesin dapat mengetahui no mesin jenis mesin, tahun
pembuatan mesin , tanggal pembelian mesin , dan informasi lainnya. Kartu
aset tetap ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap
pencatatan yang dilakukan atas aset tetap.
e Kartu daftar inventaris, kartu ini bertujuan untuk mecatat aset tetap yang
nilainya lebih kecil tetapi memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Misalnya adalah peralatan seperti obeng, dongkrak, dan lain-lain.
2.8 Prosedur Audit atas Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)
Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan dalam melakukan audit terkait
dengan aset tetap, property, pabrik, dan peralatan:
1 Pelajari dan evaluasi pengendalian internal atas aset tetap. Dalam hal ini
biasanya auditor akan menggunakan kuesioner. Beberapa ciri
pengendalian control yang baik atas aset tetap adalah:
a Digunakan anggaran untuk penambahan aset tetap.
b Setiap penambahan dan penarikan aset tetap harus diotorisasi
terlebih dahulu oleh pihak perusahaan yang berwenang.
c Adanya kebijakan dari manajemen perusahaan terkait dengan
kapitalisasi dan depresiasi aset tetap
d Disertainya bukti kepemilikan terhadap masing – masing aset tetap
2 Melakukan pemeriksaan pada top schedule dan supporting schedule aset
tetap.Yang dimaksudkan dengan top schedule dan supporting schedule
adalah kertas kerja terkait dengan aset tetap.
3 Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan jurnal
umum, saldo awal dengan kertas kerja periode sebelumnya. Footing
adalah menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas ke
bawah (vertical) atas kertas kerja aset tetap (property, pabrik, dan
peralatan). Tujuan dari dilakukannya footing ini adalah untuk
6
menentukkan apakah data atau laporan terkait aset tetap yang berupa
property, pabrik, dan peralatan ini dapat diyakini ketepatan
perhitungannya.
Sedangkan cross footing adalah menguji kebenaran penjumlahan sub total
dan total dari kiri ke kanan (horizontal) atas kertas kerja aset tetap
(property, pabrik, dan peralatan).
4 Periksa apakah terjadi penambahan dan pengurangan aset tetap
(property,pabrik, dan peralatan)
a Jika terjadi penambahan, selain diperhatikan ototrasi dan
kelengkapan dokumen pendukunya, tetapi juga harus dilihat
apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran atau
belum.
b Jika terjadi penurunan aset tetap, maka harus diperiksa kebenaran
jurnalnya.
5 . Periksa fisik dan kondisi dari setiap aset tetap tersebut apakah masih dalam
keadaan baik atau sudah rusak.
6 Periksa bukti kepemilikan aset tetap. Misalnya, nama yang tertulis di surat
kepemilihan pabrik sesuai dengan nama perusahaan, dan lainnya.
7 Periksa apakah kebijakan kapitalisasi dan depresiasi atas aset tetap
konsisten dengan kebijakan pada periode sebelumnya. Kebijakan
kapitalisasi ini misalnya berkaitan dengan jumlahnya, masa manfaatnya.
Sedangkan jika kebijakan depresiasi atau penyusutan ini terkait dengan
kapan penyusutan tersebut dimulai, apakah pada tanggal pembelian, pada
tanggal pemakaian, dann juga masa depresiasinya.
8 Menganalisa perkiraan repair dan maintenance. Hal ini perlu diperhatikan
untuk meminimalisir kemungkinan perusahaan memperkecil laba dengan
mencatat capital expenditure menjadi revenue expenditure. Capital
expenditure ini merupakan pengeluaran modal yang jumlahnya material
serta memiliki manfaat lebih dari 1 tahun atau 1 periode. Sedangkan
revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendapatkan pendapatan. Misalnya seperti, pemeliharaan peralatan,
pembersihan property, dll.
7
9 Periksa kecukupan jaminan asuransi atas aset tetap. Jangan terlalu kecil
tetapi juga jangan terlalu besar. karena, jika jaminan asuransi terlalu kecil,
maka jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran, perusahaan
tidak mampu membeli aset tetap yang baru sehingga mengganggu operasi
perusahaan
10 Periksa keakurasian dari perhitungan penyusutan dan alokasi biaya
penyusutan aset tetap. Dalam prosedur ini, auditor harus memeriksa
keakurasian perhitungan penyusutan atas peralatan, property, dan pabrik
yang dilakukan.
11 Periksa dokumen seperti notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban
konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang
dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Jika ada, maka hal tersebut harus
disajikan dalam CALK.
12 Periksa apakah ada aset tetap yang diperoleh dari leasing atau tidak. Jika
ada aset tetap yang diperoleh dari leasing, maka harus diperiksa perlakuan
akuntansi yang dilakukan sudah sesuai atau belum dengan SAK leasing.
Dalam hal ini biaya aktiva tetap yang diperoleh dari leasing ditentukan
sebesar nilai pembayaran sewanya.
13 Periksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan kredit di
bank. Jika ada aset tetap yang dijaminkan, berarti tanda kepemilikan
diberikan kepada pihak bank dan auditor juga harus memeriksa tanda
terima dari penyerahan dokumen – dokumen terkait. Selain itu, jika ada
aset tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam CALK.
14 Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia atau belum.
8
2.10 Tinjauan atas Akun yang Berkaitan dengan Peralatan
9
Berdasarkan perbedaan tersebut, audit terhadap peralatan lebih kepada verifikasi
akuisisi pada periode berjalan. Peralatan manufaktur dan akun terkait sebagai
berikut :
Keuntungan/Kerugian atas
Pelepasan Aset
Beban Penyusutan
Saldo awal yang terjadi pada peralatan akan berbeda dengan saldo akhirnya.
Hal ini dikarenakan umur ekspetasi peralatan diatas satu tahun memerlukan akun
beban penyusutan dan akumulasi penyusutan dari peralatan tersebut. Selain itu,
dengan adanya penjualan atau pembuangan aset dapat menyebabkan kerugian atau
keuntungan bagi perusahaan yang perlu diverifikasi oleh auditor. Untuk
melakukan audit terhadap peralatan dan akun terkait auditor perlu memisahkan
pengujian ke dalam kategori sebagai berikut :
10
2.11 Prosedur Analitis Peralatan
11
Titik awal dalam memverifikasi akuisisi tahun berjalan adalah skedul yang
dimiliki klien karena menyangkut semua akuisisi yang dicatat pada akun properti,
pabrik, dan peralatan di buku besar umum selama tahun berjalan tersebut yang
didapatkan dari file induk properti. Skedul memuat daftar setiap penambahan
secara terpisah dan mencantumkan tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi
barang baru atau bekas, umur aset dan tujuan penyusutan aset, metode penyusutan
aset, dan biaya perolehan aset.
12
kontrak pembelian atau lease untuk menentukan apakah kapitalisasi peralatan
sudah benar.
2.13 Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas
Rincian Saldo untuk Penambahan Peralatan
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian
Saldo untuk Penambahan Peralatan
Tujuan Audit yang Prosedur Pengujian Komentar
Berkaitan dengan atas Rincian Saldo
Saldo yang Umum
Akuisisi tahun berjalan Memfooting skedul Memfooting skedul
dalam skedul akuisisi akusisi. akuisisi dan menelusuri
sama dengan jumlah file Menelusuri akuisisi ke setiap akuisisi yang
induk terkait dan file induk untuk melihat harus dibatasi kecuali
totalnya sama dengan jumlah dan deskripsinya. pengendaliannya lemah.
buku besar umum (detail Menelusuri total ke buku Semua kenaikan saldo
tie-in) besar umum. buku besar umum
selama periode tersebut
harus direkonsiliasi
dengan skedul.
Akuisisi tahun berjalan Memeriksa fakur vendor Memeriksa secara fisik
seperti yang tercantum dan laporan penerimaan. aset yang diperoleh
dalam daftar (eksistensi) Memeriksa aset secara kecuali pengendaliannya
fisik. lemah dan material.
Akuisisi yang telah Memeriksa faktur Tujuan ini merupakan
dicatat (kelengkapan) vendor yang hal yang sanagat penting
berhubungan dengan untuk peralatan.
reparasi dan
pemeliharaan untuk
mengungkapkan item-
item yang akan menjadi
peralatan.
Mereview perjanjian
lease dan sewa.
13
Akuisisi tahun berjalan Memeriksa faktur Luasnya bergantung
yang ada dalam daftar vendor. pada risiko inheren dan
sudah akurat efektivitas pengendalian
(keakuratan) internal.
Akuisisi tahun berjalan Memeriksa faktur Tujuannya berkaitan
yang ada dalam daftar vendor di semua dengan pengujian
telah di klasifikasikan peralatan untuk kelemgkapan. Hal ini
dengan benar mengungkapkan item- dilakukan dala kaitannya
(klasifikasi) item yang dengan tujuan tersebut
diklasifikasikan sebagai dan pengujian
peralatan manufaktur keakuratan.
atau kantor, bagian dari
bangunan, atau reparasi.
Memeriksa faktur
vendor yang
berhubungan dengan
akun reparasi untuk
mengungkapkan item-
item yang harus dicatat
sebagai peralatan.
Memeriksa beban sewa
dan lease untuk lease
yang dapat
dikapitalisasi.
Akuisisi tahun berjalan Mereview transaksi yang Biasanya dilakukan
dicatat pada tahun yang mendekati tanggal sebagai bagian dari
benar (pisah batas) neraca pada periode pegujian pisah batas
yang benar. utang usaha.
Klien memiliki hak atas Memeriksa faktur Masalah utamanya
akuisisi tahun berjalan vendor. biasanya apakah
(hak) peralatan dimiliki atau
dilease.
Kontrak pembelian atau
14
lease diperiksa untuk
peralatan dan properti
berwujud, abstrak, dan
tagihan pajak sering
diperiksa untuk tanah
dan bangunan utama.
15
Jika lalai dalam dalam mencatat pelepasan peralatan yang tidak digunakan
lagi dalam bisnis, hal ini dapat berpengaruh secara signifikan pada laporan
keuangan. Prosedur yang sering digunakan untuk memverifikasi pelepasan, yaitu:
1. Melakukan review apakah aset yang baru saja diakuisisi menggantikan
aset yang ada.
2. Melakukan analisis keuntungan kerugian atas pelepasan aset serta
pendapatan rupa-rupa yang diterima dari melakukan pelepasan aset.
3. Melakukan review modifikasi pabrik dan perubahan lini produk,
perubahan perlatan terakit komputer utama yang mahal, pajak properti,
atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan.
4. Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi terakit
kemungkinan pelepasan aset.
Ketika perusahaan menjual aset atau aset dibuang tanpa ditukar dengan
aset pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terakit dan file induk properti. Auditor harus membandingkan biaya
dan akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang
tercatat dalam jurnal umum serta menghitung kembali keuntungan atau kerugian
atas pelepasan aset sebagai perbandingan dengan catatan akuntansi. Sedangkan
jika terjadi tukar tambah aset dengan aset pengganti, maka auditor harus
memastikan bahwa aset yang baru dikapitalisasi dan aset yang digantikan dihapus
secara layak dari catatan dengan nilai buku aset yang ditukar tambah serta biaya
tambahan aset yang baru sebagai bahan pertimbangannya.
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca
(eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
16
pengendalian internal terhadap peralatan. Auditor menyimpulkan apakah
pengendalian internal perusahaan telah cukup efektif sehingga memungkinkan
bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang
penting contohnya adalah penggunaan file induk untuk setiap aset tetap,
pengendalian fisik yang memadai terhadap aset yang mudah dipindahkan. Seperti
contohnya komputer, perkakas, dan kendaraan, lalu penulisan nomor identifikasi
pada setiap aset tetap, serta perhitungan fisik periodik atas aset tetap dan
rekonsiliasi oleh personil akuntansi. Metode formal untuk memberitahu
departemen akuntansi tentang pelepasan aset tetap juga merupakan pengendalian
yang penting terhadap saldo aset yang dicatat ke tahun berjalan.
Pada umumnya, langkah audit pertama yang berkaitan dengan tujuan
detail tie-in adalah peralatan seperti yang tercantum dalam induk file, sama
dengan buku besar. Memeriksa print out file induk untuk melihat bahwa totalnya
sama dengan saldo buku besar. Auditor mungkin saja memilih menggunakan
perangkat lunak untuk memvoting versi file induk elektronik. Setelah melakukan
penilaian resiko pengendalian dengan tujuan eksistensi, auditor memutuskan
apakah perlu memverifikasi eksistensi setiap item peralatan yang tercantum dalam
file induk. Jika misalnya terdapat kemungkinan besar bahwa aset tetap yang
hilang berjumlah material masih tercantum dalam file induk, auditor dapat
memilih sampel dari file induk dan memeriksa aset aktual. Lalu, berdasarkan
penilaian auditor atas risiko pengendalian dengan tujuan kelengkapan, auditor
dapat memeriksa secara fisik sampel item peralatan utama dan menelusurinya ke
file induk. Auditor mungkin memutuskan agar klien menghitung semua
persediaan fisik aset tetap, tetapi kasus ini jarang terjadi dan jika dilakukan
perhitungan persediaan fisik maka biasanya auditor mengamati perhitungan
tersebut.
Biasanya auditor tidak perlu lagi menguji keakuratan atau klasifikasi aset
tetap yang dicatat pada periode sebelumnya, tetapi terkadang perusahaan mungkin
memiliki peralatan di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi sehingga
jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus
dicatat pada nilai realisasi bersih atau diklasifikasikan secara terpisah sebagai
peralatan non-operasi.
17
Auditor juga melaksanakan prosedur audit berkaitan dengan 4 tujuan
penyajian dan pengungkapan aset tetap. Pertimbangan utama dalam
memverifikasi pengungkapan terkait aset tetap adalah kemungkinan adanya
rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode untuk
menentukan apakah peralatan terbebani, termasuk:
1. Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjam dan kredit
2. Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi
pemerintahan lainnya
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasehat
hukum
Penyajian dan pengungkapan yang tepat atas peralatan dalam laporan
keuangan harus dievaluasi mengikuti standar akuntansi. Peralatan harus meliputi
biaya kotor dan biasanya harus terpisah dari aset tetap lainnya. Properti yang
dilease harus diungkapkan secara terpisah dan semua hak gadai atas properti harus
tercantum dalam catatan kaki.
2.16 Memverifikasi Beban Penyusutan
Beban penyusutan adalah salah satu dari beberapa akun beban yang tidak
diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi. Jumlah yang dicatat ditentukan dengan alokasi internal. Jika beban
penyusutan berjumlah material, diperlukan lebih banyak pengujian terinci atas
beban penyusutan melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi. Tujuan audit berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban
penyusutan adalah keakuratan. Auditor fokus pada penentuan apakah klien
mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke periode dan
apakah perhitungan klien sudah benar. Dalam menentukan hal yang pertama,
auditor harus mempertimbangkan 4 aspek, yaitu:
18
Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang
berwenang dan membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file
permanen auditor. Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan
ke aset yang baru saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik
aset, umur yang diharapkan, dan kebijakan perusahaan yang ditetapkan
menyangkut pertukaran peralatan. Terkadang, perubahan situasi dapat
mengharuskan perusahaan mengevaluasi kembali umur manfaat aset. Jika terjadi,
revaluasi harus melibatkan perubahan estimasi akuntansi dan bukan perubahan
prinsip akuntansi.
19
konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk menghitung
serta mencatat penyusutan.
Klien : Y=Ya
T=Tidak
TR=Tidak
Relevan
Y T R
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP
1. Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a. Diotorisasi sebagaimana mestinya secara tertulis? √
b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan: √
1.Pertimbangan? √
20
3.Supplier? √
4.Spesifikasi? √
bagian akuntansi?
21
REGISTRASI
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap:
√
a. Disimpan dengan baik oleh perusahaan?
√
b. Up to date?
√
c. Secara berkala dicocokkan dengan perkiraan kontrol buku besar?
1. Nomor identifikasi? √
2. Lokasi? √
3. Taksiran umur? √
4. Presentase penyusutan? √
CURRENT VALUE
9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila dibandingkan dengan √
taksiran harga pasar yang berlaku (estimated current market value)?
10. Apakah metode dan persentase penyusutan:
a. Sesuai dengan SAK!ETAP/IFRS? √
b. Sesuai dengan UU PPh? √
c. Metode penyusutan yang digunakan adalah:
...........Straight Line ...........................................................
22
............................................................................................
PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSETS)
11. Apabila aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah:
17.Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap √
digunakan tetap tercatat pada perkiraan aset?
18. Apakah buku/daftar aset tetap di-review minimal setahun sekali, √
untuk mengetahui barang yang rusak atau yang menganggur?
Jelaskan:
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.
23
19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan
kepada Bagian Akuntansi dibukukan atas:
Diisi oleh:
Direview oleh:
BAB III
KESIMPULAN
24
Properti, pabrik, dan peralatan merupakan aset tetap yang memiliki umur
atau mampu memberikan manfaat yang diharapkan lebih dari satu periode atau
satu tahun. Terdapat 3 karateristik yang membedakan aset tetap yang berupa
properti, pabrik, dan peralatan dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan
investasi yaitu tujuan dari pembelian aset tetap tersebut bukan untuk
diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi bertujuan untuk digunakan
dalam kegiatan operasi perusahaan, aset tetap tersebut diharapkan mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 periode atau 1 tahun, dan jumlah dari aset tetap ini
cukup material. Selain itu, Waktu yang dibutuhkan dalam mengaudit aset tetap
biasanya lebih cepat dibandingkan waktu yang digunakan untuk melakukan audit
pada piutang dan persediaan.
Tujuan dari dilakukannya audit atas properti, pabrik, dan peralatan salah
satunya adalah untuk memeriksa pengakuan, pengukuran, kelengkapan, hak dan
kewajiban, penilaian/alokasi, serta pengungkapan atas aset tetap yang dimiliki
oleh perusahaan. Dalam aset tetap terdapat resiko bawaan dan pengendalian
sehingga auditor harus menetapkan resiko deteksi pada tingkat yang tinggi. Selain
itu, dalam aset tetap ini juga dapat kemungkinan terjadinya kecurangan. Dalam
melakukan audit terkait dengan aset tetap ini memerlukan beberapa dokumen
yaitu faktur, pengeluaran kas, kartu aktiva, bukti memorial, kartu daftar
inventaris, dan dokumen pendukung lainnya. Terdapat 14 prosedur audit yang
dilakukan atas aset tetap mulai dari pemeriksaan awal dengan kuesioner hingga
pemeriksaan pada pengungkapan di laporan keuangan atas aset tetap.
DAFTAR PUSTAKA
25
Agoes, Soekrisno. 2019. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Buku 1. Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.
Arens. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 2. Edisi Lima Belas. Jakarta:
Erlangga.
26