Anda di halaman 1dari 20

STUDI KASUS:

”DEREGULATION AIDS EARNINGS AT GRAINCORP”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Teori Akuntansi

Kelas C

Disusun oleh kelompok 11:

M. Khoirul Hasbi Asiddiqi 190810301099

Muchammad Zulfani 190810301147

Willy Daiva 190810301148

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021

1
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk


makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa
kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”

Nama : 1. M. Khoirul Hasbi Asiddiqi

2. Muchammad Zulfani

3. Willy Daiva

NIM : 1. 190810301099

2. 190810301147

3. 190810301148

Tandatangan : 1.

2.

3.

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Judul Makalah/Tugas : Studi Kasus: ”Deregulation Aids Earnings at Graincorp”

Tanggal : 15 November 2021

Dosen : Dr. Yosefa Sayekti, S.E., M.Com.

ii
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP ..................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

STUDI KASUS ...................................................................................................... 3

PEMBAHASAN KASUS ...................................................................................... 5

A. Gambaran Umum GrainCorp .................................................................. 5

B. Deregulasi Pasar Ekspor Gandum ........................................................... 6

C. Dampak Deregulasi terhadap Kinerja GrainCorp ................................. 8

D. Risiko yang Dihadapi GrainCorp ............................................................. 9

E. Teori Terkait............................................................................................. 10

PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN ............................................................ 12

KESIMPULAN .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
PENDAHULUAN

Pasar modal terdiri dari banyak investor yang berkepentingan dengan


informasi kinerja perusahaan (Mutia, 2012). Informasi terkait kinerja perusahaan
inilah yang menjadikan dasar investor dalam mengambil keputusan terkait
investasi. Salah satu ukuran yang umumnya dijadikan acuan dalam menilai kinerja
perusahaan adalah laba (Ferry & Wati, 2004). Informasi laba akuntansi dapat
diartikan sebagai ukuran kekayaan yang dihasilkan perusahaan dalam periode
tertentu (Kasmiati & Santosa, 2019). Informasi terkait laba tersebut disajikan dalam
laporan laba rugi yang telah disusun oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dengan demikian, laba akuntansi sangat relevan digunakan untuk dasar


pengambilan keputusan oleh investor dan kreditor (Santosa, 2011). Pada saat
sekitar tanggal pengumuman laba, pasar akan bereaksi yang tercermin dari
pergerakan harga saham. Saat harga saham yang dilaporkan lebih besar dari yang
diestimasikan atau dari periode sebelumnya, maka harga saham akan cenderung
mengalami kenaikan, dan begitupun sebaliknya (Mutia, 2012).

Adanya pengaruh atas informasi laba terhadap harga saham tersebut erat
kaitannya dengan hukum permintaan dan penawaran dalam aktivitas jual beli di
pasar modal. Saat laba perusahaan naik, maka artinya kinerja perusahaan
mengalami kenaikan dan juga memiliki potensi untuk membagikan dividen yang
lebih besar, sehingga tentunya akan lebih menarik para calon investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham
perusahaan tersebut akan naik, sehingga harga saham juga akan mengalami
kenaikan seiring dengan kinerja perusahaan yang membaik.

Faktor penyebab kenaikan laba perusahaan sangat beragam, dapat berupa


faktor internal perusahaan, seperti kemampuan manajemen dalam memaksimalkan
sumber dayanya, maupun faktor ekstenal, seperti kondisi makroekonomi dan
regulasi pemerintah.

1
Dalam makalah ini akan membahas terkait perusahaan agribisnis yang
terletak di Australia bernama GrainCorp Ltd. yang cukup menerima dampak positif
terhadap labanya akibat dari kebijakan pemerintah untuk deregulasi atau disebut
juga pencabutan regulasi. Pada saat itu Pemerintah Federal Australia di bawah
menteri telah melakukan deregulasi pasar ekspor gandum Australia pada tahun
2008, mengakhiri 60 tahun pemasaran yang diatur undang-undang oleh dewan
gandum Australia. Menteri Pertanian Australia, Tony Burke, mengatakan bahwa
deregulasi akan memungkinkan petani untuk memaksimalkan pengembalian
produksi mereka. Namun di sisi lain, banyak petani gandum yang skeptis terhadap
klaim semacam itu. Salah satu anggota parlemen berpendapat bahwa deregulasi
akan menciptakan pasar yang menampilkan banyak pedagang biji-bijian yang
bersaing memperebutkan gandum petani (O’Keeffe, 2017).

Deregulasi yang telah disebutkan di atas menjadi penyebab utama kenaikan


laba GrainCorp. Sehingga laba yang dilaporkan lebih besar dari jumlah yang telah
diestimasikan sebelumnya. Adanya kenaikan cukup signifikan pada laba
GrainCorp, dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami kerugian.
Kenaikan laba tersebut membuat harga sahamnya mengalami kenaikan pula. Untuk
pembahasan kasus lebih mendalam serta keterkaitannya dengan teori-teori terkait
capital market research akan dibahas lebih lanjut pada bab pembahasan kasus
berikut.

2
STUDI KASUS
“Pendapatan Deregulasi Aids di Graincorp”

Penerimaan biji-bijian dan tonase ekspor yang lebih tinggi dari yang
diharapkan telah mendorong graincorp ke peningkatan pendapatan setahun penuh
pada tahun kedua, dan perusahaan itu menargetkan laba bersih hingga 63 juta dolar.

Pengolah biji-bijian terbesar di pantai timur Australia tersebut menargetkan


laba bersih antara 53 juta dolar hingga 63 juta dolar dalam 12 bulan hingga 30
september, dibandingkan dengan kerugian bersih hampir 20 juta dolar tahun lalu.

Direktur Pelaksana GrainCorp, Mark Irwin, mengatakan kepada peninjau


keuangan Australia bahwa pendorong utama pendapatan yang paling baik adalah
hasil dari deregulasi pasar ekspor gandum curah.

“Dengan pasar yang tidak diatur maka artinya bahwa sistem kami telah
menarik lebih banyak biji-bijian pasca panen daripada yang kami perkirakan. Ini
menarik biji-bijian pertanian ke dalam sistem kami karena eksportir lebih senang
membeli di sistem daripada di pertanian” katanya.

Peningkatan kinerja tersebut didukung oleh penerimaan biji-bijian yang


lebih tinggi dari yang ditargetkan sebesar 9,5 juta ton, dibandingkan dengan acuan
sebelumnya sebesar 9,2 juta ton dan 9,4 juta ton.

Lebih besar dari perkiraan volume ekspor margin tinggi sebesar 4,5 juta ton
hingga 5 juta ton dibandingkan perkiraan sebelumnya yang sebesar 4 juta ton dan
penjualan ekspor yang lebih tinggi dari yang dianggarkan, juga membantu
pendapatan.

Saham Graincorp melonjak 50 c atau 6,7 persen menjadi berakhir pada 8


dolar kemarin setelah berita optimis.

Pada pertengahan Mei, perusahaan meningkatkan ekspektasi laba bersih


setahun penuh menjadi antara 37 juta dolar dan 42 juta dolar dari perkiraan Februari
antara 23 juta dolar dan 28 juta dolar.

3
Ini adalah perubahan yang signifikan dalam kinerja setelah membukukan
kerugian berturut-turut hampir 20 juta dolar pada tahun finansial 2007 dan 2008.

Analis ABN Amro Morgans, Belinda Moore mengatakan jumlah upgrade


lebih besar dari yang diharapkan; perkiraan laba bersih sebelumnya adalah 44,5 juta
dolar.

“Jelas juga bahwa pasar gandum yang dideregulasi telah memberikan


GrainCorp aliran pendapatan baru dan lebih baik” katanya

Terdapat beban bunga bersih yang lebih rendah setelah kontribusi tiga bulan
dari peningkatan ekuitas baru-baru ini, katanya.

Risiko utama perkiraan GrainCorp adalah timbulnya peristiwa El Nino,


yang dikaitkan dengan curah hujan yang lebih rendah dari biasanya di musim semi.
Biro metrologi mencatat terdapat kemungkinan besar terjadinya El Nino.

Mr. Irwin mengatakan masih terdapat prospek bagus lainnya dalam panen
gandum di musim dingin, tetapi keberadaan hujan untuk lahan pertanian produksi
biji-bijian merupakan kebutuhan yang mutlak.

“Kita masih punya jalan panjang sampai kita melihat panen berikutnya,''
katanya. “Profilnya terlihat bagus, tapi ini semua tentang hujan musim semi di akhir
Agustus dan September”

Pertanyaan:

1. Apa dampak kenaikan pendapatan yang tidak terduga terhadap harga saham
GrainCorp?
2. Selain dari tingginya penerimaan gandum yang diharapkan, apa faktor lain
yang mempunyai dampak positif terhadap pendapatan?
3. Apakah artikel tersebut menyarankan efisiensi pasar? Mengapa atau
mengapa tidak?

4
PEMBAHASAN KASUS

A. Gambaran Umum GrainCorp

GrainCorp Ltd. merupakan perusahaan agribisnis dan pemrosesan yang


telah bermitra dengan petani dan produsen selama lebih dari 100 tahun, untuk
menghubungkan mereka dengan pelanggan domestik dan internasional. GrainCorp
Ltd. didirikan pada tahun 1916, perusahaan memfokuskan kegiatannya pada tiga
biji-bijian inti di mana ia memiliki keunggulan komparatif melalui originasi biji-
bijian, perbedaan pengiriman dan keahlian teknis. Perusahaan ini terdaftar di
Australian Securities Exchange (ASX) pada Maret 1998, dan tepat setelah
menambahkan operasi di Victoria dan Queensland, dan kemudian di Amerika Utara
dan sekitarnya melalui serangkaian merger dan akuisisi.
GrainCorp beroperasi dalam lingkup poduk bahan makanan dan juga
terlibat dalam penyimpanan dan logistik, pemasaran dan pengolahan. Secara garis
besar, perusahaan beroperasi melalui dua segmen, meliputi:
a. Segmen Agribisnis
Menyediakan komoditas dan produk, termasuk gandum, biji-bijian kasar
(termasuk jelai, sorgum dan jagung), biji minyak, kacang-kacangan dan
organik.
b. Segmen Pemrosesan
Bergerak dalam bisnis penghancuran, pemrosesan, manufaktur, dan
distribusi minyak nabati yang terintegrasi secara vertikal dengan jejak di
Australia dan Selandia Baru.

5
Melalui keterampilan dan kemampuan yang dikembangkan dalam
mengumpulkan, menyimpan dan menangani komoditas pertanian selama beberapa
dekade, GrainCorp saat ini mengelola berbagai macam biji-bijian, kacang-
kacangan dan biji minyak serta memproduksi minyak nabati, komponen biofuel dan
pakan ternak, serta minyak dan shortening untuk industri produksi makanan.
Operasi biji-bijiannya terutama berlokasi di Australia timur, melayani
pelanggan domestik dan internasional di Selandia Baru, Amerika Utara, dan Eropa
(termasuk Inggris), yang secara kolektif mewakili lebih dari 50% perdagangan
ekspor global untuk gandum, barli, dan kanola.
Sedangkan pada segmen pengolahan, perseroan mengoperasikan dua
fasilitas penghancur biji minyak, yang digunakan untuk memproduksi minyak
canola dan tepung canola di Victoria dan Australia Barat. Ini juga mengoperasikan
dua pabrik pengolahan di Victoria untuk pemurnian, pemutihan, penghilang bau
dan pencampuran lemak dan minyak yang dapat dimakan untuk menghasilkan
bahan untuk industri makanan. Perusahaan juga beroperasi di Inggris, Eropa, Asia
dan Amerika Utara.
Di luar Australia, GrainCorp juga mengambil sumber lokal dari produsen di
Inggris dan Ukraina serta melalui usaha patungan di Kanada. Dengan distributor
yang terletak di Cina, India, dan Singapura, GrainCorp memanfaatkan jaringan
global spesialis biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak sayur untuk mengirimkan
produknya ke seluruh dunia untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia.

B. Deregulasi Pasar Ekspor Gandum


Deregulasi adalah penghapusan atau pengurangan terhadap suatu aturan
yang dianggap menghambat suatu aktivitas ekonomi yang utamanya berkaitan
dengan pasar bebas dan persaingan antar perusahaan.
Deregulasi ekspor gandum sendiri berawal pada bulan Juli 2008 ketika
pemerintah Australia memperbarui undang-undang pemasaran gandum yang
merubah pengaturan ekspor pemasaran gandum di Australia. Peraturan ini dibuat
sebagai transisi dari peraturan lama yang telah berlaku selama lebih dari 60 tahun.
Peraturan yang dimaksud yaitu Regulasi 9AAA tentang kepabeanan pada tahun

6
1958 yang menyatakan melarang ekspor massal gandum kecuali diekspor oleh
eksportir gandum yang terakreditasi. Eksportir tunggal tersebut dalam hal ini adalah
Australian Wheat Board (AWB) yang memiliki keistimewaan memiliki status
single desk marketing yang berarti satu-satunya pemasar gandum Australia yang
diizinkan, baik di dalam negeri maupun internasional yang secara otomatis
menjadikannya untuk dapat memonopoli pasar.
AWB sebenarnya diciptakan untuk melindungi petani dari volatilitas pasar
global. Volatilias pasar adalah besaran jarak harga antara fluktuasi pasar yang dapat
menyebabkan harga gandum dapat turun atau naik sewaktu-waktu sehingga AWB
berperan pihak yang dapat menstalbilkan harga untuk petani selaku eksportur
utama dari produksi gandum yang dilakukan oleh petani.
Tetapi yang terjadi adalah aturan ini banyak ditentang,salah satunya
disampaikan oleh otoritas pemerintah seperti Biro Ekonomi Pertanian (1987) dan
Komisi Bantuan Industri Australia (1988) Bureau of Agricultural Economics, 1987;
Industry Assistance Commission, 1988 yang menyatakan Undang-undang yang
berlaku saat itu dan sebelum deregulasi mengurangi kebebasan dan pilihan dari
produsen serta menghambat produsen gandum dalam memaksimalkan return atas
produksi dikarenakan harga yang kemungkinan besar dapat dikendalikan jika yang
memiliki otoritas dalam memasarkan produk hanya AWB saja , dan atas
pertimbangan tersebut pada akhirnya juga mempengaruhi keputusan Pemerintah
Federal untuk menderegulasi sistem single desk marketing pada tahun 2008 karena
dianggap sebagai penghambat persaingan, produktivitas, dan efisiensi. Hal ini juga
didukung oleh asumsi bahwa pengurangan intervensi pemerintah akan
menghasilkan peningkatan pertumbuhan.
Oleh karena itu, berdasarkan peraturan hasil deregulasi, setiap produsen
gandum yang ingin mengekspor gandum dari Australia dapat mengajukan
permohonan izin ekspor. Kemudahan permohonan izin ini kemudian menjadikan
persaingan antar produsen gandum menjadi meningkat dimana pada tahun 2010
saja telah terdapat 29 perusahaan, termasuk Graincorp yang telah lulus akreditasi
dari pemerintah untuk mengekspor gandum dalam jumlah besar dari Australia.

7
Deregulasi diharapkan dapat meningkatkan persaingan dalam pasar ekspor
sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Commonwealth of Australia
(2008) “hanya dengan demikian return kepada petani akan dimaksimalkan” Hal ini
sesuai dengan pernyataan McCoriston and MacLaren (2007) yang menyatakan
bahwa deregulasi dengan penghapusan single desk marketing oleh AWB akan
menguntungkan petani melalui peningkatan persaingan di antara pembeli gandum.
Sejumlah penelitian lain juga menyatakan bahwa pilihan pemasaran yang banyak
juga memungkinan petani sebagai produsen gandum untuk mendapatkan harga
yang lebih baik terhadap produksi gandum dan memperluas cakupan pasar mereka
(Hooper dan O’Donnel 2000; Watson 1999)

C. Dampak Deregulasi terhadap Kinerja GrainCorp


Dalam deregulasi sebagaimana yang telah dijelaskan membuat lebih
terbukanya pasar ekspor gandum karena kemudahan izin ekspor yang diberikan
oleh pemerintah Australia kepada setiap perusahan yang memenuhi akreditasi dan
persayaratan yang telah ditetapkan.Adanya deregulasi kemudian membuat banyak
perusahaan, termasuk GrainCorp mendapatkan aliran pendapatan baru dan
mungkin lebih baik.
Dalam kasus telah dijelaskan bahwa GrainCorp mencatat keuntungan
sebesar $63 juta pada tahun 2009. Padahal mereka mengalami kerugian di tahun
lalu yang nilainya mencapai hampir $20 dollar. Managing director Graincorp Mark
Irwin, mengatakan bahwa pendorong utama kenaikan pendapatan perusahaan
adalah hasil dari deregulasi pasar ekspor gandum curah.
Deregulasi pasar ekspor gandum memberikan GrainCorp penerimaan biji-
bijian dan tonnages eksport yang lebih tinggi dan ditargetkan untuk melebihi 9,5
juta ton dibandingkan sebelumnya yang sebesar 9,2 juta ton.
Selain itu GrainCorp juga menghasilkan kenaikan volume ekspor yang lebih
besar dari perkiraan, yaitu sebesar 4,5 juta ton hingga 5 juta ton dari target
sebelumnya yang sebesar 4 juta ton sehingga ini berdampak juga terhadap kenaikan
pendapatan.

8
Hasil yang bagus ini membuat GrainCorp meningkatkan ekspektasi laba
bersih perusahaan pada kisaran 37-42 juta dolar di pertengahan bulan Mei dari yang
semula pada bulan Februari hanya mengekspektasikan sebeesar 23-28 juta dolar.
Peningkatan pendapatan tersebut kemudian menjadi faktor kenaikan nilai saham
dari perusahaan GrainCorp yang melonjak sebesar 50 cen perlembar, naik 6,7
persen menjadi $8 pada akhir bulan Juli.
Hal ini tentu membuktikan bahwa deregulasi benar-benar memberikan
dampak positif,terutama kepada perusahaan besar seperti GrainCorp berupa
kenaikan pendapatan yang dibarengi dengan kemampuan perusahaan mencetak
keuntungan bersih dari yang semula mengalami kerugian. Lebih dari itu, laba bersih
yang didapat juga melampaui target yang telah ditetapkan dan berujung kepada
meningkatnya nilai saham dikarenakan adanya prospek yang menguntungkan
berdasarkan keuntungan yang telah didapat perusahaan.

D. Risiko yang Dihadapi GrainCorp


GrainCorp sangat diuntungkan akibat kebijakan pemerintah Australia yang
melakukan deregulasi terhadap pasar ekspor gandum. Akibatnya laba yang
didapatkan lebih besar dari yang telah diestimasikan. Kenaikan laba tersebut
berdampak pada kenaikan harga saham GrainCorp. Namun di balik membaiknya
kinerja GrainCorp, masih terdapat risiko di masa mendatang yang akan berdampak
pada perkiraan laba perusahaan.
Risiko utama yang akan dihadapi oleh GrainCorp dalam menyusun estimasi
laba di masa mendatang adalah terkait potensi terjadinya peristiwa El Nino. El Nino
merupakan fenomena cuaca yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, yang
mana terjadi pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Sehingga
memicu pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan akan mengurangi curah
hujan di Australia. Kurangnya curah hujan ini akan menyebabkan kondisi
kekeringan, sehingga industri pertanian khususnya GrainCorp akan sangat
terdampak akibat dari fenomena tersebut
Biro metrologi mencatat terdapat kemungkinan besar terjadinya El Nino
pada masa itu. Oleh karena itu GrainCorp harus membekali diri dengan strategi

9
alternatif jika terjadi peristiwa El Nino agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat
diminimalisir. Mr. Irwin selaku direktur GrainCorp berpendapat bahwa masih
terdapat prospek yang bagus lainnya yaitu panen gandum pasa musim dingin.
Namun tetap saja, keberadaan hujan untuk lahan pertanian produksi biji-bijian
merupakan kebutuhan yang mutlak.
Adanya risiko yang berpotensi menghambat aliran pendapatan tersebut
harus ikut serta dipertimbangkan dalam melakukan estimasi pendapatan di masa
mendatang. GrainCorp juga harus mempersiapkan strategi alternatif dalam
mengatasi risiko tersebut agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat
diminimalisir atau bahkan dihilangkan sepenuhnya. Investor dan calon investor
tentunya akan merespon adanya risiko tersebut, jika manajemen GrainCorp tidak
ada tindakan penanggulangan atau strategi alternatif lain untuk mempertahankan
labanya saat kondisi El Nino, maka akan terjadi penurunan laba yang artinya kinerja
perusahaan mengalami penurunan. Saat diketahui kinerja perusahaan memburuk,
investor pasar modal akan meresponnya. Sehingga saat itu harga saham akan
mengalami penurunan sejalan seberapa buruk kinerja perusahaan saat itu.

E. Teori Terkait
Di dalam teori akuntansi positif menentukan isi terkait informasi laba
akuntansi bagi pasar saham. Ball dan Brown mengatakan bahwa apabila informasi
yang ada pada laba berguna dan informatif untuk membuat keputusan investasi,
maka harga saham akan menyesuaikan degan informasi tersebut. Teori keuangan
modern mengatakan bahwa harga saham dapat ditentukan sebagai jumlah arus kas
masa depan yang diharapkan dari dividen, didiskontokan ke nilai sekarang
menggunakan tingkat pengembalian yang sepadan dengan tingkat risiko
perusahaan. Dividen adalah fungsi dari pendapatan akuntansi, karena mereka
umumnya hanya dapat dibayarkan dari pendapatan masa lalu dan saat ini.
Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan menghasilkan pendapatan
yang diterima perusahaan itu sendiri. Semakin banyak produk yang terjual maka
semakin besar pendapatan yang diterima. Perusahaan harus meningkatkan total
pendapatan agar menghasilkan laba yang tinggi. Hal tersebut karena harga saham

10
akan naik jika laba perusahaan juga naik. Sebaliknya, jika laba perusahan turun,
maka harga saham juga akan turun. Laba bersih yang meningkat secara signifikan
dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik
dan mampu memberikan dividen atas investasi yang dilakukan oleh investor. Hal
tersebut menunjukkan bahwa laba bersih menjadi faktor yang penting dalam
meningkatnya harga saham perusahaan.
Laba akuntansi yang tertulis dalam laporan keuangan memiliki isi
informasi, pengumuman laba akan membuat adanya perubahan reaksi investor
dalam pengambilan keputusan. Hala tersebut berpengaruh terhadap perubahan
harga saham. (Indra dan Syam, 2004). Menurut Almilia dan Sulistyowati (2007)
berpendapat bahwa jika perusahaan mendapatkan laba yang tinggi, maka secara
teoretis perusahaan mampu membagikan dividen yang tinggi pula dan akan
berpengaruh terhadap return saham.
Begitupun yang terjadi pada GrainCorp. Deregulasi yang dilakukan oleh
GrainCorp mengakibatkan meningkatnya pendapatan yang berdampak pada laba
perusahaan yang meningkat pula. Sesuai dengan teori yang dijelaskan sebelumnya,
jika laba perusahaan meningkat maka akan berdampak pada meningkatnya harga
saham. Pada studi kasus GrainCorp diketahui bahwa saham perusahaan meningkat
sebesar 6,7%.

11
PERTANYAAN DAN PEMBAHASAN
1. Apa dampak kenaikan pendapatan yang tidak terduga terhadap harga
saham GrainCorp?
Jawaban:
GrainCorp mengalami kenaikan pendapatan yang diakibatkan oleh
kebijakan pemerintah yang melakukan deregulasi terhadap pasar ekspor gandum.
Kenaikan tersehut sangat tidak terduga sebelumya, yang mana bahkan memiliki
nominal yang lebih besar dari apa yang telah diperkirakan. Peningkatan kinerja
tersebut didukung oleh penerimaan biji-bijian yang lebih tinggi dari yang
ditargetkan sebesar 9,5 juta ton, dibandingkan dengan acuan sebelumnya sebesar
9,2 juta ton dan 9,4 juta ton.
Kenaikan pendapatan yang tidak terduga tersebut memberikan dampak
positif terhadap harga saham GrainCorp, yang mana terjadi kenaikan sebesar 50 c,
atau senilai 6,7%, berakhir di harga $8 per lembar saham. Kenaikan harga saham
tersebut terjadi setelah munculnya berita optimis terkait deregulasi pasar ekspor
gandum dan juga informasi-informasi pendukung yang telah disampaikan oleh
manajemen GrainCorp.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa memang terdapat pengaruh atas
informasi laba terhadap harga saham. Yang mana secara spesifik, kenaikan harga
saham GrainCorp tersebut erat kaitannya dengan hukum permintaan dan penawaran
dalam aktivitas jual beli di pasar modal. Saat terdapat informasi terkait faktor yang
berpotensi dapat menyebabkan laba perusahaan, maka artinya kinerja perusahaan
mengalami kenaikan pula, sehingga memiliki potensi untuk mempunyai arus kas
yang baik. Arus kas yang meningkat tentunya akan menambah potensi perusahaan
akan membagikan dividen yang lebih besar, sehingga tentunya akan lebih menarik
para calon investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Selain
itu, perusahaan yang memiliki potensi kinerja yang baik di masa mendatang
tentunya juga akan memiliki potensi kenaikan harga saham di masa mendatang.
Sehingga selain dividen, calon investor akan tertarik untuk membeli saham
GrainCorp karena berpotensi untuk mendapatkan capital gain atas kenaikan harga
saham di masa mendatang. Dari berbagai alasan tersebut akan menyebabkan

12
permintaan terhadap saham GrainCorp akan mengalami peningkatan, sehingga
harga saham juga akan mengalami kenaikan seiring dengan kinerja perusahaan
yang membaik.

2. Selain dari penerimaan biji-bijian yang lebih tinggi dari yang diharapkan,
faktor-faktor lain apa yang memiliki dampak positif terhadap
pendapatan?
Jawaban:
a. Deregulasi
Menurut KBBI, deregulasi dapat dikatakan sebagai kegiatan atau proses
menghapuskan peraturan dan pembatasan. Salah satu keuntungan
dilakukannya deregulasi adalah alokasi sumber daya lebih efisien.
Beberapa ekonom percaya bahwa deregulasi mampu merangsang
pertumbuhan ekonomi jangka 13enyusu dan mendorong efisiensi alokasi
sumber daya ekonomi. Sesuai dengan penjelasan pada studi kasus bahwa
deregulasi pasar ekspor gandum telah membuat arus pendapatan baru pada
GrainCorp menjadi lebih baik.
b. Beban bunga bersih yang rendah
Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak
lain yang berkaitan dengan penghimpunan dana. Pada studi kasus
GrainCorp mengalami rendahnya beban bunga bersih setelah adanya
kontribusi selama tiga bulan dari peningkatan ekuitas. Rendahnya beban
bunga pada GrainCorp ini berdampak pada pengeluaran perusahaan yang
rendah. Sehingga pendapatannya akan meningkat dan laba perusahaan
juga akan meningkat juga.
c. Volume ekspor atau penjualan ekspor yang lebih tinggi
Ekspor merupakan salah satu aktivitas mengirimkan dan
memperdagangkan suatu produk berupa barang atau jasa ke luar negeri
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Pada studi kasus
GrainCorp, volume ekspor dengan margin tinggi memiliki angka lebih
besar daripada perkiraan yang sebelumnya, yaitu 4,5 juta ton hingga 5 juta

13
ton. Selain itu penjualann ekspor juga lebih tinggi dari yang dianggarkan.
Hal tersebut berdampak pada meningkatnya pendapatan GrainCorp.

3. Apakah artikel tersebut menyarankan efisiensi pasar? Mengapa atau


mengapa tidak?
Jawaban:
Efisiensi pasar sendiri adalah pasar yang efisien dimana harga sekuritas
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia serta
murni berdasarkan perilaku pasar dari permintaan dan penawaran yang ada
tanpa campur tangan pemerintah.
Efisensi pasar menjelaskan bagaimana pasar dapat merespon informasi
yang masuk serta seberapa kuat informasi tersebut dapat memberikan pengaruh
terhadap harga sekuritas. Jika informasi dapat tersedia dan dapat dinikmati oleh
semua pelaku pasar di satu waktu yang sama, maka pasar juga akan semakin
efisien karena dengan begitu kesemuanya dapat menggunakan informasi
tersebut dengan baik sehingga tercapai harga sekuritas baru yang berdasarkan
pasar.
Dan seperti yang telah diketahui bahwasanya pada kasus Graincorp ini
perusahaan mencetak keuntungan yang signifikan. Keuntungan ini berujung
pada kenaikan saham juga dengan deregulasi pasar ekspor gandum Australia
yang ada yang kemudian mempengaruhi bertambahnya pendapatan perusahaan
atas dihapusnya kebijakan monopoli ekspor benih gandum yang dilakukan oleh
pemerintah melalui AWB.
Ini sesuai dengan makna efisiensi pasar yang menekankan kepada
penentuan harga sekuritas berdasarkan perilaku pasar dan adanya informasi
yang tersedia berupa laporan keuangan yang menunjukkan peningkatan laba
bersih dari GrainCorp telah memberikan dampak positif terhadap nilai
sekuritasnya.

14
KESIMPULAN
GrainCorp Ltd. Merupakan perusahaan agribisnis dan pemrosesan yang
telah bermitra dengan petani dan produsen selama lebih dari 100 tahun, untuk
menghubungkan mereka dengan pelanggan 15enyusun dan internasional.
Deregulasi adalah penghapusan atau pengurangan terhadap suatu aturan yang
dianggap menghambat suatu aktivitas ekonomi yang utamanya berkaitan dengan
pasar bebas dan persaingan antar perusahaan. Deregulasi ekspor gandum sendiri
berawal pada bulan Juli 2008 ketika pemerintah Australia memperbarui undang-
undang pemasaran gandum yang merubah pengaturan ekspor pemasaran gandum
di Australia. Deregulasi yang dilakukan GrainCorp mengakibatkan meningkatnya
laba perusahaan yang juga berimbas pada harga saham GrainCorp yang meningkat
sebesar 6,7%. El Nino menjadi risiko utama yang akan dihadapi oleh GrainCorp
dalam 15enyusun estimasi laba di masa mendatang. El Nino merupakan fenomena
cuaca yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, yang mana terjadi
pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Sehingga memicu
pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan akan mengurangi curah hujan
di Australia.

15
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Sulistyowati, Dwi. 2007. Analisa Terhadap Relevansi
Nilai Laba, Arus Kas Operasi dan Nilai Buku Ekuitas pada Periode Di
Sekitar Krisis Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Preceeding
Seminar Nasional, Juni 2007: 1-17

Cerdasco.com. 2021. Deregulasi: Contoh, Alasan, Keuntungan, Kerugian.


https://cerdasco.com/deregulasi/, diakses pada 16 November 2021 pukul
13.05

Ferry, & Wati. (2004). Pengaruh Informasi Laba Aliran Kas Dan Komponen Aliran
Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi VII, 1122–1134.

Godfrey, et al. 2010. Accounting Theory 7th edition. Australia: John Wiley & Sons
Australia Ltd.

GrainCorp. 2020. About Us. https://www.graincorp.com.au/about-us/ [diakses


pada 15 November 2021]

Indra dan Syam, Fazli. 2004. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total
Arus Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Journal of
Financial Economics 3 (1976) 305-360. North-Holland Publish Company

Kasmiati, K., & Santosa, P. W. (2019). The Effect of Earning Information, Cash
Flow Components, and Financing Decision on Stock Returns: Empirical
Evidence on Indonesia Stock Exchange. Journal of Economics, Business &
Accountancy Ventura, 22(2), 157–166.

Keeffe, P. O. (2014). The Impact of Wheat Export Market Deregulation upon


Wheat Growers in Victoria s Western Wimmera The Impact of Wheat
Export Market Deregulation upon Wheat Growers in Victoria ’ s Western
Wimmera.

Kompas.com. 2021. Apa Itu El Nino, Fenomena yang Menyebabkan Panas di


Indonesia.

16
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/25/190200823/apa-itu-el-
nino-fenomena-yang-menyebabkan-panas-di-indonesia, diakses pada 16
November 2021 pukul 13.22

Mugera, A. W., Curwen, R., & White, B. (2016). Deregulation of the Australian
wheat export market: What happened to wheat prices? Journal of
International Food and Agribusiness Marketing, 28(1), 18–34.
https://doi.org/10.1080/08974438.2014.940125

Mutia, E. (2012). Pengaruh Informasi Laba Dan Arus Kas Terhadap Harga Saham.
Jurnal Akuntansi, 1(1), 12–22.

O’Keeffe, P. (2017). Contestability in the Australian wheat export industry. Journal


of Australian Political Economy, 79, 65–86.

O’Keeffe, P., & Neave, M. (2017). Experiences of wheat growers in Australia’s


western Wimmera following deregulation of the export wheat market. Rural
Society, 26(1), 1–17. https://doi.org/10.1080/10371656.2017.1283736

Santosa, P. (2011). Longterm Performance Trends Analysis and


ManagingExpectation for Active Value1 (Case Study: PT Indocement
Tunggal Prakarsa, Tbk). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 12(2), 94–101.

17

Anda mungkin juga menyukai