Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN
BAB 12
Intangible Assets

OLEH: NI NENGAH SUHARWINI


NIM : (I2F019013)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER AKUNTANSI
TAHUN 2019
ASET TAKBERWUJUD
Isu-isu Aset Takberwujud
Karakteristik
Aset yang paling penting bagi banyak perusahaan besar di dunia bukanlah persediaan,
peralatan, gedung kantor ataupun kendaraan operasional dengan harga milyaran, melainkan
citra merek. Contoh Aset Christian Dior (FRA) yang paling penting adalah merek mereka, dan
bukan tokonya secara fisik.Keberhasilan Coca-Cola Company (AS) berasal dari formula
rahasia untuk membuat coca-cola, dan bukan pabriknya. Kita menghadapi ekonomi yang
didominasi oleh penyedia informasi atau jasa, dan Aset utamanya bersifat tidak berwujud.
Aset tak berwujud mempunyai tiga karakter utama.
1. Aset tersebut dapat diidentifikasi.
Agar teridentifikasi, aset tak berwujud harus dapat dipisahkan dari perusahaan(dapat
dijual atau ditransfer), atau berkembang dari kontrak atau perjanjian hukum dimana
keuntungan secara ekonomi mengalir ke perusahaan.
2. Aset tersebut tidak memiliki eksistensi fisik.
Aset berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan mempunyai bentuk fisik.Aset tak
berwujud, sebaliknya, asset takberwujud memperoleh nilai mereka dari hak istimewa
(the rightsand privilages) yang diberikan kepada perusahaan yang memakainya.
3. Aset tersebut bukan merupakan aset moneter.
Aset seperti deposito bank, piutang, dan investment obligasi jangka panjang dan saham
juga termasuk tidak mempunyai substansi fisik. Bagaimanapun, asset keuangan
memperoleh nilai dari hak istimewa (right) untuk menerima kas atau setara kas dimasa
depan. Aset keuangan tidak terklasifikasi sebagai tak berwujud. Dalam kebanyakan kasus,
aset tak berwujud memberikan keuntungan lebih dari satu periode. Oleh karena itu,
perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai Aset tidak lancar.

1
Penilaian
1. Aset takberwujud yang dibeli
Perusahaan mencatat sebesar biaya perolehan atas asset takberwujud yang dibeli dari
pihak lain. Biaya perolehan sudah termasuk biaya akuisisi ditambah pengeluaran untuk
membuat asset tersebut siap untuk digunakan. Biaya perolehan umumnya termasuk
harga pembelian, biaya jasa hukum, dan biaya incidental lainnya.
2. Aset Takberwujud yang dibuat sendiri
Perusahaan membebankan semua biaya tahap penelitian dan beberapa biaya tahap
pengembangan. Biaya pengembangan tertentu dikapitalisasi bila kriteria viabilitas
ekonomi terpenuhi.
Amortisasi Aset Takberwujud
Alokasi biaya perolehan asset takberwujud secara sistematis disebut amortisasi. Aset
Takberwujud dapat memiliki umur manfaat yang terbatas.
Pada umumnya, perusahaan mengklasifikasikan Aset tak berwujud sebagai Aset jangka
panjang. Jenis Aset tak berwujud yang paling umum dilaporkan adalah paten, hak cipta,
waralaba atau lisensi, merek dagang, dan goodwill.
Akuisisi Aset tak berwujud dicatat pada biaya pembelian, dan seluruh pengeluaran yang
diperlukan untuk membuat Aset tersebut siap digunakan. Apabila Aset tersebut diperoleh
dengan menggunakan saham atau ditukarkan dengan Aset lain, biaya Aset tak berwujud
tersebut adalah sebesar nilai pasar wajar Aset tak berwujud yang diterima. Apabila
beberapa Aset tak berwujud, atau gabungan dari Aset tak berwujud dan Aset berwujud,
dibeli berdasarkan pembelian keranjang, maka biayanya dicatat sebesar nilai pasar wajar
atau nilai jual relatif.
Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis Aset tak berwujud
Cara Akuisisi
Jenis Pembelian Dibuat secara internal
a.Aset tak     Berwujud yang a.Di kapaitalisasikan a.Dibebankan atau
dapat diidentifikasi secara pada biaya akuisisi. dikapitalisasi tergantung
terpisah ( hak paten, merek b. Diamortisasi selama pada Aset tak berwujud
dagang, dan biaya umur hukum atau tertentu.
organisasi ) estimasi masa manfaat b. Jika dikapitalisasi,

2
mana yang lebih singkat akan di amortisasi
dengan umur maksimum sebagai Aset tak
40 tahun berwujud yang dibeli.
b.Aset tak berwujud yang a. Dibebankan pada saat
tidak dapat diidentifikasi terjadinya.
secara terpisah ( goodwill ) b. Tidak tersedia pilihan
untuk pengkapitalisasian,
sehingga tidak akan ada
amortisasi

Sama seperti Aset lainnya, Aset tak berwujud juga memiliki umur manfaat yang terbatas
dan tidak terbatas. Untuk Aset tak berwujud yang meiliki batas umur manfaat, perusahaan
umumnya mengamortisasi Aset tersebut dengan pembebanan sistematis selama umur
manfaatnya. Umur manfaat ini harus mencerminkan periode-periode di mana Aset-Aset
tersebut memberikan kontribusi terhadap arus kas. Faktor –faktor untuk menentukan umur
manfaat diantaranya adalah :
1. Perkiraan penggunaan Aset tersebut oleh perusahaan
2. Perkiraan umur manfaat Aset lainnya yang terkait dengan umur manfaat Aset tak
berwujud tersebut
3. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan membatasi umur
manfaat suatu Aset tak berwujud
4. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan memperpanjang umur
kontrak Aset tersebut tanpa biaya besar
5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang
lain, seperti stabilitas industry, kemajuan teknologi, kebijakan legislatif, yang
berakibat pada ketidakpastian atau perubahan lingkungan peraturan, dan perubahan
pada jalur distribusi
6. Tingkat beban pemeliharaan yang diperlukan untuk mendapatkan arus kas yang
diharapkan dari aktivitas tersebut
Jumlah beban amortisasi untuk Aset tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas
harus mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian Aset tersebut oleh perusahaan,

3
jika perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya. Ketika perusahaan
mengamortisasi lisensi-lisensi produknya, perusahaan harus menunjukkan biaya itu sebagai
beban. Kredit harus dilakukan ke akun Aset yang sesuai maupun kea kun akumulasi
amortisasi yang terpisah. Jumlah Aset tak berwujud yang akan diamortisasi adalah biaya
dikurangi nilai sisa. Nilai sisa yang dimaksud diasumsikan nol, kecuali pada akhir umur
manfaatnya.
Sebuah Aset tak berwujud dikatakan memiliki umur yang tidak terbatas apabila tidak ada
faktor hukum, perundangan, kontrak, persaingan atau faktor-faktor lainnya yang membatasi
umur manfaat dari sebuah Aset tersebut. Maksudnya, tidak ada batas yang dapat
diperkirakan dalam periode waktu dimana Aset tersebut dapat memberikan arus kas. Untuk
Aset yang tidak memiliki batas umur manfaat tidak diamortisasi. Perusahaan harus menguji
apakah Aset tak berwujud dengan umur tak tervatas tersebut mengalami penurunan.
Pengujian penurunan untuk penurunan untuk Aset tak berwujud dengan umur tak terbatas
ini berbeda dengan yang dipakai untuk Aset tak berwujud dengan umur terbatas, dalam hal
bahwa hanya pengujian nilai wajar saja yang dilakukan. Aset tak berwujud dengan umur tak
terbatas tidak akan pernah gagal dalam pengujian pemulihan arus kas tak berdiskonto
karena arus kas dapat diperpanjang ke masa depan secara tidak terbatas.

JENIS-JENIS ASET TAK BERWUJUD


Aset tak berwujud dikategorikan menjadi enam, yaitu:
1. Pemasaran aset tidak berwujud yang terkait (marketing-related intangible asset)
2. Pelanggan aset tidak berwujud yang terkait (customer-related intangible asset)
3. Artistik aset tidak berwujud yang terkait (artistic- related intangible asset)
4. Kontrak aset tidak berwujud yang terkait ( contract- related intangible asset)
5. Teknologi aset tidak berwujud yang terkait ( technology-related intangible asset)
6. Goodwill

1. Aset Tak Berwujud yang Terkait dengan Pemasaran

4
Aset tak berwujud yang terkait dengan pemasaran, digunakan di dalam pemasaran atau
promosi produk atau jasa. Aset tak berwujud yang terkait dengan pemasaran adalah merek
dagang atau nama dagang. Merek atau nama dagang adalah simbol yang membedakan atau
mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk tertentu dengan produk lainnya. Baik
terdaftar maupun tidak, hak untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang secara
eksklusif berada pada pengguna awal selama masa penggunaannya. Sehingga perusahaan
yang menggunakan merek dagang atau nama dagang yang telah dietetapkan dapat
menganggapnya memiliki umur yang tidak terbatas.
Jika suatu perusahaan memperoleh merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang
dapat dikapitalisasi adalah harga pembelian. Jika suatu merek dagang atau nama dagang
dikembangkan oleh perusahaan tersebut, maka biaya yang dapat dikapitalisasi termasuk
biaya pengacara, biaya pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi, dan biaya lainnya.
Jika total biaya merek dagang atau nama dagang tidak signifikan, maka biaya tersebut dapat
dibebankan. Kebanyakan umur merek dagang atau nama dagang adalah tidak terbatas. Oleh
sebab itu, perusahaan tidak perlu mengamortisasi biayanya.
2. Aset Tak Berwujud yang Terkait dengan Pelanggan
Aset tak berwujud yang terkait dengan pelanggan pada umumnya diperoleh dari
interaksi dengan pihak luar perusahaan. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan
pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang terikat kontrak
maupun yang tidak terikat kontrak.
3. Aset Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Seni
Contoh dari Aset tak berwujud yang berhubungan dengan seni adalah hak kepemilikan
atas naskah drama, karya sastra, karya music, gambar-gambar, foto, dan materi video dan
audiovisual. Hak cipta melindungi hak kepemilikan tersebut. Hak cipta adalah hak yang
diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain
atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta ini diberikan selama umur penciptanya dan
memberikan kepada pemilik, atau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksinya ulang
dan menjual suatu pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak dapat
diperbaharui. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat

5
dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang terlibat harus dibebankan
pada saat terjadinya.
4. Aset Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Kontrak
Aset tak berwujud yang terkait dengan kontrak adalah nilai dari hak yang timbul dari
perjanjian-perjanjian tertentu. Bentuk umum jenis Aset tak berwujud tersebut adalah
waralaba atau franchise. Waralaba atau franchise adalah perjanjian kontraktual, di mana
pemilik waralaba memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk atau
jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau
melakukan fungsi-fungsi tertentu. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide
atau produk franchise dengan menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya
adalah perjanjian yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti
publik oleh suatu perusahaan bisnis. Dalam hal ini, perusahaan yang dimiliki secara pribadi
diijinkan untuk menggunakan properti publik dan melakukan jasa-jasanya.
Waralaba dan lisensi dapat berlangsung selama periode waktu tertentu, selama periode
yang tidak terbatas, atau perpetual. Perusahaan yang telah mendapatkan hak waralaba atau
lisensi, mencatat suatu akun waralaba atau lisensi dalam pembukuannya, hanya jika
terdapat biaya yang diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan
umur yang terbatas harus diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba
tersebut. Perusahaan seharusnya tidak mengamortisasi biaya waralaba dengan umur yang
tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi seharusnya mencatat sebesar biayanya.
Pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan berdasarkan perjanjian waralaba harus
dicatat sebagai beban operasi dalam periode perjanjian tersebut terjadi. Jumlah tersebut
bukan merupakan Aset karena tidak berhubungan dengan hak masa datang untuk
menggunakan property public.

5. Aset Tak Berwujud yang Terkait dengan Teknologi


Aset tak berwujud yang terkait dengan teknologi berhubungan dengan inovasi atau
kemajuan teknologi. Sebuah inovasi atau pengembangan dan penciptaan teknologi baru
membutuhkan hak paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual seorang innovator.
Paten memberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk menggunakan, membuat, dan

6
menjual suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau
pelanggaran dari pihak lain. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi
produk fisik aktual, dan paten proses, yang mengatur proses untuk membuat produk.
6. Goodwill
Goodwill merupakan Aset yang paling tidak berwujud dari Aset tak berwujud lainnya
karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar
goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.
Mencatat Goodwill
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran
komponen goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat
masa depan yang tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill
tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill
tersebut. Goodwill dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga
karena tidak adanya transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka
subjektivitas bahkan misrepresentasi dapat terjadi.
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Karena goodwill merupakan
suatu penilaian yang bersifat going concern dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan
secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari Aset berwujud bersih
dan Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dibandingkan dengan nilai harga beli
perusahaan yang diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai Goodwill. Jadi, goodwill adalah
nilai sisa kelebihan biaya atas nialai wajar Aset bersih yang dapat diidentifikasi yang
diakuisisi.
Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha,
menganggapnya mempunyai umur yang tidak terbatas. Oleh karena itu, perusahaan tidak
boleh mengamortisasinya. Goodwill adalah Aset tak berwujud yang paling besar dari neraca
suatu perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan
pada goodwill tersebut. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya ketika
goodwill mengalami penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga
perusahaan harus mencatat goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh.
Amortisasi goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik.

7
Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar Aset
yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli Aset yang terkait. Situasi ini timbul sebagai
hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih baik menjual Aset
tersebut secara individu daripada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi
jika harga beli lebih rendah daripada nilai Aset bersih yang dapat diidentifikasi, sehingga
timbul istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar
atas biaya Aset yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing.

PENURUNAN NILAI ASET TAK BERWUJUD


Jumlah yang tercatat dari Aset tak berwujud tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu,
perusahaan harus menghapusnya. Penghapusan tersebut menyebabkan penurunan nilai.
Beberapa situasi penurunan nilai terhadap Aset tak berwujud adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Nilai Aset Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas
Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan peralatan
juga berlaku untuk Aset tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas. Property, pabrik,
dan peralatan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dianggap menurun nilainya
apabila kejadian atau perubahan situasi menunjukkan bahwa jumlah tercatat atau nilai buku
Aset tidak dapat dipulihkan.
Pengujian kemampuan pemulihan dilakukan agar perusahaan dapat mengestimasi arus
kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan Aset dan disposisi
akhirnya. Jika jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih rendah dari nilai
buku Aset, maka kerugian penurunan nilai akan diukur dan diakui. Kemudian, perusahaan
menggunakan pengujian nilai wajar. Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai
dengan membandingkan nilai wajar Aset dengan nilai bukunya. Kerugian penurunan nilai
merupakan jumlah di mana nilai buku Aset kurang dari nilai wajar Aset yang menurun
nilainya. Kerugian pada Aset tak berwujud dengan umur terbatas dilaporkan sebagai bagian
dari laba operasi yang berlangsung terus-menerus. Ayat jurnalnya muncul pada beban dan
kerugian lain-lain.
b. Penurunan Nilai Aset Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain Goodwill

8
Aset tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas selain goodwill harus diuji
penurunan nilainya. Pengujian penurunan nilai untuk Aset dengan umur manfaat tidak
terbatas selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian nilai wajar akan
membandingkan nilai wajar Aset tak berwujud dengan jumlah yang tercatat. Jika nilai wajar
dari Aset yang tak berwujud lebih kecil daripada jumlah yang tercatat, maka penurunan
nilainya diakui. Perusahaan memakai pengujian satu tahap ini karena banyak Aset dengan
umur manfaat tidak terbatas dengan mudah lolos uji pemulihan. Oleh karena itu, pengujian
pemulihan tidak digunakan.
c. Penurunan Nilai Goodwill
Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama, perusahaan
harus membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah yang tercatat,
termasuk goodwill. Jika nilai wajar unit yang dilaporkan melebihi jumlah yang tercatat, maka
penurunan nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Namun, jika nilai wajar lebih kecil daripada
jumlah yang tercatat Aset bersihnya, maka perusahaan harus melakukan langkah kedua
untuk menentukan penurunan nilai yang mungkin terjadi. Pada tahap kedua ini, perusahaan
menentapkan nilai wajar goodwill dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat.

BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Biaya penelitian dan pengembangan (research and development) bukan merupakan Aset
tak berwujud dengan sendirinya. Namun, penyajian akuntansi untuk biaya R & D karena
aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan sesuatu
yang dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk
pengeluaran penelitian dan pengembangan ini adalah :
1. Mengidentifikasi Aktivitas R&D , biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas,
proyek, atau pencapaian tertentu, dan
2. Menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya waktu manfaat
tersebut dapat direalisasi.
Aktivitas Penelitian adalah pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. Contohnya adalah pencarian aplikasi dari
penemuan baru. Sementara itu, yang dimaksud dengan Aktivitas Pengembangan adalah

9
penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau
rancangan untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan terhadap produk
atau proses yang ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau digunakan.

Akuntansi untuk Aktivitas R&D


Biaya yang berkaitan dengan aktivitas Penelitian dan Pengembangan dan perlakuan
akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika
pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian catatlah sebagai
persediaan dan alokasikan ketika dikonsumsi, atau kapitalisasi dan susutkan ketika
digunakan.
2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil yang
terlibat dalam penelitian dan pengembangan harus dibebankan ketika terjadi.
3. Aset Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika
pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian kapitalisasi dan
amortisasikan.
4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan
pelaporan penelitian dan pengembangan perusahaan harus dibebankan ketika
terjadi.
5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk dalam
biaya penelitian dan pengembangan, kecuali untuk biaya administrasi dan umum,
yang secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukan dan dicatat sebagai
beban.

Biaya serupa dengan biaya R&D


Terdapat biaya-biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan
pengembangan. Biaya-biaya tersebut meliputi:
1. Biaya Persiapan/Biaya Start-Up
Biaya start-up dikeluarkan dalam satu kali aktivitas untuk memulai operasi baru. Biaya
start-up mencakup biaya organisasional, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

10
mengorganisasikan entitas baru, seperti berbagai jenis biaya hukum dan biaya pemerintah
daerah. Akuntansi untuk biaya start-up bersifat langsung, maksudnya adalah biaya start-up
dibebankan ketika dikeluarkan. Beberapa biaya yang terkait dengan aktivitas start-up adalah:
a) Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji
karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak,
serta urusan pemerintah. Akuntansi untuk biaya persiapan sangat mudah :
Membebankan biaya persiapan pada saat terjadinya. Profesi mengakui bahwa
perusahaan mengeluarkan biaya persiapan dengan harapan mendapatkan
penghasilan di masa depan atau peningkatan efisiensi.
b) Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk, pemeliharaan, sistem
computer, keuangan, dan operasi.
c) Perekrutan, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan penetapan
jaringan kerja distribusi.
2. Kerugian Operasi Awal
Kerugian operasi yang terjadi dalam memulai suatu bisnis harus dikapitalisasi. Oleh
karena itu, hal tersebut tidak dapat dihindari dan merupakan biaya untuk memulai suatu
entitas baru. Standar Akuntansi Internasional menyatakan bahwa kerugian operasi tidak
boleh dikapitaliasasi selama tahun-tahun pertama. Singkatnya, akuntansi dan standar
pelaporan tidak boleh berbeda antara perusahaan yang mencoba untuk membangun
sebuah bisnis baru dengan perusahaan lainnya.
3. Biaya Iklan
Perusahaan membebankan sebagian besar biaya iklan ketika iklan dikeluarkan atau
pertama kali iklan dimuat di media. Aset berwujud yang digunakan dalam iklan, seperti
banner perusahaan, dicatat sebagai Aset karena hal itu memiliki kegunaan alternative di
masa depan.
Biaya Perangkat Lunak Komputer
Akusisi, pengembangan, atau peningkatan nilai produk atau proses oleh sebuah
perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas penjualan dan administrative dikeluarkan dari
difinisi aktivitas penelitian dan pengembangan.

11
Semua biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi secara internal harus
dibebankan dengan segera karena merupakan suatu pemecahan konservatif dan praktis,
yang mamastikan konsistensi dalam praktek dan keseragaman di antara perusahaan. Akan
tetapi, praktek penghapusan pengeluaran secara langsung yang dilakukan dengan harapan
bermanfaat di periode masa depan tidak dapat dibenarkan.
Pendukung pembebanan dengan segera berpendapat bahwa dari sudut pandang laporan
laba-rugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering kali hanya membuat perbedaan yang
kecil. Mereka menyatakan bahwa jumlah biaya penelitian dan pengembangan yang
dibebankan ke beban setiap periode akuntansi kurang lebih akan sama, baik dicatat sebagai
beban atau dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari
kebanyakan aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan. Kritik terhadap praktek ini
menyatakan bahwa neraca harus melaporkan Aset tak berwujud yang berhubungan dengan
pengeluaran yang memiliki manfaat masa depan. Menghindarkan semua kapitaliasai
pengeluaran penelitian dan pengembangan akan menghapus dari neraca sesuatu yang
mungkin merupakan Aset perusahaan yang paling berharga.

PENYAJIAN POS-POS TAK BERWUJUD DAN POS YANG BERHUBUNGAN


Pelaporan asset takberwujud mirip dengan pelaporan asset tetap. Namun, tidak ada
akun kontra yang ditampilkan untuk asset takberwujud dalam laporan posisi
keuangan.Perusahaan harus melaporkan semua Aset tak berwujudnya selain goodwill
sebagai pos terpisah di dalam neraca. IASB menyimpulkan Goodwill harus dilaporkan
terpisah, jika ada, karena goodwill dan Aset tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan
jenis Aset yang lain, pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan
keuangan perusahaan, khususnya neraca.
Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian
penurunan nilai untuk Aset tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi
berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian
operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah
tidak lagi berjalan.

12
Catatan pada laporan keuangan harus meliputi informasi mengenai Aset tak berwujud
yang diperoleh, termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap jenis aset. Catatan
tersebut harus mencakup informasi mengenai perubahan dalam jumlah yang tercatat
goodwill selama periode tersebut. Praktek akuntansi yang dapat diterima menyatakan
bahwa perusahaan harus mengungkapkan pada laporan keuangan mengenai total biaya
penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke beban setiap periode di mana laporan
laba-rugi disajikan.

Penyajian Biaya Penelitian dan Pengembangan


Perusahaan mengungkapkan total biaya R&D yang dibebankan setiap periodenya dalam
laporan keuangan (umumnya dalam catatan atas laporan keuangan). Pengeluaran penelitian
dan pengembanganyang dibebankan pada laporan laba rugi pada periode dimana biaya
tersebut dikeluarkan. Pengeluaran pengembangan dikapitalisasi ketika kriteria untuk
mengakui asset terpenuhi, biasanya ketika aturan yang berlaku telah dibuat dalam pasar
utama dan persetujuan dianggap sangat memungkinkan. Aset tetap yang digunakan untuk
penelitian dan Pengembangan disusutkan sesuai dengan kebijakan grup.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kieso Donald E., Weygandt Jerry J., & Warfield Terry D. 2014. Intermediate Accounting
Second Edition : IFRS Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York

14

Anda mungkin juga menyukai