Anda di halaman 1dari 12

Abdullah Ali Azzam

E2B022106

“INTANGIBLE ASSETS”
ASET TAK BERWUJUD
Pengertian aset tak berwujud
Aset tak berwujud adalah hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan
suatu aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aset tak
berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aset tidak berujud mungkin timbul dari:
a. Pemerintah–sepertihakpaten,hakcipta,franchise,merekdagangdannamadagang.
b. Perusahaanlain–misalnyapembelianyangmencakuppembayaranuntukgoodwill.
c. Penjualantertentu–sepertifranchisedanlease.

Akuntansi Untuk Aset Tak Berwujud


Secara umum, akutansi untuk aset tak berwujud adalah sejalan dengan akutansi untuk aset
tetap.Seperti halnya aset tetap, aset berwujud juga dicatat atas harga dasar dari harga perolehan
dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aset tak
berwujud tersebut.Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku aset tak berwujud dihapuskan
dari pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika ada).
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aset tak berwujud bila
dibandingkan dengan akuntansi aset tetap.Pertama, istilah yang digunakan untuk menghapus
asset tak berwujud adalah amortisasi (bukan depresiasi).Untuk mencatat amortisasi aset tak
berwujud maka rekening Biaya Amortosasi didebet dan rekening aset tak berwujud yang
bersangkutan dikredit. Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening Akumulasi Amortisasi, seperti
halnya akumulasi depresiasi pada aset tetap. Namun sebagian besar perusahaan memilih cara
yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening asset tak berujud. Perbedaan kedua
ialah bahwa periode amortisasi suatu aset tak berujud tidak boleh melebihi 40 tahun.Sebagai
contoh, jika masa manfaat suatu aset tak berujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus
dilakukan 40 tahun. Akan tetapi jika masa menfaat aset tak berujud kurang dari 4 tahun, maka
masa manfaat itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga agar
semua aset tak berwujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya, dihapus dalam
periode waktu yang wajar.
Berbeda dengan aset tetap, amortisasi aset tak berwujud hanya mengenal satu metoda,
yaitu metoda garis lurus.Oleh karena itu, perlakuan akuntansi aset tak berujud pada berbagai
perusahaan relatif mudah diperbandingkan.

Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :


Kurangmemilikieksistensifisik,tidaksepertiasetberwujudsepertiproperty,pabrik,dan peralatan, aset
tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada
perusahaan yang menggunakannya.
Bukanmerupakaninstrumentkeuanganasetsepertidepositobank,piutangusaha,dan investasi jangka
panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan
sebagai aset tak berwujud.Aset ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya
dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
Bersifatjangkapanjangdanmenjadisubjekamortisasi,asettakberwujudmenyediakanjasa selama
periode bertahun tahun.Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa
mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Akuntansi untuk aset tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aset
jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah
akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun
secara substansial serta terus-menerus.

Klasifikasi Aktiva Tak Berwujud


Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aset tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya
dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh
aset tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah
paten dan merek dagang.
Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa aset tak berwujud dapat diidentifikasi secara
terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak
berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang
berhubungan denganya.Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor
seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aset tak berwujud dapat diidentifikasi dapat
dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten,
merek dagang dan wiralaba. Asset tak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan
menjual perusahaan itu juga .Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain
yangmaumembelibiayaorganisasiinisecaraterpisah(terlepasdariperusahaanya).Goodwill adalah
contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill
hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aset lainya dan
tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi asset lainya secara simultan.

Prinsip Akuntansi Dasar Untuk Aset Tak berwujud


Akuntansi untuk aset tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang
diaplikasikan untuk aset tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :

1 Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.


. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
2 Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui
. atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
3
.
Mencatat Biaya Pembelian aset Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aset tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya
ekuivalen kas saat ini.Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum, dan setiap
pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi.Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini
dari semua penukar yang diserahkan atau dari aset yang diterima, mana yang lebih dapat
ditentukan.

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aset tak berwujud


Cara Akuisisi
Jenis Pembelian Dibuat secara internal
1.asettakBerwujudyang 1.Dikapaitalisasikanpada 1. Dibebankan atau
dapatdiidentifikasisecara biayaakuisisi. dikapitalisasi tergantung pada
terpisah(hakpaten,merek 2.Diamortisasiselamaumur aset tak berwujud tertentu.
dagang, dan biaya organisasi ) hukum atau estimasi masa 2. Jika dikapitalisasi, akan di
manfaat mana yang lebih amortisasi sebagai aset tak
singkat dengan umur berwujud yang dibeli.
maksimum 40 tahun
2. Aset tak berwujud yang 1. Dibebankan pada saat
tidak dapat diidentifikasi terjadinya.
secara terpisah ( goodwill ) 2. Tidak tersedia pilihan
untuk pengkapitalisasian,
sehingga tidak akan ada
amortisasi

Mencatat Biaya Aset Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.


Kadang kala perusahaan membuat sendiri aset tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya
yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aset tak berwujud tersebut hanya akan
diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang sangat besar
untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten tersebut
yang dikapitalisasi sebagai aset.Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi untuk aset tak
berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang
dikapitalisasi untuk aset tak berwujud yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan
mencermikan nilainya.

Amortisasi Biaya Aset Tak Berwujud


Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aset tak berwujud :

1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat
mengubah batas umur masa manfaat aset tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi
umur manfaat.
4. Perkiraanumurpelayanan(servicelife)dariseorangataukelompokpegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan
dengan layak.
7. Apakah aset tak berwujudituterdiridariberbagaifactorindividualdenganumurmanfaat
efektif yang bervariasi.

Menurutsifatnyaitu,makaassettakberwujudjarangmempunyainilairesidu.Biayaaset tak
berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan atau umur hukum tidak
terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.

Penurunan Nilai Aset Tak Berwujud


Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari
penggunaan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum
diamortisasikan, maka aset tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya.Kerugian penurunan ini
langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku aset yang telah
direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aset tersebut, tetapi periode amortisasi tidak
lebih dari 40 tahun.

Pelepasan Aset Tak Berwujud


Ketika sebuah aset tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum
diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui dan dicatat.
Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan
biaya yang belum diamortisasi.

I. Aset Tak Berwujud Yang Dapat Di Pertukarkan


Aset Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aset tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aset lainya dan dapat dijual secara terpisah.Contohnya : mencangkup
hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba, biaya organisasi.

a. Hak Paten

Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan
kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan mengawasi penemuannya
dalam jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan.Suatu hak paten biasanya tidak dapat
diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan memberikan hak paten yang baru,
apabila terdapat perbaikan atau perubahan pada rancangan dasar penemuan yang lama.
Harga perolehan suatu aset-aset tak berwujud adalah kas (atau ekulivalensinya) yang
dibayarkan untuk mendapatkan hak paten.Hak paten seolah-olah diberi oleh pemerintah.Dengan
adanya hak ini, pemegang hak paten menjadi terlindung dari kemungkinan adanya pelanggaran
oleh pesaing.Perlindungan dari pesaing sangat berguna bagi perusahaan dalam mengamankan
upaya memperoleh laba melalui penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya perusahaan yang
berhasil menemukan suatu produk baru, tidak segan-segan untuk mengeluarkan sejumlah uang
demi memperoleh hak paten dari pemerintah, agar pohak lain (pesaing) tidak dibenarkan untuk
memproduksi danmenjual temuan baru tersebut. Pengeluaran untu memperoleh hak paten dicatat
dalam rekening Hak Paten (atau sering disingkat Paten) dan diamortisasi selama masa tertentu.
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut atau selama
masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Dalam menentukan masa manfaat,
perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan diperkirakan akan mulai ketinggalan
jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor lainnya yang menyebabkan hak paten menjadi
tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku hak tersebut. Untuk memberikan gambaran
mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT Erwin Megah membeli hak paten dengan harga
perolehan Rp. 60.000.000,00. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian
amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8). Jurnal untuk mencatat
amortisasi tahunan adalah sebagai berikut.

Des31 BiayaPaten…………………………….. Rp. 7.500.000


HakPaten………………………… Rp.7.500.000
(untukmencatatamortisasihakpaten)
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.

b.HakCipta

Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa
kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya
tulis.Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan
mempertahankan hak tersebut.
Maka manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya.Mengingat
sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya diamortisasi dalam
periode waktu yang relatif pendek.

c. MerekDagangatauNamaDagang

Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol yang
membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu. Apabila kita
mendengar nama dagang seperti Lux, Pepsodent, Indomie, atau Coca Cola, dengan cepat
terbayang dalam pikiran kita produk apa yang dimaksud dan tidak akan salah mengartikannya
pada produk lain. Nama dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat
memperoleh hak istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang atau
mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah
harga belinya.Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka hara perolehan meliputi
biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang
langsung berhubungan dengan perolehan hak tersebut.
Seperti halnya aset tak berujud lainnya, hak merek harus diamortasikan selama masa manfaat
atau masa berlakunya, tergantung mana yang yang lebih pendek.Mengingat sulitnya
penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya dtetapkan jangka waktu yang relatif pendek.
d. Franchise (Waralaba) dan License (Perijinan)

Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau
memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo
maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan
hak franchise.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.Ijin-ijin
perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut
harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas
terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari
satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aset tetap tak berwujud.
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas dengan kemungkinan
perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah
semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya
terbatas, maka harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang
diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga
perolehan franchise (atau lisensi) harus diamortasi sebagai biaya operasi selama jangka waktu
ijin pengeoprasianhak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi
dilakuakn selama jangka waktu ijin pengoprasian hak tersebut.Namun apabila jangka waktunya
tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran
yang wajar. Jika dalam jangka perjanjian franchise tesebut pihak pemegang hak diwajibkan
membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada
periode dilakukan pembayaran.

e. Lease hold (Hak sewa)


Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aset tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung,
sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat
akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aset tetap (tak berwujud) karena dua alasan :

● Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
● Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati
oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.

f. Hak Penggandaan (Copyright)

Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi,
novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu.Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

g. Biaya Organisasi

Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya organisasi.
Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters
untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte pendirian dan biaya
promosi untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut
dikapitalisasi sebagau aset tak berujud dengan nama Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya
organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan
menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aset tak
berujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.

h. Goodwill
Aset tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan adalah
goodwill.Goodwill adalah segala atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan
yang melekat pada suatu perusahaan. Dalam hal ini termasuk diantaranya: manajemen yang
istimewa, lokasi yang strategis, hubungan baik dengan para konsumen, karyawan yang terlatih,
produk dengankualitas tinggi, hubungan yang harmonis dengan para karyawan. Hal-hal yang
positif seperti ini apabila dimiliki perusahaan, akan menaikkan nilai perusahaan. Semakin
banyak hal positif yang dimiliki perusahaan, maka akan bertambah semakin tangguh pula
perusahaan itu. Oleh karena itu ada yang berpendapat bahwa goodwill mencerminkan
keuntungan yang diharapkan diatas keuntungan normal.Oleh karena itu goodwill merupakan
suatu aset tak berujud yang berbeda dari aset tak berwujud lainnya.Goodwill tidak bisa dijual
tanpa mengalihkan atau menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diindetifikasi
dengan perusahaan sebagai keseluruhan.
Persoalan yang timbul apabila goodwill hanya dapat diindetifikasi dengan perusahaan secara
keseluruhan adalah bagaimana menentukan besarnya goodwill tersebut.Berbagai faktor seperti
disebutkan di atas (manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis dan sebagainya) banyak
ditemukan pada berbagai perusahaan, tetapi menentukan besarnya goodwill sangat sulit dan
sangat subyektif. Hal ini mudah dimengerti, karena penentuan goodwill tanpa melalui transaksi
pertukaran akan menyebabkan penilain menjadi subyektif dan laporan keuangan menjadi kurang
dapat dipercaya. Oleh karena itu, goodwill akan hanya dicatat apabila timbul dari transaksi
pertukaran yang meliputi pembelian perusahaan secara keseluruhan.

Penentuan harga secara keseluruhan dibeli, maka goodwill adalah kelebihan harga perolehan di
atas harga pasar aktiva bersih (aktiva dikurangi utang) yang diperoleh.Dalam menentukan
besarnya goodwill, harga beli (harga perolehan) pertama-tama dibandingkan dengan harga pasar
aktiva dan utang yang diperoleh.Kelebihan harga beli di atas harga pasar aset bersih itulah yang
disebut goodwill. Sebagai contoh, pada tanggal 31 Desember 2009, Usaha Dagang Graha Cipta
Lestari memutuskan untuk membeli perusahaan dagang Borneo Makmur (sebuah perusahaan
perseorangan) dengan harga Rp. 61.000.000,00. Pengkajian atas neraca perusahaan
Borneo Makmur menunjukkan hal-hal berikut:
Aktiva bersih perusahaan dagang Borneo Makmur adalah RP. 32.000.000,00 seperti terlihat pada
saldo rekening modal, atau dapat pula dihitung sebagai berikut:
TotalAset Rp.43.000.000,00
TotalKewajiban (11.000.000,00)
Aktivabersih(menurutnilaihistoris) Rp.32.000.000,00

Penyajian Dalam Laporan Keuangan


PT. ARDIPERKASA
Neracasebagian
AsetTetap
Tambangbatubara,atasdasar
Hargaperolehan,dikurangidepresi…… Rp95.400.000
Gedungdanperalatan,atas
Dasarhargaperolehan………..Rp2.207.100.000
Kurangi:Akumulasidepresiasi 1.229.000.000
987.100.000
Jumlahaktivatetap……………. Rp1.073.500.000
Aktivatakberujud
HakPaten………………………… 410.000.000
Jumlah…………………………….. Rp1.483.500.000

Pada umumnya aset tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi aktiva
tidak berwujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.Pelaporan harus cukup jelas dan bila
mana perlu diberi catatan tambahan, baik dalam laporan itu sendiri ataupun dalam catatan atas
laporan keuangan. Selain itu, metoda depresiasi atau amortisasi yang digunakan juga harus
dijelaskan dan jumlah depresiasi atau amortisasi untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan
Kesimpulan
Asettakberwujudmempunyaikarakteristikpenting,yaitu:kurangmemilikieksistensi fisik, bukan
merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi,
klasifikasi Aset Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat diidentifikasi
(identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang
diharapkan(periodofexpectedbenefit).
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan, Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuaidenganprinsipbiaya,assettakberwujudharusdicatatpadasaatdiakuisisidengan biaya
ekuivalen kas saat ini.Menurut sifatnya itu, maka aset tak berwujud jarang mempunyai nilai residu.
Biaya asset tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau
umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya. Pada
aumumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi aktiva tidak
berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.

Anda mungkin juga menyukai