Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PSAK 19: ASET TAK BERWUJUD

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

OLEH: KELOMPOK 9

2111070340 NANDYA RIZKY PALUPI

2111070350 LEVINA IZA WULANDARI

Dosen:

Drs. Imam Wahyudi, Ak., CA., M.Com.(Hons)., Ph.D.


1. Pendahuluan

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, setiap perusahaan pasti memiliki aset tak
berwujud. PSAK 19 menjelaskan mengenai definisi, mengukur nilai wajar aset tak berwujud,
model biaya dan model revaluasi, masa manfaat serta pengungkapan untuk aset tak berwujud.
Menurut PSAK 19, aset tak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa
wujud fisik. Aktiva atau aset ini dimiliki untuk dimanfaatkan untuk menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
Contoh dari aset tak berwujud adalah hak cipta, hak paten, software komputer, lisensi, hak
pemasaran dan aset lainnya yang dikategorikan sebagai aset tak berwujud.

2. Ruang Lingkup

Dikecualikan dari penerapan PSAK 19:

• Aset tak berwujud (goodwill) yang diatur standar lain (PSAK 22)
• Aset keuangan (PSAK 50)
• Hak penambangan (PSAK 29) dan sumber daya lain yang tidak dapat diperbarui

3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tak Berwujud

Aset tidak berwujud dapat diperoleh dari:


1) Perolehan terpisah, dicatat sesuai biaya perolehan (harga beli dan segala biaya yang dapat
dikaitkan secara langsung).
2) Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis, dicatat sesuai nilai wajar pada tanggal
akuisisi.
3) Pengakuisisian dengan hibah pemerintah, diakui pada nilai wajar atau pada nilai
nominalnya.
4) Pertukaran aset, dicatat sesuai nilai wajar kecuali tidak ada substansi komersial (nilai
tercatat aset yang dilepas).
5) Aset tak berwujud yang dihasilkan internal.
Entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan.

Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat memenuhi kriteria antara lain:
a. Keteridentifikasian, aset dapat dipisahkan dan timbul dari hak kontraktual. Yang
dimaksud dapat dipisahkan adalah aset tersebut dapat dipisahkan atau dibedakan dari
entitas dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau dipertukarkan baik secara
individual maupun bersama-sama dengan kontrak terkait, aset teridentifikasi, atau
liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas bermaksud melakukan hal tersebut atau
tidak. Selain dapat dipisahkan, suatu aset juga dikatakan teridentifikasi jika aset tersebut
timbul dari hak kontraktual, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan
dari entitas atau dari hak dan kewajiban lainnya.
b. Pengendalian atas sumber daya karena mampu memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis
tersebut.
c. Adanya manfaat ekonomik di masa depan, berupa pendapatan dari penjualan barang atas
jasa, penghematan biaya atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset. Jadi
manfaat ekonomis dari suatu aset tidak selalu diukur dari pendapatan/penghasilan yang
diciptakan oleh aset tersebut, namun dapat juga diukur dari penghematan biaya yang
diciptakan oleh aset tersebut/efisiensi.
Jika suatu aset memenuhi definisi aset tak berwujud dan entitas dapat memastikan bahwa
entitas akan memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut di masa depan dengan
kemungkinan yang besar, serta biaya perolehan aset tak berwujud tersebut dapat diukur secara
andal, maka aset tersebut dapat diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya. Tapi apabila
pengeluaran tidak memenuhi kriteria pengakuan, maka diakui sebagai beban.
Biaya perolehan sama dengan harga beli dan segala biaya yang dapat dikaitkan secara
langsung. Sama seperti aset tetap, aset tidak berwujud dapat diukur dengan model biaya atau
model revaluasi. Umur aset tak berwujud dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1) Terbatas, entitas harus menilai jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa
yang dihasilkan selama masa manfaat, berdasarkan masa manfaat ekonomis yang terbatas
tersebut kemudian aset tak berwujud diamortisasi.
2) Tidak terbatas, apabila masa manfaat ekonomis suatu aset tidak berwujud tidak terbatas
dimana berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan tidak ada batas yang terlihat saat
ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan arus kas neto bagi entitas, maka
aset tak berwujud tersebut tidak diamortisasi. Namun entitas harus melakukan pengujian
penurunan nilai setiap tahun.
Umur manfaat aset tak berwujud pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal, faktor ekonomik,
yakni dilihat dari periode manfaat ekonomik masa depan yang akan diperoleh entitas serta
faktor hukum yang membatasi periode entitas memiliki akses pengendalian atas manfaat
tersebut. Untuk menghitung masa manfaat suatu aset tak berwujud, dipilih periode yang
paling singkat diantara dua periode tersebut.

4. Pengaruh PSAK 19 Terhadap Laporan Keuangan

Jika suatu perusahaan tidak mencantumkan aset tak berwujud, hal itu akan berpengaruh ke
seluruh perusahaan. Misalnya jika sebuah perusahaan akan dijual, maka untuk menentukan
nilai perusahaan tersebut tidak hanya berdasarkan modal saja, tetapi juga menghitung aktiva
tak berwujud. Bahkan dalam suatu kasus, nilai aktiva atau aset tak berwujud bisa lebih besar
daripada modal perusahaan itu sendiri. Itulah mengapa aktiva tak berwujud dapat berpengaruh
terhadap laporan keuangan perusahaan.

5. Tantangan dalam Penerapan PSAK 19

Pengungkapan aset tak berwujud yang dilakukan oleh beberapa perusahaan masih berbeda
satu sama lain. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah dan Hertanto (2020),
pengungkapan aset tak berwujud pada Perusahaan Subsektor Telekomunikasi di Indonesia
yang dianalisis berdasarkan data laporan keuangan tahun 2017, pengungkapannya berbeda satu
sama lain karena tergantung jenis asetnya.

6. Evaluasi PSAK 19
Aset tak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat memenuhi kriteria yaitu
keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya dan adanya manfaat ekonomik di masa
depan. Jika suatu aset memenuhi definisi aset tak berwujud dan entitas dapat memastikan
bahwa entitas akan memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut di masa depan dengan
kemungkinan yang besar, serta biaya perolehan aset tak berwujud tersebut dapat diukur secara
andal, maka aset tersebut dapat diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya. Tapi apabila
pengeluaran tidak memenuhi kriteria pengakuan, maka diakui sebagai beban.

Anda mungkin juga menyukai