assets)yang tidak berhubungan dengan standar lain secara khusus. IAS 38 mengharuskan suatu
entitas untuk mengakui aset tidak berwujud bilamana kriteria tertentu dipenuhi.Standar juga
menggarisbawahi cara-cara untuk mengukur jumlah yang tercatat (carrying amount) dari aset
tidak berwujud, dan mengharuskan pengungkapan yang terkait dengan aset tidak berwujud.
IAS 38 menetapkan suatu entitas untuk mengakui suatu aset tidak berwujud, apakah
(Probabilitas harapan manfaat ekonomis masa depan dinilai dengan menggunakan asumsi yang
masuk diakal dan mendukung yang mewakili estimasi terbaik manajemen mengenai kondisi
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tak berwujud
yang tidak ditangani dengan secara khusus dalam Standar lain. Standar ini mengharuskan suatu
entitas untuk mengakui aset tidak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria yang ditentukan
terpenuhi. Standar ini juga menetapkan bagaimana mengukur nilai tercatat berwujud aset dan
Suatu aktiva tidak berwujud merupakan aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa
substansi fisik.
Ada tiga atribut yang sangat penting dari suatu aset tidak berwujud adalah
Dapat diidentifikasi
Pengendalian
Manfaat ekonomis masa depan
RUANG LINGKUP
IAS 38 mengatur semua aset tidak berwujud kecuali :
a) aset keuangan;
b) hak penambangan, eksplorasi, dan pengembangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya
lainnya yang tidak dapat diperbarui;
c) aset tidak berwujud yang diatur standar lainnya:
aset tidak berwujud yang dimiliki entitas untuk dijual dalam kegiatan usaha normal (IAS
2: Inventories)
aset pajak tangguhan (IAS 12: Income Taxes)
aset sewa (IAS 17: Leases)
aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19: Employee Benefits)
goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis (IFRS 3: Business Combination)
kepemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti
pemilikan Aktiva tidak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi, atau dokumen lain. Aktiva tidak
a) Pemerintah, misalnya hak paten, hak cipta, merk dagang, dan nama dagang.
aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi yang tidak memiliki wujud fisik.IAS 38 paragraf 11-
17 menyebutkan ada 3 kriteria utama yang harus dipenuhi sehingga suatu aktiva tetap dapat
dikatakan aktiva tetap tidak berwujud yaitu identifiability, control, dan economic benefit.Aktiva
tetap tidak berwujud juga dinilai dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu metode harga
perolehan dan revaluasi. Perlakuan akuntansi pada saat dilakukan revaluasi juga sama dengan
aktiva berwujud, dan selisih akibat revaluasi akan dicatat sebagai bagian dari ekuitas.
atau dipertukarkan, atau secara individual atau sebagai bagian dari suatu paket),
atau
Timbul dari hak kontraktual atau hak legal lainnya, tanpa memandang apakah hak
tersebut dapat ditransfer atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan liabilitas
lainnya .
B. Pengendalian (Control)
Suatu entitas mengendalikan suatu aset bilamana daya untuk memperoleh manfaat
ekonomis di masa depan mengalir dari sumber daya yang mendasari dan membatasi
akses lainnya kepada manfaat tersebut. Biasanya, kapasitas kendali akan mucul dari hak
yang dapat dipaksakan secara legal, seperti copyrights, pembatasan dari perjanjian
perjanjian tersebut). Namun, suatu hak yang dapat dipaksakan secara legal bukanlah
suatu kondisi keharusan untuk pengendalian karena suatu entitas dapat mengendalikan
Manfaat ekonomis di masa datang yang mengalir ke entitas dari suatu aset tidak
berwujud meliputi:
Goodwill merupakan salah satu aset tak berwujud yang timbul sebagai akibat dari
merger dan akuisisi.Goodwill adalah kelebihan harga beli untuk sebuah perusahaan di atas fair
value dari keseluruhan aset bersih yang diperoleh perusahaan penawar. Beberapa konsep
tentang goodwill:
a) Goodwill bukanlah sebuah aset yang independen seperti kas ataupun barang dagangan
b) Goodwill hanya sebuah penilaian dari aset-aset yang undervalued ataupun yang tidak
tercatat.
c) Goodwill bukanlah aset yang berdiri sendiri namun hanya ada di dalam kombinasi
bersamaassetlainnya
d) Goodwill hanya akan timbul bila metode yang digunakan adalah metode purchase, dan
tidak akan terjadi bila metode akuntansi yang digunakan adalah pooling of interest.
PENGAKUAN
Persyaratan pengakuan yang diterapkan apakah suatu aset tidak berwujud dibeli secara
eksternal atau dihasilkan secara internal.Standar menetapkan secara khusus kriteria pengakuan
tambahan untuk aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal.Apabila suatu aset tidak
berwujud tidak memenuhi kedua definisi di atas dan kriteria pengakuan sebagai suatu aset
tidak berwujud, maka selanjutnya pengeluaran atas aset tersebut harus diakui sebagai suatu
beban (expense) bilamana hal itu terjadi.Probabilitas harapan manfaat ekonomis masa depan
dinilai dengan menggunakan asumsi yang masuk diakal dan mendukung yang mewakili estimasi
terbaik manajemen mengenai kondisi yang ada selama masa manfaat aset tersebut.
Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset
tersebut, dan
Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi dan akan menghasilkan
Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat
untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap:
2. Tahap Pengembangan
Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.Aset tidak
berwujud yang timbul dari Riset tidak boleh diakui.Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada
saat terjadinya
Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu
rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang
sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi
komersial atau pemakaian.Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan,
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk
Pengeluaran dikapitalisasi.
Riset Pengembangan
akuntansi. Jika tidak berwujud aktiva tersebut dicatat dengan metode revaluasi, semua aset lain
di kelasnya juga akan diperhitungkan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar
1. Model Biaya : setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dicatat sebesar biaya
Atau
2. Model Revaluasi :Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud harus dilakukan pada
jumlah yang dinilai kembali, menjadi yang nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi amortisasi berikutnya dan setiap berikutnya akumulasi rugi penurunan nilai.
manfaatnya. Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujudTerbatas atau
Tidak Terbatas.Terbatas :Jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang
dihasilkan, selama masa manfaat (Diamortisasi).Jumlah yang dapat disusutkan dari aset tidak
berwujud dengan usia manfaat yang terbatas harus dialokasikan secara sistematis selama masa
manfaatnya. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya aset, atau jumlah lain yang
lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk itu harus mampu beroperasi sesuai dengan yang
dikehendaki oleh manajemen. Amortisasi akan berhenti di awal tanggal aset tersebut
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok pembuangan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan IFRS 5 Aktiva Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Penghentian Operasi dan tanggal aset tersebut tidak lagi diakui.
Metode amortisasi yang digunakan harus mencerminkan pola di mana manfaat masa depan
Jika pola yang tidak dapat ditentukan secara andal, metode garis lurus harus digunakan.
Biaya amortisasi untuk setiap periode diakui dalam laporan laba rugi kecuali izin ini atau lain
Standar atau membutuhkan hal yang akan termasuk dalam jumlah tercatat aktiva lain.
Nilai sisa aset tidak berwujud adalah jumlah perkiraan bahwa entitas saat ini akan
diperoleh dari penjualan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset tersebut
sudah zaman dan dalam kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya. Nilai sisa aset
tidak berwujud dengan berguna terbatas hidup harus dianggap nol kecuali:
A. Ada komitmen oleh pihak ketiga untuk membeli aktiva tersebut pada akhir masa
manfaatnya, atau
besar kemungkinan pasar seperti itu akan ada pada akhir masa manfaat aset.
Periode amortisasi dan metode amortisasi untuk harta tak berwujud dengan masa
manfaat yang terbatas harus direview minimum setiap akhir tahun keuangan.Jika masa
manfaat yang diharapkan dari aset tersebut berbeda dari sebelumnya. Perkiraan, periode
amortisasi akan berubah dengan sendirinya. Jika telah terjadi perubahan yang diharapkan pola
konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang aset, metode amortisasi ditetapkan diubah untuk
mencerminkan pola berubah. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai dengan IAS 8 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan.
Masa Manfaat dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan dan dihentikan pada waktu
yang lebih dulu antara ketika aset digolongkan sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau
Nilai residu direview setiap akhir periode, perubahan nilai residu diperhitungkan sebagai
Tak terbatas :berdasarkan analisis seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat
pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan manfaat. “Tak Terbatas”
berbeda dengan “Tak Terhingga” (Tidak Diamortisasi). Tidak diamortisasi yaitu impairment test
setiap tahun dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai.Sesuai dengan PSAK 36 Penurunan
Nilai Aset, suatu entitas diperlukan untuk menguji suatu harta tak berwujud dengan tak
terbatas berguna hidup untuk penurunan dengan membandingkan jumlah terpulihkan dengan
nilai tercatatnya
Masa manfaat aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi akan ditinjau setiap periode
untuk menentukan apakah kejadian dan keadaan terus mendukung penilaian hidup yang tidak
terbatas berguna untuk aset tersebut. Jika mereka tidak, perubahan dalam penilaian masa
manfaat dari tak terbatas untuk terbatas, akan diperhitungkan sebagai perubahan dalam
akuntansi perkiraan sesuai dengan IAS 8.Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode.Masa
Perubahan estimasi
Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar atau
dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Biaya yang terjadi sehubungan dengan aktiva tak
berwujud yang dikembangkan sendiri dicatat sebagai beban usaha, kecuali aktiva tak berwujud
aktiva tak berwujud yang diperoleh baik secara satuan maupun dari akuisisi perusahaan lain
sebagai aktiva.
Biaya pemeliharaan, atau penyimpanan aktiva tak berwujud yang tidak dapat
diidentifikasikan secara khusus, atau biaya yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu kegiatan
usaha dan merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan, harus dibebankan dalam
laporan laba rugi periode yang bersangkutan.Aktiva tak berwujud yang diperoleh secara satuan
Harga perolehan tersebut dinilai berdasarkan jumlah pembayaran yang dilakukan, nilai
wajar dari aktiva lain yang diperoleh, nilai tunai dari kewajiban yang ada atau nilai wajar dari
aktiva yang diterima untuk saham yang dikeluarkan.Aktiva tak berwujud yang diperoleh secara
kelompok atau sebagai bagian dari perusahaan yang diakuisisi, harus dicatat sebesar harga
perolehan pada tanggal perolehannya.Penilaian atas harga perolehan tergantung pada apakah
aktiva tak berwujud tersebut dapat diidentifikasikan secara khusus atau tidak.
Harga perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan adalah merupakan
bagian dari jumlah harga perolehan sekelompok aktiva dari perusahaan yang diakuisisi.Harga
perolehan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasikan tidak boleh dimasukan dalam
goodwill.
PENGUNGKAPAN
Pengungkapan umum:
Metode amortisasi
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi penurunan nilai pada
Jumlah tercatat
Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode
CONTOH SOAL
1. PT XYZ memperoleh sebuah merek seharga Rp300juta. Diestimasikan merek ini akan
menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke depan. Merek ini diamortisasi selama 15
tahun metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT XYZ membeli merek ini seharga
Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan di laba rugi
2. PT A memperoleh teknologi baru yang akan mengubah proses manufaktur saat ini. Biaya
Aset
Rp 910juta
Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan aset p.66 diakui sebagai
beban
Contoh ilustrasi aset tak berwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis:
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan
kombinasi bisnis adalah sebagai berikut:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Cash 475,000 125,000 125,000
Account Receivable (Net) 600,000 200,000 210,000
Inventories 800,000 250,000 300,000
Equipment 1,200,000 400,000 490,000
Total Asset 3,075,000 975,000 1,125,000
Account Payable 350,000 200,000 250,000
Other Liabilities 150,000 100,000 100,000
Common Stock (Rp1.000 Par) 1,500,000 500,000
Addition Paid-in Capital 200,000 40,000
Retained Earning 875,000 135,000
Total Liabilities & Equity 3,075,000 975,000
a. kombinasi bisnis dilakukan tanggal 31 Desember 2012, dimana PT A mengambil alih aset dan
liabilitas PT B.
b. sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp135.000 dan menerbitkan 500 lembar saham biasa,
nilai nominal Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.500/lembar, untuk diserahkan kepada pemegang
saham PT B.
Perhitungan Goodwill:
Cash : 135.000
Common Stock (500 lembar x Rp1.000) : 500.00
Additional Paid-in Capital (500 lembar x (Rp1.500-1.000) : 250.000
Nilai wajar imbalan yang diserahkan 885.000
Nilai wajar aset neto (1.125.000 – 350.000) 775.000
Goodwill 110.000
Pencatatan oleh PT A (Acquirer)
a. Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam rangka kombinasi
bisnis