DI SUSUN OLEH :
201016162201027
A1 2020
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah
Aktiva Tak Berwujud dengan baik. Kami menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan makalah
ini berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena
itu penulis mengucapkanterima kasih kepada Ibuk Gita Suliska S.E.,
M.Ak.selaku dosen pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II
yang membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dankelemahan karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang adasehingga penulis
berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dansaran
yang membangun kepada penulis demi penyempurnaan makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Semoga materi yang disampaikan Dalam makalah ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus
dalam PSAK lain. PSAK 19: Aset Tak Berwujud mensyaratkan entitas
untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu
dipenuhi. PSAK 19: Aset Tak Berwujud juga mengatur cara mengukur
jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentuka pengungkapan yang
disyaratkan tentang aset tak berwujud.
Ruang Lingkup
PSAK 19: Aset Tak Berwujud diterapkan dalam akuntansi untuk aset
tak berwujud, kecuali: aset tak berwujud yang diatur oleh pernyataan lain,
aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen
Keuangan: Penyajian, pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan
evaluasi (lihat PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada
Pertambangan Sumber Daya Mineral); dan pengeluaran atas pengembangan
dan ekstrasi mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya tidak dapat
diperbarui lain.
Jika pernyataan lain telah mengatur jenis aset tak berwujud spesifik, maka
entitas menerapkan pernyataan tersebut, sebagai contoh:
aset tak berwujud yang dimiliki untuk dijual oleh entitas dalam
kegiatan usaha normal (PSAK 14: Persediaan dan PSAK 34: Kontrak
Konstruksi)
aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan)
sewa (PSAK 30: Sewa)
aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja)
aset keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan Penyajian)
goodwill (PSAK 22: Kombinasi Bisnis)
biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tak berwujud yang timbul
dari hak kontraktual asuradur berdasaarkan kontrak asuransi yang
tercakup dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
4
Beberapa jenis aset tak berwujud dapat dimuat dalam atau pada
sesuatu yang bersifat fisik, seperti:
compact disk, dalam kasus piranti lunak komputer. dokumentasi hukum,
dalam kasus lisensi atau paten atau film.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud dapat diterapkan pula pada, antara lain,
pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan
pengembangan, dan sewa pembiayaan.
Pengecualian dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah transaksi atau
aktivitas yang bersifat sedemikian khususnya sehinggaa menimbulkan
masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda, sebagai contoh
akuntansi pengeluaran eksplorasi untuk (atau pengembangan dan
penambangan dari) kandungan minyak, gas, dan mineral dalam industri
pertambangan dan dalam kasus kontrak asuransi.
5
Pengertian
Aset tak berwujud adalah aset non-meneter yang dapat diidentifikasi
namun tidak memiliki substansi fisik. Aset tak berwujud tidak memiliki
subtansi fisik seperti halnya peralatan maupun kekayaan, namun menjadi
salah satu aset jangka panjang yang penting bagi suatu organisasi atau
perusahaan.
Aset tak berwujud memiliki kriterianya sendiri. Kriteria aset tak berwujud
Aset tak berwujud seperti namanya tidak memiliki substansi fisik atau tidak
memiliki wujud fisik. Namun aset tersebut tetap dapat memberikan laba
atau keuntungan bagi perusahaan.
Definisi, Aturan, dan Jenisnya Pencatatan aset tak berwujud berbeda
dengan aset berwujud, karena perusahaan hanya mencatat senilai harga
perolehannya. Dilansir dari Lumen Learning, perusahaan memasukkan
hanya biaya pembelian langsung dalam biaya perolehan aset tak berwujud,
biaya perolehan tidak termasuk biaya pengembangan internal atau
penciptaan aset tersebut.
Oleh karena itu, jika aset tak berwujud dibuat secara intelnal maka tidak
ada biaya pengeluaran sama sekali dalam neraca. Beberapa aset tak
berwujud memiliki masa kebermanfaatan yang tidak terbatas, namun ada
juga yang masa kebermanfaatannya dianggap berbatas.
Aset dengan masa manfaat yang terbatas misalnya hanya berguna setahun
lagi atau tidak berguna sama sekali akan di amortisasi.
Amortisasi adalah penghapusan sistematis biaya aset tak berwujud yang
menjadi beban ataupun tidak berguna lagi bagi perusahaan. Amortisasi
dilakukan dengan mendebet beban amortisasi dan mengkedit akun aset tidak
berwujud.
6
Sifat-Sifat Aktiva
Aktiva sendiri memiliki beberapa sifat-sifat yang harus dipahami
setiap perusahaan. Adapun sifat-sifat aktiva adalah sebagai berikut.
Memiliki Bentuk Fisik atau Non-Fisik Pertama, sifat aktiva adalah
mempunyai wujud fisik dan non-fisik. Aktiva dengan wujud fisik biasanya
adalah aktiva untuk kegiatan operasional, misalnya mesin, sumber daya
manusia, inventaris, properti, kas, dan sebagainya. Sementara itu, bentuk
aktiva non-fisik merujuk pada kepemilikan tak berwujud seperti hak paten,
kekayaan intelektual, hak sewa, royalti dan sejenisnya. Diperoleh dari
Kegiatan/Transaksi Ekonomi di Masa Lalu Kedua, sifat aktiva adalah
sumber daya berasal dari aktivitas yang timbul di masa lalu. Setiap transaksi
ekonomi perusahaan dahulu akan berdampak pada hal-hal di masa sekarang,
salah satunya aktiva. Terkumpulnya aktiva biasanya dikarenakan
penambahan profit, hibah, dan sebagainya.
Dimiliki Atau Dikuasai Suatu Perusahaan/Badan Sifat aktiva yang
berikutnya adalah dimiliki dan atau dikuasai suatu perusahaan agar
menghasilkan nilai lebih tinggi. Aktiva dapat berasal dari kepemilikan
pribadi (dibeli dengan modal sendiri), hibah, atau diberi hak pemakaian oleh
orang lain.
Mendatangkan Manfaat di Masa Depan
Berikutnya, sifat aktiva adalah mendatangkan manfaat di masa depan.
Aktiva wajib memiliki sifat produktif, yang artinya mampu menambah kas
dan mengurangi hutang. Selain itu, aktiva juga dapat menghasilkan barang
dan jasa, melunasi kewajiban perusahaan, memenuhi keperluan bisnis, dan
dapat ditukar dengan bentuk aktiva lain.
Dapat Dipinjamkan Terakhir, sifat aktiva adalah bisa dipinjamkan kepada
pihak lain.
Aktiva dapat dipindah tangankan ke perusahaan/badan lain, tanpa
menghilangkan status kepemilikan dari perusahaan pemiliknya. Akan tetapi,
aktiva yang didapat dari pinjaman akan masuk ke dalam laporan neraca
sebagai 2 hal, yaitu
1. aset dan
2. kewajiban.
7
8
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 19:
Aset Tak Berwujud:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak
berwujud selama umur manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat
peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut
diperkirakan mengalir ke entitas.
Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima
dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tak berwujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa wujud
fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang
diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan
tertentu dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain
yangmerupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi
keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi
rugi penurunan nilai.
Nilai residu dari aset tak berwujud adalah jumlah estimasian yang dapat
diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi biaya
estimasian pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
9
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas
akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan
aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat
penyelesaian liabilitas.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68: Pengukuran
Nilai Wajar).
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lain
pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk,
proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan
substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan dengan
harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas
ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih
jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkan.
Umur manfaat adalah:
periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas;
atau
jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh
dari suatu aset oleh entitas.
Aset Tak Berwujud
Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat
memenuhi kriteria antara lain:
1. Keteridentifikasian,
2. Pengendalian atas sumber daya, dan
3. Adanya manfaat ekonomik di masa depan.
10
Kriteria tersebut adalah :
1. Keteridentifikasian
Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang
merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang muncul dari asset
lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak
diidentifikasikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu dapat
dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan,dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan
kontrak terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas
apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atau timbul
dari hak kontraktural atau hak hokum lain, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban
lain.
2. Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat
membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut.
Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tak berwujud biasanya timbul dari hak hokum yang dapat
dipaksakan dalam pengandilan.
3. Manfaat Ekonomik Masa Depan
Manfaat ekonomik masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar
atau pengetahuan teknis. Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari
aset tak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau
jasa, atau manfaaf lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas.
4. Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan suatu pos sebagai aset tak berwujud mensyaratkan entitas untuk
menunjukan bahwa pos tersebut memenuhi definisi aset tak berwujud; dan
kriteria pengakuan. Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tak berwujud
dan biaya yang terjadi selanjutnya untuk menambah, mengganti sebagian,
atau memperbaiki aset tersebut.
11
Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika kemungkinan besar
entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut;
dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan, entitas
menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang
merepresentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang
berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.
Perolehan Terpisah
Harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah aset tak
berwujud akan mencerminkan probabilitas manfaat ekonomik masa depan
aset yang akan diperoleh entitas. Entitas memperkirakan adanya arus kas
masuk manfaat ekonomik, bahkan jika ada ketidakpastian tentang waktu
dan jumlah arus masuk tersebut. Biaya aset tak berwujud yang diperoleh
secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan aset tak berwujud terdiri dari harga beli, termasuk
bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi, setelah
dikurangi diskon dan rabat; dan seluruh biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam mempersiapkan aset untuk digunakan sesuai dengan
intensinya.
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah
biaya imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung
ketika membawa aset dalam kondisi siap digunakan, fee profesional yang
muncul secara langsung untuk membawa aset pada kondisi siap digunakan,
dan biaya untuk menguji apakah aset tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Contoh dari pengeluaran yang tidak ternasuk biaya aset tak berwujud
adalah biaya pengenalan produk atas jasa baru (termasuk biaya iklan dan
kegiatan promosi), biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi atau pelanggan
baru (termasuk biaya pelatihan karyawan), dan biaya administrasi dan biaya
overhead umum lain.
Pengakuan biaya perolehan dalam jumlah tercatat aset tak berwujud
dihentikan pada saat aset tersebut siap digunakan dengan cara yang
diintesikan oleh manajemen. Oleh karena itu, biaya yang terjadi dalam
menggunakan atau mengembangkan kembali aset tak berwujud tidak
termasuk dalam jumlah tercatat aset.
Biaya berikut ini tidak termasuk dalam jumlah tercatat dari aset tak
berwujud biaya yang dikeluarkan saat aset sudah dapat digunakan sesuai
12
dengan cara yang diintensikan manajemen tetapi aset tersebut belum
digunakan, dan kerugian operasi awal, seperti halnya biaya yang timbul
ketika permintaan atas output dari aset meningkat.
13
proyek tersebut diakui sebagai aset tak berwujud diakui sebagai beban pada
saat terjadinya jika merupakan pengeluaran penelitian, diakui sebagai beban
pada saat terjadinya jika merupakan pengeluaran pengembangan yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan, dan ditambahkan pada jumlah tercatat proyek
penelitian atau proyek pengembangan dalam proses yang diperoleh jika
merupakan biaya pengembangan yang memenuhi kriteria pengakuan.
14
3. Aset Tak berwujud yang Dihasilkan Secara Internal
Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tak berwujud
yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan
tersebut, antara lain, dalam menentukan apakah telah timbul, dan saat
timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat
ekonomis masa depan dan menentukan biaya perolehan aset tersebut secara
andal. Biaya untuk menghasilkan aset tak berwujud tidak dapat dibedakan
dengan biayauntuk memelihara atau meningkatkan goodwill yang
dihasilkan secara internal atau biaya menjalankan operasi sehari-hari.
4. Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian, Entitas tidak boleh mengakui aset tak berwujud
yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan riset pada proyek internal)
karena entitas tidak dapat menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada
akan memberikan manfaat dimasa mendatang. Pengeluaran untuk penelitian
(atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat
terjadinya.
Contoh–contoh kegiatan penelitian adalah:
Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru
Pencarian (evaluasi dan seleksi final) untuk penerapan atas penemuan
riset atau pengetahuan lainnya
Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem
atau jasa; dan
Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai kemungkinan
alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang
baru atau ditingkatkan.
5. Tahap Pengembangan
Suatu aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari
tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui jika, dan hanya
jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
Kelayakan teknis penyelesaian sehingga aset tersebut dapat digunakan
atau dijual.
Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya.
Kemampuan menggunakan atau menjual.
Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan.
15
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk
menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya.
Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut.
Contoh–contoh kegiatan pengembangan adalah:
desain, konstruksi, serta pengujian prototipe dan model sebelum
produksi atau sebelum digunakan.
desain, peralatan, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan teknologi
baru.
desain, konstruksi, dan operasi, pabrik percontohan, yang skalanya
tidak ekonomis, untuk produksi komersial.
desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan,
produk, proses, sistem, atau jasa, yang baru atau yang diperbaiki.
16
kecuali, jika biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk menyiapkan
aset tersebut untuk digunakan, inefisiensi yang teridentifikasi dan kerugian
operasi awal yang muncul sebelum aset memenuhi kriteria yang
direncanakan dan pengeluaran unruk pelatihan karyawan yang
mengoperasikan aset.
Pengakuan Beban
Pengeluaran atas aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat
terjadinya, kecuali pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan
aset tak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan atau sesuatu yang tak
berwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan tidak dapat
diakui sebagai aset tak berwujud. Jika demikian kasusnya, maka
pengeluaran tersebut merupakan bagian dai goodwill pada tanggal akuisisi
(PSAK 22: Kombinasi Bisnis).
Contoh lain dari pengeluaran yang diakui sebagai beban pada saat terjadinya
adalah:
Pengeluaran untuk kegiatan perintisan;
Pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
Pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi;
Pengeluaran dalam rangka relokasi dan reorganisasi sebagian atau seluruh
entitas.
17
Keterpulihan Jumlah Tercatat – Rugi Penurunan Nilai
Untuk menentukan apakah aset tak berwujud mengalami penurunan
nilai, maka entitas menerapkam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, yang
menjelaskan kapan dan bagaimana entitas menelaah jumlah tercatat aset,
bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan kapan entitas
mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
18
pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23: Pendapatan yang mencerminkan
hasil efektif atas piutang tersebut.
Amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas tidak berakhir
ketika aset tersebut tidak lagi digunakan, kecuali aset tersebut sudah
disusutkan seluruhnya atau diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan
sebagai aset dimiliki untuk di jual) sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Pengungkapan
Umum
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset tak berwujud,
dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset
tak berwujud lain:
umur manfaat tidak terbatas atau terbatas, dan jika umur manfaat
terbatas, umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan;
metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud dengan
umur manfaat terbatas
jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara gabungan
dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode
pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang
mana amortisasi aset tak berwujud termasuk di dalamnya
rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset tak
berwujud dari pengembangan internal, diperoleh secara terpisah, dan
diperoleh melalui kombinasi bisnis, aset digolongkan sebagai aset yang
dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan
dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan
penghapusan lainnya, peningkatan atau penurunan selama periode yang
berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi penurunan nilai atau
pembalikan dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset (jika ada) rugi penurunan nilai yang diakui
dalam rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada) rugi
penurunan nilai yang dibalik dalam rugi laba selama periode sesuai dengan
PSAK 48 (jika ada) setiap amortisasi yang diakui selama periode selisih
19
kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran laporan keuangan ke mata uang
penyajian, dan penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian yang
digunakan entitas dan perubahaan lain pada jumlah tercatat aset tersebut
selama periode.
Suatu kelas aset tak berwujud adalah pengelompokan aset yang memiliki
sifat dan digunakan yang serupa dalam kegiatan operasi entitas. Contoh dari
kelas terpisah mencakup:
1. nama merek
2. kepala surat kabar dan judul publisitas
3. piranti lunak computer
4. lisensi dan waralaba
5. hak cipta, paten dan hak kekayaan intelektual industri lain, hak
operasional dan penyediaan jasa lain
6. resep, formula, model, desain, dan purwarupa serta
7. aset tak berwujud dalam pengembangan.
Kelas-kelas yang disebut di atas dapat dipisah (atau digabung)
menjadi kelas lebih kecil (atau lebih besar) jika hal tersebut menghasilkan
informasi yang lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan.
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan sifat dan jumlah
perubahan dalam estimasi akuntansi yang memiliki pengaruh material pada
periode saat ini atau diharapkan memiliki pengaruh material pada periode
selanjutnya. Pengungkapan tersebut mungkin timbul akibat dari perubahan
dalam:
penilaian umur manfaat aset tak berwujud metode amortisasi atau nilai
residu.
Entitas juga mengungkapkan untuk aset tak berwujud yang dinilai dengan
umur manfaat tidak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang
mendukung penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut. Dalam
memberikan alasan, entitas mendeskripsikan faktor signifikan dalam
menentukan aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas.
deskripsi, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari setiap aset tak
berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas.
Untuk aset tak berwujud yang diperoleh melalui hibah pemerintah dan
awalnya diakui pada nilai wajar, Nilai wajar pada pengakuan awal atas aset
20
tersebut, Jumlah tercatatnya dan Setelah pengakuan awal aset tersebut
diukur dengan model biaya atau model revaluasi.
Keberadaan dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang kepemilikannya
dibatasi dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang menjadi jaminan untuk
liabilitas. Nilai komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tak berwujud.
21
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
Entitas menerapkan PSAK 19: Aset Tak Berwujud secara prospektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Oleh sebab itu, entitas tidak menyesuaikan jumlah tercatat aset tak berwujud
yang diakui pada tanggal tersebut tetapi pada tanggal tersebut entitas
menilai kembali umur manfaat aset tak berwujud.
22
BAB 3
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24