Anda di halaman 1dari 8

TOPIK KHUSUS AKUNTANSI

PSAK 19 ASET TAK BERWUJUD

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5

LA ODE MUHAMAD RAJAB 206602091


ROBERTUS SANDYAWAN 206602016

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 66 KENDARI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas segala rahmat-Nya
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharap kankritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Kendari, 7 Januari 2023

Peulis, Kelompok 5
DAFTAR ISI

TOPIK KHUSUS AKUNTANSI..........................................................................................................1

PSAK 19 ASET TAK BERWUJUD.....................................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Pendahuluan................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

2.1. PSAK 19 Aset Tak Berwujud.....................................................................................................5

BAB III..................................................................................................................................................7

PENUTUP.............................................................................................................................................7

Kesimpulan........................................................................................................................................7

Saran..................................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Aset tidak berwujud, atau lebih dikenal dengan intangible aset. Mungkin dari kita masih
ada yang belum familiar dengan istilah aset tidak berwujud. Jangan disalah artikan bahwa aset
tidak berwujud termasuk aset lancar karena tidak berwujud.
Dalam akuntansi kita mengenal suatu penurunan nilai atau yang dalam istilah akuntansi
adalah penyusutan. Dimana penyusutan ini bertujuan untuk mengurangi nilai aset berdasarkan
umur ekonomis yang ditentukan atas aset tersebut. Aset yang memiliki umur ekonomis yang
lebih dari satu tahun adalah aset tetap atau aset tidak berwujud. mungkin aset tetap kita sudah
memahami bahwa untuk pengurangan nilai aset dengan cara penyusutan akan tetapi untuk aset
tidak berwujud pengurangan nilai aset dilakukan dengan cara amortisasi. Mungkin ada dari kita
ada yang belum mengetahui apa itu amortisasi, secara harfiah amortisasi adalah suatu penurunan
atau pengurangan nilai aset tidak berwujud secara bertahap dalam rentang jangka waktu tertentu
disetiap periode akuntansi.
Secara umum metode amortisasi aset tidak berwujud memiliki dua metode yaitu saldo
menurun dan metode garis lurus. Sebenarnya kedua metode ini sama dengan metode yang
digunakan dalam metode penyusutan untuk aset tetap. Karena sebetulnya antara depresiasi dan
amortisasi adalah keduanya sama hanya berbeda untuk di klasifikasi jenis asetnya saja. Jika aset
tetap menggunakan depresiasi sedangkan untuk aset tidak berwujud menggunakan amortisasi.
Yang masuk dalam klasifikasi sebagai aset tidak berwujud adalah goodwill, hak paten, hak cipta
dan franchise. Aktiva tidak berwujud diakui sebesar harga perolehan dimana hal ini juga sama
dilakukan untuk pengakuan aset tetap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud PSAK 19 Aset Tak Berwujud?
2. Mengapa perlu memahami PSAK 19 Aset Tak Berwujud?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengenal dan memahami PSAK 19 Aset Tak Berwujud.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PSAK 19 Aset Tak Berwujud


Dalam PSAK no 19 dikhususkan untuk mengatur tentang perlakuan aset tidak berwujud.
Dimana dalam PSAK ini dijelaskan mengenai definisi, mengukur nilai wajar aset tidak berwujud,
model biaya dan model revaluasi, masa manfaat serta pengungkapan untuk aset tidak berwujud.
baik untuk awal definisi aset tidak berwujud menurut PSAK no 19 adalah aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tidak berwujud diakui sebesar harga perolehan atau di
PSAK disebut sebagai Biaya perolehan, dimana biaya perolehan menurut PSAK no 19 adalah
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya dikeluarkan untuk
memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut
diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK.
Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan liabilitas dalam perolehan,
pengembangan, pemeliharaan, atau peningkatan sumber daya tidak berwujud semisal teknologi,
design dan merk dagang.
Menurut PSAK no 19 pengukuran nilai wajar aset tidak berwujud yang diperoleh dari hasil
kombinasi bisnis adalah aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis mungkin
dapat dipisahkan atau muncul dalam kontrak atau hak hokum lainnya namun dengan syarat harus
dipisahkan bersama-sama dengan aset berwujud atau aset tidak berwujud lainnya. Misalnya merk
dagang dari suatu air mineral pegunungan yang mungkin berhubungan dengan suatu mata air
tertentu dan tidak dapat dijual terpisah dari mata airnya.
Sedangkan masa manfaat adalah jangka waktu suatu aset dapat diharapkan dan dapat
dihunakan oleh suatu entitas serta jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat
dihasilkan dari suatu aset oleh entitas. Model Biaya dalam aset tidak berwujud didasarkan pada
pengakuan awal suatu aset tidak berwujud yang berasal dari biaya perolehan dikurangi oleh
akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian atas penurunan nilai. Sedangkan untuk metode
revaluasi aset tidak berwujud didasarkan pada nilai pasar yang terjadi pada tanggal revaluasi
dikurangi nilai akumulasi penyusutan selanjutnya dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset
selanjutnya. Untuk tujuan ini maka nilai wajar harus ditentukan dengan menggunakan refrensi
dari sebuah pasar aktif. Akan tetapi jika nilai wajar dari aset tidak berwujud yang telah
direvaluasi tidak lagi dapat ditentukan dengan refrensi pasar aktif maka jumlah tercatat aset
haruslah nilai revaluasi pada tanggal terakhir kali revaluasi dilakukan dengan refrensi nilai pasar
aktif dikurangi dengan akumulasi biaya penyusutan dan akumulasi biaya kerugian penurunan
nilai.
Masa manfaat aset tidak berwujud berdasarkan PSAK no 19 disebutkan bahwa entitas
harus mampu menilai apakah masa manfaat aset tidak berwujud terbatas atau tidak terbatas, dan
jika terbatas maka jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit yang serupa dihasilkan
selama masa manfaat, jika tidak takterbatas maka berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan
akan tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan
mengahsilkan arus kas bersih bagi entitas. Untuk pengungkapan aset tidak berwujud maka suatu
entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap aset tidak berwujud, dipisahkan antara
aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lainnya serta jumlah
tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Aset tidak berwujud, atau lebih dikenal dengan intangible aset. Mungkin dari kita masih
ada yang belum familiar dengan istilah aset tidak berwujud. Jangan disalah artikan bahwa
aset tidak berwujud termasuk aset lancar karena tidak berwujud.
Menurut PSAK no 19 pengukuran nilai wajar aset tidak berwujud yang diperoleh dari
hasil kombinasi bisnis adalah aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis
mungkin dapat dipisahkan atau muncul dalam kontrak atau hak hokum lainnya namun
dengan syarat harus dipisahkan bersama-sama dengan aset berwujud atau aset tidak berwujud
lainnya. Misalnya merk dagang dari suatu air mineral pegunungan yang mungkin
berhubungan dengan suatu mata air tertentu dan tidak dapat dijual terpisah dari mata airnya.

Saran
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, begtu juga dengan makalah
yang kami buat tentunya masih banyak kekurangannya. Dan kami berharap kepada pembaca
untuk menyisikan waktu memberikan saran dan kritikan untuk menyempurnakan makalah
yang kami buat karna kami sangat membutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://dconsultingbusinessconsultant.com/psak-no-19-aset-tidak-berwujud/

Anda mungkin juga menyukai