DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
Pujisyukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas segala rahmat-Nya
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharap kankritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Peulis, Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Pendahuluan................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................7
PENUTUP.............................................................................................................................................7
Kesimpulan........................................................................................................................................7
Saran..................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Aset tidak berwujud, atau lebih dikenal dengan intangible aset. Mungkin dari kita masih
ada yang belum familiar dengan istilah aset tidak berwujud. Jangan disalah artikan bahwa aset
tidak berwujud termasuk aset lancar karena tidak berwujud.
Dalam akuntansi kita mengenal suatu penurunan nilai atau yang dalam istilah akuntansi
adalah penyusutan. Dimana penyusutan ini bertujuan untuk mengurangi nilai aset berdasarkan
umur ekonomis yang ditentukan atas aset tersebut. Aset yang memiliki umur ekonomis yang
lebih dari satu tahun adalah aset tetap atau aset tidak berwujud. mungkin aset tetap kita sudah
memahami bahwa untuk pengurangan nilai aset dengan cara penyusutan akan tetapi untuk aset
tidak berwujud pengurangan nilai aset dilakukan dengan cara amortisasi. Mungkin ada dari kita
ada yang belum mengetahui apa itu amortisasi, secara harfiah amortisasi adalah suatu penurunan
atau pengurangan nilai aset tidak berwujud secara bertahap dalam rentang jangka waktu tertentu
disetiap periode akuntansi.
Secara umum metode amortisasi aset tidak berwujud memiliki dua metode yaitu saldo
menurun dan metode garis lurus. Sebenarnya kedua metode ini sama dengan metode yang
digunakan dalam metode penyusutan untuk aset tetap. Karena sebetulnya antara depresiasi dan
amortisasi adalah keduanya sama hanya berbeda untuk di klasifikasi jenis asetnya saja. Jika aset
tetap menggunakan depresiasi sedangkan untuk aset tidak berwujud menggunakan amortisasi.
Yang masuk dalam klasifikasi sebagai aset tidak berwujud adalah goodwill, hak paten, hak cipta
dan franchise. Aktiva tidak berwujud diakui sebesar harga perolehan dimana hal ini juga sama
dilakukan untuk pengakuan aset tetap.
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan
Aset tidak berwujud, atau lebih dikenal dengan intangible aset. Mungkin dari kita masih
ada yang belum familiar dengan istilah aset tidak berwujud. Jangan disalah artikan bahwa
aset tidak berwujud termasuk aset lancar karena tidak berwujud.
Menurut PSAK no 19 pengukuran nilai wajar aset tidak berwujud yang diperoleh dari
hasil kombinasi bisnis adalah aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis
mungkin dapat dipisahkan atau muncul dalam kontrak atau hak hokum lainnya namun
dengan syarat harus dipisahkan bersama-sama dengan aset berwujud atau aset tidak berwujud
lainnya. Misalnya merk dagang dari suatu air mineral pegunungan yang mungkin
berhubungan dengan suatu mata air tertentu dan tidak dapat dijual terpisah dari mata airnya.
Saran
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, begtu juga dengan makalah
yang kami buat tentunya masih banyak kekurangannya. Dan kami berharap kepada pembaca
untuk menyisikan waktu memberikan saran dan kritikan untuk menyempurnakan makalah
yang kami buat karna kami sangat membutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://dconsultingbusinessconsultant.com/psak-no-19-aset-tidak-berwujud/