Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pemeriksaan Aset Tetap

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6

1. Syadza Khansa Qaniah (36120008)


2. Rahmiati (36120015)
3. Nur Annisa Pratiwi (36120022)

PROGRAM STUDI D-3 AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah

memberikan banyak nikmat, taufik, dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah kami yang berjudul “Pemeriksaan Aset Tetap”. Makalah ini kami buat

dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti dan dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada segenap

pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa sepenuhnya menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan

kalimat, maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku

penyusun menerima segala kritik dansaran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca dan juga penulis.

Makassar, 16 September 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
2.1. Sifat dan Contoh Aset Tetap ...................................................................................... 7
2.2. Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aset Tetap ................................................... 11
2.3. Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap ............................................................................ 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan

perusahaan sangat berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan. Disisi

lain kepemilikan kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan

nantinya tidak menyesatkan bagi pemakai Laporan keuangan .

Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran

atas akun yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun

kesalahan dalam mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Audit dapat dilakukan oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.

Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh

auditor ekstern, harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan dalam

melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui sebelumnya

adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus

dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua

kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui

ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta siapa pihak

yang terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak). Berbeda dengan

Pemeriksaan yang tujuannya adalah umum dimana perusahaan hanya menginginkan

penilaian terhadap pihak auditor, untuk menyatakan wajar atau tidak terhadap

pelaksanaan kegiatan akuntansi yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan

4
demikian untuk Pemeriksaan umum ini auditor tidak harus melakukan Pemeriksaan

dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi dapat dengan menggunakan sample Bukti yang

sebelumnya dilakukan penilaian system pengendalian intern, materialitas perusahaan dan

risiko perusahaan.

Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya

kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang

berbeda oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh perusahaan

sendiri maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham,

publik. Untuk itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan

keuangan. Agar audit dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka

perlu dibuat teknik audit yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan. Demikian pula

diperlukan orang yang kompeten dan independen dalam melaksanakan audit tersebut.

Dari masalah tersebut maka muncul pertanyaan tentang bagaimana teknik audit aktiva

tetap dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam pelaporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah sifat dan contoh Aset Tetap ?

b. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) Aset Tetap?

c. Apa saja prosedur pemeriksaan pada Aset Tetap?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sifat bdan contoh Aset Tetap

5
b. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) Aset Tetap

c. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pada Aset Tetap

6
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sifat dan Contoh Aset Tetap

Aset tetap (fixed assets) disbeut juga Property, Plant, dan Equipment.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16, hal. 16.1 & 16.2 – IAI

2015) Aset tetap adalah aset berwujud yang :

a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,

untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b. Diharakan akan digunakan lebih dari satu periode.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar

dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau

konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada saat aset ketika

pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, contohnya

PSAK 53: Pembayaran berbasis Saham.

Jumlah tercatat adalah jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi akumulasi

penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang

lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Jumlah

tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti

biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima

untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas

dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68:

Pengukuran Nilai Wajar).

Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang diperoleh entitas saat ini dari

pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur

7
dan kondisi yan diperkirakan pada akhir umur manfaatnya. Nilai spesifik entitas adalah

nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas timbul dari penggunaaan aset secara

berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau

diharapkan terjadi ketika penyelesaian liabilitas. Penyusutan adalah alokasi sistematis

jumlah tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya. Rugi penurunan nilai adalah

jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat aset atas jumlah terpulihkannya.

Umur manfaat adalah :

a) Periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau

b) Jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh

dari aset entitas.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2019:68):

Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa

untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b) Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai

aset tetap bila:

a) Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di amsa akan datang

yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan

b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Beberapa sifat atau ciri aset tetap adalah :

1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan

sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi

8
perusahaan.

2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

3. Jumlahnya cukup material.

Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang membedakan aset tetap dari persediaan

barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT Astra sebagai produsen mobil, hasil

produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan

barang dagangan (inventory), sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai,

digunakan oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aset

tetap.

Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset tetap harus

disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap selama

masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang

diterapkan secara konsisten). Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap

perusahaan harus mempunyai kebijkan kapitalisasi, yang membedakan antara capital

expenditure dan revenu expenditure.

Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan

mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenu expenditure merupakan pengeluaran

yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan dibedakan ke

dalam laba rugi pada saat terjadinya beban tersebut.

Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari Rp

500.000 bagi perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue

expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan

merupakan capital expenditure.

9
Fixed Assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Fixed tangible assets (aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat,

bisa diraba).

2. Fixed intangible assets (aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk,

sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).

Yang termasuk Fixed Tangible Assets Misalnya:

a. Tanah (land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah.

Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).

Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika

kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30

tahun, hak guna usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan

asing dan warga negara asin tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak

milik.

b. Gedung (building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-

mesin(marchinery), peralatan (equipment), meja & kursi (furniture & fixtures),

mobil, motor kapal laut & pesawat terbang (delivery equipment/vehicles).

c. Natural resources (sumber alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,

emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus

dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai

menghasilkan.

Yang Termasuk Intangible Assets Misalnya:

Hak paten, hak cipta, franchise, goodwil, properating expenses (biaya-biaya yang

dikeluarkan sebelum perusahaan brproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).

10
Contoh dari francise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, Mc. Donald,

Es Teller’77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut

harus menandatangani kontrak dengan pemilik francise, agar bisa menjual

makanan/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan

tersebut, tentu saja dengan membayar royalti.

2.2. Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aset Tetap

Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aset tetap

mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset

tetap.

2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan

(neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.

3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalma tahun berjalan (periode

yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu capital expenditure, diotorisasi

oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang

lengkap dan dicatat dengan benar.

4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan

benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang

berwenang. Disposal dari aset tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang

akan menimbulkan rugi/laba penjualan aset tetap, tukar tambah (trade-in) atau

penghapusan aset tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aset

tetap, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku. Kerugian dari trade-

in atas aset sejenis dicatat sebagai loss on trade-in sedangkan keuntungan dari

11
trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari hara perolehan aset tetap yang baru.

5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang

diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan

apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).

6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dlaam laporan keuangan, sesuai

dengan standar akuntansi keuangan di indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

2.3. Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap

Di banyak perusah, terutama perusahaan industri, aset tetap merupakan jumlah

yang sangat besar dari total aset perusahaan. Namun demikian, waktu yang digunakan

oleh akuntan publik untuk memeriksa aset tetap biasanya lebih sedikit dibandingkan

waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan,

dan lain-lain.

Beberapa penyebabnya antara lain:

a. Harga perolehan perunit dari aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah

transaksinya dalam setahun biasnaya sedikit.

b. Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit

di bandingkan mutasi piutang dan persediaan.

c. Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cutt-of bukan merupakan hal yang

penting seperti pemeriksaan atas cutt-off transctions dalam pemeriksaan

pembelian dan penjualan persediaan.

Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku unutuk repeat engagements

(penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan

12
(periode yang diperiksa).

Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut:

 Jika tahun sebelumya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo

awal aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas

kerja pemeriksaan akuntan tersebut.

 Jika tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus

memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal

berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatattan yang dilakukan

perusahaan untuk penambahan dan penguranan aset tetap, serta metode dan

perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). Tentu saja pemeriksana mutasi

tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan

jumlah yang material.

Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut:

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.

2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap, yang

berisikan: saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan

saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General

Ledger, atau Sub-Ledger, saldo awal dengan kertas kerja tahun lalu.

4. Vouch penamabahan serta pengurangan dari aset tettap tersebut. Untuk

penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting document.

Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat

13
dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugian attas penjualan aset

tetap tersebut. Selain itu periksa juga penerimaan hasil penjualan aset tetap

tersebut.

5. periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dna periksa kondisi

dan nomor kode dari aset tetap.

6. Periksa bukti pemilikan aset tetap. Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat

tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan

Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.

7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy

yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.

8. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat

mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok

Capital Expenditure tetapi dicatat sebagai Revenue Expenxitures.

9. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance

Coverage-nya cukup baik atau tidak.

10. Tes perhitungan penyusutan, cross referance angka penyusutan dengan biaya

penyusutan diperkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya

penyusutan.

11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawbaan konfirmasi dari bank, untuk

memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak.

12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli

atau menjual aset tetap.

13. Untuk Consttruction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada

14
Construction in Progress yang harus ditransfer ke aset tetap.

14. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasting, periksa lease agreement

dan periksa apakah accounting treatmen-nya sudah sesuai dengan standar

akuntansi leasing.

15. Periksa atau tanyaakn apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di

bank

16. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar

akuntansi keuanga di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

15
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative

permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual

belikan. Kriteria Aktiva Tetap yaitu: berwujud, umurmya lebih dari satu tahun,

digunakan dalam operasi perusahaan, Tidak diperjualbelikan, material dan dimiliki

perusahaan.Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk

memperoleg suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan. Penyusutan

adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode

akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.

3.2 Saran

Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva Tetap diharapkan dapat menambah

wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah

baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber

sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik, Edisi ke-4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai