Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AUDITING

“PIUTANG”

Dosen Pengampu : SISKA DEWI, S.E.,M.AK

Penyusun:

1. Riska Rahma Sari (3420032)


2. Syafa Suqma Furqoti (3420072)

Semester : 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ITS NU PEKALONGAN PEKALONGAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Mata Kuliah Auditing dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Dan juga kami berterima kasih kepada bapak SISKA DEWI, S.E.,M.AK selaku
dosen pengampu mata kuliah Auditing yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu Auditing. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan baik disengaja maupun
tidak di sengaja.

Pekalongan, 18 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I.......................................................................................................................

PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................6


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................6
1.3 Tujuan....................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................

PENDAHULUAN..................................................................................................

2.1 Definisi Piutang.....................................................................................7


2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang...................................9
2.3 Prosedur Audit Atas Piutang...............................................................10
BAB III.................................................................................................................

PENUTUP............................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan
atau jasa secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi
di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Perkiraan piutang pemegang saham dan
piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan
dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda. Piutang dinyatakan
sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. 
Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan
untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Disamping itu piutang juga mempunyai
tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara tersendiri.
Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul “Pemeriksaan Piutang“.
Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami membuat rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa saja sifat dan contoh piutang?


2. Apa saja tujuan pemeriksaan piutang?
3. Bagaimana prosedure pemeriksaan piutang?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mampu menjelaskan tentang sifat dan contoh piutang.


2. Mampu menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan piutang.
3. Mampu menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan piutang.
BAB II

PENDAHULUAN
2.1 Definisi Piutang

Konrath (2002:5) dalam Sukrisno Agoes (2004:1) mendefinisikan audit


sebagai ”suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-
kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.”

Menurut Sukrisno Agoes  (2004:3), audit adalah “Suatu pemeriksaan yang


dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.’’

Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang


penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal
perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya penjualan secara
kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian,
porsekot kepada karyawan, dll. Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan
barang atau jasa dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan.

 Jenis-jenis piutang
1. Piutang dagang
Piutang dagang terjadi akibat kegiatan normal suatu perusahaan melalui
penjualan secara kredit, misalnya notes receivable.
2. Piutang non dagang
Merupakan piutang lainnya yang berasal bukan dari kegiatan utama
perusahaan, misalnya penjualan surat berharga
 Sifat dan Contoh Piutang
1. Sifat Piutang, menurut SAK :
Digolongkan menurut sumber terjadinya
1. Piutang Usaha  timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara
kredit
2. Piutang Lain-lain  timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal
perusahaan
 Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain yang diharapkan bisa ditagih
dalam waktu satu tahun  Piutang Lancar
 Piutang dinyatakan sebesar  jumlah tagihan dikurangi dengan
taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
 Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti
penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih
 Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi
harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang),
karena sifatnya yang berbeda.
2. Contoh rekening yang digolongkan piutang :
a. Piutang Usaha
b. Wesel Tagih
c. Piutang Pegawai
d. Piutang Bunga
e. Uang Muka
f. Refundable Deposit (uang Jaminan)
g. Piutang Lain-lain
h. Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan
penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan
otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan
pencatatan
b. Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)
c. Digunakan price list (daftar harga jual)
d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account
receivable subledger card)
e. Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur
piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile)
dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim
monthly statement of account
f. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor
dalam jumlah seutuhnya (intact).
g. Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang
berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh
pejabat berwenang
h. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang
saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang
i. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan)
piutang
j. Validity apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang
mempunyai utang)
k. Authenticity apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang
ditandatangi pelanggan
l. Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance
for bad debts
m. Collectibility kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
n. Allowance for bad debts jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih,
harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti
tidak bisa ditagih harus dihapuskan
o. Allowance terlalu besar  piutang disajikan terlalu kecil (understated),
biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), laba rugi
understated
p. Allowance terlalu kecil  piutang yang disajikan overstated, biaya
penyisihan piutang understated, laba rugi overstated

2. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability)


yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
 Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo,
harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca

3. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip


akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebagai berikut :
a. Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan
secara terpisah
b. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi
taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
c. Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus
disajikan dalam kelompok kewajiban
2.3 Prosedur Audit Atas Piutang

Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara


lain :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan,
piutang dan penerimaan.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal
neraca.Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang
antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur
piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya.
3. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke
subledger lalu totalnya ke general ledger.
4. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan
sales invoice.
5. Kirimkan konfirmasi piutang:
(1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim
surat konfirmasi. (2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif
atau konfirmasi negatif.
(3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di
surat  konfirmasi. (4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus
diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. (5) Buat ikhtisar
(summary) dari hasil konfirmasi.
6. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan
bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang
berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
7. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan
untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah
jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu
besar dan terlalu kecil.
9. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan
lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice
sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum
cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
10. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang
dijadikan sebagai jaminan.
11. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
12. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara
kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang. Piutang lain-lain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Audit atas piutang penting
dilakukan karena salah saji piutang usaha memiliki materialistis yang besar terhadap salah saji
laporan keuangan. Tujuan dilakukannya audit atas piutang
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas;
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada piutang
3. Untuk memeriksa collectability (kemungkinan tertagih nya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendekatan wesel tagih
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia
3.2 Saran

Kami selaku penyusun makalah menyadari banyaknya kekurangan dalam


penyusunan materi mata perkuliahan Auditing kali ini. Kami selaku penyusun
sangat berharap semoga materi yang kami susun dapat di pahami dan menambah
wawasan pembaca. Kami berharap adanya saran dan keritik yang membangun
agar memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31553106/AUDIT_PIUTANG

Anda mungkin juga menyukai