Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAUDITAN II
“Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka”

Dosen Pengampu :

Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si.,AK.,CA

Disusun Oleh : Kelompok 5

Nuridz Dzatiwa Ihwabas 7193220012


Elisabeth Melania Sijabat 7193220033
Harry Purnadhi Sipayung 7193520059

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya, sehingga

kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini

yang kami buat guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para pembaca. Semoga hasil

makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih

banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf

dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke

depannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam

makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2

A. Definisi Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka ............................... 2

B. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka ................. 2

C. Tujuan Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka ....................................... 3

D. Memahami Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar

Dimuka ................................................................................................................. 4

E. Memahami Penentuan Resiko Pemeriksaan dan Pajak Dibayar Dimuka ............ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10

B. Saran ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (Profit) maupun non-
laba (Profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu
elemen penting dalam aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan tersebut.
Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mejalankan
operasi sehingga menceminakan kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban (Pengawasan) yang
cukup terhadap Beban Sistem pengendalian beban yang dibayar dimuka. Untuk menghindari
terjadinya berbagai macam penyelewengan terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem
pengendalian intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan terhadap Beban
perusahaan.

Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah fokus utama auditor
dalam tugasnya melakukan audit kepada perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak
mendapatkan temuan temuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian yang
baik terhadap pengendalian internal Beban perusahaan, auditor akan lebih mudah untuk
melanjutkan pemeriksaan pada elemen keuangan perusahaan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka?


2. Apa saja tujuan pemeriksaan (Audit objective) biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka?

D. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka,
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (Audit objective) biaya dibayar dimuka dan pajak
dibayar dimuka,
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka

Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut :

1. Biaya dibayar dimuka

Menurut Standar Akuntansi Keuangan :

a. Biaya dibayar dimuka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan
untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar dimuka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa periode
kegiatan dikasifikasikan sebagai asset tak lancar.

Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang belum menjadi kewajiban perusahaan untuk
membayar pada periode saat ini, namun perusahaan sudah membayar terlebih dahulu.

2. Pajak dibayar dimuka

Pajak dibayar dimuka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
tahun (Untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (Untuk PPN).

B. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka

Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar (Current assets)

2. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka menurut Standar Akuntansi
Keuangan
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

2
3. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar dimuka
adalah :
a. Premi asuransi (Prepaid insurance).
b. Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (Prepaid rent).
c. Biaya lain-lain dibayar di muka (Prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,
televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (Hadiah berupa
gantungan kunci, payung).
4. Contoh dari pajak dibayar dimuka adalah :
a. PPh 22 (Dari import barang).
b. PPh 23 (Dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
c. PPh 25 (Detoran masa pajak penghasilan).
d. PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengguna kena pajak pada
waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).

C. Tujuan Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas Biaya dibayar
dimuka dan pajak dibayar di muka. Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya
bahwa internal control atas Biaya berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam
melakukan substantive test dapat dipersempit.
- Setiap pengeluaran untuk Biaya diotorisasi oleh pejabat perusahan yang
berwenang.
- Setiap pengeluaran untuk Biaya didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : Polis asuransi, perjanjian sewa menyewa (Lease agreement)
2. Untuk memeriksa apakah Biaya dibayar dimuka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai Biaya tahun berjalan. Maksudnya adalah
auditor harus memeriksa apakah bagian expired (Masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai Biaya tahun berjalan.
3. Untuk memeriksa apakah penyajian Biaya dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Paybudi)/ PSAK. Biasanya
Biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu
tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari satu
disajikan sebagai aktiva tak lancar.

3
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut :
• PPh 22 : Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan Import
Untuk Dipakai).
• PPh 23 : Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro.
• PPh 25 : SSP
• PPN Masukan : Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

D. Memahami Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak


Dibayar Dimuka

Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur


compliance test dan prosedur substantive test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk
substantive test akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi
asuransi dibayar di muka dan beban advertensi dibayar dimuka. Dalam praktiknya,
prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan
yang diaudit.

1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test

1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka :

a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup dalam
internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank :

- Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar dimuka didukung oleh
bukti-bukti sah dan lengkap.
- Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat prusahaan yang berwenang.
- Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
- Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.

4
b. Lakukan test transaksi (Compliance test) atas biaya dan pajak dibayar di muka. Yang
digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank dan sample
cukup dipilih secara random.

2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika dari
test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena
itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di persempit.

2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar Dimuka (Prepaid Rent)


1) Minta rincian (Schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
2) Check ketelitian perhitungan mathematic (Mathematical accuracy).
3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar (General
ledger) prepaid rent.
4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5) Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan pemeriksaan
lease agreement (Jika sudah dilakukan di compaliance test, refer ke kertas kerja
compliance test).
6) Tie-upltie-in (Cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa. Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa
(Tanpa melalui prepaid rent), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

3. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid


Insurance).

Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten atas
asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci
atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses pembelian.
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah
saji diperkirakan. Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi
dibayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi
dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun.

a. Prosedur Amalisi Subtantive


1. Minta rincian prepaid insurance per tanggalll neraca.
5
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar (General
ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching (Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran suatu bukti
yang mendukung transaksi) untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan,
perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincian prepaid
insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan (Insurance coverage) cukup atau tidak dalam
arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE, maksudnya
apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan
bahwa kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka
ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

b. Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar Dimuka

Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi mungkin
perlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur
analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji. Auditor
mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari klien
yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di
muka.

c. Keberadaan dan kelengkapan (Existence and Completensess)

Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang tercakup
dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta
informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal
ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua
asersi. Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya
seperti tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan

6
membandingkan polis terinci didaftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di
daftar asuransi tahun lalu.

d. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang dikirimkan
kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis adalah orang lain
di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak tercatat atau bukti
behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.

e. Penilaian (Valuation)

Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi dibayar di
muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan mudah diuji
dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah mem-
pertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Dengan memverifikasi porsi asuransi
dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total beban
asuransi.

f. Klasifikasi (Classification)

Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi dialokasikan
secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai cakupan
polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi kebakaran pada fasilitas
pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik keakun beban asuransi overhead
manufaktur maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.

4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising :


a. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
b. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan
saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
c. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian (Untuk iklan di tv/radio/bill board) dan
bukti pembelian (Untuk barang-barang souvenir).
d. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus
dilakukan stock opname (Perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
5. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes :
a. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (Rincian bisa per jenis pajak atau di
campur).

7
b. Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
c. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPH
Badan.
d. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM). Di dalam top schedule biasanya si auditor harus
mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah
menurut pendapat auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 86, 87) :

Untuk sewa operasi, lease mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah pembayaran sewa yang harus dibayar selama masa sewa,


b. Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan yang diakui sebagai beban sewa,
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa,
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya sehubungan dengan
transaksi jual dan sewa balik,
e. Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa.

Sedangkan bagi lessor (Pihak yang mempunyai barang, property, kekayaan lainnya untuk
disewakan), pembayaran sewa selama tahun berjalan dari lease harus diakui sebagai
pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan diukur berdasarkan metode garis lurus
sepanjang masa sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam
jumlah yang tidak sama setiap periode.

E. Memahami Penentuan Resiko Pemeriksaan dan Pajak Dibayar Dimuka

Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka pada
umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak melibatkan isu
akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat
dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material. Beban yang
ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat memerlukan pertimbangan risiko
bawaan yang serius.

Contohnya, penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan
pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan antara auditor

8
dengan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat
yang tinggi.

Penentuan Risiko Pengendalian Beban Dibayar Dimuka

Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud biasanya
diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi
dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari
penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka
didasarkan pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya,
prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi
yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.

Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan transaksi dan


informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (Insurance register) dapat dibuat sebagai
catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi
informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap
polis asuransi. Daftar ini harus direview secara berkala oleh orang yang independen untuk
memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yang konsisten dengan
kebutuhannya.

Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi dibayar di
muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harusmenyiapkan ayat jurnal
untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus,
entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan.
Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah
actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak dibayar dimuka adalah pajak
yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (Untuk pajak penghasilan) atau di akhir
bulan (Untuk PPN).

Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap biaya dibayar
dimuka dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di muka
dan pajak dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya penggelapan pajak
ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis terhadap para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun
demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2017. “AUDITING (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik) ” : Edisi 5-Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

https://dokumen.tips/documents/bab-13-pemeriksaan-biaya-dibayar-dimuka-dan-pajak-
dibayar-dimuka.html

11

Anda mungkin juga menyukai