PENGAUDITAN II
“Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar Dimuka”
Dosen Pengampu :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya, sehingga
kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang kami buat guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan para pembaca. Semoga hasil
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
B. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka ................. 2
Dimuka ................................................................................................................. 4
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Aktifitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (Profit) maupun non-
laba (Profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu
elemen penting dalam aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan tersebut.
Hal ini dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mejalankan
operasi sehingga menceminakan kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan
perusahaan yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban (Pengawasan) yang
cukup terhadap Beban Sistem pengendalian beban yang dibayar dimuka. Untuk menghindari
terjadinya berbagai macam penyelewengan terhadap Beban, maka diperlukan adanya sistem
pengendalian intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan terhadap Beban
perusahaan.
Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah fokus utama auditor
dalam tugasnya melakukan audit kepada perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak
mendapatkan temuan temuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian yang
baik terhadap pengendalian internal Beban perusahaan, auditor akan lebih mudah untuk
melanjutkan pemeriksaan pada elemen keuangan perusahaan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka,
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (Audit objective) biaya dibayar dimuka dan pajak
dibayar dimuka,
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut :
a. Biaya dibayar dimuka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan
untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar dimuka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa periode
kegiatan dikasifikasikan sebagai asset tak lancar.
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang belum menjadi kewajiban perusahaan untuk
membayar pada periode saat ini, namun perusahaan sudah membayar terlebih dahulu.
Pajak dibayar dimuka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
tahun (Untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (Untuk PPN).
B. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
1. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar (Current assets)
2. Sifat Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka menurut Standar Akuntansi
Keuangan
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
2
3. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar dimuka
adalah :
a. Premi asuransi (Prepaid insurance).
b. Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (Prepaid rent).
c. Biaya lain-lain dibayar di muka (Prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,
televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (Hadiah berupa
gantungan kunci, payung).
4. Contoh dari pajak dibayar dimuka adalah :
a. PPh 22 (Dari import barang).
b. PPh 23 (Dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
c. PPh 25 (Detoran masa pajak penghasilan).
d. PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengguna kena pajak pada
waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas Biaya dibayar
dimuka dan pajak dibayar di muka. Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya
bahwa internal control atas Biaya berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan dalam
melakukan substantive test dapat dipersempit.
- Setiap pengeluaran untuk Biaya diotorisasi oleh pejabat perusahan yang
berwenang.
- Setiap pengeluaran untuk Biaya didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : Polis asuransi, perjanjian sewa menyewa (Lease agreement)
2. Untuk memeriksa apakah Biaya dibayar dimuka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai Biaya tahun berjalan. Maksudnya adalah
auditor harus memeriksa apakah bagian expired (Masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai Biaya tahun berjalan.
3. Untuk memeriksa apakah penyajian Biaya dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Paybudi)/ PSAK. Biasanya
Biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu
tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari satu
disajikan sebagai aktiva tak lancar.
3
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti setoran/pemungutan
pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir
periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut :
• PPh 22 : Bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan Import
Untuk Dipakai).
• PPh 23 : Bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro.
• PPh 25 : SSP
• PPN Masukan : Faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka :
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup dalam
internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank :
- Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar dimuka didukung oleh
bukti-bukti sah dan lengkap.
- Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat prusahaan yang berwenang.
- Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
- Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
4
b. Lakukan test transaksi (Compliance test) atas biaya dan pajak dibayar di muka. Yang
digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank dan sample
cukup dipilih secara random.
2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika dari
test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka auditor bisa
menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan efektif. Karena
itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di persempit.
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai dan kompeten atas
asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian terinci
atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai bagian dari pengujian proses pembelian.
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah
saji diperkirakan. Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi
dibayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi
dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive adalah efektif untuk
memverifikasi saldo akun.
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi mungkin
perlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur
analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin mengandung salah saji. Auditor
mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari klien
yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di
muka.
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi yang tercakup
dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta
informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa berlaku, dan premi. Hal
ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua
asersi. Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen pendukung yang mendasarinya
seperti tagihan dan polis asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan
6
membandingkan polis terinci didaftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di
daftar asuransi tahun lalu.
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirmasi yang dikirimkan
kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jika pemegang polis adalah orang lain
di luar klien, auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang tidak tercatat atau bukti
behwa pihak lain memiliki klaim atas aktiva yang diasuransikan.
e. Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo atas asuransi dibayar di
muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat dengan mudah diuji
dengan menghitung kembali porsi asuransi yang belum jatuh tempo setelah mem-
pertimbangkan premi yang dibayar dan termin polis. Dengan memverifikasi porsi asuransi
dibayar di muka yang belum jatuh tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total beban
asuransi.
f. Klasifikasi (Classification)
Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis asuransi dialokasikan
secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pemerikasaan mengenai cakupan
polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misalnya, polis asuransi kebakaran pada fasilitas
pabrik dan administrasi utama harus dibebankan baik keakun beban asuransi overhead
manufaktur maupun kea kun beban asuransi umum dan administrasi.
7
b. Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
c. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPH
Badan.
d. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM). Di dalam top schedule biasanya si auditor harus
mencantumkan kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah
menurut pendapat auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
Sedangkan bagi lessor (Pihak yang mempunyai barang, property, kekayaan lainnya untuk
disewakan), pembayaran sewa selama tahun berjalan dari lease harus diakui sebagai
pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan diukur berdasarkan metode garis lurus
sepanjang masa sewa, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam
jumlah yang tidak sama setiap periode.
Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibayar di muka pada
umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini tidak melibatkan isu
akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat
dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material. Beban yang
ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat memerlukan pertimbangan risiko
bawaan yang serius.
Contohnya, penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan
pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan antara auditor
8
dengan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat
yang tinggi.
Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak berwujud biasanya
diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa berfokus pada akun asuransi
dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari
penentuan auditor atas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka
didasarkan pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya,
prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi
yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.
Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis dari asuransi dibayar di
muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karyawan klien harusmenyiapkan ayat jurnal
untuk mengakui porsi yang jatuh tempo dari asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus,
entitas menggunakan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan.
Pada akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencerminkan jumlah
actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak dibayar dimuka adalah pajak
yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan
diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (Untuk pajak penghasilan) atau di akhir
bulan (Untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap biaya dibayar
dimuka dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di muka
dan pajak dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari adanya penggelapan pajak
ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis terhadap para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun
demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang
pastinya memiliki kesalahan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. “AUDITING (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik) ” : Edisi 5-Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
https://dokumen.tips/documents/bab-13-pemeriksaan-biaya-dibayar-dimuka-dan-pajak-
dibayar-dimuka.html
11