PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
Mata Kuliah :
“PENGAUDITAN II“
DOSEN PENGAMPU :
Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si., Ak., CA.
OLEH : KELOMPOK 4
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini diselesaikan guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengauditan II.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pmeriksaan persediaan.
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan persediaan.
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan persediaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Pemeriksaan Perediaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
persediaan.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control
atas perolehan, penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efektif, maka
luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test atas persediaan dapat
dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab (segregation of duties)
antara bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan
keuangan.
b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak
(prenumbered), seperti: permintaan pembelian (purchase requisition),
order pembelian (purchase order), surat jalan (delivery order), laporan
penerimaan barang (receiving report), order penjualan (sales order), faktur
penjualan (sales invoice).
c. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan tender
d. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan
kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
e. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan
dan penerimaan serta pengeluaran kas.
f. Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order
quantity dan iron stock.
g. Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di
perusahaan yang nilai persediaan beras jenis nya cukup material.
4
persediaan tersebut. Dalam hal ini saldo persediaan termasuk barang dalam
perjalanan dan barang konsinyasi (consignment out).
5
agar bisa diketahui berapa saldo persediaan yang betul-betul dimiliki perusahaan.
Perpetual Physical
Cr Utang/Kas Cr Utang/Kas
Cr Penjualan Cr Penjualan
Cr Persediaan
6
cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Yang harus
diwaspadai adalah, jika perusahaan mengasuransikan persediaan dengan
insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan bisnis yang lesu,
Jika hal tersebut ditemukan, harus diungkapkan bahwa catatan atas laporan
keuangan. Misalnya pada tanggal 24 November 2015, perusahaan menandatangani
kontrak penjualan dengan salah satu pelanggannya untuk menjual 10.000 unit barang
X dengan harga jual Rp100.000 per unit, penyerahan barang akan dilakukan pada
tanggal 13 Februari 2016. Ternyata di bulan Februari 2016 harga pasar barang X
tersebut meningkat menjadi Rp130.000 per unit. Karena sudah ada seles commitment,
maka perusahaan mau tidak mau harus tetap menjual barang tersebut kepada
langganannya sebanyak 10.000 unit dengan harga sesuai kontrak, yaitu Rp100.000 per
unit.
Dalam hal ini perusahaan rugi besar 10.000 × (Rp.130.000 - Rp.100.000) =
Rp.300.000.
7
dikirim konfirmasi. Bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu sebelum
sesudah akhir tahun. untuk perusahaan yang internal controlnya lemah, stock
opname sebaiknya dilakukan pada tanggal laporan posisi keuangan(neraca), untuk
perusahaan yang internal controlnya baik, stock opname bisa dilakukan beberapa
waktu sebelum atau sesudah tanggal laporan posisi keuangan atau neraca. Namun
demikian, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock
opname:
a) Dapatkan dan pelajari petunjuk pelaksanaan stock opname physical inventory
instruction yang dibuat oleh perusahaan.
b) Melakukan peninjauan gudang sebelum stock opname dilakukan, untuk
mendapat gambaran mengenai lokasi gudang dan apakah barang-barang di
gudang telah disusun rapi menurut jenis dan kelompoknya. Jika ditemukan
barang-barang masih tercampur antara jenis yang satu dengan jenis yang
lainnya, auditor bisa meminta klien untuk merapikan dulu penyusunan
barang-barang tersebut dan kemungkinan menunda pelaksanaan stock
opname agar bisa diperoleh hasil perhitungan yang akurat.
c) siapkan tim audit yang akan ditugaskan untuk melakukan observasi atas
pelaksanaan stock opname yang dilakukan klien, beserta perlengkapan yang
di dibutuhkan.
8
mengetahui tinggi permukaan minyak, lalu dikalikan dengan diameter tanki
untuk mengetahui volume minyak tersebut.
d. Selesai pelaksanaan stock opname auditor harus membuat laporan memo
mengenai pelaksanaan stock opname dan hasil observasi auditor. Memo
tersebut harus mencakup kesimpulan auditor apakah sudah dilakukan sesuai
dengan physical inventory instruction dan hasilnya akurat dan bisa dipercaya.
9
periode bentuknya di-reverse/dibuat jurnal pembalik.
7. Periksa Cut-off penjualan dan pembelian tujuannya untuk meyakinkan jangan sampai ada
pergeseran waktu dalam pencatatan penjualan dan pembelian. Untuk itu harus dicatat
tanggal dan nomor terakhir dari faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian dan
receiving report.
8. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat
(minutes of meeting)
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai
barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada tentunya
akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank perjanjian kredit dan notulen rapat. Dan
jika ada persediaan yang dijaminkan maka hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan
atas laporan keuangan (notes to financial statements).
9. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisi keuangan
atau (neraca).
Jika ada purchase atau sales commitment yang menimbulkan kerugian yang material bagi
perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan. Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan dan pembelian
yang realisasinya akan dilakukan di periode berikutnya dan memeriksa apakah ada
penurunan harga beli atau harga jual di pasar (market value) di periode berikutnya.
10. Jika ada barang dalam perjalanan, melakukan prosedur audit yang diperlukan prosedur
audit nya adalah:
a) Minta rincian barang dalam perjalanan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
b) Periksa perhitungan matematis nya (penjumlahan dan perkalian)
c) Periksa apakah syarat pengiriman barang menggunakan free on board (fob) shipping
point atau fob destination point. Jika digunakan fob destination point, disebut juga
loko gudang pembeli, berarti hak milik (title of ownership) dari barang akan berpindah
dari tangan penjual ke tangan pembeli pada saat barang tiba di gudang pembeli, dan
ongkos angkut menjadi tanggungan penjual. Jika digunakan fob shipping point,
disebut juga loko gudang penjual berarti, hak milik dari barang akan berpindah dari
tangan penjual ke tangan pembeli pada saat barang siap di atas alat pengangkut dan
ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli.
d) Periksa subsequent clearance (penyelesaian sesudah tanggal laporan posisi keuangan
neraca)
e) Dalam hal ini auditor harus menanyakan kepada klien dan memeriksa bukti
pendukung, apakah sesudah tanggal laporan posisi keuangan neraca barang dalam
perjalanan tersebut sudah diterima. Bukti yang harus diperiksa adalah laporan
10
penerimaan barang (receiving repot) jika sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, barang dalam
perjalanan belum juga diterima kemungkinan terjadi pembatalan pembelian atau
kesalahan pencatatan .
Misalnya pada waktu dikirim purchase order dan dibayar uang muka pembelian
dicatat:
Dr barang dalam perjalanan 10.000.000
Cr kas bank 1.000.000
Cr utang dagang 9.000.000
Pada saat barang diterima seharusnya dicatat:
Dr persediaan 10.000.000
Cr barang dalam perjalanan 10.000.000
Tetapi oleh bagian akuntansi karena kurang teliti dan tidak dicek dahulu dicatat:
Dr persediaan 10 .000.000
Cr utang dagang 10.000.000
Karena itu barang dalam perjalanan terus terlihat di buku besar dan laporan posisi
keuangan neraca sebesar 10.000.000, padahal per tanggal laporan posisi keuangan
neraca barang yang sudah diterima. Auditor harus mengusulkan audit adjustment
sebagai berikut:
Dr utang dagang 10.000.000
Cr barang dalam perjalanan 10.000.000
11. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan dibuat usulan audit adjustment
jika diperlukan auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis di Top Schedule) apakah
berdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan disajikan
secara wajar atau tidak
12. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari aset yang bisa
mempengaruhi neracadan laporan laba rugi, yang perlu dijaga keberadaannya baik
dengan membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem
pencatatan dan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi indonesia yang
diterapkan.
Oleh karenanya, diperlukan suatu pemeriksaan yang rutin dengan prosedur
yang sudah ditetapkan. Bagian terpenting dari pemeriksaan persediaan ini ialah
memastikan saldo akun persediaan yang tercantum di neraca benar-benar
mencerminkan saldo akun persediaan yang sebenarnya.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap pembaca semakin memahami
materi mengenai pemeriksaan persediaan. Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah kedepannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13