Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN

PERSEDIAAN
Mata Kuliah : Pengauditan II
Dosen Pengampu : Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si., Ak., CA.

Oleh :
Kelompok 4
Anggi Lia Manurung 7193520057
Maharani Sinurat 7193220027
Rut Andryani Tumangg 7193520055
A. PENGERTIAN PERSEDIAAN

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK : No. 14, hal 14.1s/d


14.2–2015), Persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa dalam proses produksi untuk
penjualan tersebut dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses atau pemberian jasa.
Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Biasanya merupakan aset lancar (current assets)


karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama
dengan satu tahun.

2. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan


dagang dan industri.

3. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan (neraca)


dan perhitungan laba rugi, karena kesalahan dalam menentukan
persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam
jumlah aset lancar dan total aset, beban pokok penjualan, laba kotor dan
laba bersih, taksiran harga penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi
ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode
berikutnya.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan
adalah:
1. Bahan baku (raw materials).
2. Barang dalam proses (work in proses).
3. Barang jadi (finished goods).
4. Suku cadang (spare-parts).
5. Barang dalam perjalanan (goods in transit), yaitu barang yang sudah dikirim
oleh supplier tetapi belum sampai di gudang perusahaan.
6. Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang di titip jual
pada perusahaan lain). Sedangkan consignment in (barang perusahaan lain
yang dititip jual di perusahaan) tidak boleh dilaporkan atau dicatat sebagai
persediaan perusahaan.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN
PERSEDIAAN

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik ataspersediaan.

2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan (neraca) betul-
betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

3. Untuk memeriksa apakah metode penelitian persediaan Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan Sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat dan ketinggalan
mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN
PERSEDIAAN

6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit

7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan


(insurance coverage) yang cukup

8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang


mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.

9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan Indonesia (SAK/STAP/IFRS).
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan klien, stock opname dilakukan terutama.
Untuk persediaan yang berada di gudang perusahaan. Untuk barang consignment out dan barang-barang yang
1. tersimpan di publik warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup
dikirim konfirmasi. Bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu sebelum sesudah akhir tahun

2. Minta daftar hasil stock opname (Final Inventory List/Inventory Compilation).

Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out atau persediaan perusahaan yang di titip jual ke
perusahaan lain. Biasanya barang konsiyansi jumlahnya tidak terlalu besar sehingga lebih praktis untuk mengirim
3. konfirmasi dibandingkan jika auditor harus menghitungnya, selain itu auditor juga bisa memeriksa bukti pengiriman
barang konvensi tersebut

Melakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal laporan posisi keuangan
4. (neraca).

Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak lambat, rusak dan ketinggalan mode.
Cukup dalam arti tidak terlalu besar dapat menyebabkan laba terlalu kecil dan tidak terlalu kecil dapat
5. menyebabkan laba terbesar. Untuk itu auditor harus memeriksa bagaimana kebijakan dan cara perusahaan
menentukan Allowance, apakah konsisten atau tidak dengan periode sebelumnya.

Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan neraca subsequent event tujuannya untuk mengetahui
6. apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk memperbesar jumlah laporan penjualan salah satu bentuk window
dressing dan kemudian di awal periode bentuknya di-reverse/dibuat jurnal pembalik

.
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN
7. Periksa Cut-off penjualan dan pembelian tujuannya untuk meyakinkan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam pencatatan
penjualan dan pembelian. Untuk itu harus dicatat tanggal dan nomor terakhir dari faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian
dan receiving report.

8. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat (minutes of meeting)
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan sebagai barang jaminan tas kredit yang
diperoleh perusahaan dari pihak ketiga. Jika ada tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank perjanjian
kredit dan notulen rapat.

9. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisi keuangan atau (neraca). Jika ada purchase
atau sales commitment yang menimbulkan kerugian yang material bagi perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

10. Jika ada barang dalam perjalanan, melakukan prosedur audit yang diperlukan prosedur audit nya adalah:
a) Minta rincian barang dalam perjalanan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
b) Periksa perhitungan matematis nya (penjumlahan dan perkalian)
c) Periksa apakah syarat pengiriman barang menggunakan free on board (fob) shipping point atau fob
destination point

11. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan dibuat usulan audit adjustment jika diperlukan auditor harus
menyimpulkan (biasanya ditulis di Top Schedule) apakah berdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan
disajikan secara wajar atau tidak

12. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
.
Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari
aset yang bisa mempengaruhi neracadan laporan laba
rugi, yang perlu dijaga keberadaannya baik dengan
membuat sistem penyimpanan yang baik maupun
dengan sistem pencatatan dan penilaian sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi indonesia yang
diterapkan.
KESIMPULAN Oleh karenanya, diperlukan suatu pemeriksaan yang
rutin dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Bagian
terpenting dari pemeriksaan persediaan ini ialah
memastikan saldo akun persediaan yang tercantum di
neraca benar-benar mencerminkan saldo akun
persediaan yang sebenarnya.
A K AS I H
T E R IM

Anda mungkin juga menyukai