Mata kuliah :
Dosen Pengampu :
OLEH :
KELOMPOK 5
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Akuntansi keuangan Daerah. Dalam
pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, serta penggunaan media
sebagai sarana referensi maka penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Tapi
Rumondang S. Siregar, SE., M.Acc, karena telah memberi kami tugas makalah Akuntansi
Keuangan Daerah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan dan wawasan. Dan mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
D. Kesimpulan......................................................................................................... 17
E. Saran ................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yangdapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban.
Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan daerah tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana laporan arus kas dan entitas pelaporan keuangan
2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pendapatan daerah
3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi belanja daerah
4. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pembiayaan
5. Untuk mengetahui bagaimana surplus/defisit
6. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi aset
7. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi kewajiban
8. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi ekuitas dana
C. Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu badan standar akuntansi keuangan di Amerika yaitu Financial Accounting Standard
Board, yaitu pernyataan No.95 memberikan definisi Laporan Arus Kas sebagai berikut:
“ Laporan Arus Kas merupakan suatu laporan keuangan yang menunjukkan atau
menggambarkan arus masuk kas dan arus keluar kas, dan perubahan bersih dalamkas yang
berasal dari kegiatan operasi, kegiatan investasi (Dalam SAKD dibatasi pada aktivitas
transaksi aktiva tetap dan aset lainnya) dan kegiatan pembiayaan dari suatu entitas selama
periode akuntansi tertentu (dalam SAKD adalah tahunanggaran). Dan laporan ini juga
merupakan suatu media yang dapat menelusuriatau mencocokkan saldo awal kas dengan
saldo kas pada akhir tahun anggaran ” .
Menurut Pernyataan Modul Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2menyatakan bahwa
LAK “Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama satu periode akuntansi,dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan”.
Diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
Dasar Hukum LAK dengan diberlakukannya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan
UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta aturan pelaksanaannya,
khususnya UU No.7/2010 Pertanggung Jawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 pemerintah daerah seharusnya sudah menyiapkan
Laporan Keuangannya yang terdiriatas Laporan Perhitungan Anggaran, Nota Perhitungan,
Neraca dan Laporan Arus Kas.
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi
penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran- pengeluaran
kas selama periode tahun anggaran yang berguna untukmengevaluasi pos-pos atau mata
anggaran baik yang menyangkut pos-pos pendapatan daerah maupun belanja daerah.
2
Untuk Aktivitas Operasi, arus masuk kas adalah realisasi penerimaan kas yang diterima oleh
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang diklasifikasikan menurut jenis
pendapatannya yaitu :
a. Arus masuk kas dari Pendapatan Asli Daerah adalah realisasi penerimaan kas dari
potensi pendapatan di daerah yang ditetapkan dengan suatu peraturan daerah (perda),
terdiri atas:
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
b. Arus masuk kas dari Pendapatan Dana Perimbangan adalah realisasi penerimaan
kas yang sumber dananya berasal dari penerimaan APBN untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, yang terdiri
atas:
Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB
Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan
Pendapatan Bagian Daerah dari SDA
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
c. Arus masuk kas dari Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi (Bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota) adalah realisasi penerimaan kas untuk menampung
pendapatan yang berasal dari bagi hasil yang diterima dari pemerintah propinsi, terdiri
atas:
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
d. Arus masuk kas dari Lain-Lain Pendapatan yang Sah adalah realisasi penerimaan kas
dari pendapatan selain Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Dana Perimbangan,
terdiri atas:
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Lain-Lain Pendapatan
3
Untuk Aktivitas Operasi, arus keluar kas adalah realisasi pengeluaran kasyang dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran, yang diklasifikasikan menurut jenis
pengeluarannya, yaitu:
a. Arus keluar kas untuk Belanja Operasi adalah realisasi pengeluaran kasyang
digunakan untuk kegiatan operasional penyelenggaraan pemerintahan, terdiri atas:
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Pemeliharaan
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pinjaman
Belanja Subsidi
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Operasi Lainnya
Belanja Tak Tersangka
b. Arus keluar kas untuk Bagi Hasil Pendapatan adalah realisasi pengeluarankas untuk
bagi hasil pendapatan dari Pemda Provinsi ke Kabupaten/Kotaatau dari
Kabupaten/Kota ke Desa, terdiri atas:
Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
Bagi hasil pajak ke Desa
Bagi hasil retribusi ke Desa
Bagi hasil pendapatan lainnya ke desa
2. Entitas Pelaporan Keuangan
Entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah atau satuan organisasi dilingkungan Pemerintah
Daerah atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporankeuangan. Pada ketentuan terdahulu, terdapat dua pilihan
4
bagi pemda dalammenentukan entitas pelapor. Kedua pilihan ini disebut dengan system
sentralisasi dan system desentralisasi pelaporan keuangan pemda.
Namun, saat ini pemda diwajibkan menggunakan system desentralisasi dalam pelaporan
keuangannya. Dalam system ini, baik satuan kerja maupun bagiankeuangan atau BPKD
melaksanakan akuntansi. Satuan kerja melaksanakan akuntansi terhadap transaksi ekonomi
yang terjadi pada bagiannya, hingga menghasilkan laporan keuangan. Bagian keuangan atau
BPKD akan mengonsolidasikan (menggabungkan) laporan keuangan semua satuan kerja,
termasuk bagian keuanganatau BPKD itu sendiri untuk menyusun laporan keuangan pemda
secra keseluruhan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilaikekayaan bersih.Dari kedua definisi
tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai
ekuitas dana pemerintah. Kelompok pendapatan adalah sebagai berikut:
Dari kelompok pendapatan di atas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah diterima dan
wewenang pengelolaannya ada di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya yaitu
Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah diterima dan wewenang
pengelolaannya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan
pemerintah tersebut, yaitu:
o Pajak Daerah
o Retribusi Daerah
5
o Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
o Lain-lain PAD yang sah
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan di Satker
ini adalah sebagai berikut :Trans aksi Dokumen sumber
Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalahsebagai berikut :
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaranbersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalamPeraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut : “Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan
ekuitas dana pemerintah daerah. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (Jenis
belanja), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja operasi, belanja modal,
belanka tidak terduga, dan transfer. Klasifikasi organisasi yaitu klasifikasi menurut unit
organisasi penggunaan anggaran. Klasifikasi fungsi yaitu klasifikasi yang didasarkan pada
fungsi-fungsi utama pemda dalam memberikan pelayanankepada masyarakat.
Belanja operasi adalah pengeluaran angggaran untuk kegiatan sehari-sehari pemda yang
member manfaat jangka pendek. Kelompok belanja operasiterdiri atas:
6
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja bunga
d. Belanja subsidi
e. Belanja hibah
f. Belanja bantuan social
g. Belanja bantuan keuangan
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk asset tetap dan asset lainnya member
manfaat lebih ari satu periode akuntansi. Belanja modal termasuk:
a. Belanja tanah
b. Belanja peralatan dan mesin
c. Belanja modal gedung dan bangunan
d. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan
e. Belanja asset tetap lainnya
f. Belanja asset lainnya
Belanja tidak terduga yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan yangsifatnya tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang seperti penggulangan bencana alam, bencana social dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang angat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.
D. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan didefinisikan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No13 tahun 2006
sebagai berikut : “ Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterimakembali , baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya“.
7
Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintah,
mendefinisikan pembiayaan sebagai berikut : “Pembiayaan ( financing)adalah seluruh
transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar
kembali dan / atau pengeluaran yang akanditerima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutamadimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran”.
Pengakuan Aset merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh SKPD.
Pengakuan aset dan ekuitas sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPD.
Pengakuan Hutang, dalam hal ini adalah pengakuan hutang perhitungan pihak ketiga di
SKPD sangat terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak
atau potongan-potongan belanja lainnya. Untuk dapat diakui sebagai asset tetap, suatu asset
harus berwujud dan memenuhi kriteria:
1. Sisa lebih anggaran tahun lalu. Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari sisa
anggaran tahun lalu yang mencakup ppenghematan belanja, kewajiban pada
pihak ketiga yang sampai pada akhir tahun belum terselesaikan, sisa dana kegiatan
lanjutan, dan semua pelampauan atas peneriman daerah.
2. Pencarian dana cadangan. Merupakan sumber pembiayaan yang bersumber dari
penyisihan atas peneriaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah
atau penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi oleh pengeluaran tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Penerimaan pinjaman daerah. Merupakan sumber pembiayaan berasal dari kegiatan
meminjam dana termasuk menerbitkan obligasi.
8
4. Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Merupakan sumber pembiayan
yang didapat dari diterimanya kembali sejumlah pinjaman yangtelah diberikan kepada
pemerintah pusat atau pemda lainnya.
5. Penerimaan piutang daerah. Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari
pelunasan piutang pihak ketiga seperti penerimaan piutang daerah, pemerintah pusat,
pemda lainnya, lembaga keuangan bukan bank atau bank, serta penerimaan piutang
lainnya.
6. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Merupakan sumber pembiayaan
yang berasal dari penjualan perusahaan milik derah/BUMD, dan penjualan aset milik
pemda yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau hasil divestasi penyertaan
modal pemda.
Jenis pembiayaan yang ada meliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal
(Investasi) pemda, dan pembayaran pokok utang. Pengeluaran daerah adalahsumber
pembiayaan yang ditujukan untuk mengalokasikan sueplus anggaran.Kelompok pembiayaan
pengeluaran daerah terdiri atas jenis pembiayaan berikut:
1. Pembentukan dana cadangan. Dana cadangan adalah dana yang disishkan untuk
menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidakdapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran.
2. Penyertaan modal (Investasi pemda). Merupakan sumber pembiayaan yang berupa
kegiatan penyertaan modal (investasi).
3. Pembayaran pokok utang. Akun pembayaran pokok utang digunakan untuk
menggambarkan menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang
dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.
9
E. Akuntansi Surplus/Defisit
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan.
Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan.
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Surplus/Defisit.
Pada laporan realisasi anggaran, surplus/defisit dicantumkan pada kolom paling kanan setelah
kolom anggaran setelah perubahan dan realisasi anggaran dan baris paling bawah. Apabila
terjadi surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal daerah,
pemberiaan pinjaman kepada pemerintah pusat/pemdalainnya dan atau untuk pendanaan
belanja peningkatan jaminan sosial. Surplus yangterjadi pada tahun anggaran sebelumnya,
disebut dengan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA). Jika terjadi defisit, pembiayaan
untuk menutup defisit ini, diantaranya dapat bersumber dari SiLPA tahun sebelumnya,
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman, dan penerimaan piutang.
10
Contoh Laporan Keuangan Akuntansi Surplus Defisit
11
F. Akuntansi Aset
Setiap jenis aset dirinci menurut objek aset dan setiap objek aset dirinci menurut rincian
objek aset. Kode rekening aset selengkapnya dapat diamati pada bagian lampiran. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset jangka pendek jika diharapkan segera untuk direalisasikan,
dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dua belas bulansejak tanggal pelaporan,atau
berupa kas dan setara kas. Kelompok aset jangka pendek meliputi aset berikut:
1. Kas daerah
2. Kas di bendahara penerimaan
3. Kas di bendahara pengeluaran
4. Investasi dalam saham
5. Investasi dalam obligasi
6. Piutang pajak
7. Piutang retribusi
8. Piutang dana bagi hasil
9. Piutang dana alokasi umum
10. Piutang dana alokasi khusus
11. Piutang bagian jangka pendek penjualan angsuran
12. Piutang ganti rugi ataskekayaan daerah
13. Piutang hasil penjualan barang milik daerah
14. Piutang dividen
15. Piutang bagi hasil laba usaha perusahaan daerah
16. Piutang fasilitas sosial dan umum
17. Persediaan alat tulis kantor
18. Persediaan alat listrik
19. Persediaan material/bahan
20. Persediaan benda pos
21. Persediaan bahan bakar
22. Persediaan bahan makanan pokok
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimilikiselama lebih dari
dua belas bulan. Investasi jangka panjang antara lain terdiri atas:
12
1. Investasi nonpermanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan, meliputi: Pembelian surat utang negara,
penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak
ketiga, investasi non permanen lainnya.
2. Investasi permanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara berkelanjutan, meliputi: penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/
perusahaan daerah, lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara, badan
international dan badan hukum lainnya bukan milik negara.
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset
tetap terdiri atas:
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, jaringan, dan instalasi
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam pengerjaan
7. Akumulasi penyusutan
13
G. Akuntansi Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pembiayaan yang berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat,
lembaga keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga
terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada
masyarakat luas yaitu kewajibantunjangan, kompensasi, ganti rugi, alokasi/realokasi
pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lain. Kewajiban
pemerintah dapat juga timbuldari pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum
dibayar pemerintah pada akhir tahun anggaran.
14
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayarkan kembaliatau jatuh tempo
lebih dari satu periode akuntansi. Kelompok ini terdiri atas jenis kewajiban berikut:
1. Kewajiban dalam negeri, merupakan kewajiban jangka panjang kepada pihak ketiga
di dalam negeri.
2. Kewajiban luar negeri, merupakan kewajiban jangka panjang kepada pihakketiga di
luar negeri.
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan seleisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Setiap entitas pelaporan mengungkan secara terpisah dalam neraca
atau dalam catatan atas laporan keuangan ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan
ekuitas dana cadangan.
15
- Bagian lancar Tagihan Penjualan Angsuran
- Bagian lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga lainnya
- Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
- Piutang Pendapatan (Pajak, Retribusi dan lain-lain).
c. Cadangan Persediaan
Perkiraan ini merupakan perkiraan yang menampung kekayaan bersih pemerintah
yang tertanam dalam persediaan. Cadangan persediaan timbul pada saat akhir tahun
anggaran dan dilakukan penyesuaian untuk mencatat adanya saldo persediaan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik atas persediaan.Pada awal tahun anggaran
berikutnya, dilakukan penyesuaian kembali atas perkiraan ini dengan cara membuat
jurnal balik.
d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.
Perkiraan ini merupakan pengurang kekayaan bersih pemerintah dan penyajiannya
dalam neraca disajikan sebagai perkiraanlawan (Offset account) ekuitas dana lancar.
Perkiraan ini timbul apabila terdapat pengakuan terhadap kewajiban jangka pendek
oleh pemerintah,misalnya utang biaya pinjaman, utang PFK, pengakuan atas bagian
lancar utang jangka panjang dan sebagainya.
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi
jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas Dana Investasi terdiri dari:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2007. “Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan Daerah” : Edisi 3.
Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 1996 . “Teori Akuntansi Laporan Keuangan”: Edisi2. Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. “Standar Akuntansi Keuangan”: Buku Satu. Salemba
Empat.
18