Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Rekening Dalam Laporan Keuangan Daerah”

Mata kuliah :

Akuntansi Keuangan Daerah

Dosen Pengampu :

Tapi Rumondang S. Siregar, SE.,M.Acc.

OLEH :

KELOMPOK 5

Nuridz Dzatiwa Ihwabas (7193220012)


Ummu Salmah Tanjung (7193520050)
Anggi Lia Manurung (7193520057)
Muhammad Diki Irawan (7193520059)

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Akuntansi keuangan Daerah. Dalam
pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, serta penggunaan media
sebagai sarana referensi maka penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Tapi
Rumondang S. Siregar, SE., M.Acc, karena telah memberi kami tugas makalah Akuntansi
Keuangan Daerah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan dan wawasan. Dan mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Medan, Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Tujuan................................................................................................................. 1
C. Manfaat ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

A. Laporan Arus Kas dan Entitas Pelaporan Keuangan.......................................... 2


B. Akuntansi Pendapatan Daerah............................................................................ 5
C. Akuntansi Belanja Daerah .................................................................................. 6
D. Akuntansi Pembiayaan ....................................................................................... 7
E. Akuntansi Surplus/Defisit .................................................................................. 10
F. Akuntansi Aset ................................................................................................... 12
G. Akuntansi Kewajiban ......................................................................................... 14
H. Akuntansi Ekuitas Dana ..................................................................................... 15

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 17

D. Kesimpulan......................................................................................................... 17
E. Saran ................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yangdapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban.
Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan
keuangan daerah tersebut.

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang


karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem
pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah juga harus dilakukan dengan cara yang baik
dan bijak agak keuangan daerah tersebut bisamenjadi efisien penggunaanya yang sesuai
dengan kebutuhan daerah.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana laporan arus kas dan entitas pelaporan keuangan
2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pendapatan daerah
3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi belanja daerah
4. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pembiayaan
5. Untuk mengetahui bagaimana surplus/defisit
6. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi aset
7. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi kewajiban
8. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi ekuitas dana

C. Manfaat

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai Rekening Dalam Laporan Keuangan


Daerah
2. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Arus Kas dan Entitas Pelaporan Keuangan


1. Laporan Arus Kas

Suatu badan standar akuntansi keuangan di Amerika yaitu Financial Accounting Standard
Board, yaitu pernyataan No.95 memberikan definisi Laporan Arus Kas sebagai berikut:

“ Laporan Arus Kas merupakan suatu laporan keuangan yang menunjukkan atau
menggambarkan arus masuk kas dan arus keluar kas, dan perubahan bersih dalamkas yang
berasal dari kegiatan operasi, kegiatan investasi (Dalam SAKD dibatasi pada aktivitas
transaksi aktiva tetap dan aset lainnya) dan kegiatan pembiayaan dari suatu entitas selama
periode akuntansi tertentu (dalam SAKD adalah tahunanggaran). Dan laporan ini juga
merupakan suatu media yang dapat menelusuriatau mencocokkan saldo awal kas dengan
saldo kas pada akhir tahun anggaran ” .

Menurut Pernyataan Modul Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2menyatakan bahwa
LAK “Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama satu periode akuntansi,dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan”.
Diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.

Dasar Hukum LAK dengan diberlakukannya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan
UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta aturan pelaksanaannya,
khususnya UU No.7/2010 Pertanggung Jawaban Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 pemerintah daerah seharusnya sudah menyiapkan
Laporan Keuangannya yang terdiriatas Laporan Perhitungan Anggaran, Nota Perhitungan,
Neraca dan Laporan Arus Kas.

Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk memberikan informasi
penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran- pengeluaran
kas selama periode tahun anggaran yang berguna untukmengevaluasi pos-pos atau mata
anggaran baik yang menyangkut pos-pos pendapatan daerah maupun belanja daerah.

2
Untuk Aktivitas Operasi, arus masuk kas adalah realisasi penerimaan kas yang diterima oleh
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang diklasifikasikan menurut jenis
pendapatannya yaitu :

a. Arus masuk kas dari Pendapatan Asli Daerah adalah realisasi penerimaan kas dari
potensi pendapatan di daerah yang ditetapkan dengan suatu peraturan daerah (perda),
terdiri atas:
 Pendapatan Pajak Daerah
 Pendapatan Retribusi Daerah
 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
b. Arus masuk kas dari Pendapatan Dana Perimbangan adalah realisasi penerimaan
kas yang sumber dananya berasal dari penerimaan APBN untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, yang terdiri
atas:
 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB dan BPHTB
 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan
 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA
 Dana Alokasi Umum
 Dana Alokasi Khusus
c. Arus masuk kas dari Pendapatan Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi (Bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota) adalah realisasi penerimaan kas untuk menampung
pendapatan yang berasal dari bagi hasil yang diterima dari pemerintah propinsi, terdiri
atas:
 Pendapatan Bagi Hasil Pajak
 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
d. Arus masuk kas dari Lain-Lain Pendapatan yang Sah adalah realisasi penerimaan kas
dari pendapatan selain Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Dana Perimbangan,
terdiri atas:
 Pendapatan Hibah
 Pendapatan Dana Darurat
 Lain-Lain Pendapatan

3
Untuk Aktivitas Operasi, arus keluar kas adalah realisasi pengeluaran kasyang dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran, yang diklasifikasikan menurut jenis
pengeluarannya, yaitu:

a. Arus keluar kas untuk Belanja Operasi adalah realisasi pengeluaran kasyang
digunakan untuk kegiatan operasional penyelenggaraan pemerintahan, terdiri atas:
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Pemeliharaan
 Belanja Perjalanan Dinas
 Belanja Pinjaman
 Belanja Subsidi
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Operasi Lainnya
 Belanja Tak Tersangka
b. Arus keluar kas untuk Bagi Hasil Pendapatan adalah realisasi pengeluarankas untuk
bagi hasil pendapatan dari Pemda Provinsi ke Kabupaten/Kotaatau dari
Kabupaten/Kota ke Desa, terdiri atas:
 Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
 Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
 Bagi hasil pajak ke Desa
 Bagi hasil retribusi ke Desa
 Bagi hasil pendapatan lainnya ke desa
2. Entitas Pelaporan Keuangan

Dalam butir 19 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan lampiran II PP Nomor 24


tahun 2005 disebutkan bahwa, “Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang
terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yangmenurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan”.

Entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah atau satuan organisasi dilingkungan Pemerintah
Daerah atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporankeuangan. Pada ketentuan terdahulu, terdapat dua pilihan

4
bagi pemda dalammenentukan entitas pelapor. Kedua pilihan ini disebut dengan system
sentralisasi dan system desentralisasi pelaporan keuangan pemda.

Namun, saat ini pemda diwajibkan menggunakan system desentralisasi dalam pelaporan
keuangannya. Dalam system ini, baik satuan kerja maupun bagiankeuangan atau BPKD
melaksanakan akuntansi. Satuan kerja melaksanakan akuntansi terhadap transaksi ekonomi
yang terjadi pada bagiannya, hingga menghasilkan laporan keuangan. Bagian keuangan atau
BPKD akan mengonsolidasikan (menggabungkan) laporan keuangan semua satuan kerja,
termasuk bagian keuanganatau BPKD itu sendiri untuk menyusun laporan keuangan pemda
secra keseluruhan.

B. Akuntansi Pendapatan Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan,


pendapatan didefinisikan sebagai berikut :“Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali.”

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilaikekayaan bersih.Dari kedua definisi
tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai
ekuitas dana pemerintah. Kelompok pendapatan adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Asli Daerah (PAD)


o Dana Perimbangan (Pendapatan transfer)
o Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Dari kelompok pendapatan di atas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah diterima dan
wewenang pengelolaannya ada di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya yaitu
Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah diterima dan wewenang
pengelolaannya ada di PPKD. Rincian dari kelompok PAD menurut kedua peraturan
pemerintah tersebut, yaitu:

o Pajak Daerah
o Retribusi Daerah

5
o Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
o Lain-lain PAD yang sah

Transaksi pendapatan di Satker dicatat oleh Petugas PenatausahaanKeuangan Satker (PPK-


Satker). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan atau
pada saat menerima bukti transfer dari pihakketiga.

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan di Satker
ini adalah sebagai berikut :Trans aksi Dokumen sumber

Transaksi Dokumen Sumber


Penerimaan PAD - Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi Daerah
- Surat tanda bukti pembayaran
- Bukti penerimaan lainnya yang sah

C. Akuntansi Belanja Daerah

Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalahsebagai berikut :
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaranbersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”

Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalamPeraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut : “Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”

Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan
ekuitas dana pemerintah daerah. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (Jenis
belanja), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja operasi, belanja modal,
belanka tidak terduga, dan transfer. Klasifikasi organisasi yaitu klasifikasi menurut unit
organisasi penggunaan anggaran. Klasifikasi fungsi yaitu klasifikasi yang didasarkan pada
fungsi-fungsi utama pemda dalam memberikan pelayanankepada masyarakat.

Belanja operasi adalah pengeluaran angggaran untuk kegiatan sehari-sehari pemda yang
member manfaat jangka pendek. Kelompok belanja operasiterdiri atas:

6
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja bunga
d. Belanja subsidi
e. Belanja hibah
f. Belanja bantuan social
g. Belanja bantuan keuangan

Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk asset tetap dan asset lainnya member
manfaat lebih ari satu periode akuntansi. Belanja modal termasuk:

a. Belanja tanah
b. Belanja peralatan dan mesin
c. Belanja modal gedung dan bangunan
d. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan
e. Belanja asset tetap lainnya
f. Belanja asset lainnya

Belanja tidak terduga yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan yangsifatnya tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang seperti penggulangan bencana alam, bencana social dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang angat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.

Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD


yang strukturnya didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun2006 sebagaimana diubah
dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, disusun sesuaiStandar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang tercantum dalam PP No. 24 Tahun2005.

D. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan didefinisikan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No13 tahun 2006
sebagai berikut : “ Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterimakembali , baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya“.

7
Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintah,
mendefinisikan pembiayaan sebagai berikut : “Pembiayaan ( financing)adalah seluruh
transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar
kembali dan / atau pengeluaran yang akanditerima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutamadimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran”.

Pengakuan Aset merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh SKPD.
Pengakuan aset dan ekuitas sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPD.
Pengakuan Hutang, dalam hal ini adalah pengakuan hutang perhitungan pihak ketiga di
SKPD sangat terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak
atau potongan-potongan belanja lainnya. Untuk dapat diakui sebagai asset tetap, suatu asset
harus berwujud dan memenuhi kriteria:

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan


2. Biaya peolehan asset dapat diuku secara andal
3. Tidak dimaksudkan untuk menjual dalam operasai normal entitas
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Dalam akuntansi pembiayaan adanya penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan


pembiayaan adalah semua penerimaan yang terdapat pada rekening kas umum daerah.
Kelompok penerimaan pembiayaan terdiri atas jenis pembiayaan berikut:

1. Sisa lebih anggaran tahun lalu. Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari sisa
anggaran tahun lalu yang mencakup ppenghematan belanja, kewajiban pada
pihak ketiga yang sampai pada akhir tahun belum terselesaikan, sisa dana kegiatan
lanjutan, dan semua pelampauan atas peneriman daerah.
2. Pencarian dana cadangan. Merupakan sumber pembiayaan yang bersumber dari
penyisihan atas peneriaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah
atau penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi oleh pengeluaran tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Penerimaan pinjaman daerah. Merupakan sumber pembiayaan berasal dari kegiatan
meminjam dana termasuk menerbitkan obligasi.

8
4. Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah. Merupakan sumber pembiayan
yang didapat dari diterimanya kembali sejumlah pinjaman yangtelah diberikan kepada
pemerintah pusat atau pemda lainnya.
5. Penerimaan piutang daerah. Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari
pelunasan piutang pihak ketiga seperti penerimaan piutang daerah, pemerintah pusat,
pemda lainnya, lembaga keuangan bukan bank atau bank, serta penerimaan piutang
lainnya.
6. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Merupakan sumber pembiayaan
yang berasal dari penjualan perusahaan milik derah/BUMD, dan penjualan aset milik
pemda yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau hasil divestasi penyertaan
modal pemda.

Jenis pembiayaan yang ada meliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal
(Investasi) pemda, dan pembayaran pokok utang. Pengeluaran daerah adalahsumber
pembiayaan yang ditujukan untuk mengalokasikan sueplus anggaran.Kelompok pembiayaan
pengeluaran daerah terdiri atas jenis pembiayaan berikut:

1. Pembentukan dana cadangan. Dana cadangan adalah dana yang disishkan untuk
menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidakdapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran.
2. Penyertaan modal (Investasi pemda). Merupakan sumber pembiayaan yang berupa
kegiatan penyertaan modal (investasi).
3. Pembayaran pokok utang. Akun pembayaran pokok utang digunakan untuk
menggambarkan menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang
dihitung berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.

9
E. Akuntansi Surplus/Defisit

Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan.
Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan.
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Surplus/Defisit.

Pada laporan realisasi anggaran, surplus/defisit dicantumkan pada kolom paling kanan setelah
kolom anggaran setelah perubahan dan realisasi anggaran dan baris paling bawah. Apabila
terjadi surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal daerah,
pemberiaan pinjaman kepada pemerintah pusat/pemdalainnya dan atau untuk pendanaan
belanja peningkatan jaminan sosial. Surplus yangterjadi pada tahun anggaran sebelumnya,
disebut dengan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA). Jika terjadi defisit, pembiayaan
untuk menutup defisit ini, diantaranya dapat bersumber dari SiLPA tahun sebelumnya,
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman, dan penerimaan piutang.

10
Contoh Laporan Keuangan Akuntansi Surplus Defisit

11
F. Akuntansi Aset

Setiap jenis aset dirinci menurut objek aset dan setiap objek aset dirinci menurut rincian
objek aset. Kode rekening aset selengkapnya dapat diamati pada bagian lampiran. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset jangka pendek jika diharapkan segera untuk direalisasikan,
dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dua belas bulansejak tanggal pelaporan,atau
berupa kas dan setara kas. Kelompok aset jangka pendek meliputi aset berikut:

1. Kas daerah
2. Kas di bendahara penerimaan
3. Kas di bendahara pengeluaran
4. Investasi dalam saham
5. Investasi dalam obligasi
6. Piutang pajak
7. Piutang retribusi
8. Piutang dana bagi hasil
9. Piutang dana alokasi umum
10. Piutang dana alokasi khusus
11. Piutang bagian jangka pendek penjualan angsuran
12. Piutang ganti rugi ataskekayaan daerah
13. Piutang hasil penjualan barang milik daerah
14. Piutang dividen
15. Piutang bagi hasil laba usaha perusahaan daerah
16. Piutang fasilitas sosial dan umum
17. Persediaan alat tulis kantor
18. Persediaan alat listrik
19. Persediaan material/bahan
20. Persediaan benda pos
21. Persediaan bahan bakar
22. Persediaan bahan makanan pokok

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimilikiselama lebih dari
dua belas bulan. Investasi jangka panjang antara lain terdiri atas:

12
1. Investasi nonpermanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan, meliputi: Pembelian surat utang negara,
penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak
ketiga, investasi non permanen lainnya.
2. Investasi permanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara berkelanjutan, meliputi: penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/
perusahaan daerah, lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara, badan
international dan badan hukum lainnya bukan milik negara.

Kelompok ini terdiri dari aset berikut:

1. Pinjaman pada perusahan Negara


2. Pinjaman pada perusahaan daerah
3. Pinjaman pada pemda lainnya
4. Investasi dalam surat utang Negara
5. Investasi nonpermanen lainnya
6. Penyertaan modal pemda
7. Penyertaan modal dalam proyek pembangunan
8. Penyertaan modal perusahaan patungan
9. Investasi permanen lainnya

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset
tetap terdiri atas:

1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, jaringan, dan instalasi
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam pengerjaan
7. Akumulasi penyusutan

13
G. Akuntansi Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan


dibayarkan dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan kewajiban yang harus
dibayarkan kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Kewajiban adalah utang
yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi pemerintah.

Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pembiayaan yang berasal dari pinjaman. Pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat,
lembaga keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga
terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada
masyarakat luas yaitu kewajibantunjangan, kompensasi, ganti rugi, alokasi/realokasi
pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lain. Kewajiban
pemerintah dapat juga timbuldari pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum
dibayar pemerintah pada akhir tahun anggaran.

Kelompok kewajiban janga pendek terdiri atas jenis kewajiban berikut:

1. Bagian jangka pendek kewajiban jangka panjang merupakan bagiankewajiban jangka


panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
2. Kewajiban belanja, merupakan belanja yang telah menjadi kewajiban pemdanamun
belum dibayar.
3. Kewajiban pajak, merupakan pajak yang telah dipotong oleh wajib pungut pada
entitas pemda dari wajib pajak, namun belum disetor ke kantor pajak.
4. Pendapatan diterima dimuka, merupakan pendapatan yang kasnya telahditerima oelh
entitas pemda namun belum menjadi hak pemda.
5. Kewajiban Perhitungan Pihak Ketiga (PPK), merupakan kewajiban kepada pihak
ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang masih harusdibayar kembali
sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang masihharus dibayar kembali atau
jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
6. Kewajiban lain-lain, meliputi jangka pendek yang tidak dapat diklasifikasikandalam
jenis kewajiban di atas.

14
b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayarkan kembaliatau jatuh tempo
lebih dari satu periode akuntansi. Kelompok ini terdiri atas jenis kewajiban berikut:

1. Kewajiban dalam negeri, merupakan kewajiban jangka panjang kepada pihak ketiga
di dalam negeri.
2. Kewajiban luar negeri, merupakan kewajiban jangka panjang kepada pihakketiga di
luar negeri.

H. Akuntansi Ekuitas Dana

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan seleisih antara aset dan
kewajiban pemerintah. Setiap entitas pelaporan mengungkan secara terpisah dalam neraca
atau dalam catatan atas laporan keuangan ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan
ekuitas dana cadangan.

1. Ekuitas Dana Lancar


Ekuitas dana lancar adalah selisih antara nilai total aset lancar dengan total kewajiban
jangka pendek. Ekuitas dana lancar terdiri dari :
a. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SilPA)
Perkiraan ini menampung akumulasi saldo SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan
tahun anggaran berjalan. SiLPA tahun anggaran berjalan diperoleh dari selisih antara
realisasi penerimaan dengan realisasi pengeluaran. Sedangkan SiLPA tahun-tahun
anggaran sebelumnya adalah jumlah akumulasi SiLPA yang tidak digunakan dari
tahun-tahun anggaran yang lalu.
b. Cadangan Piutang
Cadangan piutang merupakan kekayaan bersih pemerintah yangtertanam dalam
piutang jangka pendek. Cadangan piutang timbul apabilaterdapat pengakuan piutang
jangka pendek oleh pemerintah dan akan berkurang jumlahnya bila
terdapat penerimaan pembayaran dari piutang yang bersangkutan atau terjadi
penghapusan piutang sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk menghapus piutang-piutang tertentuyang kemungkinan besar tidak dapat
ditagih lagi.
Perkiraan atau pos-pos yang berkaitan dengan pencatatan CadanganPiutang adalah :

15
- Bagian lancar Tagihan Penjualan Angsuran
- Bagian lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga lainnya
- Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
- Piutang Pendapatan (Pajak, Retribusi dan lain-lain).
c. Cadangan Persediaan
Perkiraan ini merupakan perkiraan yang menampung kekayaan bersih pemerintah
yang tertanam dalam persediaan. Cadangan persediaan timbul pada saat akhir tahun
anggaran dan dilakukan penyesuaian untuk mencatat adanya saldo persediaan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik atas persediaan.Pada awal tahun anggaran
berikutnya, dilakukan penyesuaian kembali atas perkiraan ini dengan cara membuat
jurnal balik.
d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.
Perkiraan ini merupakan pengurang kekayaan bersih pemerintah dan penyajiannya
dalam neraca disajikan sebagai perkiraanlawan (Offset account) ekuitas dana lancar.
Perkiraan ini timbul apabila terdapat pengakuan terhadap kewajiban jangka pendek
oleh pemerintah,misalnya utang biaya pinjaman, utang PFK, pengakuan atas bagian
lancar utang jangka panjang dan sebagainya.

2. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi
jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas Dana Investasi terdiri dari:

a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang


b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan)
d. Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) merupakan bentuk


pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang
digunakan oleh pemerintah selama satu periode. Laporan keuangan pemerintah daerah yang
dihasilkan melalui proses akuntansi merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan publik. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang semakin
baik (tantangan) dibutuhkan tenaga-tenaga akuntansi terampil pada pemerintah daerah, hal
ini dapat dilakukan melaui kegiatan bimbingan teknis akuntansi bagi pegawai pemerintah
daerah yang ditugaskan sebagai pengelola keuangan atau melalui rekrutmen pegawai baru
yang memiliki kemampuan akuntansi keuangan daerah. Disamping tenaga-tenaga akuntansi
terampil tersebut, juga dibutuhkan adanya system dan prosedur pembukuan yang memadai
dan kebijakan akuntansi sebagai pedoman pegawai dalam mengelola keuangan daerah.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami penjelasan


didalamnya sehingga mengetahui dan memahami sehingga mahasiswa mampu meningkatkan
kemampuan dalam mengkonstrusikan ilmu tersebut. Tidak hanya mampu memehami tetapi
juga mampu menguraikan dan mengaplikasikannya atau menerapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2007. “Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan Daerah” : Edisi 3.
Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri. 1996 . “Teori Akuntansi Laporan Keuangan”: Edisi2. Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. “Standar Akuntansi Keuangan”: Buku Satu. Salemba
Empat.

Undang-Undang No.7 tahun 2010 Pertanggung Jawaban Atas Pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009

Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Pokja IV Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah, “Sistem Akuntansi


Keuangan Daerah”, Buku Satu Buku Dua dan Buku Tiga, 2002.

18

Anda mungkin juga menyukai