Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN PAJAK DIBAYAR DI MUKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Assurance & Audit 1

yang di ampu oleh :

Fitria Ningrum S, SE., M.Acc

Disusun Oleh : Kelompok 2

Kevin Herdiyanto (41033403181008)

Neng Siti Rohmah (41033403181012)

Putri Lestari (41033403181016)

Alfina Agistiani (41033403181022)

Reziana Erniaty Solikhah (41033403181023)

Azmi Alifah (41033403181032)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah yang berjudul “Pemeriksaan Biaya Dibayar
Dimuka Dan Pajak Dibayar Di Muka” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, dan
sekalian umatnya hingga akhir zaman.

Dengan segala kemampuan penulis yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan
tentang definisi pemeriksaan, prosedur pemeriksaan, serta contoh kasus yang sesuai dengan
judul makalah ini. Dengan adanya makalah ini berharap sedikit dapat memberikan dan
membantu para pembaca dan penulis sendiri untuk memahami tentang Pemeriksaan Biaya
Dibayar Dimuka Dan Pajak Dibayar Di Muka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulis Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki Makalah. Mudah-mudahan
Makalah ini dapat berguna khususnya bagi Penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Kami ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberikan masukan
perbaikan dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Bandung, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Di Muka dan Pajak Dibayar Di Muka. ................... 3
2.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Biaya dan Pajak Dibayar di Muka. ............. 4
2.3. Prosedur Pemeriksaan Complaince Test ..................................................................... 5
2.4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa Dibayar Di Muka (Prepaid Rent) .............. 7
2.5. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Di bayar Di Muka (Prepaid
Insurance) ............................................................................................................................. 10
2.6. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes .................................................... 12
2.7. Hasil Prosedur Pemeriksaan Prepaid and Expenses .................................................. 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16
3.2 Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Complaince Test Dibayar Di Muka ............... 6
Tabel 2. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Sewa Dibayar Di Muka ................................. 9
Tabel 3. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Prepaid Insurance ........................................ 11
Tabel 4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes ................................................ 13
Tabel 5. Top Schedule-Prepaid Taxes and Expenses .......................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan
peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), penerimaan cukai, pencairan tunggakan
pajak, maupun pajak-pajak lainnya. Dalam melakukan pemungutan pajak di Indonesia
sekarang ini menggunakan Sistem Self Assessment ini mewajibkan Wajib Pajak untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai konsekuensinya penerapan system self Assessment
ini maka diperlukan pengawasan dari Pemerintah terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan
yang dimaksud salah satunya dapat berupa Pemeriksaan Pajak. Dimana tugas dan wewenang
pemeriksaan pajak ini diberikan kepada Pemeriksa Pajak atau Akuntan Publik. Dalam
memenuhi tugasnya sebagai Pemeriksa Pajak dibutuhkan pemahaman tentang apa-apa yang
harus diperiksa contohnya Pemeriksaan Biaya dan Pajak dibayar Di Muka dengan beberapa
prosedur seperti Prosedur Pemeriksaan seperti Complaince Test, Substantive Sewa, Substantive
Premi Asuransi, dan Substantive Prepaid Taxes.

Maka dari itu, penulis mencoba untuk membuat makalah yang berjudul “Prosedur Pemeriksaan
Biaya dan Pajak Dibayar Di Muka”. Semoga makalah ini berguna untuk dijadikan sebagai
bahan referensi maupun panduan untuk para pembaca terutama penulis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka?
2. Apa saja contoh biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka?
3. Apa saja tujuan biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan untuk complaince test?

1
1.3. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah akutansi perpajakan?
2. Mampu menjelaskan sifat biaya dan pajak dibayar di muka?
3. Mampu menjelaskan tujuan pemeriksaaan biaya dan pajak dibayar di muka?
4. Mampu menjelaskan proseduri pemeriksaan complaince test?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Di Muka dan Pajak Dibayar Di Muka.
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelempokan sebagai harta lancer (current asset).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan:

o Biaya dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
o Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan yang diklasifikasikan sebagai asset tak lancar.

Contoh dari perkiraan-perkiraaan yang biasa digolongkan sebagai Biaya Dibayar Di Muka
adalah:

o Premi asuransi (prepaid insurance).


Merupakan bagian dari premi asuransi yang telah dibayar tetapi belum berlaku pada
saat pelaporan Neraca. Pengeluaran tersebut dilaporkan dalam bagian Aktiva Lancar
yaitu dalam perkiraan asuransi dibayar di muka.
o Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent).
Merupakan beban sewa yang sebenarnya belum menjadi kewajiban yang harus
dibayarkan dalam periode yang bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu.
o Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid other), misalkan biaya iklan di radio, televisi
yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa gantungan
kunci, payung dan lain-lain).

Pajak dibayar di muka adalah Pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir
tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN). Dimana contoh dari pajak
dibayar dimuka yaitu seperti,

o PPh 22 (dari impor barang)


o PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, management fee).

3
o PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan)
o PPN masukan (Pajak pertambahan nilai yang dipungut oleh pengusaha kena pajak pada
waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak)

2.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Biaya dan Pajak Dibayar di Muka.
Pemeriksaan terhadap beban dibayar di muka perlu dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar di muka. Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control
atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam
melakukan substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah:
o Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
o Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-
bukti yang sah dan lengkap. Misalnya: polis asuransi, perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat Setoran Pajak (SSP), faktur
pajak masukan, bukti pemotongan PPh 22, 23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka. Auditor harus memeriksa apakah bagian
yang belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak
dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan. Auditor harus
memeriksa apakah bagian yang expired (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah
dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai
kredit pajak pada akhir periode. Auditor perlu melakukan pemeriksaan atas bukti-bukti
pendukung pembayaran pajak, memeriksa keabsahan dari bukti tersebut.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(paybudi)/ PSAK.

4
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama
dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya
lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar. Sedangkan pajak dibayar di
muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak yang sejenis
(pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).

2.3. Prosedur Pemeriksaan Complaince Test


Pengujian kepatuhan atau compliance test adalah pengujian terhadap bukti-bukti
pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah
setiap transaksi yang terjadi telah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang
sudah ditetapkan oleh manajemen. Jika terjadi penyimpangan dalam pemprosesan dan
pencatatan transaksi walaupun jumlah rupiah nya tidak material, auditor harus
memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap efektivitas pengendalian
intern.

Untuk melakukan prosedur pemeriksaan compliance test pada biaya dan pajak dibayar di
muka dapat menggunakan langkah-langkah berikut ini,

1. Pelajari dan evaluasi Internal control atas Biaya pajak Dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang digunakan tercakup dalam
internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan setara kas:
o Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar
dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
o Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
o Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak
oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
o Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas biaya dan pajak di bayar di muka.
Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank
dan sampel cukup dipilih secara acak.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika
dari tes transaksi auditor tidak menemukan suatu kesalahan, maka auditor dapat
menyimpukan bahwa internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka berjalan

5
efektif. Karena itu substansive test atas perkiraan biaya dan pajak dibayar di muka bisa
di persempit.

Dalam melaksanakan prosedur compliance test, pemeriksa atau auditor harus


memperhatikan hal-hal berikut ini,

o Kelengkapan Dokumen Pendukung (support documents).


o Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing extension).
o Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
o Kebenaran nomor perkiraan yang debit/kredit.
o Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar.

Di bawah ini adalah contoh kertas kerja prosedur pemeriksaan untuk compliance test
pada perusahaan PT. ABC,

Tabel 1. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Complaince Test Dibayar Di Muka


KELENGKAPAN PERHITUNGAN
TANGGAL NO BUKTI KETERANGAN JUMLAH NO PERKIRAAN OTORISASI
BUKTI PENDUKUNG MATEMATIS
3/1/2010 BB/15/I/10 Pembayaran sewa untuk
rumah direksi Rp 60,000,000 235 √ √ √
(Prepaid Rent)

2/4/2010 BB/06/IV/10 Perpanjangan sewa


gedung kantor Rp 120,000,000 235 √ √ √
(Prepaid Insurance)

2/5/2010 BB/10/V/10 Premi asuransi untuk


mobil direksi Rp 4,800,000 236 √ √ √
(Prepaid Insurance)

2/7/2010 BB/13/VII/10 Premi asuransi


untuk gudang Rp 6,000,000 236 √ √ √
(Prepaid Insurance)

10/7/2010 BB/25/VII/10 Pph 25 bulan juni 02 Rp 1,500,000 237 √ √ √


(Prepaid Tax)

13-7-2010 BB/34/VII/10 Pembayaran untuk


barang-barang promosi Rp 10,000,000 238 √ √ √
(Prepaid Others)

DIBUAT OLEH: DIREVIEW CLIENT: PT.ABC PERIODE INDEX:KKP

TANGGAL: 15/1/10 TANGGAL: 21/1/10 SCHEDULE: TES TRANSAKSI 31/12/2010 B5-1

Sumber: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Tahun 2012 Halaman
263

6
Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa Kelengkapan Dokumen Pendukung (support
documents), Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing extension), Otorisasi
dari pejabat perusahaan yang berwenang telah dipenuhi dimana hasil pengecekan atau
pemeriksaannya ditunjukan oleh tanda ceklis “√”.

2.4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa Dibayar Di Muka (Prepaid Rent)


Prepaid Rent adalah beban sewa yang sebetulnya belum merupakan kewajiban
perusahaan untuk periode yang bersangkutan, tapi jumlah tersebut sudah dibayar oleh
perusahaan terlebih dahulu. Sedangkan Substantive test adalah tes terhadap kewajaran saldo-
saldo perkiraan laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi).

Pada prosedur pemeriksaan substantive test yang harus diperhatikan antara lain:

o Inventarisasi asset tetap.


o Observasi atas stock opname.
o Konfirmasi piutang, utang dan bank.
o Subsequent collection dan subsequent payment.
o Kas opname.
o Pemeriksaan rekonsiliasi bank dan lain-lain.

Jika pada waktu melakukan substantive test, auditor menemukan kesalahan-kesalahan, harus
dipertimbangkan apakah kesalahan tersebut jumlahnya material atau tidak. Jika kesalahannyan
material, auditor harus mengusulkan audit adjustment secara tertulis (dalam bentuk daftar audit
adjustment). Jika usulan adjustment tidak disetujui klien, dan auditor yakin usulan adjustment
tersebut benar, maka auditor tidak boleh memberikan unqualified opinion.

Untuk kesalahan yang jumlahnya tidak material (immaterial), auditor tetap perlu mengajukan
usulan adjustment, tetapi tidak perlu dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi opini publik.
Dalam melakukan substantive test, auditor perlu membuat kertas kerja dalam bentuk Working
Balance Sheet, Working Profit and Loss, Top Schedule and Supporting Schedule.

Dimana langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut,

1. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.


2. Check ketelitian perhitungan mathematis (mathematical accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid rent.

7
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu
5. Lakukan vourching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan periksa lease
agreement (jika sudah dilakukan di compliance test, refer ke kertas kerja compliance
test).
6. Tie-up/tie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya
sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya sewa (tanpa
melalui prepaid rent), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan

Kertas kerja yang digunakan pada prosedur pemeriksaan substantive test yaitu dalam bentuk
Supporting Schedule. Supporting Schedule ini berisi data-data yang akan mendukung Top
Schedule untuk itu antara Top Schedule dan Supporting Schedule harus dilakukan cross index.
Dalam Supporting Schedule harus dicantumkan Sifat Perkiraan, prosedur audit yang dilakukan
beserta tick mark, audit adjustment yang diusulkan auditor. Dimana Standart tick mark yang
biasa digunakan pada Supporting Schedule adalah:

1. Footing, ditempatkan dibawah angka total dan ditandai oleh symbol “^”.
2. Cross Footing, ditempatkan di samping kanan angka total sama dengan Footing Cross
Footing ditandai symbol “^”.
3. Dicocokan dengan general ledger, diletakkan disamping kanan angka dengan symbol
“L”.
4. Dicocokan dengan subsidiary ledger, diletakkan disamping kanan angka dengan
symbol “/”.
5. Pemeriksaan dokumen-dokumen, diletakkan di samping kanan angka dengan symbol
“D”.
6. Vouching, diletakan di samping kanan angka dengan symbol “Vo”.
7. dan lain-lain

Dengan adanya Supporting Schedule ini akan menguatkan informasi keuangan dan operasional
pada saat melakukan pemeriksaan.

Berikut ini adalah Tabel Supporting Schedule Kertas Kerja Pemeriksaan Sewa Dibayar di
muka.

8
Tabel 2. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Sewa Dibayar Di Muka
NO KETERANGAN PERIODE SALDO AWAL PEMBAYARAN TAHUN 2010 SEWA PER DIBEBANKAN SEBAGIAN SALDO PREPAID RENT
TANGGAL NO. BUKTI JUMLAH BULAN BIAYA TAHUN' 10 31-12-2002

1 Rumah Direksi 1-1-2010 s/d - 3-1-2010 BB/15/1/10 Rp 60.000.000 Rp 2.500.000 Rp 30.000.000 ^ Rp 30.000.000
Jl.Angin Segar No. 19 12/31/2011
Jakarta Barat

2 Gedung Kantor 1-1-2010 s/d Rp 30.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 ^


Jl.Sangrila No. 17 31-3-2010
Jakarta Pusat
1-4-2010 s/d
3/31/2011 2-4-2002 BB/06/IV/02 Rp 120.000.000 Rp 10.000.000 Rp 90.000.000 ^ Rp 30.000.000

Rp 30.000.000 Rp 180.000.000 Rp 150.000.000 L Rp 60.000.000


^ ^ ^ ^

v Cocokan dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu


^ Check Mathematical accuracy
L Cocokkan dengan general ledger
Vo Periksa buku pembayaran dan lease agreement

DIBUAT OLEH: DIREVIEW: CLIENT: PT. ABC PERIODE INDEX: KKP:

TANGGAL :23/3/11 TANGGAL: 23/3/11 SCHEDULE: PREPAID RENT 31/12/2011 G1

Sumber: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Tahun 2012 Halaman 265

9
2.5. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Di bayar Di Muka (Prepaid
Insurance)
Dalam memahami Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Di Bayar Di Muka,
diperlukan pemahaman tentang definisi Premi Asuransi yaitu sejumlah biaya yang wajib
dibayarkan setiap bulannya dari pihak tertanggung atas keikutsertaannya dalam asuransi.

Karena dalam melakukan pemeriksaan terhadap Premi Asuransi ini menggunakan prosedur
Subtantive test maka harus dipahami terlebih dahulu definisi dan hal apa yang harus
diperhatikan pada substantive test pada Sub 2.4. Sedangkan untuk langkah pemeriksaanya
adalah sebagai berikut,

1. Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.


2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar (general
ledger) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vourching untuk pembayaran premi asuransi ditahun berjalan, perhatikan
apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengn rincian prepaid
insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan (insurance coverage) cukup atau tidak dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE, maksudnya
apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa
kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi
harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Dibawah ini adalah Tabel yang dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan prosedur
Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka,

10
Tabel 3. Kertas Kerja Prosedur Pemeriksaan Prepaid Insurance
NO. PERUSAHAAN ASET YANG JENIS NO. POLIS PERIODE NILAI SALDO PEMBAYARAN TAHUN 2002 PREMI DI BEBANKAN SALDO
SEBAGAI PREPAID
URUT ASURANSI DIASURANSIKAN ASURANSI ASURANSI PERTANGGUNGAN 1-1-2010 TANGGGAL NO.BUKTI JUMLAH PERBULAN BIAYA TAHUN INSURANCE
2010 31-12-2010

1 AIU BMW B123 SA TPL T0079 1/1/02 s/d 30/4/02 Rp 120.000.000 Rp 1.000.000 V Rp 250.000 Rp 1.000.000 -
BMW B123 SA Vo ^
(Perpanjangan) TPL T0079 1/5/02 s/d 30/4/03 Rp 120.000.000 2-5-2010 BB/07/V/99 Rp 4.800.000 Rp 400.000 Rp 3.200.000 Rp 1.600.000
^

2 PANIN INSURANCE Gudang FIRE F00520 1/1/02 s/d 3/6/02 Rp 300.000.000 Rp 3.000.000 Rp 500.000 Rp 3.000.000 -
^
Vo
Gudang FIRE F00520 1/7/02 s/d 30/8/03 Rp 200.000.000 - 8-7-2010 BB,/13/VII/94 Rp 6.000.000 Rp 500.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
(Perpanjangan) ^
Rp 4.000.000 Rp 10.800.000 Rp 10.200.000 L Rp 4.600.000
^ ^ ^ ^

to UG to UG

Vo Periksa bukti pembayaran dan polis asuransi


V cocokan dengan kertas kerja pemekrisaan tahun lalu
^ Check mathematical accuracy
L Cocokan dengan General Ledger
TPL - Third Party Liability (mobil menabrak mobil orang lain,
akan mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi atas
kerusakan mobil tersebut dan mobil yang ditabrak)
hilang atau rusak total.
total lost - baru diganti oleh perusahaan asuransi jika mobil
hilang atau rusak
DIBUAT OLEH : DIREVIEW : CLIENT :PT.ABC PERIODE INDEX KKP

TANGGAL : 17/2/11 TANGGAL:20/2/11 SCHEDUL :Prepaid Insurance 31/12/2010 G2

Sumber: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Tahun 2012 Halaman 266

11
2.6. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes
Prepaid Taxes adalah pembayaran pendahuluan atau angsuran pajak yang dapat
diperhitungkan dalam SPT Tahunan Pajak penghasilan Badan atau Orang Pribadi untuk satu
tahun pajak. Prepaid tax dikelompokan menjadi dua kelompok utama, dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak dan dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga dengan alat bukti berupa bukti
pemotongan Pajak Penghasilan.

Prepaid Taxes yang disetorkan sendiri berupa setoran masa/bulanan, dikenal dengan
sebutan PPh Pasal 25. Untuk perusahaan non BUMN/D PPh pasal 25 dihitung dengan dasar
pajak Penghasilan terhutang sebelumnya dibagi 12 setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan
yang dipotong oleh pihak lain (PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23). Prepaid taxes yang dipotong
atau dipungut oleh pihak lain adalah pemotongan Pajak Penghasilan atas transaks-transaksi
yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24 dan Pemungutan
PPh Pasal 22.

Baik pajak yang disetorkan sendiri berupa PPh Pasal 25 maupun yang dipotong atau
dipungut pihak lain berupa Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24 serta dipungut oleh PPh Pasal
22 merupakan angsuran pajak dimuka dan dapat diperhitungkan pada Pajak Penghasilan Badan
atau Orang Pribadi.

Dalam melakukan pemeriksaan Prepaid Taxes ini menggunakan prosedur Substantive


Tes dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut,

1. Minta rincian prepaid taxes per tanggal neraca (rincian bisa per jenis pajak atau
dicampur)
2. Check footing dan cocokkan saldonya dengan buku besar
3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan SPT PPh
Badan.
4. Untuk pajak pertambahan nilai (PPN masukan), bandingkan angka prepaid taxes di
rincian dengan SPT Masa (SPM).

12
Untuk pemeriksaan Prepaid Taxes ini disajikan dalam bentuk Top Schedule berikut ini,

Tabel 4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Taxes


TANGGAL KETERANGAN JUMLAH
PPh 22
05/02/10 EXL/C No.01/01/10 Rp 500.000 Vo
15/06/10 EXL/C No.02/06/10 Rp 1.500.000 Vo
13/12/10 EXL/C No.03/11/10 Rp 2.500.000 Vo
Rp 4.500.000 V
PPh 23 ^
13/01/10 EX Penyewa Gedung Rp 2.000.000 Vo
30/06/10 EX Bunga Deposito Rp 1.000.000 Vo
31/12/10 EX Bunga Deposito Rp 1.000.000 Vo
Rp 4.500.000 V
PPh 25 ^
08/01/10 PPh 25 Desember 2009 Rp 1.000.000 Vo
09/02/10 PPh 25 Januari 2010 Rp 1.000.000 Vo
01/03/10 PPh 25 Februari 2010 Rp 1.000.000 Vo
10/12/10 PPh November 2010 Rp 1.100.000 Vo
Rp 12.900.000 V
PPN ^
08/12/10 PPN Masukan Ex PT.X Rp 100.000 Vo
17/12/10 PPN Masukan Ex PT Y Rp 150.000 Vo
21/12/10 PPN Masukan Ex PT Z Rp 250.000 Vo
Rp 500.000 V
Saldo per 31 Desember 2010 Rp 21.900.000 L
^

To G
^ Checked Footing
L Cocokkan dengan buku besar
Vo Periksa bukti pemotongan dari pihak ketiga dan SSP
V Bandingkan dengan SPT PPh Badan Tahun 2010
Cocokkan dengan SPM bulan Desember 2010
DIBUAT OLEH DIREVIEW: CLIENT : PT. ABC PERIODE INDEX: KKP

TANGGAL: 10/2/11 TANGGAL: 20/2/11 SCHEDULE: Prepaid Taxes 31/12/2010 G-3

Sumber: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Tahun 2012 Halaman
267

2.7. Hasil Prosedur Pemeriksaan Prepaid and Expenses


Menurut standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA Seksi 508),
ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion).
2. Pendapat Wajar tanpa pengecualian demham bahasa penjelesan yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with explanatory language).
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclamer Opinion)

13
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang
ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang terdapat dalam standar profesional
akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang
cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas
penyimpanan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas suatu entitas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

Dari semua kertas kerja prosedur pemeriksaan biaya dan pajak dibayar di muka dapat di
simpulkan bahwa saldo perkiraan-perkiraan prepaid taxes and expenses tidak ditemukan
kesalahan pencatatan karena disajikan dengan wajar sebagaimana terlampir pada Tabel berikut,

14
Tabel 5. Top Schedule-Prepaid Taxes and Expenses
WP Per Book Adjusment Per Audit Saldo
Ref 31/12/10 DR CR 31-12-10 31-12-09
Prepaid Rent G1 Rp 60.000.000 - - Rp 60.000.000 Rp 30.000.000
Prepaid Insurance G2 Rp 4.600.000 - - Rp 4.600.000 Rp 4.600.000
Prepaid Advertising G3 Rp 5.000.000 - - Rp 5.000.000 Rp 2.000.000
Prepaid Taxes G4 Rp 21.900.000 - - Rp 21.900.000 Rp 40.000.000
Rp 91.500.000 - - Rp 91.500.000 Rp 40.100.000
^ ^

to WBS

^ Checked footing

Kesimpulan Pemeriksaan:
Berdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah
dilakukan atas perkiraan-perkiraan prepaid taxes
and expenses , kami tidak menemukan adanya
kesalahan pencatatan, sehingga menurut
pendapat kami, saldo perkiraan prepaid taxes
anda expenses sudah disajikan secara wajar,
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (paybudi)/SAK/ETAP/IFRS
DIBUAT OLEH: DIREVIEW CLIENT: PT. ABC PERIODE INDEX-KKP

TANGGAL: 18/1/11 TANGGAL: 25/1/11 SCHEDULE: Prepaid Taxes and Expenses 31/12/2011 G

Sumber: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Tahun 2012 Halaman
264

Di dalam Top Schedule biasanya auditor harus mencantumkan kesimpulan dari hasil
pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat auditor perkiraan tersebut
disajikan secara wajar atau tidak dimana ditunjukan pada kolom 1 diatas baris tanda tangan
persetujuan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak dibayar di muka
adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut
oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun
(untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN). Disamping itu,
perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap biaya dibayar di muka
dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya dibayar di
muka dan pajak dibayar di muka yang berlaku. Dimana tujuan dari pemeriksaan
biaya dibayar di muka dan pajak dibayar di muka adalah sebagai berikut:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
biaya dan pajak dibayar di muka.
b. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
c. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
d. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa
diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode.
e. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
2. Ada unsur penting yang harus dipenuhi pada Prosedur Pemeriksaan Complaince
Test yaitu Kelengkapan Dokumen Pendukung (support documents), Kebenaran
perhitungan matematis (footing, cross footing extension), Otorisasi dari pejabat
perusahaan yang berwenang.
3. Pada prosedur pemeriksaan Substantive, auditor perlu membuat usulan audit
adjustment ketika menemukan kesalahan dimana kesalahan tersebut jumlahnya

16
bersifat maupun tidak. Namun auditor tidak memberikan unqualified Opinions
pada saat usulan audit adjustment ditolak oleh klien.
4. Kertas kerja pada substantive dapat dalam bentuk bentuk Working Balance Sheet,
Working Profit and Loss, Top Schedule and Supporting Schedule.
5. Pada semua proses pemeriksaan diperlukan Laporan Buku Besar (General Ledger)
dan data pemeriksaan tahun lalu.
6. Keakurasikan perhitungan matematik menjadi faktor penting untuk menilai tingkat
kewajaran.
7. Supporting Schedule harus dicantumkan Sifat Perkiraan, prosedur audit yang
dilakukan beserta tick mark, audit adjustment yang diusulkan auditor

3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia
biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari
pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah
yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrino. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi
keempat. Lembaga Penerbit Salemba Empat.

N, Sora. “Pengertian Premi Asuransi dan Fungsinya Serta Komponennya”. 21 Desember 2015.
http://www.pengertianku.net/2015/12/pengertian-premi-asuransi-dan-fungsinya-serta-
komponennya.html.

Supriyanto, Agus.”Pajak dan Akutansi, Terapan dan Solusi Masalah”. 30 Desember 2014.
http://allabouttaxaccounting.blogspot.com/2014/09/prepaid-tax-kredit-pajak.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai