Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengauditan 2”

Dosen Pembimbing : Denari Dhahana Edtiyarsih, S.A., M.A.

Disusun oleh :

Febri s hamsyah 214105030022


Salsabila nafa a 2141050300020
Nihayatus saadah 212105030096

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah makalah yang berjudul “ PEMERIKSAAN ATAS
PERKIRAAN LABA RUGI” ini dapat kami selesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan mampu menyelesaikan tepat
pada waktunya.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengauditan 2.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Denari Dhahana Edtiyarsih, S.A., M.A.
selaku dosen pengauditan 2, program studi Akuntansi Syariah. Yang telah memberikan
arahan dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jember, 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover ....................................................................................................................................

Kata Pengantar ....................................................................................................................i

Daftar Isi ..............................................................................................................................ii

Bab l ......................................................................................................................................1

Pendahuluan ........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Tujuan.........................................................................................................................3

Bab Il ....................................................................................................................................3

Pembahasan .........................................................................................................................4

2.1 sifat dan contoh pemeriksaan atas perkiraan laba rugi......................................4

2.2 tujuan pemeriksaan pemeriksaan atas perkiraan laba rugi...............................15

2.3 Prosedur pemeriksaan laba rugi yang disarankan......................................................17

Bab III ..................................................................................................................................19

Penutup ................................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................19

Daftar Pustaka .....................................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana tujuan dari laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.

Sebelumnya, seperti yang dituangkan dalam PSAK No. 1 (revisi 1998), perusahaan
hanya diwajibakan untuk melaporkan/ menyusun laporan laba rugi sebagai bagian dari
laporan keuangan. Sementara menurut PSK No. 1 (revisi 2009), perusahaan diwajibkan untuk
menyusun laporan laba rugi komprehansif. Untuk itu perusahaan wajib mencantumkan
komponen pendapatan komprehansif lain dalam laporan laba rugi komprehensif yang
disusunnya. Hal ini bertujuan supaya didapat laporan laba rugi yang andal.

Melihat sangat pentingnya pemeriksaan atas perkiraan laba rugi suati instansi atau
perusahaan. Maka, perlu dibahas secara lebih mendalam dalam memahami laporan laba rugi
tersebut. baik dari sisi sifatnya, contoh, tujuan maupun prosedur yang digunakan dalam
pemeriksaan atas perkiraan laba rugi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjabaran latar belakang tersebut kami menyimpulkan beberapa rumusan belakang diantaranya
yaitu:
a. Bagaimana sifat dan contoh pemeriksaan atas perkiraan laba rugi?

b. Apa tujuan pemeriksaan pemeriksaan atas perkiraan laba rugi?

c. Bagaimana prosedur audit pemeriksaan atas perkiraan laba rugi yang disarankan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk menghetahui hal - hal berikut :

a) Mengetahui sifat dan contoh pemeriksaan atas perkiraan laba rugi


b) Mengetahui tujuan pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
c) Mengetahui prosedur audit pemeriksaan atas perkiraan laba rugi yang disarankan
3
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 sifat dan contoh pemeriksaan atas perkiraan laba rugi

Perkiraan laba rugi (profit and loss accounts) terdiri atas perkiraan pendapat operasional,
harga pokok penjualan, beban operasional, pendapatan, dan beban di luar operasional dari pos
luar biasa.

A. SIFAT

1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 114)

Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan
dan potongan volume. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika
semua kondisi berikut terpenuhi.

a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari


kepemilikan barang kepada pembeli.
b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik ketertiban manajerial sampai
kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun contol efektif
atas barang yang terjual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas.
e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal.

Jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapat kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-
masing sebagai pendapat dan beban uang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas
kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi
berikut.

4
1. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
2. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir kepada entitas.
3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.
4. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penylesaian transaksi dapat diukur
secara andal.

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-
masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas
kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat penyelesaian, biaya
masa depan dan kolektibilitas tagihan yang andal.
Estimasi harus menentukan tingkat (penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak
dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagaian besar
pekerjaan yang dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.

a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang talah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhunbungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran
di muka.
b. Survei atas pekerjaaan yang telah diselesaikan.
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

2. SAK ETAP (IAI, 2009: 121)


Bunga, Royalti, dan Dividen

✓ Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aser oleh entitas yang lain
yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika:

a. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan


transaksi akan mengalir kepada entitas; dan

5
b. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.

✓ Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar:

a. bunga harus diakui secara akrual;


b. royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi
dari perjanjian yang relevan; dan
c. dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembiayaan
talah terjadi.

4. Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23,1


Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomi selam satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi pendapatan
maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas
entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang brbeda, sperti penjualan, penghasilan jasa,
bunga, dividen, royalti dan sewa.
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang
wajar.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan akuitas yang tidak
berasa; dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima.
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi.

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemiikan secara signifikan


kepada pembeli.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang maupun melakukan pengendalian afektif atas barang yang
dijual.
c. Jumlah pendaptan dapat dukur secara andal.

6
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomu yang tekait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjasi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal

f. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.


g. Kemungkinan besar menfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
h. Tingakat penyrelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal.
i. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaiakan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal.
5. Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23, 11
✓ Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
mrnghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan, jika:

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubingan dengan transaksi tersebut akan


mengalir ke entitas;
b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
✓ Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut :
a. Bungan diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang
dijelaskan di PSAK 55 (Revisi 2006): instrumen Keuangan: Pwngkuan dan
Pengukuran.
b. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan.
c. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga,
maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum pembelian dan sesudah
pembelian: hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai pendapatan. Royalti diakui
sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga umumnya diakui dengan dasar
tersebut kecuali, dengan memperhatikan substansi perjanjian, akan lebih sesuai untuk mengkui
pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain. Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan
besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Namun,
jika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah termasuk dalam

7
pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak
esar lagi, maka jumlah tersebut diakui sebagai beban, bukan penyalesaian terhasap jumlah yang
diakui semula.

B. PENGUNGKAPAN DAN CONTOH

1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 122)

✓ Entitas Harus Mengungkapkan:


a. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang diterapkan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
yang melibatkan penyediaan jasa;
b. Jumlah setiap kategori pendapatan yagn diakui selama periode, termasuk
pendapatan yaang timbul dari:
1. Penjualan baranag;

2. Penyediaan jasa;

3. Bunga;

4. Royalti;

5. Dividen;

6. Jenis pendapatan signifikan lainnya.


✓ Entitas Harus Mengungkapkan:

a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode


pelaporan;
b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapaatan kontrak yang diakui
dalam periode pelaporan;
c. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak
yang sedang berjalan.

✓ Entitas Harus Menyajikan:

a. Jumlah bruto kontrak perjanjian yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset; dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu kewajiban.

2. Menurut PSAK NO. 23 (Revisi 2010) 23, 12

8
✓ Entitas mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengakui pendapatan, termasuk


metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan
jasa;
b. Jumlah setiap kategoru signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
1. Penjualan barang;
2. Penualan jasa;

3. Bunga;

4. Royalti;

5. Dividen;

C. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercangkup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
Keuntungan (gain) bisa berasal dari penjualan aset tetap (gain on sale of fixed asets),
tukar tambah aset tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan kurs (foreign exchange
gain).
Pos luar biasa maksudnya kerugian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang
bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi. Misalnya kerugian sebagai akibat gempa bumi,
kebakaran atau banjir. Kerugian tersebut setelah dikurangi dengan klaim asuransim jka asa,
disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi.
Harga pokok penjualan adalah jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi barang
yang terjual (cost of goods sold). Cost of merchandise sold di suatu perusahaan dagang sapat
dihitung sebagai berikut (perusahaan menggunakan physical system).

Persedian awal barang dagangan Rp. xxx

+/+ Pembelian neto Rp. xxx

Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp. xxx

-/- Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx

9
Harga pokok penjualan
(cost of merchandise sold) Rp. xxx

Cost of goods sold di suatu perusahaan industri dapat dihitung sebagai berikut (perusahaan
menggunakan physical system.

Persediaan awal bahan baku Rp. xxx

+/+ Pembelian bersih Rp. xxx

Bahan baku yang tesedia untuk dipakai Rp. xxx

-/- Persediaan akhir bahan baku Rp. Xxx


Pemakaian bahan baku Rp. xxx

Upaya langsung Rp. xxx

Overhead pabrik Rp. xxx

Biaya produksi (cost prosduction) Rp. xxx

+/+ Persediaan awal barang dalam proses Rp. xxx

-/- Persediaan akhir barang dalam proses Rp. xxx


Biaya pabrikasi (cost pf goods manufactured) Rp. xxx
+/+ Persediaan awal barang jadi Rp. xxx

-/- Persediaan akhir barang jadi Rp. xxx


Harga okok penjualan
(cost of goods sold) Rp. Xxx

Beban operasi (operating evpanses) terdiri dari beban penjualan (selling expenses) dan
beban umum dan administrasi (general and administrative expenses). Contoh selling expanses
antara lain: gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya iklan, promosi, entertainment,
transportasi, dan lain-lain. Sedangkan contoh general and andministrative expanses antaara lain:
gaji bagian akuntansi dan keuangan, personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon,
entertainment, perjalanan dinas, penyusutan inventaris kantor dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan laba rugi adalah sebagai
berikut.
1. Prinsip conservatism dalam pengakuan pendapatan dan beban.

10
Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan pada
periode yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasi dan cukup meterial, harus dicacat sebagai beban.
Misalnya garansi untuk penjualan produk perusahaan (barang-baarang elektronik) harus di-accrued
par tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Pendapatan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicacat sebagai pendapatan perusahaan.
Pendapatan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang (untuk perusahaan dagang dan
industri), pada saat penyerahan jasa atau pada saat bisa untuk dibuatkan faktur (untuk perusahaan
jasa). Pengecualiannya, antara lain:
1) Diakui pada saat penerimaan uang, misalnya untuk penjualan tunai dan penjualan
cicilan;
2) Untuk perusahaan kontraktor ada dua pilihan pengakuan pendapatan yaitu
metode kontrak selesai (completed contact method) dan metode persentase
penyelesaian (percentage of completion method);
3) Untuk jenis barang tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual
atau cepat rusak, pendapatan bisa diakui pada saat selesainya produksi. Misalnya,
untuk logam mulia dan hasil pertanian.

2. Konsep Matching Cost Against Revenue


Dalam laporan laba rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam
periode yang diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama,
tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima (untuk pendapatan) dan dibayarkan (untuk
biaya) atau belum. Dalam hal ini, menurut ETAP/PSAK/IFRS, pendapatan dan beban harus
dicatat dengan dasar akrual (accrual basic) bukan dasar kas (cash basic).
Dalam memeriksa pendapatan dan biaya, auditor harus memperhatikan jangan sampai
ada pergeseran waktu dalam pengakuan pendapatan dan beban. Misalkan auditor memeriksa
laba rugi untuk tahin 2011, yang dilaporkan perusahaan sebagai pendapatan tahun 2011
haruslah pendapatan yang betul-betul menjadi hak perusahaan dalam tahun 2011. Begitu
juaga yang dilaporkan sebagai beban tahun 2011 haruslah yang betul-betul merupakan beban
perusahaan dalam tahun 2011.
✓ Pendapatan 2011, uangnya diterima di 2011

✓ Pendapatan 2011, uangnya diterima di 2012 (accrued income)

✓ Pendapatan 2011, uangnya diterima di 2010 (unearned revenue)

11
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan pendapatan dan beban (pos-pos laba
rugi) tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk memeriksa pos-pos laporan posisi keuangan
(neraca), karena beberapa alasan berikut.
a. Pada waktu memeriksa pos laporan posisi keuangan (neraca), sekaligus sudah
diperiksa (dikaitkan dengan) pos laba rugi yang bersangkutan, misalnya:

Pos Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Pos Laba Rugi

Kas Selisih kas, selisih kurs

bank Selisih kurs, biaya bank, jasa giro

Piutang persediaan Selisih kurs, bad dept expenses

Prepayment Selisis stock opname, harga pokok


penjualan

Marketable Securities Rent expense, insurance expense

Fixed Asets Interest income, dividen incom, laba rugi


penjualan surat berharga

Intangible Assets Biaya penyusutan, gain or loss on


disposal of fixed assets

Accrued Expanses Biaya amortisasi

Short Term Loan Macam-macam biaya


Long Term Loan Biaya bunga, selisih kurs

12
Menurut stsndar akuntansi keuangan di Indonesia, transaksi yang terjadi dalam mata
uang asing harus dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi;
aset dan kewjiban moneter yang tercantum dalam mata uang asinga pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca), harus dinkonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca); selisih kurs yang terjasi
dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
Kurs tengah maksudnya kurs beli ditambah kurs jual lalu dibagi dua. Yang dimaksusd aset
moneter adalah kas, bank, piutang, sedangkan liabilitas meoneter adalah liabilitas jangka pendek
dan liabilitas jangka panjang.

Misalkan PT Irana mempunyai saldo piutang dari PT Dirgantara per 31 Desember 2011
sebesar US$100.000 yang berasal dari penjualan barang dagangan tanggal 17 Oktober 2011.
Kurs 1 US$ tangal 7 Oktober 2011 misalnya Rp2.200 sehingga saldi per 31 Desember 2011
tercatat Rp220.000. Misalkan kurs Bank Indinesia per 31 Desember 2011 adalah kurs beli 1
US$ = Rp2.290 dan kurs jual 1 US$ =Rp2.310, berarti kurs tengah 1 US$ =Rp2.300.
Pada tanggal 31 Desember 2011 harus dibuat jurnal koreksi untuk penyesuaian
selisih kurs sebagai berikut.
Di PT Irana:

Di PT Irana:

DR. Piautang Rp10.000.000

CR. Laba Rugi Selisih Kurs Rp10.000.000

Di PT. Dirganara:

DR. Laba Rugi Selisih Kurs Rp10.000.000

CR. Utang Rp10.000.000

b. Pada waktu melakukan test tansaksi (test of recorded transactions) sekaligus


diperiksa pos-pos laba rugi.

Jenis Tes Transaksi Post Laba Rugi

13
Cash disbursements test Macam-macam biaya sdan
pembelian tunai

Cash receipts test Macam-macam pendapatan dan


penjualan tunai

Sales rest Penjualan dan harga pokok enjualan

Purchases test Pembelian

Payroll test Biaya gaji dan upah

Jurnal voucher test Biaya penyusytan & amortisasi, selisih


kurs, gain on sale of fixed assets

c. Audit prosedur atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan adalah:
1. Analytical review prosedures (prosedur penelaahan analitis)
Maksudnya harus dibuat perbansingan antara laba rugi periode yang diperiksa
dengan periaode sebelimnya, dihitung kenaikan dan penurunan baik dalam rupiah maupun
persentase beserta alasan-alasan kenaikan dan penurunan. Selain itu harus dibuat
perbandingan antara laba rugi periode yang diperiksa dengan anggarannya, lau dibuat
analisis variance-nya. Dalam analytical review peosedures juga harus dibuat analisis rasio
untuk mengukur likuiditas, rentabilitas, leverages, dan lain-lain untuk dibandingkan
dengan rasio industri.

2. Manganalisis beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada kaitannya
dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fidkal), misalnya:
a.Other income (expense);
b. Miscellaneous expenses;
c.Entertainment expenses;
d. Trevelling expenses;
e.Lagal fees (ada kaitannya dengan contigent liability);
f. Prosfessional fees;
g. Repair & maintenance (ada kaitannya dengan capital dan revenue
expenditures).
3. Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembiayaan swsudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan subsequent collection (penagihan
sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
14
2.2 tujuan pemeriksaan pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pemdapatan dan beban.
Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh pendapatan yang menjadi
hak perusahaan dalam suatu metode telah/akan diterima dan dicatat oleh perusahaan. Jika
internal control atas beban cukup kuat berarti biaya yang menjadi beban perusahaan dalam
suatu periode telah/akan dibayar dan dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu
diharapkan efisiensi bisa ditingkatkan.
Beberapa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan beban.
a. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered, seperti purchase requisition,
purchase order, recerving report, official receipt, sales order, delivery order, sales
invoice, dan la in- lain.
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara fungsi-fungsi di dalam
perusahaan.
c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (bugdet) dan setiap akhir bulan
dibuat perbandingan antara budget dangan realisasinya dan kemudian dianalisis
variance yang terjadi.
d. Adanya sistem otoritas yang dipegang oleh beberapa orang berdasarkan jenjang
jebatannya.
e. Digunakan program komputer untuk menghitung gaji dan PPh 21.

f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari masing-masing
pegawai.
g. Adanya personal file untuk masing-masing pegawai yang antara lain memuat
surat pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang jabatan, status
keluarga dan data penting lainnya untuk masing-masing pegawai.
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk men-check
keandalan dan keakuratan data akuntansi

2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.
Maksudnya auditor harus yakin dengan:
a. Semua pendapatan, dari kegiatan operasional maupun di luar kegiatan operasional
(misalnya pendapatan bunga, penjualan barang-barang scrap), seluruhnya sudah dicatat
15
dalam buku perusahaan san uangnya telah/akan diterima oleh perusahaan. Jangan sampai
ada pendapatan yang masuk ke kantong keryawan, direksi atau pemegang sahal yang
merupakan pemilik perusahaan.
b. Semua pendapatan dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya, dan tidak
terjasi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing.
c. Tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaanm misalnya pendapatan dari
bisnis peribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai pendapatan perusahaan untuk
tujuan window dressing.

3. Untuk memeriksa apakah semua biaya menjadi beban perusahaan telah


dicatatdengan menggunakan cut-off yang tepat.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa:
a. Semua biaya, dari kegiatan operasional maupun diluar kegiatan operasional (misalnya
biaya bunga, kerugian penarikan aset tetap), seluruhnya sudah dicatat dalam buku
perusahaan, baik yang uangnya sudah dibayar maupun baru akan dibayarkan dalam
periode berikutnya;
b. Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya, dan tidak terjadi
pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window dressing;
c. Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya biaya peibadi
pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.

4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan
beban jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran
pendapatan dan beban.
Jika terlihat adanya fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa alasam kenaikan
atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau tidak. Ada kemungkinan klien
melakukan kesalahan pencatatan, misalnya seharusnya masuk ke biaya penjualan tetapi
dicatat sebagai biaya umum dan administrasi. Kemungkinan lain ada pergeseran raktu
pencatatan, misalnya penjualan tahun 2012 dicatat sebagai penjualan tahun 2011. Bisa juga
klien senganja melakukan pergeseran mata anggaran karena anggaran tertentu sudah habis
sipakai sedangkan mata naggaran lainnya masih banyak yang belum terpakai.

5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan

16
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa kebijakan akuntansi
yang penting, misalnya:

a. Apakah perusahaan menggunakan metode akrual dalam pencatatan beban dan


pendapatan;
b. Bagaimana metode pengakuan pendapaatan yang digunakan;
c.Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (rapairs), dan penyempurnaan-penambahan
(improvement);
d. Laba-rugi penjualan aset tetap.

2.3 Prosedur pemeriksaan laba rugi yang disarankan

Prosedur audit yang disarankan adalah sebagai berikut.


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan internal
control questionnaires, flow chart, atau narrative memo).
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan agaka perbandingan
untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review prosedures. Buat analisis rasio dan
hitung juga ROI (Return on Investement) dan ROE (Return of Equity). Rasio yang dihitung
untuk tahun yang diperikasa dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan rasio industri.
Analytical review procedures disebut juga auditing by coparison karena selalu
menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan budget
untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun persen.
Variance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari analisis variance
tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan melaporkan angka yang
tidak sebenarnya dangan tujuan agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dari budget
yang sudah ditetapkan. Misalnya window dressing penjualan, pergeseran mata anggaran
atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minat rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya yang
mencamtumkan kaualitas barang yang dujual maupun nilai uangnya selama setahun (dibuat
per bulan). Kemudian bandingkan keualitas yang dijual, secara tes basis, denga
pengeluaran barang yang dicatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran wakt
17
pencatatan penjualan. Periksa juag cut-off pembalian, untuk mengetahui adanya
pergeseran wanktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetaui kemungkinan adanya
unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan bisa
ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk membuat
koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability. Misalnya: biaya
komisi penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya perjalanan, professional
fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya bunga, pendapatan dan biaya
lain-lain, dan sebagainya.
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:

18
BAB lll

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkiraan laba rugi (profit and loss accounts) terdiri atas perkiraan pendapat operasional,
harga pokok penjualan, beban operasional, pendapatan, dan beban di luar operasional dari
pos luar biasa. Sedangkan tujuan dari pemeriksaan atas perkiraan laba rugi yaitu;

1) untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan accrual basis untuk mencatat
pendapatan maupun beban,

2) untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang terjadi hak perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul-betul
merupakan hak perusahaan, dengan menggunakan sut-off yang tepat,

3) untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biya yang sicatat betul-beryil
merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat,

4) untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan


pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelimnya maupun jika
dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan
dan beban,

5) untuk memeriksa apakah pendapatan dari beban telah dilaporkan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS. Kemudian prosedur yang digunakan
dari mempelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya hingga
memeriksa apakah oenyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2019. Auditing jilid 2: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta. Salamba Empat.

https://kumbangcumplong.blogspot.com/2019/10/makalah-pemeriksaan-atas-perkiraan-
laba.html

29

Anda mungkin juga menyukai