Cover ..............................................................................................................................
Pendahuluan
Kata akhlak dalam bahasa Arab berakar dari kata khuluq yang merupakan jamak dari
kata akhlak. Sedangkan ketika ditinjau dari bahasa akhlak dpat disebut sebagai, tabiat,
perangai dan agama. Dari kata tersebut bersambung dari kata khalq yang memiliki arti
“kejadian” yang erat dengan kata ”khaliq” yang memiliki arti “pencipta” dan kata makhluq
yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang diciptakan. ¹
Jika dilihat dari sejarah perkembangan akhlak atau etika dalam bahasa sebenarnya
manusia sudah mengenal akhlak sejak berada dibumi. Dalam kehidupan sehari hari
akhlak dapat diartikan dengan adat istiadat yang harus dihormati satu orang dengan
orang lain dalam kehidupan sehari hari dalam berinteraksi saat berkeluarga,
bermasyarakat sehingga dapat membangun kehidupan sosial yang sehat dan damai.
Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan bagaimana perkembangan yang terjadi
dalam beberapa zaman dimulai dari zaman Yunani hingga zaman Modern. Sehingga
pembaca dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk yang dapat ditentukan oleh
beberapa alasan yang muncul dari beberapa zaman yang akan dikaji penulis.
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
a) Bagaimana perkembangan sejarah ilmu akhlak pada zaman Yunani?
b) Bagaimana perkembangan sejarah ilmu akhlak pada abad pertengahan?
c) Bagaimana perkembangan sejarah akhlak pada Bangsa Arab sebelum Islam?
d) Bagaimana perkembangan sejarah ilmu akhlak pada Bangsa Arab setelah Islam?
e) Bagaimana sejarah perkembangan ilmu akhlak pada zaman barat (zaman baru)?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak yang terjadi pada zaman Yunani.
b) Untuk mengetahui konsep pengertian akhlak pada abad pertengahan.
c) Untuk mengetahui perkembangan sejarah akhlak bangsa Arab pada saat
sebelum kemunculan agama Islam.
d) Untuk mengetahui perkembangan sejarah akhlak bangsa Arab pada saat setelah
Islam lahir.
e) Untuk mengetahui beberapa pandangan filsuf tentang akhlak di zaman barat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemikiran kaum sofistik ini ditentang oleh plato. Dia berbicara bahwasanya
tokoh sofistk ini suka memutar balikan fakta yang terjadi didalam kehidupan. Plato
memberikan sebutan kepada kaum sofistik sebagi “sofistry” yang memiliki arti orang
yang suka memutar lidah. Dari kecaman plato terhadap para sofistik menyebabkan
pandangan masyarakat kepada tokoh sofistik ini menjadi buruk.
2. Scorates(469-399 SM)
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
dalam pendapat Scorates ini tidak sampai pada pembahasan tujuan dan urgensi dari
pada akhlak. Scorates tidak sampai membahas kepada bagaimana suatu perilaku
baik atau buruk dapat ditentukan, oleh karena itu banya dari filsuf lain yang
mengemukakakn pendapatnya tentang akhlak yang menyandarkan pendapatnya
kepada pemikiran dari Scorates ini.
Menurut paham paripathetics tujuan terakhir dari hidup adalah berbahagia,
akan tetapi kebahagiaan yang ada didalam paham ini lebih luas daripada
paham kebahagiaan yang dianut oleh utilitarianisme
Meskipun jalan terakhir suatu manusia adalah kebahagiaan, utntuk mencapai
suatu kebahagiaan manusia dianjurkan untuk mencapai kebahagiaan
tersebut dengan menggunakan akal dan pikirannya dengan baik.
Keutamaan yang ada itu terjadi diantara dua keburukan. Menurut aristoteles
dermawan adalah ditengah tengah dari sifat takut dan rakus.
3. Stoics dan epicurics
Stoics dan epicurics ini memiliki pendapat yang berbeda dengan filsuf filsuf
sebelumnya dalam pendefinisian akhlak sendiri. Pemikiran dari ajaran stoics ini
sebenarnya telah diikuti oleh beberapa filsuf di Yunani dan Romawi. Dan diantaranya
yang terkenal adalah Seneca dan Epictetus.
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
ditakdirkan untuk kita. Apa yang kita jalani merupakan takdir kita, dan apa yang
bukan takdir kita tidak akan datang pada diri kita. Sehingga manusia tidak perlu
mencari kebahagiaan dan berharap untuk dijauhkan dari kesengsaraan, karena
menurut mereka nilai dari bahagia atau sengsara berasal dari akal pikiran kita. Dalam
paham stoisesisme pikiran adalah yang menjadi penentu seseorang bahagia atau
tidak, untuk itu dalam pemahaman ini manusia diajarkan untuuk mencari kedamaian
hati dan pikiran sehingga apa yang kita alami dapat menjadi sesuatu hal yang tidak
menyebabkan kita kepada hal yang sulit.
Manusia tidak boleh memiliki sikap yang tenang untuk mencari kebahagiaan
karena mereka harus takut kepada dewa yang telah memerintahkan mereka.
Manusia boleh tidak takut kepada dewa karena beberapa alasan diantaranya
karena dewa sudah menikmati kenikmatan atau kebahagiaan yang kekal
sehingga mereka tidak akan mengganggu manusia lagi. Alasan lain adalah
manusia tidak perlu takut apabila sudah melaksanakan kewajibannya.
Tidak perlu takut akan kematian dikarenakan menurut pemahaman Epicurics
ketika manusia mati, manusia sudah berlepas dari kewajiban untuk mencari
kebahagiaan.
Menurut paham Epicurics manusia adalah seseorang yang dapat menentukan
nasib. Satu satunya untuk mencari tujuan hidup untuk bahagia adalah
menemukan ketenangan batin kepada dirinya.
Menurut Epicurics manusia hidup memiliki tujuan yakni untuk hedone atau
untuk mencari kelezatan dan kepuasan semata. Cara memperoleh ketenangan
batin salah satunya adal mengecilkan ekspektasi kita terhadap sesuatu yang
akan terjadi. Semakin sedikit kemauan manusia maka semakin mudah manusia
mendapat ketenangan tersebut. Salah satunya adalah dengan cara
membangun persaudaraan.
1. Agama Nasrani
Agama Nasrani ini muncul pada akhir abad ketiga di Eropa. Agama ini
muncul dan dapat mengubah pemikiran masyarakat yang sebelumnya.
Menurut agama Nasrani, agama adalah salah satu cara untuk memberikan
pelajaran manusia mengenai akhalk, dan memberikan pengertian kepada
manusia bahwasannya sumber daripada akhlak adalah Tuhan. Tuhanlah zat yang
hanya dapat memberikan batasan, larangan dan anjuran. Dan Tuhanlah yang
memiliki hak untuk menentukan suatu perilaku dapatt dinilai baik atau buruk.
Sebenarnya, pada zaman ini kedudukan dari para filsuf itu sama dengan
kedudukan para pendeta karena sebagian dari ajaran yang telah diajarkan
pendeta hampir sama dengan apa yang diajarkan oleh filsuf Yunani terkait dengan
akhlak. Ajaran agama Nasrani ini hampir mirip dengan ajaran stoics yang
berpendapat bahwasannya manusia akan mendapatkan kesengsaraan dan
kebahagiaan sesuai dengan takaran dan takdirnya, yang membedakannya adalah
alasan atau dorongan yangdilakukan oleh kedua paham kelompok ini. Jika
kelompok stoics melakukan akhlak yang baik dikarenakan dorongan dari ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan seseorang. Sedangkan, menurut Agama Nasrani
alasan seseorang atau pendorong seseorang melakukan akhlak yang baik adalah
rasa kasih dan cinta sebuah insan kepada Tuhannnya serta sebagai pemenuhan
iman kepadanya ²
Para ahli filsafat akhlak yang lahir pada masa ini filsafatnya berupa panduan
dari ajaran yunani dan ajaran nasrani. Di antara mereka yang termasyur ialah
Abelard seorang ahli filsafat perancis dan Thomas Aquinas seorang ahli filsafat
agama dari bangsa Itali.2
Corak ajara akhlak yang sifatnya perpaduan antara pemikiran filsafat yunani
dan ajaran agama itu nantinya akan dapat pula dijumpai dalam ajaran akhlak yang
1
.
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
terdapat dalam islam sebagaimana terlihat pada pemikiran akhlak yang
dikemukakan kaum Muktazilah.
Setelah datang Agama islam, ada ajakan agar orang-orang meyakini bahwa
Allah merupakan sumber segala sesuatu di seluruh alam. Segala apa yang ada di
dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan makhluk yang beraneka
warna,dari biji yang ada di bumi sampai ke langit yang bertingkat, kesemuanya
datang dari Tuhan, alam dapat berdiri dengan teratur.
Allah menjadikan manusia dari struktural yang sangat baik, dan membuat
perintah dan larangan untuk dijalani. Allah menetapkan beberapa keutamaan
seperti benaar dan adil, dan menjadikan kebahagiaan, kenikmatan di akhirat bagi
yang mengikutinya. Demikian pula Allah menjadikan lawan keutamaan itu, seperti
dusta dan kedzaliman, larangan yang harus dihindari dan di jauhi, menjadikan
kesengsaraan , siksa diakhirat sebagai hukuman bagi yang melakukannya.
ُ ان َو ِا ْي َت ۤاِئ ذِى ْالقُرْ ٰبى َو َي ْن ٰهى َع ِن ْال َفحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع هّٰللا ْأ
۞ ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن ِ ِ ِ اِنَّ َ َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َوااْل ِحْ َس
Artinya :
Artinya :
هّٰللا ۤ
ُْصلَّب ُْٓوا اَ ْو ُت َق َّط َع اَ ْي ِدي ِْه ْم َواَرْ جُلُ ُه ْم مِّن ِ ِا َّن َما َج ٰزُؤ ا الَّ ِذي َْن ي َُح
ِ ْارب ُْو َن َ َو َرس ُْولَ ٗه َو َيسْ َع ْو َن فِى ااْل َر
َ ض َف َس ًادا اَنْ ُّي َق َّتلُ ْٓوا اَ ْو ي
ۗ ِ ْف اَ ْو ُي ْن َف ْوا م َِن ااْل َر
ض ٍ ِخاَل
Artinya :
Dapat dipahami bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran
yang minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam
keutamaan dan mengerjakannya, walaupun nilai yang tercetus lewat syair-
syairnya belum sebanding dengan kata-kata hikmah yang diucapkan oleh filosof-
filosof Yunani kuno. Dalam syariat-syariat mereka tersebut saja sudah ada
muatan-muatan akhlak . 3
Islam sekarang mendorong manusia untuk beriman kepada Allah SWT. Ini
adalah sumber dari segala sesuatu di alam. Segala sesuatu di dunia berasal
darinya. Alam mampu bergerak secara teratur melalui kekuatannya.
Seperti Allah SWT. Allah telah menetapkan beberapa aturan untuk diikuti oleh
manusia SWT. Dia juga menetapkan beberapa kebajikan yang harus diikuti,
seperti kebenaran dan keadilan, dan beberapa hal buruk yang harus dihindari
orang, seperti kebohongan dan ketidak adilan. Waspadalah kepada Allah SWT.
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
Artinya: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan (kamu) untuk berbuat
kebajikan dan kebaikan dan membantu kerabatmu. Dia juga melarang kekejian,
kemungkaran dan permusuhan. Dia akan mengajari Anda sehingga Anda bisa
mengambil pelajaran.
صالِحً ا مِّنْ َذ َك ٍر اَ ْو ا ُ ْن ٰثى َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ٗه َح ٰيو ًة َط ِّي َب ۚ ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم اَجْ َر ُه ْم ِباَحْ َس ِن َما َكا ُن ْوا َيعْ َملُ ْو َن
َ َمنْ َع ِم َل
Artinya: Laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal saleh akan diberi
kehidupan yang baik dan diberi pahala yang lebih baik dari mereka.
Dalam Islam, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah guru
terbesar dalam bidang akhlak. Bahkan kutukannya atas bumi ini adalah untuk
menyempurnakan akhlak. Namun, siapa yang pertama kali memprakarsai atau
menulis ilmu akhlak dalam Islam masih diperdebatkan, dan beberapa teori telah
dikemukakan.
Pertama, Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang mencetuskan ilmu
akhlak. Ini didasarkan pada risalah yang dia tulis untuk putranya. Al-Hasan
kembali dari Perang Shiffin. Pamflet memiliki banyak pelajaran moral dan berbagai
kebajikan. Isi risalah ini juga tercermin dalam kitab Nahj Al-Balagha, yang sering
dikutip oleh ulama Sunni seperti: Abu Ahmad bin ‘Al-‘Askari dalam kitabnya
zawajir wa Al-Mawaizh.
Kedua, tokoh Islam pertama yang menulis tentang akhlak adalah Ismail bin
Maharan Abu Abu Nashr al-Sauqani, ulama abad ke 2 M, yang menulis Al-Mu’min
wa Al-Fajir, buku pertama tentang akhlak dalam Islam. Setelah itu, tokoh moral
terkenal seperti Abu Dar al-Gifari, Ammar bin Yasser, Nawal al-Bakkali dan
Muhammad bin Abu Bakar tidak menulis tentang mereka.
Ketiga, pada abad ke-3 Hijriah, Ja’far bin Ahmad Al-Qummi menulis buku
berjudul Al-mani’at min dukhul Al-Jannah. Tokoh-tokoh lain yang berbicara khusus
dalam bidang akhlak antara lain:
1. Ar-Razi (250-313 H). Namun, ada filosof lain seperti A-Kindi dan Ibnu Sina.
Ar-Razi telah menulis sebuah karya di bidang akhlak berjudul Ath-Thibb Ar-Ruhani
(Kesehatan Rohani). Buku ini menjelaskan tentang kesehatan mental dan cara
menjaganya. Buku ini adalah filsafat moral utama yang bertujuan untuk
meningkatkan moralitas manusia.
2. Pada abad ke-4 H, Ali bin Ahmad al-Kufi menulis Kitab Al-Adab dan Makarim
al-Aflaq. Di abad ini juga dikenal sosok Abu Nasr al-Farabi yang melakukan kajian
akhlak. Demikian juga Ikhwan Ash-Shafa (370-428 H) dari Rasa’il dan Ibn Sina .-
nya
3. Pada abad ke-5 H, Ibnu Maskawih (w. 421 H) menulis kitab Tahdzib Al-
Akhlaq wa Tath-hit Al-A’araq dan Al-‘Arab wa Al-Furs. Buku ini berasal dari
konsep akhlak Plato dan Aristoteles, memadukan ajaran Islam dengan hukum,
dan merupakan kisah akhlak yang diperkaya dengan pengalaman hidup penulis
dan keadaan pada masanya.
4. Pada abad ke-6, H Warram bin Abi Al-Fawaris menulis kitab Tanbih Al-
Khathir wa Nuzhah An-Nazhir.
5. Pada abad ke-7 H, Syaikh Khawajah Nashir Ath-Thusi menulis kitab Al-
Akhlaq An-Nashiriyah wa Awshaf Asy-Asyraf wa Adab Al-Muta`allimin.
Pada pertengahan akhir abad ke-15, eropa mulai mengalami kemajuan dalam
bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kehidupan mereka yang semula
mengikuti ajaran gereja kemudian diubah menjadi akal pikiran dengan
memberikan peran yang besar. Akal sebagi ajaran klasik dikritik sehingga
tegaklah kemerdekaan akal. ajaran yang dikritik dan sekaligus diselidiki adalah
ajaran akhlak yang dibawa bangsa Yunani dan bangsa-bangsa setelahnya.
Pergeseran cara pandang pada zaman ini terjadi hingga beberapa masa ke masa
yang akhirnya melahirkan para tokoh dan pemikir hebat pada masanya masing-
masing. Banyak tokoh-tokoh akhlak yang lahir pada abad ini, diantaranya sebagai
berikut :
1. Descartes (1596-1650)
Descartes adalah salah satu dari tokoh barat yang memperhatikan kajian
akhlak dan mendasarkan filsafatnya pada rasionalisme. descartes juga
merupakan filsuf yang berasal dari prancis. Ia telah menciptakan dasar-dasar baru
bagi ilmu pengetahuan dan filsafat, diantaranya sebagai berikut :
a. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa oleh akal dan belum
dipastikan nyata adanya. Sesuatu yang didasarkan pada sangkaan semata dan
tumbuh dari kebiasaan wajib di tolak
b. Penyeledikan terhadap sesuatu harus dimulai dari yang terkecil dan yang
termudah, kemudian mengarah pada yang lebih kompleks
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
Descartes dan para pengikutnya cenderung kepada ajaran stoics. Sedangkan
tokoh- tokoh filosof setelah Descartes lebih cenderung kepada paham Epicurus.
John Of Salisbury merupakan filsuf yang berasal dari inggris. John Of Salisbury
terkenal dengan uraiannya yang menjelaskan tentang kekuatan spiritual yang
berada diatas kekuatan duniawi.
Betham adalah pendiri filsafat Utilitarisme yang berasal dari london, inggris.
Betham juga merupaka salah satu seorang filsuf Empirisme yang berpengaruh
dalam pembaharuan bidang moral dan politik
Miil adalah putra James Miil yang berasal dari London. Ia banyak dipengaruhi
oleh ayahnya dan Jereny Bentham. Miil banyak membaca literatur Yunani dan
latin. Ia mempelajari logika secara mandiri dan kemudian mendiskusikannya
dengan ayahnya. ia juga mempelajari ekonomi dan mempelajari Demonthenes
dan plato, perhatian khususnya pada kajian metode dan argumentasi.
Bentham dan Miil memindahkan paham yang awalnya Epicurus menjadi paham
Utilitarianisme. Keduanya juga memindahkan paham Epicurus dari paham Egoitic
Hedonisme menjadi paham Universalistik Hedonisme. Paham keduanya dapat
memberikan peran besar dalam pembentukan hukum dan politik.
Thomas Hill Green adalah salah satu ilmuwan terkenal yang berasal dari
inggris. Sedangkan Herbert Spencer berasal dari inggris dan dikenal sebagai
tokoh pemikir teori liberal klasik terkemuka. Green dan Spencer mengaitkan
tentang paham evolusi dengan akhlak. Ada beberapa pemikiran akhlak Green, di
antara sebagai berikut :
Spinoza, Hegel, dan Kant adalah ilmuwan barat yang mempunyai pengaruh
besar dalam bidang akhlak.
Hegel adalah seorang filsuf yang berasal dari jerman. Hegel juga dikenal
sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan filsafat, gagasan bahwa
sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran
philosophia perennis, yaitu masalah-masalah abadi dalam filsafat.
Sementara itu, Kant dikenal sebagai ahli pikir jerman yang terpandang dalam
bidang akhlak (etika). Ia juga menyakini adanya kesusilaan. Titik terberat etika nya
adalah rasa kewajiban atau panggilan hati nurani untuk melakukan sesuatu. Dan
juga rasa kewajiban melakukan sesuatu yang didasarkan pada budi.
Victor Counsin adalah seorang filsuf yang berasal dari prancis yang
bertanggung jawab untuk mengubah filsafat prancis yang awalnya dari
sensasionalisme menjadi spiritualis menurut pemikirannya sendiri. Ia juga
mengajarkan bahwa dasar dari metafisika adalah pengamatan yang hati-hati dan
analisis atas fakta-fakta tentang kehidupan yang sadar.
Sejak masa Mill dan Spencer hingga pada masa sekarang, penelitian tentang
akhlak hanya menjelaskan tentang teori-teori saja, seperti yang telah diutarakan
4 Prof. Dr.Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka setia, 2010, Hal. 57-60
oleh beberapa tokoh di atas. Dapat disimpulkan bahwa belum ada teori-teori lain
yang ditemukan.
Pada masa baru atau lebih dikenal sebagai zaman barat ini bermunculan
berbagai macam etika, ada yang menggunakan pemikiran lama dan ada juga
yang menggunakan pemikiran baru untuk melaksanakan perubahan pemikiran.
Akan tetapi tidak banyak pula yang masih mempertahankan etika yang
berdasarkan ketuhanan.
Bab III
Penutup
3.1 kesimpulan
1. Sejarah perkembangan akhlak pada zaman Yunani dibagi menjadi 7 yakni : tokoh-
tokoh sofistik, Scorates, Cynics dan Cyrenics, Plato, Aristoteles, Stoics dan
Epicurics, dan yang terakhir adalah agama Nasrani.
2. Akhlak pada pertengahan abad merupakan akhlak yang lahir di Eropa yang
dibangun dengan pepaduan antara ajaran Nasrani dan Yunani.
3. Sejarah akhlak pada zaman sebelum kemunculan Islam dalam keadaan bodoh.
4. Sejarah akhlak pada zaman setelah kemunculan Islam mulai berangsur membaik,
dikarenakan yang menjadi dasar perilaku akhlak adalah kepercayaan dalam
mengimani Allah.
5. Sejarah akhlak pada zaman baru muncul banyak pemikiran baru
diantaranya ;Descartes, Jhon of Salisburry, Bentham, Thomas Hill Green,
Spinoza, Victor Cousin, Pasca mill dan Spencer.