Anda di halaman 1dari 13

SIKAP ISLAM TERHADAP PEMIKIRAN DAN PERADABAN MANUSIA

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perkembangan Pemikiran Islam
Dosen Pengampu : Ali Imron, M.Ag.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Fika Fitriani (1903016081)
2. Muhammad Nazilir Rohmat (1903016110)
3. Sania Rahmawati Devi (1903016113)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perkembangan Pemikiran Islam
dengan judul “Sikap Islam terhadap Pemikiran dan Peradaban Manusia”.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah
ini serta sumber-sumber yang diambil sebagai referensi. Makalah ini
menjelaskan dan menganalisis sikap Islam terhadap pemikiran dan peradaban
manusia yang dikutip dari sumber terpercaya, seperti buku dan jurnal, dengan
harap pembaca bisa lebih percaya dan yakin dengan penjabaran yang telah
dipaparkan
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pada tugas-tugas
selanjutnya. Di samping itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga ada manfaat yang dapat diambil dari makalah ini.

Semarang, 6 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I .........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Definisi Pemikiran dan Peradaban ..................................................................3
B. Peran Islam terhadap Pemikiran dan Peradaban Manusia ..............................4
C. Analisis Sikap Islam terhadap Pemikiran dan Peradaban Manusia ................7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................9
A. Kesimpulan .....................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Islam dalam kacamata sejarah, terbagi menjadi tiga


periode yaitu pertama disebut periode klasik, pada masa ini Islam
mengalami kemajuan bahkan disebut sebagai masa keemasan Islam. Namun
sekitar tahun 650 - 1250 Masehi, Islam mengalami gelombang disintegasi
(pemecahan). Kedua, disebut periode pertengahan tepatnya pada tahun
1250 - 1800, pada periode abad pertengahan ini Islam juga mangalami
kemunduran cukup signifikan. Ketiga, disebut periode modern yang
dimulai dari tahun 1800 hingga sampai sekarang ini. Setiap perkembangan
periode ini, terdapat perbedaan dimensi yang khas antara satu periode
dengan periode lainnya. Dinamika ini dipengaruhi oleh sosial, politik,
budaya, dan agama sehingga peradaban Islam pada masa klasik,
pertengahan, sampai modern memiliki nuansa yang berbeda satu sama lain..
Bahkan dalam catatan sejarah, bahwa ketika Barat masih
terkungkung atau berkutat dalam kegelapan maka pada saat itu umat Islam
sudah berhasil melestarikan pemikiran-pemikiran dan kebudayaan Romawi
– Persia, maka tidak heran banyak sarjana Barat yang berbondong-bondong
mendatangi negara-negara Islam dalam rangka menuntut ilmu pengetahuan
di lembaga-lembaga pendidikan Islam untuk kemudian dibawa mereka ke
negara mereka masing-masing.
Pada era sekarang ini yang memasuki dunia digital, Islam
menunjukkan sikap dan respon positif. Islam tidak luput dari peran yang
berdampak signifikan dalam mengembangkan pemikiran dan peradaban.
Dengan perkembangan dunia yang kian pesat, umat muslim dituntut
mengikuti kemajuan di berbagai bidang. Maka dari itu, pada makalah ini
akan diuraikan bagaimana sikap Islam terhadap pemikiran dan peradaban
manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pemikiran dan peradaban.
2. Bagaimana peran Islam terhadap pemikiran dan peradaban manusia.
3. Bagaimana sikap Islam terhadap pemikiran dan peradaban manusia.

1
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi dari pemikiran dan peradaban.
2. Mengetahui peran Islam terhadap pemikiran dan peradaban manusia.
3. Menganalisis sikap Islam terhadap pemikiran dan peradaban manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemikiran dan Peradaban


1. Definisi Pemikiran
Secara etimologi, istilah pemikiran berasal dari kata benda “fikir”,
kata kerjanya “berfikir” (thinking). Awalnya berasal dari bahasa Arab
“fakara-yafkuru-fikran”. Dalam bahasa Indonesia, huruf “f” diubah dengan
huruf “p” dan jadilah kata “pikir”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata “pikir” berarti apa yang ada dalam hati, budi, ingatan, angan-angan;
kata dalam hati, pendapat dan pertimbangan. Secara terminologi, pemikiran
dapat didefinisikan sebagai satu aktivitas kekuatan rasional (akal) yang ada
dalam diri manusia, berupa qolbu, ruh, atau dzihnun, dengan pengamatan
dan penelitian untuk menemukan makna yang tersembunyi dari persoalan
yang dapat diketahui, atau untuk sampai kepada hukum-hukum, atau
hubungan antar sesuatu. Pemikiran juga dapat didefinisikan sebagai
rangkaian ide yang berasosiasi (berhubungan) atau daya usaha reorganisasi
(penyusunan kembali) pengalaman dan tingkah laku yang dilaksanakan
secara sengaja.1

2. Defnisi Peradaban
Istilah peradaban secara etimologi, M. Abdul Karim dalam bukunya
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam mengemukakan bahwa akar kata
peradaban adalah adab berasal dari bahasa Jawa Kawi (bahasa Jawa Kuno)
yang merupakan peranakan dari bahasa Sansekerta yaitu kata adab berarti
kesopanan, hormat-menghormati, budi bahasa, etiket dan lain-lain. Lawan
dari beradab adalah biadab, yakni tidak tau adat dan sopan santun. Kata
peradaban ini juga dapat dijumpai dalam bahasa Arab, seperti dalam istilah
al-adaab al-maaidah yang artinya tata perilaku/kesopanan di meja makan.
Adab berarti sopan, kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti

1
Mugiyono, Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah, Jurnal
Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama, Vol. XIV, No. 1, 2013, hal. 2
3
(tingkah laku).2
Secara terminologi, istilah peradaban sering digunakan sebagai
persamaan yang lebih luas dari istilah budaya yang populer dalam kalangan
akademis. Di mana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah
budaya, yang dapat diartikan sebagai seni, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang
merupakan sebuah cara hidup masyarakat.
Konsep peradaban juga digunakan sebagai sinonim untuk budaya
yang memiliki keunggulan dari kelompok tertentu. Dalam artian yang sama,
peradaban dapat berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa.
Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada
seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban
manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa
digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan
kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan
dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga
faktor tersebut adalah sistem pemerintahan (politik), sistem ekonomi, dan
Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). 3

B. Peran Islam terhadap Pemikiran dan Peradaban Manusia


1. Sumbangsih Islam terhadap Ilmu Pengetahuan
Sejarah telah membuktikan, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di
dunia modern menjadi fakta sejarah yang tidak terbantahkan, bahkan
banyak yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bermula dari dunia
Islam yang kemudian mengalami transmisi (penyebaran) dan poliferasi
(pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya dunia Barat dilanda dark
ages (masa kegelapan) sehingga muncul zaman enlightenment (yang
cerah) di Eropa. Melalui dunia Islam mereka mendapat akses untuk
mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern.
Sebagaimana diungkapkan Gore Barton bahwa Barat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan tidak merujuk sepenuhnya kepada

2
Mugiyono, Ibid., hal. 3
3
Ibid., hal. 4
4
sumber-sumber Yunani melainkan kepada sumber-sumber Arab.4
Abad ke-12 merupakan peradaban Islam yang tertinggi dari
sepanjang tahun sebelumnya sehingga banyak buku-buku ilmu
pengetahuan dan filsafat karangan para ahli dan filsuf Muslim
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa. Di masa ini selain tercatat sebagai
prestasi tertinggi yang pernah diraih umat Islam juga tercatat sebagai masa
awal kemunduran umat Islam.5
Islam hadir dengan merubah peradaban Jahiliyah yang ada di
Jazirah Arab, maka dalam perspektif historis, Islam sudah banya
memainkan peran yang signifikan dalam perkembangan beberapa aspek
peradaban dunia. Mulai dari masa kenabian sampai dengan wafatnya
Rasulullah SAW., perkembangan dan pemikiran peradaban Islam pun terus
mengalami berbagai varian berupa metode, dan kerangka berpikir yang
berbeda. Bahkan dalam catatan sejarah, misi ekspansi umat Islam
semata-mata mewujudkan keadilan, membangun dan memajukan
peradaban yang ada.
Maka tidak mengherankan, apabila disebutkan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan umat Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai
peradaban dunia. Bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan
Timur membuat peradaban Islam dianggap sebagai peradaban yang paling
besar pengaruhnya di dunia. Khususnya, pada masa kepemimpinan Harun
al-Rasyid dan al-Ma’mun yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan
ditandai dengan penerjemahan buku-buku yang berbahasa Yunani dan
Bizantium ke dalam bahasa Arab, bahkan khalifah al-Ma’mun telah
mendirikan Bait al-Hikmah yang mengkaji cabang-cabang ilmu
kedokteran, fisika, geografi, astronomi, optik, sejarah, dan filsafat. Tidak
hanya dibidang ilmu-ilmu umum, tetapi ilmu-ilmu keagamaan juga mulai
disusun dengan rapi, maka dalam bidang penyusunan hadis dikenal nama
Bukhari dan Muslim, bidang fikih dikenal nama Abu Hanifah dan Malik
bin Anas, di bidang tafsir dikenal ath- Thabari, bidang sejarah dikenal
nama Ibnu Hisyam, bidang tasawuf terdapat nama Abu Yazid al-Busthami,

4
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: UI Press,
1990), hal. 15-16
5
Syafri Gunawan, Peranan Islam dalam Pembangunan Peradaban Dunia, Jurnal El-Qanuny Vol.
5 No. 1, 2019, hal. 46
5
Husain bin Mansur al-Hallaj dan bidang-bidang lainnya.
Perhatian terhadap ilmu pengetahuan ini, terus berlangsung hingga
ke masa kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan bermunculannya
berbagai tokoh Muslim melakukan pembaharuan pemikiran Islam atau
modernisasi dalam Islam untuk kejayaan umat Islam, salah satu tokoh
pembaharu tersebut di antaranya adalah Muhammad Abduh, Rasyid Ridha,
Jamaluddin al-Afghani di Mesir, Sir Sayyid Ahmad Khan di India, dan
lainnya. Sebenarnya ide pembaharuan itu tidak hanya terjadi di luar negeri
tetapi juga termasuk di Indonesia yang dikembangkan oleh KH. Ahmad
Dahlan dari Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asy’ari dari Nadhatul Ulama
(NU) dengan mengembangkan qawaidul fikhiyah.
Tidak hanya itu, banyak kalangan ilmuwan Barat yang mengatakan
bahwa ilmuwan Muslim memegang peranan penting dalam kemajuan
peradaban dunia. Misalnya pada abad ke-12 dan ke-13, banyak karya
ilmuwan-ilmuwan Muslim yang diterjemahkan ke dalam bahasa Barat
termasuk ke dalam bahasa Spanyol, sebab pada masa ini para ilmuwan
Muslim sangat menguasai seputar metode dan teori-teori penelitian dan
eksprimen membuat ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat.
Di bidang kedokteran, salah satu buku yang diadopsi ilmuwan-
ilmuwan Barat adalah karya Ibnu Shina yang kemudian pada abad ke-17
menjadi materi pokok fakultas-fakultas kedokteran di Barat. Maka
sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim
dalam berbagai bidang telah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
khususnya ke bahasa Spanyol. Selain penerjemahan karya-karya ilmuwan
Muslim ke bahasa Latin Spanyol, masih banyak fakta-fakta yang
mendukung tentang kemajuan-kemajuan ilmu yang dilakukan ilmuwan
Muslim.
Dari rentetan sumbangsih ilmuwan-ilmuwan Muslim, dari ilmu
agama sampai kepada ilmu pengetahuan alam, terlihat bahwa Islam sangat
berjasa dalam rangka menyatukan akal dengan alam, menetapkan
kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti atas
kehendak Allah SWT., serta telah mampu mendamaikan akal dengan iman
dan filsafat dengan agama. Bahkan di dunia ilmu hukum, hukum Islam
juga memberikan kontribusi dalam pembentukkan dan perkembangan

6
hukum di zaman modern saat ini. 6

2. Sumbangsih Islam terhadap Sosial dan Kemasyarakatan

Di bidang sosial dan kemasyarakatan, sumbangsih Islam banyak


terlihat ketika pemindahan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah ke Dinasti
Bani Abbasiyah, dari sinilah sektor perekonomian semakin meningkat
begitu juga pertanian dan pertambangan semakin berkembang, dan aspek-
aspek yang lainnya. Misalnya, universitas-universitas yang ada sekarang
ini di Eropa adalah pengembangan dari lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang didirikan sebelumnya sebagai salah satu upaya umat Islam
terhadap pendidikan masyarakat.
Ada salah satu ilmuwan Muslim yang kiprahnya sebagai
penyumbang peradaban untuk kecerdasan masyarakat dunia, adalah Ibnu
Khaldun di bidang ekonomi yang telah berhasil memperkenalkan sistem
ekonomi Islam yang semakin hari kian merebak di berbagai negara tidak
terkecuali di Indonesia. Berbicara tentang teori ekonomi Islam, maka tidak
lepas dari pemikiran-pemikiran para tokoh yang mempunyai kontribusi
dalam peletakan dasar dan prinsip ekonomi Islam. Tentunya dimulai dari
pemikiran ulama tentang ekonomi Islam di masa klasik yang sangat maju
dan cemerlang, jauh mendahului pemikir Barat modern seperti Adam
Smith, Keynes, Ricardo, dan Malthus.7

C. Analisis Sikap Islam terhadap Pemikiran dan Peradaban Manusia


Setelah kajian historis-empiris, secara garis besar sikap Islam terhadap
pemikiran dan peradaban manusia ada tiga, yaitu:
1. Mengembangkan unsur-unsur pemikiran dan peradaban yang mendukung
misi Islam
Islam mengambil dan mengembangkan seni bangunan, filsafat,
pemerintahan, dan sebagainya. Dari kebudayaan Yunani, umat Islam
mengambil dan mengembangkan logika, filsafat, ilmu kedokteran, dan
sebagainya. Pemikiran filsafat yang diambil memberikan bentuk pemikiran

6
Rochanah, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik, Tengah, Hingga Modern, (Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal. 29
7
Syafri Gunawan, op. cit., hal. 52-53
7
Islam dalam waktu yang sangat panjang dalam perkembangan dialektis
dengan pemikiran yang dikembangkan dalam tradisi Arab dan bangsa-
bangsa lain yang memeluk Islam.
2. Menolak peradaban dan pemikiran yang bertentangan dengan misinya
sebagai pemula ras manusia
Islam menolak perbudakan. Pada awal turunnya wahyu, Islam masih
membiarkan terjadinya perbudakan. Namun setelah itu, sejumlah wahyu
Alquran berusaha menghapus institusi perbudakan dengan menganjurkan
berbuat kebajikan terhadap mereka dengan anjuran memerdekakan budak.
Selain itu, Alquran juga menyatakan bahwa penganiayaan terhadap mereka
dapat dikenai hukuman ganti rugi. Di sisi lain, Alquran juga menganjurkan
agar budak diajarkan ajaran-ajaran Islam, dan dinyatakan sebagai warga
muslim yang bebas atau dalam perlindungan.
3. Mendiamkan atau menerima pemikiran dan peradaban dengan misinya
Masyarakat Arab yang berada di wilayah gurun mempunyai
adaptasi yang berbeda-beda dengan yang tinggal secara menetap. Mereka
pada umumnya menghindari persentuhan badan kecuali berjabat tangan.
Juga dianjurkan supaya seseorang terlibat dalam pengurusan jenazah dalam
proses pemakaman, mengunjungi rumah sakit, menolong orang lain yang
sedang kesulitan. Islam mengadakan kontak dengan kebudayaan lokal dan
mengambil banyak hal dari unsur-unsur kebudayaan lokal, sebagaimana
terlihat dalam seni bangunan, cara berpakaian, cara berperilaku, cara
merasa, dan sebagainya. Namun, Islam juga mengubah beberapa bagiannya
dan memberikan unsur-unsur baru pada kebudayaan lokal tersebut. 8

Ketiga sikap umat Islam tersebut juga telah terjadi pada generasi umat Islam
sebelumnya. Ketika menghadapi peradaban dan budaya baru yang muncul,
seperti ketika menghadapi peradaban budaya Barat yang jauh meninggalkan
budaya-budaya lain di dunia secara material dan rasional. Umat Islam berbeda
sikap. Ada yang menolak, ada yang menerima, dan ada yang mendiamkan saja
meskipun pada dasarnya memiliki reaksi dengan nuansa yang berbeda. 9

8
Ahmad Muthohar, Perkembangan Pemikiran Islam, (Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015), hal.
24-25
9
Ibid., hal. 26
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemikiran didefinisikan sebagai rangkaian ide yang berasosiasi
(berhubungan) atau daya usaha reorganisasi (penyusunan kembali) pengalaman
dan tingkah laku yang dilaksanakan secara sengaja. Sedangkan peradaban
merupakan budaya, yang dapat diartikan sebagai seni, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan
sebuah cara hidup masyarakat.
Dalam menumbuhkan pemikiran dan peradaban manusia, Islam banyak
memberikan kontribusi dan sumbangsih dalam konteks ilmu pengetahuan juga
sosial dan kemasyarakatan. Islam menunjukkan peran besar dan menjadi pionir
beberapa bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu agama dan ilmu umum. Banyak
tokoh besar dan ilmuwan yang dianggap kiblat bagi cendekiawan modern. Di
samping itu, Islam juga membentuk tatanan masyarakat dan norma sosial. Dapat
dilihat dari sistem ekonomi Islam dan urgensi pendidikan untuk menopang
peradaban.
Dari kajian historis-empiris, sikap Islam terhadap pemikiran dan peradaban
manusia secara garis besar ada tiga. Pertama, mengembangkan unsur-unsur
pemikiran dan peradaban yang mendukung misi Islam. Kedua, menolak
peradaban dan pemikiran yang bertentangan dengan misinya sebagai pemula ras
manusia. Dan yang ketiga, mendiamkan atau menerima pemikiran dan
peradaban dengan misinya.

B. Saran
Dalam menunjang kemajuan dan mendukung perkembangan pemikiran
serta peradaban manusia, Islam harus senantiasa aktif dalam menciptakan sisi
produktivitas, kreatif, dan inovatif. Dinamika perkembangan yang pesat
menjadikan Islam sebagai tujuan penting umat muslim di dunia dalam upaya
mensyukuri nikmat Allah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Syafri. 2019. Peranan Islam dalam Pembangunan Peradaban Dunia,


Jurnal El-Qanuny Vol. 5 No. 1.
Mugiyono. 2013. Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif
Sejarah. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena
Agama, Vol. XIV, No. 1.
Muthohar, Ahmad. 2015. Perkembangan Pemikiran Islam. Semarang: Karya Abadi
Jaya.
Rahmawati. 2016. Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam. Jurnal Rihlah,
Vol.V, No. 2.
Rochanah. 2014. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik, Tengah, Hingga
Modern. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran.
Jakarta: UI Press.

10

Anda mungkin juga menyukai