Anda di halaman 1dari 50

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perhatian dan minat para ulama ilmuwan muslim terhadap Ilmu

Pengetahuan sangatlah besar. Pada saat dunia Barat yang dipengaruhi ajaran

gereja yang menyatakan anti dan menentang Ilmu Pengetahuan pada zaman

pertengahan, maka Islam justru menyatakan sebaliknya, bahwa Ilmu

Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari Peradaban Islam. Seperti sabda

Rasulullaah SAW:

‫من َأَر اَد الُّد ْنَيا َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم َو َم ْن َأَر اَد ْاآلِخ َر َة َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم َو َم ْن َأَر اَد ُهَم ا َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم‬.

( ‫) َر َو اُه اْلُبَخ اِر ُّي‬

“Barangsiapa yang ingin hidup sejahtera di dunia, sarananya adalah ilmu.

Siapa yang ingin hidup bahagia di akhirat, sarananya adalah ilmu. Dan

barangsiapa yang menghendaki keduanya, sarananya adalah ilmu”.

Yang mana Peradaban Islam ini pernah mencapai masa kejayaannya, masa

ketika peradaban islam memberikan peran yang besar terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan modern. Inilah yang disebut Masa Kejayaan Islam.

Peradaban ini adalah pemegang obor estafet kedua dari perkembangan

umat manusia. Pertama, dimulai sejak era Klasik Yunani, Romawi, Persia, dan

India untuk kemudian tongkat obor tersebut diestafetkan kepada para

ilmuwan-ilmuwan Eropa yang mulai memasuki Zaman Renaissance.


2

Peradaban Islam sendiri merupakan topic yang sering disebutkan di

berbagai pertemuan, baik di kelas, masjid, maupun dalam diskusi terbuka.

Tetapi sayangnya, tidak semua memahami betul tentang Peradaban Islam dan

peranannya. Oleh karena itu, penulis memutuskan memilih karya tulis yang

berjudul “Peran Peradaban Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan”.1

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana peradaban islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan?

2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan?

3. Siapa saja tokoh-tokoh muslim yang berperan dalam membangun

peradaban islam?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut, maka

tujuan penelitian yang dikehendaki adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peradaban islam dalam perkembangan ilmu

pengetahuan;

2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan;

1
Jiilan Hani Safitri. Scribd “Peran Peradaban Islam“ 2020.
3

3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh muslim yang berperan

membangun peradaban islam.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian mengenai peran peradaban islam dalam

perkembangan ilmu pengetahuan diharapkan dapat memperoleh manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis:

1) mengetahui pengertian peradaban dan ilmu pengetahuan;

2) mengetahui kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang

diberikan oleh masa kejayaan islam dan modern;

3) mengetahui tokoh-tokoh yang berperan pada masa kejayaan islam.

2. Manfaat Praktis:

1) Bagi peneliti dapat memperluas pengetahuan serta in syaa Allah dapat

mengamalkan dari pemaparan Karya Tulis Ilmiah ini;

2) Sebagai upaya pemberi masukan dan dorongan bagi para pembaca

untuk dapat termotivasi dari adanya Peran Peradaban Islam dalam

Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang kami gunakan untuk meneliti yaitu metode kualitatif.

Menurut Creswell (2012) metode kualitatif yaitu, proses eksplorasi dan

memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah

sosial atau masalah kemanusiaan. 2

1.6 Teknik Penelitian


2
Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2015.
4

Teknik yang kami gunakan untuk mendapatkan sejumlah informasi yaitu:

 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis,

disertasi, internet, dan sumber lainnya.

BAB 2
5

LANDASAN TEORETIS

2.1 Definisi Peran

Secara etimologi, peran berarti seseorang yang melakukan tindakan yang

dimana tindakan tersebut diharapkan oleh masyarakat lain. Artinya setiap tindakan

yang dimiliki setiap individu memiliki arti penting untuk sebagian orang.3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah Pemain sandiwara.4

Peran menurut definisi para ahli menyatakan bahwa peran adalah aspek

dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang telah melakukan hak dan

kewajiban berarti telah menjalankan suatu peran.

Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri dan sebagai sebuah

proses. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal, antara lain :

1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang

didalam masyarakat.

2) Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam masyarakat.

3) Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

1. Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan

manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam

situasi tertentu berdasarkan status, fungsi sosialnya.5


3
https://drive.google.com/file/d/1C1Pvqijx5Z2I0HdZIIHUNulAtTec2KNQ/view?usp=drivedsk
4
https://kbbi.web.id/peran.html
5
https://repository.uma.ac.id/bitstream/12345679/5/118510003_file5.pdf
6

2. Menurut Soerjono Soekanto (2002:243), peran merupakan aspek dinamis

kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu

peranan.6

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Peran merupakan

tindakan dinamis dari suatu kedudukan (status) yang melaksanakan suatu hak dan

kewajibannya dengan baik.

2.2 Peradaban

2.2.1 Pengertian Peradaban

Peradaban atau Hadharah (dalam bahasa arab) secara etimologi

berasal dari kata Hadhara (ada, daerah, perkotaan). Adapun definisi

hadharah secara terminologi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

kehidupan tetap manusia, meliputi sistem politik, ekonomi, sosial,

pemikiran, dan kesenian.

Banyak ulama yang membincang tentang hadharah. Ibnu Khaldun,

mendefinisikannya dengan, "Suatu kondisi yang merupakan hasil dari

suatu adat dan melebihi batas dari kondisi yang dibutuhkan atas suatu

peradaban".

Abul A'la Al-Maududi mengatakan, "Hadharah (Peradaban) tidak

lain hanyalah sebuah sistem yang integral, yang mencakup semua yang

dimiliki oleh manusia, meliputi pemikiran, ide, tindakan, dan moral dalam

6
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/download/17575/17105
7

kehidupan mereka, baik secara personal, keluarga, sosial, ekonomi,

maupun politik.

Sedangkan Durant menyatakan bahwa hadharah merupakan sistem

sosial yang membantu seseorang meningkatkan produktivitas

kebudayaannya. Sementara Toynbee berpendapat bahwa peradaban

merupakan buah dari aktivitas manusia di ranah sosial dan moral.

Sebagian peneliti berpendapat, kata hadharah sama dengan kata

"Civilization" yang berasal dari akar bahasa latin "Civities" yang berarti

kota atau "Civis" yang berarti penduduk kota. Sedangkan Al-Buthi

memandang, peradaban adalah hasil interaksi manusia dengan alam

semesta dan kehidupan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa

definisi peradaban adalah segala hasil kegiatan yang dilakukan oleh

manusia, yang dipandang memiliki nilai tinggi dalam kehidupan manusia.7

2.2.2 Ciri Peradaban

1) Pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah,

dan modern.

2) Sistem pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan

peraturan.

3) Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang

lebih maju seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, arsitektur,

kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan lain-lainnya.


7
Prof. Dr Muhammad Husain Mahasnah.”SejarahPeradabanIslam”.Al-Kautsar,2017.googlebook
8

4) Masyarakat dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan strata

sosial yang lebih kompleks.

2.2.3 Wujud Peradaban

Dikutip dari buku Manusia dan Sejarah: Sebuah Tinjauan

Filosofis oleh Yulia Siska (2015:62), menurut Koentjaraningrat wujud

peradaban sebagai berikut :

1) Moral adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan kesusilaan dalam

masyarakat.

2) Norma adalah aturan, ukuran, atau pedoman untuk menentukan benar,

salah, baik, dan buruk sesuatu.

3) Etika merupakan nilai-nilai norma moral atau sopan santun dalam

mengatur tingkah laku manusia.

4) Estetik adalah keindahan yang mencakup kesatuan “unity",

keselarasan “balance" dan kebaikan “contrast" dalam segala sesuatu.8

2.3 Perkembangan

2.3.1 Pengertian Perkembangan

1) Menurut santrok Yussen, Perkembangan merupakan pola

perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus

berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Sementara itu

Chaplin mengartikan perkembangan sebagai "perubahan yang


8
Yulia Siska. “Manusia danSejarah Sebuah Tinjauan Filosofis”. Garudhawaca,2015.googlebook.
9

berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari seseorang

sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi

antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan

perubahan pada diri individu tersebut.”

2) Menurut Reni Akbar Hawadi, "perkembangan secara luas

menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang

dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan

ciri-ciri yang baru." Dalam istilah perkembangan juga tercakup

usia, yang di awali dari saat pembuahan dan berakhir dengan

kematian.

3) Menurut F.J. Monk, dkk pengertian perkembangan menunjuk pada

"suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang

kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat

tetap dan tidak dapat diputar kembali." Perkembangan juga dapat

diartikan sebagai "proses kekal dan tetap menuju ke arah suatu

organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan

pertumbuhan, pematangan dan belajar."9

4) Menurut E.B. Harlock dimaksudkan bahwa perkembangan

merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari

kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan

pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan

lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan pada diri

individu tersebut.
9
Dr.M.Shoffa Saifillah Al-Faruq dan Dr. Sukatin. “Psikologi Perkembangan”. Deepublish.2021.googlebook.
10

2.3.2 Perbedaan Perkembangan dan Kemajuan

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas

serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga proses

perubahan Individu yang terjadi dari kematangan yang merupakan

interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. 10 Sedangkan

Kemajuan adalah gerakan menuju keadaan yang disempurnakan,

ditingkatkan atau diinginkan. Kemajuan berarti “hal atau keadaan maju

dalam kepandaian dan pengetahuan atau dorongan ke arah keadaan lebih

berkembang atau menuju kedepan”.11

2.4 Ilmu Pengetahuan

2.4.1 Pengetian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan tersusun dari kata ilmu dan pengetahuan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau

kepandaian, baik itu segala yang masuk jenis kebatinan maupun yang

berkenaan dengan keadaan alam akhirat, pengetahuan mengenai segala

sesuatu sesudah hidup di dunia ini.12 Adapun dalam Oxford English

Dictionary terdapat tiga arti dari ilmu, yaitu: (1) informasi dan kecakapan
10
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/nani_wahyuni/definisi-
perkembangan_55003a333111e735100f8
11
https://jagokata.com/arti-kata/kemajuan.html
12
Online Kamus Besar Bahasa Indonesia
11

yang diperoleh melalui pengalaman dan pendidikan; (2) keseluruhan dari

apa yang diketahui; dan (3) kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui

pengalaman akan suatu fakta atau keadaan.13

Syekh Muhammad bin Shalih bin Utsman mengartikan ilmu

sebagai berikut:

“Lughatan: al-ilmu huwa al-naqid al-jahl, wa huwa idrak al-sya’i ala

maa huwa alaihi idraakan jaziman”, yang artinya: “secara bahasa, ilmu

adalah menghilangkan kebodohan, dan juga berarti temuan tentang sesuatu

secara pasti dan tidak meragukan.”14

Adapun menurut istilah sebagian ahli, ilmu adalah: huwa al-

ma’rifatu huwa, dlid al-jahlu, qaala akharun min ahl al-ilmi inna al-‘ilma

audhah min an yu’rafa. Ilmu adalah mengetahui sesuatu, sebagai lawan

dari bodoh; sebagian yang lain berpendapat, bahwa ilmu adalah lebih jelas

dibandingkan dengan yang diketahui.15

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian

pengetahuan adalah tahu, atau hal mengetahui sesuatu; segala apa yang

diketahui; kepandaian atau segala apa yang diketahui atau akan diketahui

berkenaan dengan sesuatu hal.16

Berbicara mengenai ilmu pengetahuan sebetulnya sama saja ketika

berbicara mengenai ilmu. Karena ilmu adalah pengetahuan, begitupun

13
Online Oxford English Dictionry
14
Al-Syaikh Muhammad bin Shalih bin Utsman Kitab Al-Ilmu. (Mesir: Syirkah Maktabah Jariry 1424
H/2003 M). Cet 1. Hlm 9.
15
Ibid
16
Online Kamus Besar Bahasa Indonesia
12

sebaliknya. Terkait dengan ilmu pengetahuan, banyak pendapat dari para

ahli pendidikan dan para ilmuwan.

Menurut Amin Abdullah, ilmu pengetahuan adalah himpunan

pengetahuan manusia tenatng alam yang disimpulkan secara rasional dari

hasil-hasil analisis kritis terhadap data-data yang diperoleh melalui

observasi pada fenomena-fenomena alam.17

Sedangkan Ali Syari’ati seorang intelektual muslim terkemuka

Iran, menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia

tentang dunia fisik dan fenomenanya.18

Sidi Galzaba memberikan definisi bahwa ilmu pengetahuan adalah

hasil pengalaman manusia dengan system berfikir bebas, sistematis dan

radikal, bersetumpu atas hasil penelitian (implicit eksperimen).19

Dengan mengikuti uraian tersebut diatas, sesungguhnya dapat

diketahui bahwa inti dari pengetahuan adalah teori, konsep, gagasan,

pemikiran atau ide yang dihasilkan atas kerja sama antar panca indera dan

akal dalam memahami berbagai objek kajian yakni wahyu yang

menghasilkan ilmu agama, ilmu alam (sains), fenomena sosial yang

menghasilkan ilmu sosial, hakikat segala sesuatu yang menghasilkan

filsafat dan peradaban.

2.4.2 Macam-macam Ilmu Pengetahuan

1) Pengetahuan non-ilmiah/akal sehat (common sense)

17
Amin Abdullah, dkk. Integrasi Sains Islam: Mempertemukan Epistemologi Islam dan Sains. (Yogyakarta:
Pilar Religia, 2004). Hlm 110.
18
M. Amin Rais. Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta. (Bandung: Mizan, 1991). Hlm 108-109.
19
Sidi Gazalba. Ilmu dan Islam: Pembicaraan Ilmiah Pokok-pokok Ajaran Islam dalam Rangka Menjawab
Tantangan Modern. (Jakarta: CV. Mulia. 1969). Hlm 151.
13

Pengetahuan non ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh

dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori

metode ilmiah. Secara umum pengetahuan non ilmiah ialah hasil

pemahaman manusia mengenai suatu benda tertentu yang ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pengetahuan Ilmiah

Pengetahuan ilmiah ialah segenap hasil pemahaman manusia

yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Pengetahuan

ilmiah adalah yang sudah lebih sempurna karena telah mempunyai dan

memenuhi syarat tertentu dengan cara berpikir yang khas, yaitu

metodologi ilmiah.

3) Pengetahuan Noesis (filsafat)

Pengetahuan noesis adalah pengetahuan yang tidak mengenal

batas. Sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling hakiki.

Pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang

asli yang mengandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,

ekonomi, politik, dan estetika atau pengetahuan yangobjeknya adalah

arche ialah prinsip utama yang mencakup epistemologik dan metafisik,

ontology dan aksionlogi.

4) Pengetahuan Agama
14

Ilmu agama adalah ilmu yang dipeloleh hanya dari Allah melalui

para Nabi dan Rosul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti oleh

para pemeluknya. Jadilah ukuran kebenaran dalam sebuah keyakinan

dan berpegang para kitab yang dipegang oleh penciptanya.20

2.5 Tokoh-Tokoh Muslim yang Berperan Membangun Peradaban Islam

2.5.1 Biografi Tokoh Muslim

1) Ibnu Sina

Ibnu Sina (980-1037) adalah seorang ilmuwan Muslim yang

terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan dengan pemikiran-pemikiran

yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Ia banyak disebut

sebagai "Bapak Kedokteran Modern." George Sarton menyebutnya

sebagai "Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling

terkenal pada semua bidang tempat, dan waktu". Ia lahir pada zaman

keemasan peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam

dunia.

Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif, sebagian besar

karyanya membahas tentang filsafat dan pengobatan. Ia adalah satu-

satunya filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem

filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah

mendominasi tradisi filsafat muslim hingga beberapa abad. Karyanya

yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of

20
https://www.academia.edu/6666952/ILMU _PENGETAHUAN
15

Medicine, dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai

Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.

 Biografi Ibnu Sina

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh

bin Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat

Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia). Ia berasal

dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan

ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Orang tuanya adalah

seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia

dibesarkan di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama

Islam.

Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama

Islam dan berhasil menghafal Al-Qur'an. Ia dibimbing oleh Abu

Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari

buku Isagoge dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah

itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics Plato dan

Arsitoteles.

Suatu ketika dia mengalami masalah saat belajar ilmu

Metaphysics dari Arisstoteles. Empat Puluh kali dia membacanya

sampai hafal setiap kata yang tertulis dalam buku tersebut, namun dia

tidak dapat mengerti artinya. Sampai suatu hari setelah dia membaca

Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 -

950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang


16

terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala ilmu

Metaphysics.

Setelah berhasil mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan,

Ibnu Sina merasa tertarik untuk mempelajari ilmu kedokteran. Ia

mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara

teori dia belum matang, tetapi ia banyak melakukan keberhasilan

dalam mengobati orang-orang sakit. Setiap kali menghadapi kesulitan,

maka ia memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, maka

didalam tidurnya Allah memberikan pemecahan terhadap kesulitan-

kesulitan yang sedang dihadapinya.

Suatu ketika saat Amir Nuh Bin Nasr sedang menderita sakit

keras. Mendengar tentang kehebatan yang dimiliki oleh Ibnu Sina,

akhirnya dia diminta datang ke Istana untuk mengobati Amir Nuh Bin

Nasr sehingga kesehatannya pulih kembali. Sejak itu, Ibnu Sina

menjadi akrab dengan Amir Nuh Bin Nasr yang mempunyai sebuah

perpustakaan yang mempunyai koleksi buku yang sangan lengkap di

daerah itu. Sehingga membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk

mengunjungi perpustakaan istana yang terlengkap yaitu Kutub Khana.

Berkat perpustakaan tersebut, Ibnu Sina mendapatkan banyak

ilmu pengetahuan untuk bahan-bahan penemuannya. Pada suatu hari

perpustakaan tersebut terbakar dan orang-orang setempat menuduh

Ibnu Sina bahwa dirinya sengaja membakar perpustakaan tersebut,


17

dengan alasan agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari

perpustakaan itu. Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam.

Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak

menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India.

Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles

secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju

oleh para ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh

perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu

pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar,

Trigonometri, dan ilmu pengobatan. Pada zaman Dinasti Samayid

dibagian timur Persia wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian

barat Iran dan Persia memberi suasana yang mendukung bagi

perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti Samaniyah,

Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun

dunia Islam. Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia.

Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan. Masalah yang terjadi

dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus

meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal

selama 10 tahun di Gurganj. Kemudian ia pindah dari Gurganj ke

Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah

tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya. Shams al-

Ma’äli Qäbtis, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibnu Sina

mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun


18

(1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ia

sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di

Gorgan, dekat Laut Kaspi, ia bertamu dengan seorang teman, yang

membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri di mana Ibnu Sina

belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina

ditulis untuk orang ini, dan permulaan dari buku Canon of Medicine

juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

 Kemampuan Dalam Bidang Kedokteran dan Filsafat

Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fit

Thibb, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab

kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis. Kitab Al-Qanun

tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama

dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaidah-kaidah umum ilmu

kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan

kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-

Qanun diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga

sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-

Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode

pengobatan Islam.

Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang

terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina

adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang masih belum

terjawab sebelumnya. Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti


19

karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya

tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa.

Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique

yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa

pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles.

Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah

yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia

mengenal pandangan dan pemikiran filsafat besar Yunani itu dari buku-

buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari

tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya

oleh para pemikir Barat.

2) Al-Khawarizmi

Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli

matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari

Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva,

Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir

sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan

di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas

solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut

sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau,

yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai

Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia


20

merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan

tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika,

tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu

dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi

kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan

logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau.

Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam

bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

 Biografi Al-Khawarizmi

Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi

tempat lahirnya sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari

Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa

kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi

Uzbekistan). Gelar beliau adalah Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far.

Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-

Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli

mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull, kota kecil dekat

Baghdad.

Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah

singkat beliau, bersama dengan karya-karya tulis beliau. Al-

Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833.

setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan


21

perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India

berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di

Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani

Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika,

termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.

3) Al-Farabi

Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat

Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab,

Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi

(dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn

Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia

barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).

Sosok dan pemikiran Al-Farabi hingga kini tetap menjadi

perhatian dunia. Dialah filosof Islam pertama yang berhasil

mempertalikan serta menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik

dengan Islam. Sehingga, bisa dimengerti di dalam konteks agama-

agama wahyu. Pemikirannya begitu berpengaruh besar terhadap dunia

Barat.

”Ilmu Logika Al-Farabi memiliki pengaruh yang besar bagi

para pemikir Eropa,” ujar Carra de Vaux. Tak heran, bila para

intelektual merasa berutang budi kepada Al-Farabi atas ilmu

pengetahuan yang telah dihasilkannya. Pemikiran sang mahaguru


22

kedua itu juga begitu kental mempengaruhi pikiran-pikiran Ibnu Sina

dan Ibnu Rush.

Al-Farabi atau Barat mengenalnya dengan sebutan Alpharabius

memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi.

Tak seperti Ibnu Khaldun yang sempat menulis autobiografi, Al-Farabi

tidak menulis autobiografi dirinya.

Tak ada pula sahabatnya yang mengabadikan latar belakang

hidup sang legenda itu, sebagaimana Al-Juzjani mencatat jejak

perjalanan hidup gurunya Ibnu Sina.Tak heran, bila muncul beragam

versi mengenai asal-muasal Al-Farabi. Ahli sejarah Arab pada abad

pertengahan, Ibnu Abi Osaybe’a, menyebutkan bahwa ayah Al-Farabi

berasal dari Persia. Mohammad Ibnu Mahmud Al-Sahruzi juga

menyatakan Al-Farabi berasal dari sebuah keluarga Persia. Namun,

menurut Ibn Al-Nadim, Al-Farabi berasal dari Faryab di Khurasan.

Faryab adalah nama sebuah provinsi di Afganistan. Keterangan

itu diperoleh oleh Al-Nadim dari temannya bernama Yahya ibn Adi

yang dikenal sebagai murid terdekat Al-Farabi. Sejumlah ahli sejarah

dari Barat, salah satunya Peter J King juga menyatakan Al-Farabi

berasal dari Persia.

Berbeda dengan pendapat para ahli di atas, ahli sejarah abad

pertengahan, Ibnu Khallekan, mengklaim bahwa Al-Farabi lahir di

sebuah desa kecil bernama Wasij di dekat Farab (sekarang Otrar berada
23

di Kazakhstan). Konon, ayahnya berasal dari Turki. Menurut

Encyclopaedia Britannica, Al-Farabi juga berasal dari Turki atau Turki

Seljuk.

Konon, Al-Farabi lahir sekitar tahun 870 M. Ia menghabiskan

masa kanak-kanaknya di Farab. Di kota yang didominasi pengikut

mazhab Syafi’iyah itulah Al-Farabi menempuh pendidikan dasarnya.

Sejak belia, Al-Farabi sudah dikenal berotak encer alias sangat cerdas.

Ia juga memiliki bakat yang begitu besar untuk menguasai hampir

setiap subyek yang dipelajari.

Setelah menyelesaikan studi dasarnya, Al-Farabi hijrah ke

Bukhara untuk mempelajari ilmu fikih dan ilmu-ilmu lainnya. Ketika

itu, Bukhara merupakan ibu kota dan pusat intelektual serta religius

Dinasti Samaniyah yang menganggap dirinya sebagai bangsa Persia.

Saat itu Bukhara dipimpin Nashr ibn Ahmad (874-892). Pada masa

itulah Al-Farabi mulai berkenalan dengan bahasa dan budaya serta

filsafat Persia. Di kota lautan pengetahuan itu pula Al-Farabi muda

mengenal dan mempelajari musik. 936. Dia sempat menjadi seorang

qadhi. Setelah melepaskan jabatan qadhi-nya, Al-Farabi hijrah ke Merv

untuk mendalami logika Aristotelian serta filsafat. Guru utama

filsafatnya adalah Yuhanna ibn Hailan, seorang Kristen. Dari Ibnu

Hailan-lah dia mulai bisa membaca teks-teks dasar logika Aristotelian,

termasuk Analitica Posteriora yang belum pernah dipelajari seorang

Muslim pun sebelumnya.


24

Beberapa tahun sebelum kitab-kitab Aristoteles diterjemahkan

ke dalam bahasa Arab, Al-Farabi telah menguasai bahasa Syria dan

Yunani. Pada 901 M, bersama sang guru, Al-Farabi dia mengembara ke

Baghdad yang saat itu menjadi kota metropolis intelektual pada abad

pertengahan. Ketika kekhalifahan Al-Muqtadir (908-932), berkuasa,

Al-Farabi sempat pula pergi ke Konstantinopel untuk memperdalam

filsafat dan singgah di Harran.

Ketika 910-920 M, Al-Farabi kembali ke Baghdad. Di negeri

1001 malam itu, dia terus mengembangkan ketertarikannya untuk

menggali dan mempelajari alam semesta dan manusia. Ketertarikannya

pada dua hal itu membuatnya tertarik untuk menggali filsafat kuno

terutama filsafat Plato dan Aristoteles. Dengan otaknya yang

cemerlang, Al-Farabi membuat terobosan untuk menggabungkan

filsafat Platonik dan Aristotelian dengan pengetahuan mengenai

Alquran serta beragam ilmu lainnya. Beruntung Al-Farabi bisa

menimba ilmu dari sejumlah guru yang mumpuni. Ia belajar filsafat

Aristoteles dan logika langsung dari seorang filosof termasyhur Abu

Bishr Matta ibnu Yunus

Dalam waktu yang tak terlalu lama, kecemerlangan pemikiran

Al-Farabi mampu mengatasi reputasi gurunya dalam bidang logika.

Sedangkan tata bahasa Arab di pelajarinya dari seorang pakar tata

bahasa dan linguistik kondang bernama Abu Bakr ibn Saraj. Selain

menguasai filsafat dan bahasa, Al-Farabi juga dikenal sebagai ilmuwan


25

yang berjasa dan memberi kontribusi dalam berbagai bidang ilmu

seperti, aritmatika, fisika, kimia, medis, astronomi, dan musik. Akhir

tahun 942 M, hengkang dari Baghdad ke Damaskus, karena situasi

politik yang memburuk. Selama dua tahun tinggal di Damaskus, pada

siang hari Al-Farabi bekerja sebagai penjaga kebun. Sedangkan pada

malam hari dia membaca dan menulis karya-karya filsafat. Ia sempat

pula hijrah ke Mesir dan lalu kembali lagi ke Damaskus pada 949 M.

Ketika tinggal di Damaskus untuk yang kedua kalinya, Al-

Farabi mendapat perlindungan dari putra mahkota penguasa baru Siria,

Saif al-Daulah. Saif al-Daulah sangat terkesan dengan Al-Farabi

karena kemampuannya dalam bidang filsafat, bakat musiknya serta

penguasaannya atas berbagai bahasa. Ratusan kitab telah dihasilkan

Al-Farabi. Kehidupan sufi yang dijalaninya membuatnya tetap hidup

sederhana dengan pikiran dan waktu yang tetap tercurah untuk karir

filsafatnya. Ia tutup usia di Damaskus pada 970 M. Amir Sayf ad-

Dawla kemudian membawa jenazahnya dan menguburkannya di

Damaskus. Ia dimakamkan di pemakaman Bab as-Saghir yang terletak

di dekat makam Muawiyah, yang merupakan pendiri dinasti

Ummayah.

4) Ar-Razi

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai

Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang
26

hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251

H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,

matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru

kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia

dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia

juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan

dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.

Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan

meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal

dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran

Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini

juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau

musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada

umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni

bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan

matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa

menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari

ilmu kedokteran.
27

Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari,

seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya

merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi

Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan

dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.

Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai

seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di

Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-

Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan

untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke

Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah

rumah sakit di Baghdad.

Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi,

ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy,

dimana dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim

yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia

memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang

baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat

kepadanya.

5) Ibnu Rusyd
28

Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di

Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal

sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).

Ia menguasai dan mendalami banyak bidang ilmu, seperti

Alquran, fisika, matematika kedokteran, biologi, filsafat, dan

astronomi. Karena itu, ia kerap pula disebut si jenius dari Andalusia.

Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada

masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang

mempunyai banyak minat dan talenta. Selain itu, Ibnu Rusyd juga

dikenal sebagai seorang tokoh perintis ilmu jaringan tubuh (histology).

Ia pun berjasa dalam bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit

cacar.

Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi

sebagai kadi (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd

dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat

Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan,

termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas.

Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk

mengkonsultasikan masalah kedokteran, hukum dan filsafat. Filsafat

Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami

oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd

tentang akidah dan sikap keberagamaannya.


29

Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran

dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir

semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin

dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya

sudah tidak ada.

 Zaman keemasan

Abad XII dan beberapa abad sebelumnya adalah zaman

keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Saat

itu, Dinasti Abbasiyah sedang berkuasa, dengan pusat pemerintahan di

Semenanjung Andalusia (Spanyol).

Para penguasa muslim pada masa itu sangat mendukung

perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka sering meminta para

ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yang

masih tersisa. Dengan begitu, nama-nama ilmuwan beserta Yunani

beserta karyanya, seperti Aristoteles, Plato, Phytagoras, dan Euclides,

masih tetap terpelihara hingga sekarang.

Ibnu Rusyd dapat digolongkan sebagai seorang ilmuwan yang

komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat, ia juga dikenal pakar di

bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu pasti, dan ilmu agama.

Sehubungan dengan itu, ia sangat menguasai ilmu tafsir al-Quran dan

hadis, juga ilmu hukum dan fikih.

Disebabkan kecerdasannya itulah, ia kemudian diangkat

menjadi Hakim Agung Kordoba, sebuah jabatan yang pernah dipegang


30

kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al-Murabitun di Afrika

Utara. Ibnu Rusyd menjadi hakim agung selama masa pemerintahan

Khalifah Abu Ya’kub Yusuf hingga anaknya, Khalifah Abu Yusuf.

Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang dokter dan hakim

agung, Ibnu Rusyd menyempatkan diri menulis. Ia menghasilkan lebih

dari dua puluh buku kedokteran. Salah satunya adalah al-Kulliyyat fi al-

Thibb, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin. Buku yang

merupakan ikhtisar kedokteran yang terlengkap pada zamannya ini

diterbitkan di Padua pada tahun 1255.

Sementara itu, salinannya dalam versi bahasa Inggris dikenal

dengan judul General Rules of Medicine. Salinan tersebut sempat

dicetak ulang sebanyak beberapa kali di Eropa. Para penulis sejarah

mengungkapkan kedalaman pemahaman Ibnu Rusyd dalam bidang

kedokteran dengan berkata, “Fatwanya dalam ilmu kedokteran

dikagumi sebagaimana fatwanya dalam fikih. Semua itu disebabkan

kedalaman filsafat dan ilmu kalamnya.”

Ibnu Rusyd juga seorang ahli filsafat yang cerdas. Pada masa

itu, buku-buku Aristoteles yang diterbitkan masih sangat sedikit dan

sulit dipahami. Menyadari hal itu, Ibnu Rusyd tergerak untuk

mengoreksi buku terjemahan karya Aristoteles tersebut bahkan

melengkapinya. Ia juga menerjemahkan dan melengkapi sejumlah karya


31

pemikir Yunani lain, seperti Plato yang mempunyai pengaruh selama

berabad-abad.

Pada 1169-1195, Ibnu Rusyd menulis sejumlah komentar

terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon, De Anima,

Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi,

Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Dengan

kecerdasannya, komentar Ibnu Rusyd itu seolah menghadirkan kembali

pemikiran Aristoteles secara lengkap. Di sinilah terlihat kemampuan

Ibnu Rusyd yang luar biasa dalam melakukan sebuah pengamatan.

Di kemudian hari, komentar Ibnu Rusyd tersebut sangat

berpengaruh terhadap pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan

Nasrani. Hal itulah yang kemudian membuka jalan bagi Ibnu Rusyd

mengunjungi Eropa untuk mempelajari warisan Aristoteles dan filsafat

Yunani. Ibnu Rusyd wafat pada 595 Hijriyah (1198 M) di kota Marakis,

Maroko. Jenazahnya kemudian dibawa ke Andalusia dan dimakamkan

di sana.21

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Peradaban Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

21
Aplikasi: Ilmuwan Muslim
32

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam dimulai saat

hijrahnya Rasulullah saw. dari Kota Makkah ke Kota Yastrib (Madinah), di Kota

Makkah Rasul membangun Darul Arkham sebagai tempat majelis ilmu untuk

mengajarkan Islam dan tauhid sebagai landasan dasar manusia dalam menjalankan

hidup, sesuai dengan ajaran yang dijelaskan dalam wahyu melalui Al-Qur’anul

Karim. Semua merupakan dasar-dasar majelis ilmu Rasulullah sebagai pedoman

hidup. Dalam penjelasan kitab Hayatussahabah. Dasar-dasar pengajaran inilah

menjadi landasan pembangunan peradaban melalui nilai-nilai syariat Islam yang

melahirkan ilmu pengetahuan. Dalam riwayat disebutkan bahwa majelis ilmu

Rasulullah telah berkembang mencapai wilayah lain, tepatnya di negeri Habasyah.

Karena mendapatkan dari kaum kafir Quraisy maka Rasulullah hijrah ke kota

Madinah untuk membangun peradaban dan membentuk majelis ilmu lanjutan

(majelis taklim).

Ilmu pengetahuan mulai tumbuh dan berkembang sejak masa Rasulullah

saw., beliau menjadi solusi dalam berbagai masalah yang terjadi baik berkaitan

dengan peribadatan, sosial, budaya dan ekonomi dan juga teknologi yang

bersumber langsung dari Al-Quran dan As-Sunnah. Rasulullah sebagai seorang

pemimpin sangat sukses dalam membangun peradaban Islam dalam ilmu

pengetahuan.22

3.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan

22
Dr. Tech. Ir. Agus Pramono, S.T.,M.T.(Gus Pram):Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Perspektif Islam. Deepublish, 2021. Hlm 1
33

Ilmu Pengetahuan berkembang dari masa ke masa, dalam beberapa teks

literatur kita akan mengetahui bahwa berkembangnya ilmu pengetahuan dimulai

dari masa kebangkitan Eropa atau lebih dikenal dengan Renaissans, masa tersebut

merupakan masa kebangkitan gerakan budaya yang berkembang pada periode

abad ke-14 sampai abad ke-17. Dimulai periode antara tahun 1750-1850 yang

mana masa tersebut memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial,

ekonomi, dan budaya di dunia dan Eropa khususnya.

Namun jauh sebelum masa Reinaissans pada abad 14 yaitu pada abad 7

tepatnya disaat masa Khalifah Islam dibawah pimpinan Khalifatul Harun Al-

Rasyid, ilmuan-ilmuan Islam telah menggali ide-ide terkait dengan ilmu

pengetahuan diantaranya adalah Bidang Matematika (Musa Al-Khawarizmi) dan

Kimia (Jabir Ibn Hayan). Tokoh lainnya seperti al-Razi dan ibnu Sina ahli

kedokteran, al-Biruni ahli astronomi, ibnu Haitsam ahli optik, al-Khazini ahli

fisika, Zamakhsyari ahli geografi dan sebagainya.

Umat Islam telah benar-benar mencapai hal-hal besar dalam ilmu

pengetahuan; Tokoh ilmuan Islam Jakfar Shadiq yang merupakan cicit Khalifah

Ali Bin Abi Thalib sebagai pintu gerbang ilmu pengetahuan, karena melalui

murid-muridnyalah ilmu pengetahuan berkembang sampai sekarang, seperti Jabir

Ibn Hayan dan Musa Al-Khawarizmi.

Pada abad ke-9 terutama untuk terjemahan dibidang filsafat para sarjana

muslim berasimilasi dengan karya-karya kuno dan mengembangkannya, seperti

bidang filsafat, matematika, astronomi dan juga obat-obatan yang merupakan


34

subjek pertama yang menarik minat ilmuan muslim. Tujuan utama dari semua itu

untuk memberikan kontribusi ide terhadap peradaban islam dan ilmu

pengetahuan.23

Doktrin islam yang menjadi penggerak perkembangan ilmu pengetahuan

sebagai berikut:

a. Islam memerintahkan kepada pemeluknya laki-laki dan perempuan, tua

dan muda untuk menuntut ilmu. (Q.S. al-Mujadalah, [58]: 11). Hadits Nabi

“Thalab al-ilmi faridlatun ‘ala kulli muslimin wa muslimat”.

b. Islam memberantas buta huruf, sebagaimana firman Allah yang pertama

kali turun. (Q.S. al-Alaq: 1-5).24

3.3 Contoh Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan


3.3.1 Karya-karya Tokoh Muslim

1) Karya Ibnu Sina

Karya yang ditulis oleh Ibnu Sina diperkiranan antara 100

sampai 250 buah judul. Karya-karya Ibnu Sina yang terkenal dalam

Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat, dan Al-Isyarat. Karyanya yang

terkenal dalam bidang kedokteran adalah Al-Qanun. Kualitas

karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik

kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat

23
Dr. Tech. Ir. Agus Pramono, S.T.,M.T.(Gus Pram):Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Perspektif Islam. Deepublish, 2021. Hlm 6-9
24
Munir Subarman: Sejarah Kelahiran Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam. Deepublish,
2015. Hlm 63.
35

kemampuan yang luar biasa. Selain itu, ia banyak menulis

karangan-karangan pendek yang dinamakan Maqallah.

 Beberapa Karyanya diantara lain :

(1) Al-Qanun fi Thib (aturan pengobatan)

(2) Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam

ilmu pengetahuan)

(3) Al-Inshaf (buku tentang keadilan sejati)

(4) An-Najah (buku tentang kebahagiaan Jiwa)

(5) Al-Musiqa (Buku tentang musik)

(6) dan sebagainya.

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan

sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :

(1) Hayy ibn Yaqzhan

(2) Risalah Ath-Thair

(3) Risalah fi Sirr Al-Qadar

(4) Risalah fi Al- 'Isyq

(5) Tahshil As-Sa'adah

 Beberapa karya puisinya yaitu :

(1) Al-Urjuzah fi Ath-Thibb

(2) Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah

(3) Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah


36

Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu

Sina memperoleh penghargaan yang tinggi hingga masa modern. Ia

adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil

membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem

yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad.

Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk urusan negara dan menulis.

Pada usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan

dikuburkan di Hamazan. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar

Iran di zamannya.

2) Karya Al-Khawarizmi

Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi,

geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam

aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan

logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat

memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari

nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi

hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi

dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis

tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam

perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan


37

ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata

algoritmi menjadi bahasa Latin. Beberapa kontribusi beliau berdasar pada

Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada

geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah.

Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard (Pemandangan Bumi;

diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan

lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai

panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika

yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-

Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi,

bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian

disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke

Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan

matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.

 Kitab 1 – Aljabar

Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala

(Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan

Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun

830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam


38

bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh

Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari

Cremona.

Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan

linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi

salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah bilangan

bulat positif) dengan membagi koefisien dari kuadrat dan

menggunakan dua operasi: al-jabr (‫بر‬yy‫ ) الج‬atau pemulihan atau

pelengkapan) dan al-muqābala (penyetimbangan). Al-jabr adalah

proses memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi

dengan menggunakan nilai yang sama di kedua sisi. Contohnya,

x2=40x-4x2 disederhanakan menjadi 5x2=40x. Al-muqābala adalah

proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi.

Contohnya, x2+14=x+5 disederhanakan ke x2+9=x.

Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan

nama Kitāb al-ǧabr wa-l-muqābala, termasuk Abū Ḥanīfa al-

Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū

Muḥammad al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin

‘Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al-Ṭūsī.

 Kitab 2 - Dixit algorizmi

Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang

bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang
39

aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath,

yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.

Pada manuskrip Latin, biasanya tak bernama,tetapi

umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi ("Seperti kata al-

Khawārizmī"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al-

Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama baru di

berikan pada hasil kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni

pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-

tafrīq bi-ḥisāb al-Hind ("Buku Penjumlahan dan Pengurangan

berdasarkan Kalkulasi Hindu")

 Kitab 3 - Rekonstruksi Planetarium

Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb surat al-Ardh

"Buku Pemandangan Dunia" atau "Kenampakan Bumi"

diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada 833 adalah

revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar

2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya

mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat al-Arḍ, yang

tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan

Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid.

Judul lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia,

dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis


40

oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan

pendalaman geografis yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.

Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk

“Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap

cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat

untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk

membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun

Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert

Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar

koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta

tersebut.

 Buku 4 – Astronomi

Buku Zīj al-sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang

terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116

tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik

data yang diakui sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi

versi lain oleh astronomer Spanyol Maslama al-Majrīṭī (1000) tetap

bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of

Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa

Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the


41

Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid)

dan the Bodleian Library (Oxford).

 Buku 5 - Kalender Yahudi

Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi

(Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd "Petunjuk Penanggalan

Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum

yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishrī

dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi (penciptaan

Adam) dan era Seleucid; dan memberikan hukum tentang bujur

matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan

yang ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides.

 Karya lainnya:

Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent,

Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan

berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang

sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi

arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.

Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at al-mashriq fī

kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt

min qibal al-irtifā’).

Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan

perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah


42

indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵāma(t)

(buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang

terakhir disebut telah hilang.

3) Karya Al-Farabi

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era

abad pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika

ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau

menjdi 6 bagian:

(1) Logika

(2) Ilmu-ilmu Matematika

(3) Ilmu Alam

(4) Teologi

(5) Ilmu Politik dan kenegaraan

(6) Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah

(Kota atau Negara Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian

melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik

menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam

4) Karya Al-Razi

a. Kontribusi dalam Bidang Kedokteran

 Cacar dan campak


43

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad,

ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan

seputar penyakit cacar: "Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan

terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya

uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah

di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya

seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan

dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini dapat

terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa.

Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah

kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa

menjadi epidemi."

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika

(1911) yang menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat dan

tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter

Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan

gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan

perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah

tersebut."

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan

Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan

campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian

diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa


44

lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada

prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara

berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi:

"Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa

sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk

ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala

tersebut bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-

bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna

merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya

adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada

tenggorokan."

 Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan

penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang

alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan

timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada

musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang

menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi

diri.

b. Farmasi
45

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat

peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga

mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

c. Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika

kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter

jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa

untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan

bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala

penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit,

yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk

meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para

dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia

juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan

dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan

bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa

menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat.

Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan

pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota

kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah

untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga

bermanfaat untuk masyarakat sekitar.


46

d. Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang

dituliskan dalam buku:

(1) Hidup yang Luhur

(2) Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum

(3) Keraguan pada Galen

(4) Penyakit pada Anak

5) Karya Ibnu Rusyd

a. Karya fenomenal

Sejumlah karya Ibnu Rusyd yang fenomenal di antaranya

adalah Encyclopedia Kedokteran berjudul Kulliyat yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Latin Colliget. Juga tulisan

kritisnya terhadap karya Ibnu Sina (Avicenna) Canon of Medicine

(Qanun fit-Tibb) sebagai pakar kedokteran pendahulunya.

Di bidang Fisika, Ibnu Rusyd telah mengajukan konsep-konsep

kinetika jauh sebelum Isaac Newton lahir (1642-1727 M). Tiga

serial bukunya yang telah diterjemahkan dengan judul Short

Commentary on the Physics, Middle Commentary on the Physics,

dan Long Commentary on the Physics, memberikan rumusan gaya

terkait dengan massa, sebagaimana yang diajukan oleh Newton

dengan hukum mekanikanya beberapa ratus tahun kemudian. Ibnu

Rusyd adalah fisikawan pertama yang mengajukan konsep inersia

dalam kinetika.
47

Dalam ilmu Astronomi, Ibnu Rusyd sudah berpikir tentang

perputaran benda-benda langit yang berbentuk bola dan saling

berputar di dalam orbit. Ia juga memberikan penjelasan ilmiah

tentang fenomena bintik matahari, dan warna buram dari

permukaan Bulan sebagai satelit Bumi. Ini jauh sebelum Galileo

Galilei (1564-1642 M) yang dianggap sebagai Bapak Astronomi

oleh dunia Barat.

Di bidang filsafat, Ibnu Rusyd (1126-1198 M) mengritisi Al

Ghazali (Algazel, 1058-1111 M) lewat karya fenomenalnya: The

Incoherence of the Incoherence (Tahafut al-Tahafut). Karya Al

Ghazali yang dikiritisinya adalah Incoherence of the Philosophers

(Tahafut al-falasifa) yang juga merupakan karya puncak di

zamannya. Oleh sebagian umat Islam, Ibnu Rusyd dianggap

sebagai ulama yang berpikiran sekuler dalam hal pemahaman

keislaman.

Ia menggunakan pendekatan logika dan rasionalitas yang kelak

menjadi dasar bagi berkembangnya sains dan teknologi modern.

Ini berbeda dengan Al Ghazali yang lebih bertumpu kepada filsafat

dan akhlak yang menjurus kepada sufisme dan mistisisme. Ia juga

tertarik pada gagasan al-Farabi tentang logika.

Ibnu Rusyd adalah seorang filosof yang telah berjasa

mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani. Di

bidang ilmu agama, ia menghasilkan sejumlah karya, seperti


48

Tahafut at-Tahafut, sebuah kitab yang menjawab serangan Abu

Hamid al-Ghazali terhadap para filosof terdahulu. Sebagai seorang

ahli ilmu agama dan filsafat, Ibnu Rusyd dianggap cukup berhasil

mempertemukan hikmah (filsafat) dengan syariat (agama dan

wahyu).

Semasa hidupnya, Ibnu Rusyd menghasilkan sekitar 78 karya,

yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Kini, sejumlah

karyanya tersimpan rapi di perpustakaan Escurial, Madrid,

Spanyol.25

BAB 4

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan dan Saran

4.1.1 Kesimpulan

25
Aplikasi: Ilmuwan Muslim
49

Setelah melakukan studi pustaka, penulis membuat kesimpulan

bahwa peradaban islam sangatlah berperan penting dalam ilmu

pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan berkembang dengan seiringnya

zaman. Terutama dalam peradaban islam. Ilmu pengetahuan berperan

aktif dalam semua aspek. Salah satunya dalam aspek kesehatan,

pendidikan dan lain sebagainya, juga beberapa contoh karya yang telah

kami lampirkan. Serta peran dari para tokoh muslim terhadap ilmu

pengetahuan sangatlah banyak.

4.1.2 Saran

Saran dari penulis:

1. Sebagai seorang santri kita harus melanjutkan perjuangan para

pendahulu kita dalam pembentukan peradaban dengan

mempelajari ilmu pengetahuan agar peradaban dimasa

mendatang tercipta keharmonisan agama dan birokrasi.

2. Sebagai seorang santri diharapkan generasi selanjutnya pola-

pola pemikiran para tokoh islam yang telah berperan aktif agar

diterapkan. Sehingga dimasa sekarang maupun yang akan

datang bisa meningkatkan peran peradaban islam dalam

perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Sebagai seorang santri kita harus berusaha terus berinovasi serta

mengikuti perkembangan zaman agar bisa melanjutkan serta

meningkatkan Peran Peradaban Islam dalam Perkembangan

Ilmu Pengetahuan dari masa ke masa.


50

4. Kita sebagai santri harus melestarikan dan menghargai

penemuan para tokoh peradaban islam dalam perkembangan

ilmu pengetahuan agar lebih bisa diketahui oleh banyak orang.

5. Sebagai santri, kita harus bisa lebih mengembangkan

perkembangan dan kemajuan peradaban islam dalam

perkembangan ilmu pengetahuan agar generasi selanjutnya bisa

lebih memajukan perkembangan islam dari masa sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai