Anda di halaman 1dari 20

QIRA’AT QUR’AN

MAKALAH
DISKUSI KELOMPOK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Diskusi Kelompok
Mata Kuliah: Ulumul Quran
Pembimbing: - Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad EQ. M.A.
- Suparman, M.Ag.

Disusun Oleh : Kelompok 13


1.Irfan Izzatur Rahman ( 1195010064 )
2.Ja’far Tahmid Aqimuddin ( 1195010069 )
3.Marshanda Suci Meisya ( 1195010081 )

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas qiraat qur’an. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai qiraat quran.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, September 2019

Tim Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................5
BAB 2 PEMBAHSAN............................................................................................6
2.1 Pengertian Ilmu Qiraat...........................................................................6
2.2 Syarat Diterimannya Qiraat..................................................................8
2.3 Macam-macam Qira’at...........................................................................9
2.3.1 Qira’at Dari Segi Kualitas...............................................................9
2.3.2 Qira’at Dari Segi Kuantitas..........................................................11
2.3.3 Peranan Ulama dalam Ilmu qira’at.............................................15
BAB 3 PENUTUP................................................................................................19
3.1 Simpulan................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu dalam ‘Ulum al-Qur’an,
namun tidak banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang
tertentu saja, biasanya kalangan akademik. Banyak faktor yang
menyebabkan hal itu, di antaranya adalah, ilmu ini tidak berhubungan
langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari; tidak
seperti ilmu fiqih, hadis, dan tafsir misalnya,yang dapat dikatakan
berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan
ilmu qira’at tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara
langsung dengan halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam
kehidupan manusia.
Selain itu, ilmu ini juga cukup rumit untuk dipelajari, banyak hal
yang harus diketahui oleh peminat ilmu qira’at ini, yang terpenting adalah
pengenalan al-Qur’an secara mendalam dalam banyak seginya, bahkan
hafal sebagian besar dari ayat-ayat al-Qur’an merupakan salah satu kunci
memasuki gerbang ilmu ini; pengetahuan bahasa Arab yang mendalam
dan luas dalam berbagai seginya, juga merupakan alat pokok dalam
menggeluti ilmu ini, pengenalan berbagai macam qiraat dan para
perawinya adalah hal yang mutlak bagi pengkaji ilmu ini. Hal-hal inilah
barangkali yang menjadikan ilmu ini tidak begitu populer.

1.2 Rumusan Masalah


Yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apakah pengertian dari qiraat?
2. Ada berapa macam jenis qiraat Alqur’an?
3. Apa peranan ulama dalam qiraat Alqur’an?

4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian qiraat.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam jenis qiraat Alqur’an.
3. Mahasiswa dapat mengetahui peranan ulama dalam qiraat alqur’an

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan ini supaya penulis khususnya dan mahasiswa
mahasiswi yang mengambil mata kuliah Ulumul Qur’an umumnya dapat
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan qiraat qur’an,
sehingga dapat menambah pengetahuan kita tentang ilmu-ilmu dalam
Alqur’an serta tafsirnya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Qiraat

Menurut bahasa kata Qira’at (‫ )ق راءات‬adalah bentuk jamak dari

Qira’ah (‫)ق راءة‬, yang merupakan mashdar (non verbal) dari “– ‫ق رأ – يق رأ‬

‫”قراءة‬.1 Dari akar kata tersebut lahirlah kata qur’an dan qira’ah.

Sedangkan menurut istilah, qira’at didefinisikan secara beragam


oleh para ulama’, antara lain:

a. Imam Ibnu al-Jazary dalam kitab Munjid al-Muqri’in mendefinisikan


qira’ah sebagai berikut:

‫القراءة هي علم بكيفية أداء كلمات القران و اختالفه‬

Artinya: “Qira’ah ialah ilmu mengenai cara mengucapkan


kalimat-kalimat al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya”.

b. Imam Al-Zarqani dalam kitab Manaahil al-‘Irfan mendefinisikan


qira’ah sebagai berikut:

‫القراءة هى مذهب يذهب اليه امام من أئمة القراء خمالفا به غريه ىف النطق بالقران الكرمي‬

‫مع اتفاق الروايات و الطرق عنه‬

Artinya: “Qira’ah ialah suatu cara membaca Al-Qur’an


yang dipilih oleh salah seorang imam ahli qira’ah, yang berbeda
dengan cara orang lain dalam mengucapkan lafal al-Qur’an al-
karim, sekalipun riwayat (sanad) dan jalannya sama”.

1
Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an (Jakarta: Dar al-Kutub al-
Islamiyah, 2003), h. 229

6
c. Ali al-Shabuni dalam kitab al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an
mendefinisikan qira’ah sebagai berikut:

‫القراءة هى م ذهب من م ذاهب النط ق ىف الق ران ي ذهب ب ه ام ام من األئم ة الق راء‬

‫م ذهبا خيالف غ ريه ىف النط ق ب القران الك رمي وهي ثابت ة بأس انيدها اىل رس ول اهلل‬

‫صلى اهلل عليه وسلم‬

Artinya: “Qira’at adalah adalah salah satu madzhab (aliran) dari


beberapa madzhab pembacaan al-Qur’an yang dipilih oleh salah
seorang imam qurra’ (para imam ahli qira’at) sebagai suatu madzhab
yang berbeda dengan madzhab lainnya dalam pembacaan al-Qur’an.

d. Imam Al-Zarkasyi dalam kitab al-Burhan fi Ulum al-Qur’an


mengingatkan, bahwa al-qira’ah (bacaan) itu berbeda dengan al-Qur’an
(yang dibaca). Keduanya merupakan dua fakta yang berlainan. Sebab,
Al-qura’an adalah wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. untuk menjadikan keterangan dan mukjizat.
Sedangkan qira’ah ialah perbedaan cara membaca lafal-lafal wahyu
tersebut di dalam tulisan huruf-hurufnya yang menurut Jumhur cara itu
adalah mutawatir.

Jadi, qira’ah itu ialah cara membaca ayat-ayat al-Quran yang


dipilih oleh salah seorang imam ahli qira’ah yang berbeda dengan cara
imam yang lain, berdasarkan riwayat-riwayat yang mutawatir sanadnya
dan selaras dengan kaidah-kaidah bahasa arab serta cocok dengan bacaan
terhadap tulisan al-Qur’an yang terdapat dalam salah satu mushhaf
Utsmani.

Kitab al-Qur’an diturunkan dalam tujuh bacaan atau sab’atu ahruf,


yang relevan dengan bacaan (dialek) dari suku-suku bangsa Arab yang ada
pada waktu turunnya al-Qur’an dahulu. Semua bacaan itu diterima dari

7
Nabi Muhammad Saw. dan taufiqi (tergantung) dari pendengaran yang
berasal dari Nabi.

Imam Al-Bukhari, Muslim, Al-Nasa’i, Al-Turmudzi, Abu Dawud


dan imam Malik meriwayatkan hadits dari sahabat Umar bin Khattab r.a.
bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

‫ ان هذا القران انزل على سبعة احرف فاقرؤا ما‬:‫قال رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم‬

‫تيسر منه‬

Artinya: “Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya al-Qur’an


diturunkan dengan tujuh macam bacaan, maka kalian bacalah dengan cara
yang mudah dari cara-cara itu”. (H.R. Jama’ah)

2.2 Syarat Diterimannya Qiraat


Berbagai versi qira’at yang beredar dikalangan umat Islam yang
diriwayatkan oleh para qari’, diantaranya ada yang sesuai dengan riwayat
yang berasal dari Rasulullah Saw., ada pula qira’at yang bersumber dari
Nabi, tetapi periwayatannya ahad (perorangan). Disamping itu, ada pula
qira’at yang menyimpang dari sistem periwayatan. Untuk menentukan
kualitas qira’at, ada ketentuan untuk menilai sah atau layak tidaknya
qira’at tersebut, Ibn al-Jazari (w. 833/1429) menetapkan 3 (tiga) parameter
dalam baitnya2, yakni sebagai berikut:

‫احتِ َماالً حَيْ ِوى‬ ِ


ْ ‫َّح ِو * َو َكا َن ل َّلر ْس ِم‬
ْ ‫َو ُك ُّل َم َاوفَ َق َو ْجهَ الن‬

‫ص َّح إِ ْسنَ ًادا ُه َو الْ ُق ْرآ ُن * َف َه ِذ ِه الثَّالَ ثَةُ األ َْركاَ ُن‬
َ ‫َو‬

‫السْب َع ِة‬ ِ ‫وحيثُما خَي ْتَ ُّل ر ْكن أَْثب‬


َّ ‫ت * ُش ُذ ْوذُهُ لَ ْوأَنَّهُ ىِف‬ َ ٌ ُ َ َْ َ

Ketiga parameter tersebut adalah:


2
Ibnu al-Jazari, Thayyibah al-Nasyr fi Qira’at al-‘Asyr (Madinah: Maktabah Dar al-
Huda, 1421/2000) h. 32

8
1. Sesuai dengan kaidah bahasa Arab
2. Sesuai dengan rasm mushaf Utsmani
3. Mempunyai sanad shahih.

2.3 Macam-macam Qira’at


2.3.1 Qira’at Dari Segi Kualitas
Klasifikasi qira’at berdasarkan pada jumlah perawi menurut al-
Suyuti yang didukung oleh Ibn al-Jazari, membagi menjadi 6 (enam)
macam3, yaitu:

1. Qira’at Mutawatir

Qira’at Mutawatir adalah qira’at yang diriwayatkan oleh


sekelompok orang dari sekelompok orang yang tidak mungkin terjadi
kesepakatan diantara   mereka untuk berbuat kebohongan. Para ulama
maupun para ahli hukum Islam sepakat bahwa qira’at yang
berkedudukan mutawâtir adalah qira’at yang sah dan resmi sebagai
qira’at Al-Qur’an.4 Ia sah dibaca di dalam maupun di luar shalat.
Jumhur ulama juga berpendapat bahwa qira’at yang tujuh itu
mutawâtir.5

2. Qira’at Masyhur

Qira’at Masyhur adalah qira’at yang memiliki kualitas sanad


shahih yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm Utsmani.
Jenis qira’at ini cukup masyhur dikalangan ahli qira’at dan sama
sekali tidak mengandung unsur kekeliruan maupun syadz. Hanya saja
jumlah perawi dalam sanadnya tidak mencapai mutawatir.

Contoh dari qira’at ini banyak dijumpai dalam bab farsy al-
huruf baik dalam kitab al-Syathibi, Ibn al-Jazari, maupun al-Dani.

3
Jalaluddin as-Suyuti, al-Itqan fi Ulum al-Qur’an (Beirut: Dar al-Fikr, 2008) h. 109-118
4
Ismail Masyhuri, Ilmu Qiraatul Quran: Sejarah dan Pokok Perbezaan Qiraat Tujuh,
(Kuala Lumpur: Nurulhas, t.t.), h. 42-43.
5
Mannâ Khalîl al-Qaththân, Mabâhits fî ‘Ulûm al-Qur’ân (t.tp.: Maktabah al-Ma’arif,
1421 H/ 2000 M), h. 179.

9
Qira’at ini boleh dibaca dan wajib diyakini keberadaannya dan tidak
boleh diingkari.

3. Qira’at Ahad

Qira’at  Ahad adalah qiraat yang kualitas sanadnya bersih dari


cacat, akan tetapi menyalahi rasm Utsmani dan tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Arab. Jenis qira’at ini tidak boleh dibaca dalam shalat
dan tidak wajib meyakininya keberadaannya.

Contoh qira’at ini adalah qira’at yang diriwayatkan oleh al-


Hakim dari jalur ‘Ashim al-Jahdari, dari Abu Bakrah. Sesungguhnya

Nabi Saw. membaca ( ‫حسان‬ ‫) متكئني على رفارف خضر وعباقري‬

4. Qira’at  Syadz

Qira’at  Syadz adalah qira’at yang kualitas sanadnya tidak shahih.

Contoh: ( ‫) مل ك ي وم ال دين‬ lafadz maliki pada ayat tersebut

dibaca dengan shighat fi’il madhi, dan lafadz yaum dibaca dengan
i’rab nashab.

5. Qira’at Maudhu’

Qira’at Maudhu’ adalah qira’at yang diriwayatkan oleh


seorang perawi tanpa memiliki asal-usul yang jelas.

Contoh: Dalam hal ini Muhammad bin Ja’far al-Khuza’i (w.


408/1017) telah menghimpun beberapa qira’at yang dikategorikan
sebagai qira’at maudhu’.

6. Qira’at Mudraj

Qira’at Mudraj adalah bacaan yang disisipkan dalam al-Qur’an


oleh perawinya sebagai penafsiran.

10
Contoh: pada qira’at Ibn ’Abbas, yakni

‫ليس عليكم جناح أن تبتغوا فضال من ربكم ىف مواسم احلج أخرجها البخارى‬
2.3.2 Qira’at Dari Segi Kuantitas
Berdasrkan jumlah perawi dan mengacu pada validitas keabsahan
qira’at, ulama’ membagi qira’at pada tiga kategori, yaitu:

1. Qira’ah Sab’ah

Qira’ah Sab’ah adalah qira’at yang diriwayatkan oleh tujuh


imam qira’at dengan masing-masing imam mempunyai dua orang
perawi. Tujuh qira’at ini dihimpun dan dipopulerkan oleh Abu Bakar
ibn Mujahid (w. 324 H).

Ketujuh imam dan perawinya yaitu6:

1) Imam Nafi’ (‫)ن افع‬. Nama lengkapnya adalah Nafi’ ibn

Abdurrahman ibn Abu Nu’aim al-Laitsi, lahir di Madinah tahun


70 H. dan wafat juga di Madinah pada tahun 169 H.

 Qalun (‫)ق الون‬. Nama lengkapnya adalah Abu Musa Isa ibn

Mina, lahir ahun 120 H. dan wafat 220 H.

 Warsy (‫)ورش‬. Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Sa’id al-

Misri, lahir pada tahun 110 H. dan wafat pada tahun 197 H.
di Mesir.

2) Imam Ibn Katsir (‫كثري‬ ‫)ابن‬. Nama lengkapnya adalah Abu Ma’bad
Abdullah ibn Katsir al-Maliki, lahir tahun 45 H. dan wafat di
Makkah tahun 120 H.

6
Serial Qira’at Buku 1 Modul Pembelajaran Qira’at. (Jakarta: IIQ Jakarta Press, t.th.),
hal. 35-37

11
 Al-Bazzi (‫)ال بزى‬. Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn

Muhammad ibn Abdullah ibn Abu Bazzah, lahir tahun 170


H. dan wafat di Makkah tahun 250 H.

 Qunbul (‫)قنبل‬. Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn

Abdurrahman ibn Muhammad al-Makhzumi, lahir tahun 195


H. dan wafat di Makkah tahun 291 H.

3) Imam Abu ’Amr (‫عمرو‬ ‫)ابو‬. Nama lengkapnya adalah Zabban ibn
al-’Ala’ ibn ’Ammar, lahir tahun 68 H. dan wafat di Kufah tahun
154 H.

 Al-Duri (‫)الدورى‬. Nama lengkapnya adalah Abu Umar Hafsh

ibn Umar, wafat tahun 246 H.

 Al-Susi (‫)السوسى‬. Nama lengkapnya adalah Abu Syu’aib

Shalih ibn Ziyad al-Susi, wafat tahun 261 H.

4) Imam Ibn Amir (‫عامر‬ ‫)ابن‬. Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn
Amir al-Yahshabi, lahir tahun 21 H. dan wafat di Damaskus tahun
118 H.

 Hisyam (‫)هشام‬. Nama lengkanya adalah Hisyam ibn ’Ammar

al-Dimasyqi, lahir tahun 153 H. dan Wafat di Damaskustahun


245 H.

 Ibn Dzakwan (‫وان‬ ‫)ابن ذك‬. Nama lengkapnya adalah Abu

Amir Abdullah ibn Ahmad ibn Basyir ibn Dzakwan al-


Dimasyqi, lahir tahun 173 H. dan wafat di Damaskus 242 H.

12
5) Imam ’Ashim (‫)عاصم‬. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar ibn

Abu al-Najud al-Asadi, wafat di Kufah 128 H.

 Syu’bah (‫)شعبه‬. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Syu’bah

ibn Ayyas ibn Salim al-Asadi, lahir tahun 95 H. dan wafat di


Kuffah 193 H.

 Hafsh (‫)حفص‬. Nama lengkanya adalah Abu Amr Hafsh ibn

Sulaiman ibn al-Mughirah, lahir tahun 90 H. dan wafat tahun


180 H.

6) Imam Hamzah (‫)محزة‬. Nama lengkapnya adalah Hamzah ibn

Hubaib al-Zayyat, lahir tahun 80 H. dan wafat di Halwan tahun


156 H.

 Khalaf (‫)خلف‬. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad

Khalaf ibn Hisyam al-Bazzaz, lahir tahun 150 H. dan wafat di


Baghdad tahun 229 H.

 Khalad (‫)خالد‬. Nama lengkapnya adalah Abu Isa Khalad ibn

Khalid al-Sairafi, wafat di Kufah 220 H.

7) Imam al-Kisa’i (‫)الكسائى‬. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan

Ali ibn Hamzah al-Kisa’i, wafat tahun 189 H.

 Abu al-Harits (‫احلارث‬ ‫)ابو‬. Nama lengkapnya adalah al-Laits


ibn Khalid al-Baghdadi, wafat tahun 240 H.

 Al-Duri (‫)الدورى‬. Nama lengkapnya adalah Abu Umar Hafsh

ibn Umar, wafat tahun 246 H.

13
2. Qira’ah ’Asyrah

Adalah qira’at yang diriwayatkan oleh sepuluh imam qira’at.


Jumlah sepuluh tersebut terdiri atas qira’ah sab’ah ditambah tiga
qira’at lain.

Ketiga qira’at lain tersebut beserta perawinya7, yaitu:

1) Imam Abu Ja’far (‫جعفر‬ ‫)اب و‬. Nama lengkapnya adalah Yazid ibn

Qa’qa’, wafat di Madinah tahun 128 H.

 Ibn Wardan (‫وردان‬ ‫)ابن‬. Nama lengkapnya adalah Abu al-

Harits ’Isa ibn Dakwan, wafat di Madinah sekitar tahun 160 H.

 Ibn Jammaz (‫مجاز‬ ‫)ابن‬. Ama lengkapnya adalah Abu Rabi’

Sulaiman ibn .... ibn Jammad, wafat setelah tahun 170 H.

2) Ya’qub (‫وب‬ ‫)يعق‬. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad

Ya’qub ibn Ishaq ibn Zaid al-Hadrami, wafat di Bashrah tahun 205
H.

 Ruwais (‫)رويس‬. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah

Muhammad ibn al-Mutawakkil al-Lu’lu’, wafat di Bashrah


tahun 238 H.

 Rauh (‫)روح‬. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan al-Rauh

ibn Abdulmukmin, wafat tahun 235 H.

3) Khalaf (‫)خلف‬. Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Khalaf

ibn Hisyam ibn Tsa’lab al-Bazzar, wafat tahun 229 H.

7
Abdul Fattah al-Qadhi, al-Budur al-Zahirah (Mesir: al-Ma’ahid al-Azhariyah, 2005),
hal. 6-8

14
 Ishaq (‫)إس حاق‬. Nama lengkapnya adalah Abu Ya’qub Ishaq

ibn Ibrahim ibn Utsman al-Waraq, wafat tahun 286 H.

 Idris (‫)إدريس‬. Abu al-Hasan Idris ibn Abdul Karim, wafat pada

Idul Adha tahun 292 H.

3. Qira’at Arba’a ’Asyrah

Adalah qira’at yang diriwayatkan oleh empat belas imam


qira’at. Jumlah tersebut terdiri atas sepuluh qira’at dari qira’at asyrah
ditambah empat qira’at lainnya.

Keempat qira’at lain tersebut beserta perawinya8, yaitu:

1) Imam Ibn Muhaisin (w. 122 H.)

 Al-Bazzi

 Ibn Syannabuz

2) Al-Yazidi

 Sulaiman ibn al-Hakim

 Ahmad ibn farah

3) Al-A’masy (w. 147 H.)

 Al-Muttawwi’i

 Asy-Syanabuzi

4) Al-Hasan al-Bashri (w. 110 H.)

 Syuja’ al-Balkhi

 Al-Duri

8
Mukadimah al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta : Departemen Agama RI., hal: 323

15
2.3.3 Peranan Ulama dalam Ilmu qira’at
a. Peranan Ibn Mujahid

Peranan yang telah dilakukan oleh Abu Bakar Ahmad Ibn


Musa Ibn Abbas yang terkenal dengan nama Ibnu Mujahid (w. 324 H)
dan salah satunya adalah dengan berusaha pada penghujung abad ke 3
H di Baghdad untuk mengumpulkan tujuh qiraat dari 7 imam yang
terkenal di Mekkah, di Madinah, di Kufah, di Basrah dan Syam.
Mereka ini terkenal orang-orang yang kepercayaan, kuat hafalannya,
dan terus menerus membaca al Qur'an. Peranan ini lah yang dilakukan
oleh Ibnu Mujahid dengan usaha mengumpulkan qiraah-qiraah yang
tujuh itu. Peranan yang dilakukan oleh ibnu mujahid ini berawal dari
bahwasanya huruf yang tujuh (al-Ahrufus sab'ah) yang diturunkan oleh
al-Qur’an tak mungkin dimaksudkan dengan qiraat sab'ah yang
masyhur itu. Hal ini ditegaskan karena banyak ulama yang menyangka
bahwa qiraat sab'ah ini itulah yang dimaksud dengan huruf yang tujuh.
Kami juga mengutip dari Abu Syamah di dalam kitab Al-Mursyidul
Wijaz berkata: "Segolongan orang menyangka bahwasanya qiraat
sab'ah yang berkembang sekarang, itulah yang dikehendaki di dalam
hadis. Persangkaan yang demikian berlawanan dengan ijma' semua
ahli ilmu. Persangkaan itu hanya dari orang-orang yang jahil (kurang
ilmu).9

Semenjak Ibn Mujahid mengumpulkan qiraat imam yang 7,


mulailah muncul dan terkenal dalam masyarakat dan ada juga sebagian
ulama yang menyangkal bahwa itulah yang di kehendaki dengan huruf
tujuh. Dalam hal menentukan sebuah qiraat ada suatu dlabith yang
apabila sempurna diperoleh pada suatu qiraat wajiblah qiraat itu
diterima, oleh karena itu sempurnanya dlabith ini, kita jumpailah qiraat
10 dan qiraat.10

9
Hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: PT Midas Surya Grafindo, t.th..),
hal. 137-138
10
Ibid. hal. 140

16
Dapat disimpulkan bahwa peran Ibnu Mujahid sangatlah
membantu dalam menerangkan serta menjelaskan bahwa qiraat sab'ah
bukanlah yang dimaksud dalam al-Quran yang dikatakan dengan al-
ahrufus sab'ah. Akan tetapi qiraat sab'ah adalah qiraat-qiraat yang
mana ada tujuh imam yang memiliki ciri khas dalam membaca al-
Qur’an lalu dinamakanlah qiraat sab'ah dengan imam-imam yang
berbesa serta dari tempat yang berbeda pula. Atau dapat disimpulkan
juga bahwa Ibnu Mujahid inilah yang pertama kali mengumpulkan
qiraat sab'ah.

b. Peranan al-Syathibi

Nama lengkap al-Syathibi adalah Abu al-Qasim bin Firruh bin


Khalaf bin Ahmad al-Syathibi al-Ru’ainy (w. 590 H). Meskipun
dilahirkan dalam keadaan buta, tetapi al-Syathibi dikenal sangat
cerdas. Bahkan salah satu sumer menyebutkan, bahwa ia sering tampil
melebihi kebanyakan orang yang normal pengelihatannya. Pola hidup
sangat sederhana, pendiam dan selalu dalam kedaan suci, yaitu segera
berwudhu’ ketika berhadats. Beliau wafat di Mesir pada hari Ahad
ba’da ashar pada tanggal 28 Jumadil Akhir 590 H.11

Adapun peranan yang telah dilakukan oleh al-Syathibi yaitu


menulis "Matan Syathibiyyah" yang isinya mengenai Qiraat Sab'ah
yaitu bacaan-bacaan tujuh yang disandarkan kepada tujuh imam al-
Qurra’.12

c. Peranan Ibn al-Jaziri

Sebelum beranjak kepada peranan apa yang telah dilakukan


oleh Ibnu Jaziri ini, sedikit membahas mengenai biografinya terlebih
dahulu. Ibnu al-Jaziri bernama lengkap Abu Al-Khair Syamsuddin
11
Op cit. Serial Qira’at Buku 1 Modul Pembelajaran Qira’at, hal. 33
12
Abdul Jalal bin Abd Manaf, Ringkasan Ilmu Qiraat (t.tp.: Darul Qur'an, 2010)

17
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf al-
Jazari Asy-Syafi'i, lahir di Damaskus bertepatan dengan 25 Ramadhan
pada tahun 751 H dan wafat 833 H. Ibn al-Jazari adalah seorang yang
sangat giat dalam mencari ilmu, sampai beliau mendatangkan langsung
ke negara yang di diami oleh para ulama serta guru-guru. Ibn al-Jazari
juga adalah seorang yang menguasai beberapa disiplin ilmu seperti
qiraat, hadith, fiqh. Ibn al-Jazari berhasil menghafal al-Qur’an pada
usia 13 tahun, dan menjadi imam dalam shalat pada umur 14 tahun.
Setelah itu melanjutkan belajar ilmu qiraat kepada beberapa guru di
Syam sehingga sangat menguasai dalam membaca qiraat sab'ah pada
tahun 768 H, setelah itu beliau beranjak melalukan perjalanan ilmiah
untuk mencari sanad yang tinggi dan menyempurnakan qiraat
sab’ahnya.13

Adapun peranan yang telah dilakukan oleh Ibn al-Jazari yaitu


Setelah menguasai ilmu qiraat secara talaqqi dari pada sejumlah guru
pakar dalm bidang ini, beliau juga menelusuri penulisan qiraat serta
memperoleh sanad yang tinggi. Ibn al-Jazari membuat ijtihad dengan
memasukkan tiga qiraat yaitu Abu Ja'far, Ya'qub, dan Khalaf al-'Asyir
sebagai qiraat mutawatirah sebaris debgan tujuh qiraat yang
dikumpulkan oleh Ibn Mujahid. Ibn al-Jazari juga telah menulis satu
matn yang dinamakan al-Durrah al-Mudhiah yang isinya merangkum
usul tiga qiraat. Dam metode susunan dibuat mengikuti metode imam
Syathibi melalui matan al-Syathibiyyah, antaranya adalah mengakhiri
setiap rangkap syairnya dengan huruf lam.14

13
http://www.lingkaran.org/biografi-qari%E2%80%99-muhammad-ibnu-al-jazari.html
14
http://darululumonline.wordpress.com/2011/07/04/ijtihad-ibn-al-jazari-dalam-qiraat/

18
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Qira’at adalah cara membaca ayat-ayat al-Quran yang dipilih oleh
salah seorang imam ahli qira’ah yang berbeda dengan cara imam yang
lain.

2. Ibnu al-Jazary menetapkan tiga parameter untuk menentukan kualitas


qira’at, yaitu:
a. Sesuai dengan kaidah bahasa Arab
b. Sesuai dengan rasm mushaf Utsmani
c. Mempunyai sanad shahih.

3. Qira’at dilihat dari segi kualitas terbagi menjadi 6 macam, yaitu:


Qira’at Mutawatir, Masyhur, Ahad, Syadz, Maudhu’, dan Mudraj.
Sedang dilihat dari segi kuantitasnya terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Qira’ah Sab’ah, Qira’ah Asyrah, dan Qira’ah Arba’a Asyrah.

4. Banyak ulama’ yang ikut berperan dalam mengumpulkan dan


mengenalkan Qira’at. Diantaranya adalah Ibnu Mujahid yang

19
merupakan orang yang pertama kali mengumpulkan dan mengenalkan
Qira’ah Sab’ah. Diteruskan dengan imam al-Syathiby, beliau
mengarang kitab “Matan Syathibiyah”, serta Ibnu al-Jazari yang
menetapkan parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas
sanad.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazari, Ibnu. Thayyibah al-Nasyr fi Qira’at al-‘Asyr. Madinah: Maktabah Dar


al-Huda. 1421 H./2000 M.
Al-Qadhi, Abdul Fattah. al-Budur al-Zahirah. Mesir: al-Ma’ahid al-Azhariyah.
2005
Al-Shabuni, Muhammad Ali. al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an. Jakarta: Dar al-Kutub
al-Islamiyah. 2003
Al-Shiddieqy, Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
t.th.
Al-Suyuti, Jalaluddin. al-Itqan fi Ulum al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikr. 2008
Manaf, Abdul Jalal bin Abd. Ringkasan Ilmu Qiraat. T.tp.: Darul Qur'an. 2010
Serial Qira’at Buku 1 Modul Pembelajaran Qira’at. Jakarta: IIQ Jakarta Press.
t.th.
http://www.lingkaran.org/biografi-qari%E2%80%99-muhammad-ibnu-al-
jazari.html
http://darululumonline.wordpress.com/2011/07/04/ijtihad-ibn-al-jazari-dalam-
qiraat/

20

Anda mungkin juga menyukai