QIRA’AT QU’RAN
Ulumul Quran
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Nurfitri 221012100079
UNIVERSITAS PAMULANG
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
QURAN”.
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Pengertian Qira’at...........................................................................................4
B. Macam-Macam Qira’at...................................................................................5
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
seluruh kaum muslimin. Pada masa awal islam, mushaf Al-Qur’an tidak bertitik
Pada satu mushaf suatu kalimat dibaca dengan bacaan tertentu dan pada mushaf
lain kalimat tersebut dibaca dengan bacaan lain. Agar dapat menjadi pegangan
hafalannya) dan meriwayatkan sampai pada Nabi SAW yang dipercayai atau
Pada masa hidup Nabi Muhammad SAW, perhatian umat terhadap kitab Al-
membaca, dan menghafalkannya secara lisan dari mulut kemulut. Dari Nabi
kepada para sahabat, dari sahabat yang satu kepada sahabat yang lain, dan dari
seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain.
Qira’at atau macam-macam bacaan itu sudah ada sejak zaman Rosulullah
SAW, dan beliau mengajarkan kepada para sahabat sebagaimana beliau menerima
bacaan itu dari malaikat jibril. Dan begitu turun ayat-ayat Al-Qur’an, maka
dengan segera Nabi membacakan kepada para sahabat, dan mereka menulisnya,
1
Qira’at merupakan salah satu cabang ilmu Al-Qur’an, tetapi tidak banyak
orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang orang tertentu saja, biasanya
kalangan akademik. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, di antarnya adalah
ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia
sehari-hari, tidak seperti ilmu fiqih, hadist dan tafsir misalnya yang dapat
dikatakan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini karena ilmu
dengan halal atau haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.
Selain itu, ilmu ini juga cukup rumit untuk untuk dipelajari karena banyak
hal yang harus dikuasai, antara lain penguasaan bahasa arab secara mendalam,
penguasaan ilmu ini sangat berjasa dalam menggali, menjaga dan mengajarkan
berbagai “cara membaca” Al-Qur’an yang benar benar sesuai dengan yang telah
keragaman qira’at.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qira’at?
2
3. Bagaimana latar belakang timbulnya perbedaan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuai apa itu pengertian Qira’at.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qira’at
mengumpulkan”.
Ulumil Qur’an, qira’at yaitu: ”suatu madzahab yang bermadzahab pada salah
seorang imam qurra‟ yang berbeda dengan yang lainnya dalam pengucapan Al-
Quranul karim dan qira’at tersebut bersanad langsung kepada Rasulullah SAW.”
kepada salah satu imam qurra’ yang berbeda dengan yang lainnya mengenai cara
Menurut Prof.Dr. H. Abdul Djalal H.A “Qira’at yaitu salah satu cara
membaca Al-Qur’an yang selaras dengan kaidah bahasa arab, dan sanadnya
mutawatir serta cocok dengan salah satu dari beberapa mushaf Ustmani.
yang mengikuti beberapa imam qurra‟ yang berbeda dengan yang lainnya dalam
pengucapan Al-Qur‟anul karim, disertai beberapa riwayat dan jalur yang telah
disepakati”.
4
Menurut Dr. Nuruddin Atir didalam kitabnya “Qira’at adalah suatu ilmu
B. Macam-Macam Qira’at
Macam-macam Qira’at itu bisa ditinjau dari segi Bilangan Qira’at (I’dadul
Qira‟ah yang masyhur di tinjau dari segi bilangan ada tiga yaitu, Qira’ah
a) Qira’at Sab’ah, adalah Qira’at atau bacaan yang mengikuti tujuh Imam
1. Ibnu Amir
2. Ibnu Katsir
3. Ashim Al Kuti
4. Abu Amr
5. Hamzah Al-Kufi
6. Imam Nafi’
7. Al Kasai
qira’at,yaitu tujuh imam yang sudah tersebut diatas ditambah tiga imam
5
3. Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsu’lab
empat belas imam qira’at, empat belas imam qira’at tersebut yaitu dari
sepuluh imam qira’at asyra dan ditambah empat imam lagi, adapun empat
1. Hasan Al Bashry
2. Ibnu Muhaisi
2. Segi sanad
Imam Asshuyuti menukil dari ibnu Al Jazari bahwa qira‟at itu dibagi
a. Mutawatir
golongan yang lain yang tidak dimungkinkan adanya kesepakatan untuk berdusta
dan semislanya, qira’at ini merupakan qira’at yang sering dipakai pada umumnya.
b. Masyhur
Qira’at masyhur adalah qira’at yang memiliki sanad yang shohih, dengan
perawi yang adil, dhabit (kuat hafalannya) dan yang dengan demikian Qira’at
masyhur ini juga sesuai dengan kaiddah arab, dan Mushaf Ustmani. Seperti qira’at
yang disampaikan oleh imam tujuh atau sepuluh atau juga oleh imam lainnya dari
beberapa imam yang maqbul. Qira’ah ini masyhur dikalangan para qurra’ dan
tidak ditemukan didalanya suatu qira’ah yang keliru dan menyimpang, namun
6
qira’ah masyhur ini tidak sampai pada derajat mutawatir.Seperti qira’ah dari tujuh
imam yang disampaikan dengan cara yang berbeda beda, sebagai perawi
meriwayatkan dari imam yang tujuh, sedangkan sebagian yang lainnya tidak.
c. Ahad
Qira’at Ahad adalah qira’at yang memiliki sanad yang shohih, namun
d. Syadz (menyimpang)
Qira’at Syadz adalah qira’at yang tidak sah sanadnya, seperti qira’at Ibnu
Samaifa’
Qira’at maudhu’ adalah qira’at yang tidak ditemukan asal usulnya. Seperti
qira’at yang dikumpulkan oleh Imam Muhammad ibn Ja’far Al- Khuza’i.
f. Qira’at Mudraj
menurut Imam Al Qodi Jalaluddin Al Balqoini qira’ah itu dibagi menjadi tiga:
mutawatir, ahad, syadz. Adapun yang mutawatir itu adalah qira’at sab’ah,
7
Adapun qira’ah syadz itu adalah qira’ahnya beberapa tabi’in seperti imam
Ulama qira’at bersepakat bahwa qira’ah yang bisa diterima ialah yang
sesuai dengan ketentuan: bahwa “setiap qira’at yang sesuai dengan kaidah arab
walupun hanya dari satu sisi saja, dan sesuai dengan penulisan salah satu mushaf
walaupun masih ihtimal (tidak pasti), serta memilik sanad yang shoheh”. Qira’at
Yang dimaksud dengan syarat ini adalah qira‟ah tersebut harus sesuai
dengan salah satu kaidah dari beberapa kaidah bahasa arab, jika terdapat
Dalam syarat ini pengucapan kalimat harus sesuai dengan rasm mushaf
Yaitu qira‟at yang diriwayatkann oleh imam yang adil, dabith (kuat
keraguan.
beberapa hal yang menjadi latar belakang timbulnya perbedaan qira’at, ada yang
secara historis dan ada pula secara penyampain yang akan di perinci sebagaimana
berikut:
8
1. Secara historis
Qira’at sebenarnya telah muncul semenjak Nabi masih ada walaupun tentu
saja pada saat itu Qira’at bukan merupakan sebuah disiplin ilmu. Ada beberapa
Suatu ketika Umar bin Khoththab berbeda pendapat dengan Hisyam bin
Hakim Ketika membaca Al-Qur’an. „umar tidak puas terhadap bacaan Hisyam
benar dan bertentangan dengan apa yang di ajarkan Nabi kepadanya. Namun,
Hisyam menegaskan pula bahwa bacaannyapun berasal dari Nabi. Seusai Sholat,
Qur‟an ini diturunkan dalam tujuh Huruf, maka bacalah oleh kalian yang kalian
seorang dan membaca surat An Nahl, tetapi bacaannya berbeda dengan bacaan
saya. Setelah selesai, saya bertanya, “siapakah yang mebacajkan ayat itu
bacaannya berbeda dengan bacaan saya dan bacaan teman tadi. Setelah sholatnya
9
selesai, saya bertanya, “siapakah yang membacakan ayat itu kepadamu?” ia
menjawab “Rosulullah SAW”. Kedua orang itu lalu saya ajak menghadap Nabi,
Beliau meminta salah satu dari kedua orang itu membacakan lagi surat itu. Setelah
bacaannya selesai, nabi bersabda “baik”. Kemudian, Nabi meminta kepada yang
lian agar melakukan hal yang sama. Dan Nabi pun menjawabnya baik.”
Tabi’in , yaitu pada Awal II H. takkala para Qari’ suda tersebar di berbagai
pelosok. Mereka lebih suka mengemukakan qira’at gurunya dari pada mengikuti
dari guru ke guru, sehingga sampai kepada imam qira‟at, nbaik yang tujuh,
mushaf lain selain yang telah di susun zaid bin tsabit, seperti mushaf yang dimilik
ibn Mas’ud, Abu Musa Al Asy’ari, Miqdad Bin Amr, Ubay bin Ka’ab, dan Ali bin
Abi Thalib, mempunyai andail besar dalam kemunculan qira’at yang kian
beragam. Perlu dicatat bahwa mushaf-mushaf itu tidak berbeda dengan yang
disusun zaid bin Tsabit dan kawan-kawannya, kecuali pada dua hal saja,yaitu
kronologi surat dan bagian bacaan yang merupakan penafsiran yang ditulis
merka masing-masing.
1
transformasi bahasa dan akulturasi akibat bersentuhan dengan bangsa bangsa
bukan arabin sehingga pada akhirnya perbedaan qira’at itu sudah pada kondisi
2. Secara penyampaian
itu bermula dari car seorang guru membacakan qira‟at itu kepada murid-
muridnya. Kalu diruntut, cara membaca Al-Qur’an yang berbeda beda itu,
sebagiamana dalam kasusu „umar dan Hisyam, diperbolehkan oleh Nabi. lalu,
1. Perbedaan dalam I‟rab atau Harkat kalimat tanpa perunbahan makna dan
bentuk kalimat.
maknanya.
3. Perbedaan pada perubahan huruf antara perubahan I‟rab dan bentuk tulisannya,
1
Di dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar ini, beliau
kaum muslimin waktu itu. Hal ini menyangkut dialek diantara mereka dalam
3. Adanya riwayat dari para sahabat Nabi menyangkut berbagai versi qira‟at
yang ada.
4. Adanya lahjah atau dialek kebahasaan dikalangan bangsa Arab pada masa
turunnya Al-Qur‟an.
sebagaimana berikut:
beda.
lafadz
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Qira‟ah adalah suatu madzhab yang dianut oleh seorang imam yang
berbeda dengan imam yang lainnya dalam segi pelaflan Al-Qur‟an dan
2. Macam macam qira‟at itu bisa ditinjau dari dua segi, segi hitungan dan
segi sanad. Adapun qira‟at dari segi bilangan ada tiga, yaitu:qira‟at
dari segi sanad ada enam macam, yaitu: mutawatir, masyhur, ahad, syadz,
maudhu‟, mudraj.
3. Latar belakang timbulnya perbedaan itu ada secara historis dan ada secara
a) Perbedaan dalam I‟rab atau Harkat kalimat tanpa perunbahan makna dan
bentuk kalimat.
maknanya.
1
f) Perdaan pada mendahulukan dan mengakhirkannya.
diantaranya, yaitu:
dan penyimpangan
Qur‟an
B. Saran
Semoga dengan dituliskanya makalah tentang Qira’at ini bisa
terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam ,.makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
1
DAFTAR PUSTAKA