ULUMUL QUR’AN
DI SUSUN OLEH :
Wahyu Genta Sahputra
Muhammad Sholahudin Makhfud
Dosen Pembimbing :
Abdul Hadi, MA.
Bismillahirrahmannirrahim.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………...…………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….. 2
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi umat Islam. alQur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami alQur’an. Karena
pada kenyataannya tidak semua yang pandai bahasa Arab, sekalipun orang Arab
sendiri,mampu memahami dan menangkap pesan Ilahi yang terkandung di dalam al-
Qur’an secara sempurna. Terlebih orang ajam (non-Arab). Bahkan sebagian para
sahabat nabi, dan tabi’in yang tergolong lebih dekat kepada masa nabi, masih ada yang
keliru menangkap pesan al-Qur’an.
Kesulitan-kesulitan itu menyadarkan para sahabat dan ulama generasi
berikutnya akan kelangsungan dalam memahami al-Qur’an. Mereka merasa perlu
membuat rambu-rambu dalam memahami al-Qur’an. Terlebih lagi penyebaran Islam
semakin meluas, dan kebutuhan pada pemahaman al-Qur’an menjadi sangat
mendesak. Hasil jerih payah para ulama itu menghasilkan cabang ilmu al-Qur’an yang
sangat banyak. Adanya permasalahan tersebut menjadi urgensi dari ilmuilmu al-
Qur’an sebagai sarana menggali pesan Tuhan, serta untuk mendapat pemahaman yang
benar terhadap al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Ulumul Qur’an?
2. Apa saja ruang lingkup dan pokok bahasan Ulumul Qur’an?
3. Cabang cabang Ulumul Qur’an?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami yang akan membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.
Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”4
Dalam ayat tersebut bacaan merujuk kepada al-Qur’an. Adapun secara
terminologi, al-Qur’an didefinisikan menurut para ulama5 sebagai berikut:
1. Muhammad ‘Abd al-Azim al-Zarqani memberikan pengertian sebagai berikut:
al-Qur’an adalah firman Allah Swt, yang mengandung mukjizat, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw, yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir yang merupakan ibadah bagi yang membacanya.
2. Imam Jalal al-Din al-Suyuthi mengemukakan definisi al-Qur’an ialah firman
Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat,
walaupun hanya dengan satu surah daripadanya.
1
Achmad Abubakar, La Ode Ismail Ahmad, and Yusuf Assagaf, ‘Ulumul Qur’an : Pisau
Analisis Dalam Menafsirkan Al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin Makassar’, Semesta Aksara, 2019. h. 1.
2
Abubakar, Ahmad, and Assagaf. ‘Ulumul Qur’an.., h. 4
3
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’i, Cet. VIII (Bandung: Mizan,
1998). h.3
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahnya Dilengkapi Dengan
Ashabul Nuzul Dan Hadits Sahih (Bandung: Syaamil Quran, 2010). h. 577
5
Ahmad Abubakar, ‘Modul I Pembelajaran Ulumul Qur’an’, UIN Alauddin Makassar, 2018,
http://www.ulumulquranab.com/2018/11/modul-ulumul-quran.html . Diakses 20 Juni 2019, Pukul 17.34
WITA.
2
3. Mardan mendefinisikan al-Qur’an yang lebih luas, ia mendefinisikan alQur’an
yaitu firman Allah swt. yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada
penutup para nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril as., yang
tertulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir yang dianggap sebagai
ibadah bagi yang membacanya, yang dimulai dengan surah al-Fatihah dan
ditutup dengan surah al-Nas.6
4. Muhammad ‘Abd al-Rahim mengemukakan bahwa al-Qur’an adalah kitab
samawi yang diwahyukan Allah Swt. kepada Rasul-Nya, Muhammad saw.
penutup para nabi dan rasul melalui perantaraan Jibril yang disampaikan
kepada generasi berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap
ibadah bagi orang yang membacanya.
Berdasarkan definisi tersebut diperoleh unsur-unsur penting yang tercakup definisi al-
Qur’an yaitu:
1. Firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw;
2. Diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril as;
3. Berbahasa Arab;
4. Diterima secara mutawatir;
5. Ditulis dalam sebuah mushaf;
6. Membacanya bernilai ibadah;
7. Sebagai bentuk peringatan, petunjuk, tuntunan, dan hukum yang digunakan umat
manusia untuk sebagai pedoman untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
6
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an, Cet. I (Jakarta: Mapan, 2009). h. 29.
3
nahariyah, syita'iyah, lailiyah, shaifiyah, dan firasyiah. Pembahasan ini juga
meliputi hal yang menyangkut asbab an-nuzul dan sebagainya.
2. Sanad. Aspek ini meliputi hal-hal yang membahas sanad yang mutawatir,
syadz, ahad, bentuk-bentuk qira'at (bacaan) Nabi, para penghapal dan
periwayat al-Qur’an, serta cara tahammul (penerimaan riwayat).
3. Ada’ al-Qira'ah. Aspek ini menyangkut tata cara membaca al-Qur'an seperti
waqaf, ibtida', madd, imalah, hamzah, takhfif, dan idgham.
4. Aspek pembahasan yang berhubungan dengan lafazh al-Qur’an, yaitu tentang
gharib, mu'rab, musytarak, majaz, muradif, isti'arah, dan tasybih.
5. Aspek pembahasan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum,
misalnya ayat yang bermakna 'amm dan tetap dalam keumumannya, ‘amm
yang dimaksudkan khusus, 'amm yang dikhususkan oleh sunnah, nash,
zhahir, mujmal, mufashshal, mafhum, manthuq, muthlaq, muqayyad,
muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh, mu'akhar, muqaddam,
ma'mul pada waktu tertentu, dan ma'mul oleh seorang saja.
6. Aspek Pembahasan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh, yaitu
fashl, washl, ithnab, ijaz, musawah, dan gashr.7
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar pokok
bahasan Ulumul Qur'an terbagi menjadi dua aspek utama, yaitu: Pertama, ilmu yang
berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang mempelajari tentang
jenis-jenis bacaan (qira'at), tempat dan waktu turun ayatayat atau surah al-Qur’an
(makkiah-madaniah), dan sebab-sebab turunnya alQur’an (asbab an-nuzul). Kedua,
yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam, misalnya pemahaman terhadap lafazh yang
gharib (asing) serta mengetahui makna ayatayat yang berkaitan dengan hukum.
al7 Anshori Lal, ‘Ulumul Qur’an “Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan”’, Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2016. h. 4
4
Ilmu Qira’at dapat diketahui ragam bacaan Al-Qur’an yang diterima
Rasulullah. Terdapat 10 macam model bacaan yang sah dan terdapat
sepuluh macam model bacaan yang tidak valid
Ilmu Tajwid : tempat memulai dan tempat berhenti dalam membaca Al-
Qur’an.
Ilmu Gharib Al-Qur’an : ilmu yang dapat mengetahui makna-makna yang
aneh, ganjil, dan tidak wajar dari yang biasanya, juga tidak terdapat dalam
percakapan sehari-hari.
Ilmu I’rab Al-Qur’an : ilmu yang dapat menguraikan posisi lafadz dalam
suatu kalimat, apakah suatu lafadz menempati posisi sebagai subjek atau
objek.
Ilmu Wujuh wa al-Nadza’ir : ilmu yang dapat menentukan makna yang
tepat dari sebagai makna yang muncul dalam suatu ayat.
Ilmu Muhkan dan Mutasyabih : ilmu yang dapat mengetahui ayat-ayat
yang memiliki makna jelas, dan ayat-ayat ambigiutas, samar-samar yang
memiliki makna ganda.
Ilmu Nasikh dan Mansukh : ilmu yang dapat mengetahui mana-mana ayat
yang diganti dan mana ayat-ayat pengganti.
Badi’ Al-Qur’an : ilmu yang dapat mengetahui sisi keindahan gaya bahasa
Al-Qur’an.
Ilmu I’jaz Al-Qur’an : ilmu yang dapat menerangkan kekuatan susunan
lafadz, karena dapat melemahkan pakar bahasa Arab saat itu.
Ilmu Munasabah : ilmu yang dapat mengetahui keserasian ayat-ayat, surah-
surah yang ada di dalam Al-Qur’an.
Ilmu Aqsam Al-Qur’an : ilmu yang dapat mengetahui maksud dan tujuan
dari sumpah yang dinyatakan Allah SWT.
Ilmu Amrsilah Al-Qur’an : ilmu yang dapat mengetahui perumpamaan-
perumpamaan yang terkandung didalam Al-Qur’an.
Ilmu Jadal Al-Qur’an : ilmu yang dapat mengetahui tentang perdebatan-
perdebatan yang terjadi didalam Al-Qu’an.
Ilmu Adab al-Tilawah : ilmu yang dapat mengetahui tatacara pembacaan
Al-Qur’an.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulumul Qur’an adalah sejumlah pengetahuan (ilmu) yang berkaitan dengan
al-Qur’an baik secara umum seperti ilmu-ilmu agama Islam dan bahasa Arab, dan
secara khusus adalah kajian tentang al-Qur’an seperti sebab turunnya al-Qur’an,
Nuzul al-Qur’an, nasikh mansukh, I’jaz, Makki Madani, dan ilmu-ilmu lainnya. Secara
garis besar, pokok bahasan Ulumul Qur'an terbagi menjadi dua aspek utama, yaitu:
Pertama, ilmu yang berhubungan dengan riwayat sematamata, seperti ilmu yang
mempelajari tentang jenis-jenis bacaan (qira'at), tempat dan waktu turun ayat-ayat
atau surah al-Qur’an (makkiah-madaniah), dan sebabsebab turunnya al-Qur’an
(asbab an-nuzul). Kedua, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu
yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam, misalnya pemahaman
terhadap lafazh yang gharib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berkaitan
dengan hukum.
Sejarah ulumul Qur’an secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga
tahap perjalanan yaitu tahap sebelum kodifikasi, awal permulaan kodifikasi dan tahap
kodifikasi yang melahirkan banyak ulama dan karya mereka tentang Ulumul Qur’an.
Sedangkan tujuan utama Ulumul Qur’an adalah untuk mengetahui arti-arti dari
untaian kalimat al-Qur’an, penjelasan ayat-ayatnya dan keterangan makna-maknanya
dan hal-hal yang samar, mengemukakan hukumhukumnya dan selanjutnya
melaksanakan tuntunannya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
6
DAFTAR PUSTAKA
7
1