KELOMPOK 3;
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga
kami dapat menggumpulkan bahan-bahan materi ini dari buku dan jurnal yang ada
diinternet. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, dan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak dan dosen pengampu mata kuliah kami, Bapak Joni
Putra, M.PD.I yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam membuat
tugas makalah ini sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “SEJARAH ILMU AKHLAK”.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama lebih kurang seribu tahun ahli-ahli fikir Yunani dianggap telah pernah
membangun “kerajaan filsafat“, dengan lahirnya berbagai ahli dan timbulnya
berbagai macam aliran filsafat. Para penyelidik akhlak mengemukakan, bahwa ahli-
ahli semata-semata berdasarkan fikiran dan teori-teori pengetahuan, bukan
berdasarkan agama. Selain itu juga masih terdapat ahli-ahli fikir lain di zaman
sebelum islam, pertengahan, dan di zaman modern. Pada pembahasan ini kami
sebagai pemakalah akan menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu akhlak
diluar Agama Islam sampai pada zaman Baru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak diluar Agama Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Adapun golongan Cyrenics dibangun oleh Aristippus yang labu di
Cyrena (kota Barka di utara Afrika). Golongan ini berpendapat bahwa
mencari kelezatan dan menjauhi kepedihan adalah merupakan satu-satunya
tujuan hidup yang benar. Menurutnya perbuatan yang utama adalah perbuatan
yang tingkat kadar kelezatannya lebih besar daripada kepedihan. Dengan
demikian menurutnya kebahagiaan dan keutamaan itu terletak pada
tercapainya kelezatan dan mengutamakannya.
6
Cynics yang pandangannya telah dikemukakan di atas. Sementara Epicurus
mendasarkan pemikirannya pada paham Cyrenics sebagaimana telah
dikemukakan juga di atas. Paham mereka banyak diikuti di zaman baru.
7
boleh saja asalkan tidak bertentangan dengan doktrin yang dikelarkan oleh
gereja, atau memiliki persamaan dan menguatkan pendapat gereja. Di luar
ketentuan seperti itu penggunaan filsafat tidak diperkenankan.
8
B. Akhlak di Zaman Islam
Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama
Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam
pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya
bahwa Dialah pencipta, pemilik, pemelihara. pelindung, pemberi rahmat,
pengasih dan penyayang terhadap segala makhluk-Nya. Segala apa yang ada
di dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan segala makhluk
yang beraneka warna, dari biji dan binatang yang melata di bumi sampai
kepada langit yang berlapis semuanya milik Tuhan, dan diatur oleh-Nya.
Semua itu termasuk dalam ajaran Al-Qur'an yang diturunkan Allah dan ajaran
sunnah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus. (QS
Al-Isra’[17]:9).
9
berkaitan dengan perintah untuk melakukan kebaikan, berbuat adil, menyuruh
berbuat baik dan mencegah melakukan kejahatan dan kemungkaran.
Hal yang demikian misalnya dinyatakan dalam ayat ayat sebagai berikut yang
artinya;
Dan janganlah engkau dekati zina, karena (di dalamnya) terdapat keburukan
dan merupakan jalan yang buruk. (QS Al-Isra’ [17]:32).
10
Ayat-ayat di atas menunjukkan sebagian dari perbuatan buruk yang
dilarang Allah. Perbuatan tersebut diakui mengandung kenikmatan, kelezatan,
tetapi bahaya dan kesengsaraan yang diakibatkannya lebih besar dari manfaat
yang didapat.
11
akhlaknya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling
baik akhlaknya. Ucapan-ucapan Nabi yang berkenaan dengan pembinaan
akhlak yang mulia itu di ikuti pula oleh perbuatannya dan kepribadiaannya.
Beliau dikenal sebagai orang shidiq (benar), amanah (terpercaya), tabligh
(menyampaikan dakwah), fatanah (cerdas). Beliau juga mendapat gelar
sebagai al-Amin (orang yang terpercaya).
12
mengubah konsep-konsep akhlak termasuk dalam menilai sesuatu yang baik
dan mulia.
Banyak tokoh pemikiran akhlak yang lahir pada abad baru ini. Mereka
itu diantaranya adalah Descartes, Shafesbury Dan Hastshon, Bentham, John
Stuart Mill Kant dan Bertrand Russel. Pemikiran akhlak telah banyak mereka
kemukakan dan tersebar dalam berbagai literatur mengenai etika, dan
sebagian menjadi pedoman hidup masyarakat Barat dan Eropa hingga saat ini.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sejarah perkembangan akhlak pada zaman Yunani adalah: tokoh – tokoh
sofistik, Socrates, Cynics dan Cyrenics, Plato, Aristoteles, Stoics dan Epicuris
dan Agama Nasrani.
2. Akhlak pada abad pertgengahan adalah akhlak yang lahir di Eropa dengan
ajaran akhlak yang dibangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran
Nasrani. Diantara mereka yang termashyur adalah Abelard, seorang ahli
filsafat Perancis dan Thomas Aquinas, seorang ahli filsafat agama
berkebangsaan Italia.
3. Sejarah akhlak pada bangsa Arab sebelum islam bahwa akhlak sebelum islam
dalam keadaan jahiliyyah (bodoh), jahiliyyah dapat diartikan pada masa itu
kondisi akhlak dan moral masyarakat mengalami kebobrokan yang begitu
parah.
4. Sejarah akhlak pada bangsa arab setelah islam bahwa setelah islam datang,
islam mengajak pada kepercayaan bahwa Allah SWT dalah sumber segla
sesuatu di seluruh alam. Allah pun telah menetapkan beberapa keutamaan
yang harus diikuti, seperti kebenaran dan keadilan; juga menghindari
beberapa keburukan. Terdapat di Q.S An-Nahl ayat 90
5. Sejarah akhlak pada zaman barat (zaman baru) yaitu Descartes; Shafesbury
Dan Hatshon; Bentham; John Stuart Mill Kant; Dan Betrand Russel.
B. SARAN
Di zaman yang serba modern ini, kita di hadapkan pada perkembangan
teknologi yang begitu canggih yang dapat memberi pengaruh baik maupun
buruk pada akhlak kita, oleh
karena itu kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus pandai-pandai
memilah-milah mana hal yang baik dan yang buruk untuk diri kita.
14
DAFTAR PUSTAKA
15