RUANG LINGKUPNYA
DISUSUN OLEH :
NIM : 222223123
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2023
i
KATA PENGANTAR
potensi dasar bagi manusia untuk menimbang sesuatu itu baik atau buruk,
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
i
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Konsep Filsafat...................................................................................5
1. Pengertian Filsafat..........................................................................5
2. Objek Filsafat..................................................................................8
3. Cabang-cabang Filsafat................................................................10
4. Bidang Kajian Filsafat...................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang
matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu
yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat,
bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa
wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah, filsafat bisa
dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah.
diperlukan sekali dan pada akhirnya akan menentukan hasil yang dicapai,
2
sama halnya dengan pentingnya perencanaan sebelum melakukan
berpikir ini dengan kata-kata ‘apala ta’ qilun’, ‘apala tafakkarun’, ‘la
(penelitian).
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat dan filsafat ilmu
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku
kearifan’.
pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof. Sumber dari filsafat adalah
manusia dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha
memperoleh kebenaran.
Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap. Tahap
pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik
muridnya, Aristoteles, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki tentang hal ada
lainnya.
6
(dijawab oleh etika)
(dijawab antropologi)
dari para ahli disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-
tokoh itu sendiri, karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka
terlihat jelas bahwa ilmu filsafat didefinisikan berbeda oleh satu tokoh
dengan tokoh lainnya. Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa, filsafat
merupakan ilmu yang maha penting untuk dikaji dan dikembangkan. Dari
waktu ke waktu orang terus mengkaji dan mendalami ilmu filsafat ini di
berbagai belahan penjuru dunia. Selain itu, tidak seperti disiplin ilmu
lainnya, ilmu filsafat itu sangat sulit diberikan batasan secara ketat dan
oleh para tokoh tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu; (a) Setiap
tokoh hidup dalam kurun waktu yang berbeda; (b) Setiap tokoh tumbuh
7
dan berkembang dalam lingkungan hidup yang berbeda; (c) Setiap tokoh
2. Objek Filsafat
sesuatu yang menjadi bahan dari kajian dari suatu penalaahan atau
mempunyai objek, baik objek yang bersifat materiil maupun objek formal
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek yang diselidiki oleh
Objek materiil dari filsafat ini adalah suatu kajian penalaahan atau
mungkin ada. Objek materiil filsafat ini mencakup segala hal, baik hal-hal
yang konkret atau nyata maupun hal-hal yang abstrak atau tidak nampak.
Menurut Poedjawijatna (2002:8), objek materiil filsafat ialah yang ada dan
yang mungkin ada. Objek filsafat materiil ini meliputi segala dari
berpendapat bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek materiil dan
non material. Objek materiil mencakup segala sesuatu yang ada dan
8
mungkin ada, baik materiil konkret, fisik. Sedangkan objek non materiil
meliputi hal-hal yang abstrak, dan psikis. Termasuk juga objek non materiil
materiil sains, namun bedanya dalam dua hal, yaitu pertama, sains
bagian objek yang abstraknya. Kedua, ada objek materiil filsafat yang
memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu
objek materiil yang selamanya tidak empiris. Jadi, dengan melihat dari
objek filsafat meliputi berbagai hal, atau dengan kata lain objek filsafat ini
1997:39), bahwa lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, yaitu
meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang
ingin diketahui manusia. Begitu luasnya kajian atau objek filsafat ini
menyangkut hal-hal yang fisik atau tampak maupun yang psikis atau yang
tidak tampak. Hal-hal yang fisik adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan, maupun ada dalam
kemungkinan. Hal-hal yang fisik ini juga meliputi alam semesta, semua
yang psikis atau non fisik ini adalah masalah Tuhan, kepercayaan,
9
Sedangkan objek formal, yaitu sifat penelitian. Objek formal adalah
hanya ingin tahu sampai batas objek itu dapat diteliti secara empiris.
Objek penelitian sains adalah pada batas dapat di riset, sedangkan objek
penelitian filsafat ada pada daerah tidak dapat di riset, tetapi dapat
3. Cabang-cabang Filsafat
filsafat itu sendiri. Filsafat merupakan bidang studi yang memiliki cakupan
yang sangat luas, sehingga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi.
10
fisika, dan etika. Dialektika adalah cabang filsafat yang membicarakan
filsafat teoritis, filsafat praktis dan filsafat poetika. Logika adalah ilmu
yang sangat penting seperti ilmu fisika, ilmu matematika, dan ilmu
metafisika. Bagi Aristoteles ilmu metafisika inilah yang menjadi inti atau
bagian yang paling utama dari filsafat. Sedangkan filsafat praktis atau
filsafat alamiah, di dalamnya tercakup tiga macam ilmu yang tidak kalah
kesusilaan dan kemakmuran dalam keluarga (rumah tangga), dan (c) Ilmu
nilai seni, aliran dalam seni, dan teori penciptaan dalam seni.
11
terperinci, sehingga pembagian cabang filsafat ini dapat dikategorikan ke
terbagi ke dalam dua cabang utama, yakni logika deduktif dan logika
bahan yang diamati. Logika induktif mencoba untuk bergerak dari: (1)
demikian, atau (2) Suatu perangkat akibat tertentu kepada sebab atau
12
otomatis, bagi logika induktif tidak ada aturan-aturan yang demikian,
(reality).
13
megetahui esensi yang terdalam dari yang ada, sedangkan kosmologi
sesuatu, dan arti pentingnya hidup bagi penafsiran kita tentang alam
14
buat mengenai kenyataan tidak boleh bertentangan dengan fakta-
yang meliputi apakah yang dimaksud dengan jiwa, nyawa, ego, akal,
15
kita serta hari depan kita menanti pilihan kita mengenai ideologi politik
10. Etika, adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang baik dan
hubungan antara yang indah dengan yang benar dan yang baik?
karya seni dalam arti yang objektif? Apakah fungsi keindahan dalam
hidup kita? Apakah seni itu sendiri? Apakah seni itu hanya sekedar
terdalam?
bertanya; Apakah agama itu? Apa yang anda maksud dengan istilah
16
“Tuhan”? Apa bukti-bukti tentang adanya Tuhan? Bagaimana cara kita
berkepentingan mengenai apa yang orang percayai, tetapi mau tidak mau
17
hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, serta proses kejadian dan
pengertian lebih luas daripada etika atau haigher values of life (nilai-
yang berarti “yang ada” dan “logos” yang berarti “penyelidikan tentang”.
18
berusaha untuk mengetahui (“penyelidikan tentang”) esensi yang terdalam
dari “yang ada”. Ontology sering kali disebut sebagai teori hakikat yang
pertanyaan tentang “apa”. Misalnya; Objek apa yang ditelaah ilmu? Apa
wujud yang hakiki dari objek tersebut? Hal-hal apa yang harus
itu? Apa kriterianya? Tehnik apa yang membantu kita mendapatkan ilmu?.
Bidang kajian filsafat ontology ini terbagi menjadi beberapa aliran, yaitu
pertama kali muncul dan digunakan oleh J.Ferrier pada tahun 1854 M.
19
dapat diperoleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan
Nama lain dari bidang kajian aksiologi ini adalah disebut dengan teori nilai.
Untuk menggunakan kegunaan filsafat, kita dapat melihatnya dari tiga hal:
Definisi filsafat ilmu terdiri dari dua kata, yaitu kata filsafat dan kata
20
(Sophia), prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berpikir rasional-logis,
filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari akar kata
tentang hal ikhwal bahasa atau tata bahasa, linguistik dan lain-lain. Kedua,
dalam penggunaan kata yang kedua ini adalah: ‘sudah lama ia menuntut
“ilmu” atau “kesaktian” dari jago tua itu’. Dan orang yang banyak memiliki
ilmu pengetahuan mengenai suatu ilmu disebut ‘ilmuan’ atau orang yang
Beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu pengetahuan untuk dapat
21
a. Sistematis, adalah ada urutan dari awal hingga akhir, dan ada
tinggi.
yang relevan (tempat dan waktu) sama. Akan tetapi, mungkin saja
22
dari dunia pengalaman melainkan melalui dunia pikiran, dunia yang
penelitian. Meskipun kita sadari hampir semua yang ada di alam ini
kali.
23
Ada sebagian ahli yang berpandangan bahwa pengetahuan dengan
ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu yang dipakai untuk
24
2. May Brodbeck, ia memberikan definisi filsafat sebagai: “the ethically
analisis netral yang secara etis dan falsafi, pelukisan dan penjelasan
secara netral, etis, dan filosofis, sehingga ilmu itu dapat dimanfaatkan
segala segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan hanya
25
a. Ontologi, objek telaahan ontologi adalah yang ada, yaitu ada individu,
ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada
kematian maupun sumber segala yang ada yaitu Tuhan Yang Maha
tentang yang ada, pada tataran studi filsafat pada umumnya dilakukan
26
ilmu lain, dan konsep-konsep spesifik mengenai ilmu-ilmu satu
persatu.
kajian, yaitu: (1) telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah dan
27
atau pragmatis yang menjadi tempat tumpuannya. Segi ini banyak hal
rasionalitas dari proses alamiah; (3) aneka telaah mengenai saling kait
bidang kajian, yaitu: (1) probabilitas; (2) induksi dan; (3) hipotesis.
dalam tiga bidang kajian, yaitu: (1) pola logis yang ditunjukkan oleh
sebagai berikut: (1) filsafat ilmu umum, yang mencakup kajian tentang
ilmu. Kajian ini terkait dengan masalah hubungan antara ilmu dengan
28
kenyataan, kesatuan, perjenjangan, susunan kenyataan, dan sebagainya;
(2) filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan
29
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
citra dunia yang bersifat ilmiah, tata susila yang menjadi patokan
penyelenggara ilmu.
yaitu: (1) filsafat ilmu umum, yang mencakup kajian tentang persoalan
sebagainya; (2) filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. III. Jakarta:
Bumi Aksara.
Media.
Susanto, A. 2014. Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Ontologis,
Indonesia.
Tafsir, Ahmad. 2002. Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
https://www.academia.edu/10186960/Filsafat_Filsafat_Ilmu_dan_Ruang_
Lingkupnya
33