Anda di halaman 1dari 13

Demi Allah Makalah Ini 100% Karya Sendiri

MAKALAH FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN, ELEMEN, DAN TUJUAN FILSAFAT ILMU

OLEH : MUHLIS

NIM : 230002301020

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAN NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam makalah

ini, penulis membahas tentang pengertian, elemen, dan tujuan filsafat ilmu.

Sebagai bagian integral dari perkembangan intelektual manusia, ilmu pengetahuan

tidak hanya mencakup kumpulan fakta dan teori, tetapi juga melibatkan pertanyaan-

pertanyaan mendalam tentang sifat dan tujuan pengetahuan itu sendiri. Dalam upaya

memahami landasan filosofis di balik ilmu pengetahuan, makalah ini disusun untuk

membahas peran filsafat ilmu dalam membentuk pandangan kita terhadap realitas dan

proses penemuan pengetahuan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang

akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 11 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Pengertian Filsafat Ilmu................................................................................................ 3

1. Pengertian Filsafat.................................................................................................. 3

2. Pengertian Ilmu.......................................................................................................4

B. Elemen Filsafat Ilmu......................................................................................................6

C. Tujuan Filsafat Ilmu.......................................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk yang berpikir selalu berusaha untuk mengetahui segala

sesuatu di sekitarnya. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya

adalah ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis dan rasional,

berdasarkan pengamatan dan eksperimen. Ilmu pengetahuan memiliki peran penting dalam

kehidupan manusia, yaitu untuk memahami alam semesta, memecahkan masalah, dan

meningkatkan kesejahteraan hidup.

Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat segala sesuatu. Filsafat ilmu adalah

cabang filsafat yang mempelajari hakikat ilmu pengetahuan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah filsafat ilmu ini membahas tentang

pengertian, elemen, dan tujuan filsafat ilmu. Filsafat ilmu juga membahas tentang hubungan

antara ilmu pengetahuan dengan filsafat, agama, dan moral.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan menuntut adanya

pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat ilmu pengetahuan.

Kemunculan berbagai aliran filsafat ilmu memiliki pandangan yang berbeda tentang

hakikat ilmu pengetahuan.

Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan pemahaman yang

mendalam tentang hakikat ilmu pengetahuan. Dengan memahami hakikat ilmu

pengetahuan, kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang alam semesta,

memecahkan masalah dengan lebih efektif, dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut

1. Apakah pengertian filsafat ilmu?

a. Apakah pengertian filsafat?

b. Apakah pengertian ilmu?

2. Apa elemen filsafat ilmu?

3. Apa tujuan filsafat ilmu?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini

adalah

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu

a. Mengetahui Pengertian Filsafat

b. Mengetahui Pengertian ilmu

2. Untuk mengetahui elemen filsafat ilmu

3. Untuk mengetahui tujuan filsafat ilmu

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Menurut The Liang Gie filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap

persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun

hubungan ilmu dengan segala segi dan kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan

hanya dipahami sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap ilmu-ilmu lain,

tetapi filsafat ilmu sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan-persoalan yang

muncul melalui perenungan yang mendalam agar dapat diketahui duduk persoalannya

secara mendasar, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

Menurut Michael V. Berry, filsafat ilmu adalah penelaahan tentang logika intern dan

teori-teori ilmiah, dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang

metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu yang dipakai untuk menelaah tentang

logika, teori-teori ilmiah, serta upaya pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu metode

atau teori ilmiah.

Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksisitensi dan

pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling-pengaruh antara filsafat

dan ilmu. Sehubungan dengan pendapat tersebut bahwa filsafat ilmu merupakan penerusan

pengembangan filsafat pengetahuan, Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan.

1. Pengertian Filsafat

Filsafat secara etimologis berasal dari kata Yunani (juga Latin) philos/philein yang

berarti “cinta” atau “teman”, dan sophos/sophia yang artinya “kebijaksanaan” (wisdom). Dari

akar etimologis itu, secara sederhana filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau teman

kebijkasanaan (wisdom). Secara sederhana bisa dikatakan bahwa filsafat terkait dengan

“ajaran-ajaran kebijaksanaan”. Jika merujuk defenisi sederhana ini, filsafat dalam pengertian

umum terdapat di setiap ruang dan waktu-karena ajaran kebijaksanaan bisa ditemukan di

3
manapun di sesesta bumi-dan oleh karena itu bukan hanya monopoli Bangsa Yunani, atau

Bangsa Barat saja, melainkan juga terdapat di belahan bumi manapun, termasuk di belahan

bumi Bangsa Timur. Butir-butir ajaran “kebijaksanaan” yang ada di beberapa penjuru bumi

ini disebut “falsafah” yang biasanaya termanifestasi secara konkrit dalam petuah-petuah,

peribahasa, seloka, piwulang, karya sastra, serat, tembang, tambo, dan masih banyak

lainnya.

Hal mendasar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa

manusia memiliki akal. Dengan akal itu, kemudian manusia memiliki kecenderungan untuk

berfikir. Berfikir inilah yang merupakan poin inti dari filsafat. Filsafat dapat definisikan

sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan.

Adapun yang dimaksud dengan refleksi rasional disini ialah merupakan perenungan, yakni

perenungan ilmiah yang tidak bertolak dari wahyu maupun tradisi, apalagi mitos, melainkan

semata-mata bersandar pada rasio atau akal dan penalaran. Adapun kritis bermakna bahwa

filsafat merupakan “seni bertanya”, mempertanyakan apapun yang tabu, mempertanyakan

tentang apa yang ada (being) maupun yang mungkin ada, sehingga filsafat kerap juga

disebut berfikir spekulatif.

2. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ilman, dengan wazan “fa’ila, yaf’alu,”

yang berarti: mengerti, memahmi benar-benar, seperti ungkapan: “Asmu’I telah memahami

pelajaran filsafat ilmu”. Dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin Scientia

(pengetahuan) – scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani

adalah episteme. Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia

adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-

metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang

(pengetahuan) itu. Mulyadhi Kartanegara mengatakan bahwa ilmu adalah any organized

knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi

4
setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau indrawi, sedangkan ilmu

melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut beberapa ahli, diantaranya adalah:

1. Mohammad Hatta, mendefinisakan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang

pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun

menurut kedudukannya tampak dari luar. Maupun menurut bangunannya dari dalam.

2. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,

umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.

3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan

konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

4. Ashley Montagu, Guru Besar Antropologi di Rutgers University menyimpulkan bahwa

ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari

pengamatan,studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang

sedang dikaji.

5. Harsojo, Guru besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu

adalah:

1) Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan

2) Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu

dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat

diamati oleh pancaindra manusia.

3) Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan

sesuatu proposisi dalam bentuk: “Jika…, maka…”.

6. Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa Rusia mendefenisikan ilmu adalah

pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam

dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya

diuji dengan pengalaman praktis.

5
Dari keterangan para ahli tentag ilmu di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa ilmu

adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,

rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif (bersusun timbun).

B. Elemen Filsafat Ilmu

Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dengan jelas

merumuskan dan menentukan apa yang hendak dikaji, bagaimana cara memperolehnya,

dan bagaimana pula nilai kegunaannya. Tiga elemen ini merupakan hal yang mendasari

bangunan ilmu pengetahuan. Ilmu hanya terbatas pada yang empiris saja. Pada kaitannya

dengan filsafat ilmu, filsafat ilmu merupakan kajian mendalam secara filosofis mengenai apa

yang menjadi dasar-dasar ilmu tersebut yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Apa

yang hendak dikaji disebut dengan istilah “ontologi”, bagaimana cara memperolehnya

disebut dengan “epistemologi”, dan bagaimana nilai kegunaannya diistilahkan dengan

“aksiologi”. Untuk lebih memudahkan memahaminya dapat dilihat struktur di bawah ini.

Filsafat Ilmu

Ontologi Epistemologi Aksiologi

Membahas tentang apa Bagaimana cara Membahas nilai


yang ingin diketahui, mendapatkan ilmu kegunaan ilmu
seberapa jauh kita ingin pengetahuan, mengenai pengetahuan
tahu objek tertentu yang dikaji

Membahas teori tentang Mempelajari teori Mempelajari teori nilai


being/ “yang ada” pengetahuan

Filsafat ilmu ketika mengkaji dasar-dasar ilmu lebih mencurahkan telaahnya kepada

aspek teoritis filosofis. Filsafat ilmu kerap juga disebut sebagai landasan filosofis terhadap

6
penelitian ilmiah. Bagian integral dari filsafat ilmu adalah metodologi penelitian, kemudian

metodologi penelitian, dan praktisnya adalah pada penelitian ilmiah itu sendiri. Dalam dunia

penelitian, selalu ada dua metode yang tersuguhkan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

Perbedaan metode ini secara filosofis merupakan dampak dari adanya perbedaan

paradigma dalam memandang dan memahami apa yang dinamakan dengan ilmu

pengetahuan dan bagaiaman cara memperolehnya. Atas dasar itu, makna filsafat ilmu tiada

lain sebagai kajian kritis untuk mendudukkan pandangan mendalam atas apa yang

dinamakan ilmu pengetahuan dan beragam pandangan yang mendasari bangunan ilmu

pengetahuan.

C. Tujuan Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempertimbangkan aspek-aspek filosofis dari

ilmu pengetahuan. Secara khusus, filsafat ilmu bertujuan untuk menyelidiki sifat, metode,

dan tujuan ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, ada beberapa konsep kunci yang menjadi

fokus studi dalam filsafat ilmu:

1. Epistemologi Ilmiah: Membahas sumber, batasan, dan validitas pengetahuan ilmiah.

Filsafat ilmu mencari pemahaman tentang bagaimana pengetahuan dihasilkan,

divalidasi, dan diorganisir.

2. Metodologi Ilmiah: Mengkaji metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian

ilmiah. Ini termasuk pertimbangan tentang observasi, eksperimen, deduksi, induksi, dan

aspek-aspek metodologi lainnya.

3. Kriteria Kebenaran Ilmiah: Memeriksa kriteria kebenaran dan validitas dalam konteks

ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berusaha menjawab pertanyaan tentang apa yang

membuat suatu klaim menjadi ilmiah atau kebenaran ilmiah.

4. Realisme Ilmiah: Membahas masalah ontologis tentang apakah entitas dan konsep

ilmiah benar-benar ada secara independen dari pikiran manusia atau hanya merupakan

konstruksi konseptual.

7
5. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Etika: Memeriksa pertanyaan etika terkait

dengan penelitian ilmiah, seperti tanggung jawab peneliti terhadap subjek penelitian,

penggunaan teknologi, dan dampak sosial dari penemuan ilmiah.

6. Sejarah dan Filosofi Ilmiah: Meneliti perkembangan ilmu pengetahuan dari perspektif

filosofis, mengidentifikasi perubahan paradigma, dan memahami bagaimana pandangan

dunia ilmiah telah berkembang sepanjang sejarah.

7. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Agama/Metafisika: Mengeksplorasi hubungan

antara pengetahuan ilmiah dan pandangan agama atau pandangan metafisika tentang

alam semesta.

Tujuan filsafat ilmu adalah :

1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami

sumber, hakikat dan tujuan ilmu.

2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai

bidang, sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara

historis.

3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan

tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.

4. Mendorong para calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan

mengembangkannya.

5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak

ada pertentangan.

Filsafat ilmu tidak hanya terkait dengan pertanyaan teoretis, tetapi juga memiliki

implikasi praktis terkait etika dan tanggung jawab dalam melakukan penelitian ilmiah. Melalui

refleksi dan analisis filosofis ini, filsafat ilmu berusaha memberikan wawasan yang

mendalam tentang alam dan tujuan dari pengetahuan ilmiah.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat ilmu membantu mengklarifikasi konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan. Hal ini

penting agar kita dapat memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan 'kebenaran',

'pengetahuan', dan konsep-konsep lainnya dalam konteks ilmiah. Studi filsafat ilmu dapat

melatih kemampuan berpikir kritis. Mempertanyakan asumsi, merinci argumen, dan

mengidentifikasi bias merupakan keterampilan yang sangat penting di semua bidang,

termasuk ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu membantu menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kerangka

humaniora dan sosial. Ini dapat membantu dalam memahami dampak ilmu pengetahuan

terhadap masyarakat dan budaya. Dengan belajar filsafat ilmu, kita dapat mengembangkan

perspektif yang lebih dalam terhadap sains, melihat di luar batas-batasnya, dan memahami

konteks sosial dan etis dari penemuan-penemuan ilmiah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Ahmad Taufik. 2016. Filsafat Ilmu : Hakikat Mencari Pengetahuan. Hal. 8.

Yogyakarta. Deepublish

A. Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan

Aksiologis. Hal. 48. Jakarta. Bumi Aksara

Azwar Welhendri, Muliono. 2019. Filsafat Ilmu : Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu. Hal. 9.

Jakarta. Kencana

Azwar Welhendri, Muliono. 2019. Filsafat Ilmu : Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu. Hal.

92. Jakarta. Kencana

Bakhtiar Amsal. 2021. Filsafat Ilmu. Hal. 12. Depok. Rajawali Pers

Bakhtiar Amsal. 2021. Filsafat Ilmu. Hal. 15. Depok. Rajawali Pers

Anas Muhammad, Nukman Ilhamuddin. 2018. Filsafat Ilmu : Orientasi Ontologis,

Epistemologis, dan Aksiologis Keilmuan. Hal. 1. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

10

Anda mungkin juga menyukai