OLEH:
SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul, “ Pengertian & Ruang Lingkup
Filsafat Ilmu “ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengertian dan bagaimana adanya ruang lingkup filsafat ilmu
dan juga para pembaca. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.Mardinal Tarigan ,
MA selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Penulis juga berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuan-nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Filsafat Ilmu................................................................................5
B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu..........................................................................6
BAB III......................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak
bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat
memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut.
Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan
tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan
bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya
menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak
menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu
pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya,
ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari
acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi
dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca dan penulis mengenai Pengertian
dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu secara etimologi dan Terminologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara terminologi filsafat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat dalam arti formal bisa
dipahami sebagai proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi, filsafat ini juga bisa dipahami sebagai hasil akal manusia yang mencari
dan memikirkan kebeneran sedalam-dalamnya. Sementara itu, dalam konteks Bahasa,
filsafat dimengerti sebagai analisis logis kebahasaan serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. Dalam arti luas filsafat dipahami sebagai upaya untuk memikirkan sesuatu dan
menyelaminya dalam kaitan seluruh sarwa sekalian (universal) dengan berpikir secara
berurutan (sistematis) dalam rangka mmencapai dasar dari segala dasar (radikal).
Dalam filsafat kebenarannya bersifat relatif. Maksudnya adalah kebenaran tersebut dapat
mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman dan peradaban manusia.
Manusia membutuhkan filsafat sebagai upaya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang
muncul dalam kehidupan manusia. Jawaban tersebut merupakan hasil pemikiran yang
sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di ambil sebuah pengertian bahwa filsafat merupakan
ilmu pengetahuan yang komprehensif yang berupaya memahami berbagai persoalan yang
muncul dalam keseluruhan hidup manusia
Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran
kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan
muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat
bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.
Sebelum lanjut membahasa mengenai ruang lingkup filsafat ilmu, terlebih dulu kita juga
harus mengetahui tentang objek filsafat ilmu. Dari pengertian filsafat baik secara
etimologis maupun terminoligis, sepertinya ada beberapa hal yang sejak awal memang
harus diketahui bahwa filsafat itu sejatinya berkenaan dengan pencarian kebenaran
fundamental tersebut harus dengan cara seperti, :
Argumentative, yaitu pemaparan pendapat yang rasional disertai dasar-dasar
penalarannya.
Non-empirik, yaitu tidak selalu berdasarkan pemahaman indrawi.
Dengan demikian, penalaran filosofis selalu saja bercirikan skeptis (meragukan),
menyeluruh (holistic, comprehensive), mendasar (radikal), kritis dan analitis. Hal
inilah yang dapat dimengerti bahwa sesungguhnya filsafat itu merupakan usaha
spekulatuf yang rasional, sistematik, dan koseptual untuk memperoleh pengetahuan
ataupun pandangan yang lengkap mengenai apa yang disebut realitas dan kebenaran.
Dengan kata lain, filsafat adalah tubuh pengetahuan yang mengkonteskan kepada kita
apa yang kita katakan dan mengatakan kepada kita apa yang kita lihat. Sejalan dengan
hal tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa sejatinya filsafat memiliki objek atau
bidang bahasan yang sangat luas baik yang kongkrit maupun yang abstrak, sehingga
dirasa perlu terlebih dahulu memahami objek filsafat yang terbagi menjadi dua yaitu
objek materia filsafat dan objek forma filsafat.
1. Objek materia
Objek yang diperhatikan atau objek yang diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat,
yaitu :
Ada, maksudnya segala sesuatu yang bersifat materia kongkrit seperti, manusia,
benda, alam dan sebagainya maupun wujud lain yang bersifat immaterial, misanya
Tuhan dan yang ghaib lainnya
Yang mungkin ada, yaitu segaka hal yang bersifat abstrak misalnya, nilai, ide, moral,
pandangan hidup dan sebagainya, tetapi busa dipahami dan dimengerti oleh akal
(intelegeable) ataupun oleh hati manusia.
Ringkasnya, objek materia filsafat ada dua yaitu ada (material-kongkrit) dan yang
mungkin ada (psikis dan non-material abstrak, konseptual, dan spiritual).
Dari berbagai lingkup pengertian filsafat sebagaimana tersebut diatas maka secara
sederhana filsafat dapat dimenegerti bahwa ;
a. Filsafat itu merupakan proses berpikir yang sudah barang tentu bersifat dinamis.
b. Filsafat itu merupakan produk pemikran yang bersifat statis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan