Dosen Pengampu :
Oleh:
Rofiqotur Rohmah
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG..................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
3. TUJUAN MASALAH..................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN MASALAH.................................................................................3
1. Pengertian Filsafat.........................................................................................3
2. Ruang Lingkup Filsafat.................................................................................6
3. Sejarah Filsafat..............................................................................................8
PENUTUP..............................................................................................................10
1. Kesimpulan.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagai bidang pengetahuan yang khas, filsafat sudah barang tentu
memiliki hampiran, metode, dan langkah yang tersendiri pula untuk
mempelajarinya.Hampiran, metode, dan langkah itu pun beragam sesuai
dengan filsuf yang mengemukakannya sehingga tidak ada satu metode
khusus dan paling baik berlaku, serta paling membawa hasil bagi bidang
pengetahuan ini. Semua cara yang meliputi aneka titik pangkal, problema
yang menjadi pusat perhatian. Setiap orang yang akan memulai belajar
filsafat dapat memilih dan menggunakan satu atau beberapa cara yang
sejalan dan sesuai dengan kemampuan pikirannya. Sampai saat ini masih
saja ada orang yang menganggap filsafat sebagai sebuah disiplin yang
mengawang, kosong dan jauh dari kehidupan sehari-hari.Mitos-mitos
seperti ini berkembang tidak hanya di kalangan orang awam saja, tapi juga
di kalangan agamawan, ilmuwan, seniman, dan pembisnis.Mereka
menafikan bahwa filsafat merupakan upaya kritis yang membantu kita
untuk memahami realitas kehidupan pada umumnya maupun kehidupan
subjektif kita secara mendasar dan prinsipal.
Padahal dengan filsafat kita akan mampu memikirkan segala hal secara
radikal (mendalam, mendasar sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur,
runtut, logis dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal
(umum, teritegral, tidak khusus dan tidak persial). Berbagai pertanyaan
dan masalah seputar kehidupan manusia sehari-hari didalamnya tidak
dengan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan semu, tetapi
dengan mengutarakan problem secara persisi, memberikan argumentasi
dan alasannya yang tepat, juga solusinya.Oleh karena itu, keberadaan
filsafat menjadi hajat vital bagi hidup manusia. Apalagi apa yang dikajinya
tidak sekedar mencerminkan masa di mana kita hidup, tapi juga
membimbing untuk berpikir, sementara makhluk lainnya tidak. Manusia
1
berpikir dengan akalnya.Akal memang salah satu keistimewaan yang di
anugerahkan Allah kepada manusia.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Filsafat ?
2. Bagaimana Sejarah perkembangan Filsafat ?
3. Apa yang menjadi Ruang lingkup Filsafat ?
3. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengetahuan Filsafat
2. Untuk mengetahui mengetahui Lingkup Filsafat
3. Untuk mengetahui Sejarah Filsafat
2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, istilah “filsafat” merupakan padanan kata falsafah
(bahasa Arab) dan philosophy (bahasa inggris), yang berasal dari bahasa
Yunani philosophia.Kata philosphia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua
kata, philos dan Sophia.Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan
Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom),kearifan, dan pengetahuan. Sehingga
secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta
kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan,
sahabat kearifan, dan sahabat pengetahuan.
3
memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut
pemahaman mereka masing-masing. Akan tetapi, perlu dikatakan pula bahwa
definisi yang diberikan para filsuf tidak selalu sama. Bahkan, dapat dikatakan
setiap filsuf memiliki konsep dan definisi sendiri-sendiri yang berbeda dengan
filsuf lainnya.Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan
definisi filsafat itu sebanyak jumlah filsuf atau ahli filsafat itu sendiri.
Berikut ini hanya mengambil beberapa definisi dari beberapa filsuf dan
ahli filsafat.[1]
2. Plato
3. Aristoteles
4
4. Rene Descartes
5. Wiliam James
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang
jelas dan terang.
6. R.F. Beerling
7. Louis O. Kattsoff
5
2. Ruang Lingkup Filsafat
Jan Hendrik Rappar membagi kegunaan filsafat ke dalam dua hal,
yakni bagi ilmu pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari
1. Ilmu Pengetahuan
6
problematika, baik yang menyangkut problematika diri maupun
problematika sosial. Dalam menghadapi setiap problema itu,
sudah barang tentu diperlukan pemikiran dan sikap yang arif
dan bijaksana (wisdom) sesuai dengan pandangan hidup dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga problematika itu dapat
“diselsaikan” secara baik dan memuaskan.
b. Filsafat sebagai sikap dan pandangan hidup. Karena setiap
problematika hidup itu harus diselsaikan dengan cara yang arif
dan bijaksana maka sudah barang tentu pula manusia harus
memiliki prinsip-prinsip tertentu agar tidak mudah goyah
apalagi terombang-ambing oleh gelombang peri kehidupan.
Pemikiran yang kritis dan mendalam serta sikap terbuka
agaknya menjadi keniscayaan bagi upaya pengendalian diri
secara optimal serta bagi tumbuh kembang pribadi yang
seimbang dan selaras dengan cita-cita luhurnya yakni manusia
paripurna.
c. Filsafat sebagai kelompok persoalan, yakni beragam persoalan
yang mendasar (fundamental), mendalam (radikal), dan hakiki
(esensial).
d. Filsafat sebagai kelompok teori dan sistem pemikiran yang
dihasilkan oleh para filsuf. Jika memang demikian halnya,
maka sudah barang tentu masing-masing teori dan pemikiran
itu pun akan beragam sesuai dengan ciri khas yang dimiliki dan
metode yang digunakan oleh masing-masing filsuf, bukan
seragam melainkan mungkin bertentangan.
7
lalu kemudian komprehensi yang mengarah pada kecerahan, deskripsi
yang mengarah pada keterangan, evaluasi yang mengarah pada upaya
pembenaran, interpretasi yang mengarah pada pengertian sejati, dan
spekulasi yang mengarah pada penyatu paduan. Enam aktivitas itu
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri melainkan kesatuan yang
secara integral berinteraksi karena kesemuanya merupakan kemampuan
dan perwujudan dari budi manusia yang tunggal.Dengan demikian filsafat
merupakan suatu sistem. Penelaahan terhadap sistem pada umumnya
menyimpulkan bahwa setiap sistem menerima input (bahan masukan) dan
memberi output (hasil) serta melakukan conversion (proses pengubahan
input menjadi output). Konsepsi filsafat dengan menggunakan kerangka I-
C-O seperti itu dilukiskan oleh The Liang Gie dengan model kerangka
sistem filsafat sebagaimana berikut.
3. Sejarah Filsafat
Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri,
dan biasanya selalu terkait dengan pola kebudayaan yang
melingkupinya.Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak
bisa dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban Yunani.
Pasalnya, di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hingga
mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Karenanya, tak
heran bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban
Yunani Kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer
seperti saat ini.
8
pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding masa-masa sebelumnya,
yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban
rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk beragam
masalah mengenai alam semesta.
9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Beragamnya definisi filsafat menunjukkan bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk memilih sudut pandang (point of view) dalam
memikirkan filsafat. Bahkan, perbedaan sudut pandangan ini diusahakan
untuk dapat saling melengkapi. Karena setiap sudut pandangan pasti
memiliki kekurangan atau kelemahan. dapat ditarik kesimpulan bahwa
filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal
terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain,
berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke
akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan)
untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus
serta tidak persial).
2. Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri, dan
biasanya selalu terkait dengan pola kebudayaan yang melingkupinya.
Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa
dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban Yunani.
Pasalnya, di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hingga
mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Karenanya, tak
heran bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban
Yunani Kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer
seperti saat ini.
10
problem yang dihadapi, termasuk beragam masalah mengenai alam
semesta.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Maksum, Ali. 2008. Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media
Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
12