Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“KONSEP DASAR FILSAFAT ILMU”

Dosen Pengampu :

Arifia Retna Yunita M.Pd.I

Oleh:

Muhammad Zaenal Arifin

Naili Inayah Firdausiah

Rofiqotur Rohmah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG - KRAKSAAN - PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pancasila yang membahas tentang
Implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk pembaca. Aamiin.

Kraksaan, 28 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1. LATAR BELAKANG..................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
3. TUJUAN MASALAH..................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN MASALAH.................................................................................3

1. Pengertian Filsafat.........................................................................................3
2. Ruang Lingkup Filsafat.................................................................................6
3. Sejarah Filsafat..............................................................................................8
PENUTUP..............................................................................................................10

1. Kesimpulan.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sebagai bidang pengetahuan yang khas, filsafat sudah barang tentu
memiliki hampiran, metode, dan langkah yang tersendiri pula untuk
mempelajarinya.Hampiran, metode, dan langkah itu pun beragam sesuai
dengan filsuf yang mengemukakannya sehingga tidak ada satu metode
khusus dan paling baik berlaku, serta paling membawa hasil bagi bidang
pengetahuan ini. Semua cara yang meliputi aneka titik pangkal, problema
yang menjadi pusat perhatian. Setiap orang yang akan memulai belajar
filsafat dapat memilih dan menggunakan satu atau beberapa cara yang
sejalan dan sesuai dengan kemampuan pikirannya. Sampai saat ini masih
saja ada orang yang menganggap filsafat sebagai sebuah disiplin yang
mengawang, kosong dan jauh dari kehidupan sehari-hari.Mitos-mitos
seperti ini berkembang tidak hanya di kalangan orang awam saja, tapi juga
di kalangan agamawan, ilmuwan, seniman, dan pembisnis.Mereka
menafikan bahwa filsafat merupakan upaya kritis yang membantu kita
untuk memahami realitas kehidupan pada umumnya maupun kehidupan
subjektif kita secara mendasar dan prinsipal.

Padahal dengan filsafat kita akan mampu memikirkan segala hal secara
radikal (mendalam, mendasar sampai ke akar-akarnya), sistematik (teratur,
runtut, logis dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal
(umum, teritegral, tidak khusus dan tidak persial). Berbagai pertanyaan
dan masalah seputar kehidupan manusia sehari-hari didalamnya tidak
dengan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan semu, tetapi
dengan mengutarakan problem secara persisi, memberikan argumentasi
dan alasannya yang tepat, juga solusinya.Oleh karena itu, keberadaan
filsafat menjadi hajat vital bagi hidup manusia. Apalagi apa yang dikajinya
tidak sekedar mencerminkan masa di mana kita hidup, tapi juga
membimbing untuk berpikir, sementara makhluk lainnya tidak. Manusia

1
berpikir dengan akalnya.Akal memang salah satu keistimewaan yang di
anugerahkan Allah kepada manusia.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Filsafat ?
2. Bagaimana Sejarah perkembangan Filsafat ?
3. Apa yang menjadi Ruang lingkup Filsafat ?

3. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengetahuan Filsafat
2. Untuk mengetahui mengetahui Lingkup Filsafat
3. Untuk mengetahui Sejarah Filsafat

2
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

1. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, istilah “filsafat” merupakan padanan kata falsafah
(bahasa Arab) dan philosophy (bahasa inggris), yang berasal dari bahasa
Yunani philosophia.Kata philosphia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua
kata, philos dan Sophia.Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan
Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom),kearifan, dan pengetahuan. Sehingga
secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta
kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan,
sahabat kearifan, dan sahabat pengetahuan.

Menurut sejarah, istilah philosophia pertama kali digunakan oleh


Pythagoras (sekitar abad ke-6 SM).Ketika diajukan pertanyaan kepadanya,
“apakah Anda termasuk orang yang bijaksana?”.Dengan rendah hati
Pythagoras menjawab, “Saya hanya seorang philosophos”, “pecinta
kebijaksanaan” (lover of wisdom), atau dalam sumber lain, Pythagoras
menjawab, “Saya hanya orang mencintai pengetahuan”.Jawaban Pythagoras
ini sebagai reaksi terhadap kaum sophis, yakni sekelompok cendekiawan yang
menggunakan hujah-hujahnya untuk mengalahkan lawan-lawan debatnya.

Lebih dari itu kaum sophis menjajakan kepandaiannya untuk


mengambil untung dari lawan-lawan debatnya atau masyarakat yang
diajarinya dengan menarik bayaran tertentu.Di tangan kelompok ini, kata
sophis (arif) kehilangan arti aslinya dan kemudian menjadi seseorang yang
menggunakan hujah-hujah yang keliru untuk mengalahkan lawan
dialognya.Lepas dari siapa yang menyebut pertama kali istilah philosophia
atau filsafat, yang jelas pada masa Socrates dan Plato istilah tersebut sudah
cukup popular.

Dalam memahami apa sebenarnya filsafat, kita tidak cukup hanya


mengetahui asal-usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus

3
memperhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut
pemahaman mereka masing-masing. Akan tetapi, perlu dikatakan pula bahwa
definisi yang diberikan para filsuf tidak selalu sama. Bahkan, dapat dikatakan
setiap filsuf memiliki konsep dan definisi sendiri-sendiri yang berbeda dengan
filsuf lainnya.Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan
definisi filsafat itu sebanyak jumlah filsuf atau ahli filsafat itu sendiri.

Secara terminologis (istilah), terdapat banyak definisi tentang


pengertian filsafat.Beragamnya definisi filsafat menunjukkan bahwa manusia
memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang (point of view) dalam
memikirkan filsafat.Bahkan, perbedaan sudut pandangan ini diusahakan untuk
dapat saling melengkapi.Karena setiap sudut pandangan pasti memiliki
kekurangan atau kelemahan.

Berikut ini hanya mengambil beberapa definisi dari beberapa filsuf dan
ahli filsafat.[1]

1. Para filsuf pra-Socrates

Para filsuf pra-Socrates mempertanyakan tentang arche, yakni awal


mula atau asal-usul alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan
logos atau rasio tanpa percaya lagi pada jawaban mitos atau legenda.Oleh
sebab itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami
hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.

2. Plato

Filsafata adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran


yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah
penyeledikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala
sesuatu yang ada.

3. Aristoteles

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari


prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.

4
4. Rene Descartes

Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal


penyeledikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia.

5. Wiliam James

Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang
jelas dan terang.

6. R.F. Beerling

Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau


tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan.Beerling juga mengatakan bahwa
filsafat adalah usaha untuk mencapai akar terdalam kenyataan dunia wujud,
juga akar terdalam pengetahuan tentang diri sendiri.

7. Louis O. Kattsoff

Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penelaran-


penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta
sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan.

Dari serangkaian definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal
terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat
berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya),
sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan) untuk mencapai
kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak persial).

5
2. Ruang Lingkup Filsafat
Jan Hendrik Rappar membagi kegunaan filsafat ke dalam dua hal,
yakni bagi ilmu pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari

1. Ilmu Pengetahuan

Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih


merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat.Para pemikir yang
terkenal sebagai filsuf adalah juga ilmuwan.Para filsuf pada masa itu
adalah ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya.Bagi mereka, ilmu pengetahuan itu adalah filsafat,
dan filsafat adalah ilmu pengetahuan.Berkat ilmu pengetahuanlah manusia
dapat meraih kemajuan yang sangat menajubkan dalam segala bidang
kehidupan.Teknologi canggih yang semakin mencengangkan dan fantastis
adalah salah satu produk dari ilmu pengetahuan.Bahkan pada abad-abad
terakhir ini, dalam peradaban dan kebudayaan Barat, ilmu pengetahuan
telah berperan sedemikian rupa sehingga telah menjadi tumpuan harapan
banyak orang.

2. Dalam kehidupan sehari-hari

Meskipun filsafat itu abstrak, bukan berarti ia sama sekali tidak


bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkret. Keabstrakan
filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun
dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dengan demikian, filsafat mengiring
manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Tak hanya
itu, ia pun menuntun manusia ke dalam tindakan dan perbuatan yang
konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.

Kiranya beberapa hal berikut ini dapat menjelaskan lebih lanjut


tentang apa yang menjadi lingkup pengertian filsafat.

a. Filsafat sebagai kebijaksanaan rasional dari segala sesuatu.


Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam hidup dan
berkehidupannya, manusia selalu saja berhadapan dengan

6
problematika, baik yang menyangkut problematika diri maupun
problematika sosial. Dalam menghadapi setiap problema itu,
sudah barang tentu diperlukan pemikiran dan sikap yang arif
dan bijaksana (wisdom) sesuai dengan pandangan hidup dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga problematika itu dapat
“diselsaikan” secara baik dan memuaskan.
b. Filsafat sebagai sikap dan pandangan hidup. Karena setiap
problematika hidup itu harus diselsaikan dengan cara yang arif
dan bijaksana maka sudah barang tentu pula manusia harus
memiliki prinsip-prinsip tertentu agar tidak mudah goyah
apalagi terombang-ambing oleh gelombang peri kehidupan.
Pemikiran yang kritis dan mendalam serta sikap terbuka
agaknya menjadi keniscayaan bagi upaya pengendalian diri
secara optimal serta bagi tumbuh kembang pribadi yang
seimbang dan selaras dengan cita-cita luhurnya yakni manusia
paripurna.
c. Filsafat sebagai kelompok persoalan, yakni beragam persoalan
yang mendasar (fundamental), mendalam (radikal), dan hakiki
(esensial).
d. Filsafat sebagai kelompok teori dan sistem pemikiran yang
dihasilkan oleh para filsuf. Jika memang demikian halnya,
maka sudah barang tentu masing-masing teori dan pemikiran
itu pun akan beragam sesuai dengan ciri khas yang dimiliki dan
metode yang digunakan oleh masing-masing filsuf, bukan
seragam melainkan mungkin bertentangan.

Dari berbagai lingkup pengertian filsafat sebagai mana tersebut di


atas maka secara sederhana filsafat dapat mengerti bahawa a) filsafat itu
merupakan proses berpikir yang sudah barang tentu bersifat dinamis.
Namun demikian b) filsafat itu merupakan produk pemikiran yang bersifat
statis. Menurut The Liang Gie memerikan pemahaman bahwa filsafat
adalah proses refleksi dari budi manusia yang mencakup enam macam
aktivitas akal budi manusia, yaitu: analisis yang mengarah pada kejelasan,

7
lalu kemudian komprehensi yang mengarah pada kecerahan, deskripsi
yang mengarah pada keterangan, evaluasi yang mengarah pada upaya
pembenaran, interpretasi yang mengarah pada pengertian sejati, dan
spekulasi yang mengarah pada penyatu paduan. Enam aktivitas itu
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri melainkan kesatuan yang
secara integral berinteraksi karena kesemuanya merupakan kemampuan
dan perwujudan dari budi manusia yang tunggal.Dengan demikian filsafat
merupakan suatu sistem. Penelaahan terhadap sistem pada umumnya
menyimpulkan bahwa setiap sistem menerima input (bahan masukan) dan
memberi output (hasil) serta melakukan conversion (proses pengubahan
input menjadi output). Konsepsi filsafat dengan menggunakan kerangka I-
C-O seperti itu dilukiskan oleh The Liang Gie dengan model kerangka
sistem filsafat sebagaimana berikut.

3. Sejarah Filsafat
Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri,
dan biasanya selalu terkait dengan pola kebudayaan yang
melingkupinya.Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak
bisa dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban Yunani.
Pasalnya, di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hingga
mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Karenanya, tak
heran bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban
Yunani Kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer
seperti saat ini.

Bertrand Russell (1946), dalam bukunya History of Western


Philosophy, menengarai munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat
kemahiran bangsa Yunani dalam merajut dan menyempurnakan peradaban
besar lainnya pada saat itu seperti Mesir dan Mesopotamia.

Jauh sebelum filsafat muncul, masyarakat Yunani masih


menggantungkan diri pada mitos, legenda, kepercayaan, dan agama untuk
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka.
Tetapi, sekitar abad ke-7 SM, di Yunani mulai berkembang suatu

8
pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding masa-masa sebelumnya,
yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban
rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk beragam
masalah mengenai alam semesta.

Dari sinilah peradaban Yunani mengalami titik balik peradaban


yang cukup menajubkan.Sebab, di zaman ini orang-orang mulai berpikir
dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar
dengan tidak lagi menggantungkan diri pada mitos, legenda, kepercayaan,
dan agama.Tetapi, mereka mulai menggunakan rasio dan akal sehat dalam
rangka untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
kehidupan.Hemat kata, fungsi logos (akal budi, rasio) telah menggantikan
peran mitos, legenda, kepercayaan, dan agama.Begitulah singkat sejarah
filsafat muncul dan lahir kemudian berkembang sebagai sebuah khazanah
ilmu pengetahuan.

Dalam banyak literatur filsafat mutakhir, klasifikasi tahap sejarah


filsafat Barat dibagi menjadi empat tahap penting, yaitu filsafat klasik,
abad pertengahan, modern, dan kontemporer. Pembagian tersebut
sekaligus menyempurnakan karya agungnya Bertrand Russell, History of
western philosophy, yang menyatakan tiga tahap penting sejarah filsafat
Barat, yaitu: Tahap filsafat kuno, filsafat katolik, dan filsafat modern.

9
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Beragamnya definisi filsafat menunjukkan bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk memilih sudut pandang (point of view) dalam
memikirkan filsafat. Bahkan, perbedaan sudut pandangan ini diusahakan
untuk dapat saling melengkapi. Karena setiap sudut pandangan pasti
memiliki kekurangan atau kelemahan. dapat ditarik kesimpulan bahwa
filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal
terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain,
berfilsafat berarti berpikir secara radikal (mendasar, mendalam, sampai ke
akar-akarnya), sistematik (teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan)
untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus
serta tidak persial).
2. Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri, dan
biasanya selalu terkait dengan pola kebudayaan yang melingkupinya.
Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa
dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban Yunani.
Pasalnya, di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hingga
mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Karenanya, tak
heran bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban
Yunani Kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer
seperti saat ini.

Jauh sebelum filsafat muncul, masyarakat Yunani masih menggantungkan


diri pada mitos, legenda, kepercayaan, dan agama untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi, sekitar abad
ke-7 SM, di Yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali
berlainan dibanding masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat.
Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai

10
problem yang dihadapi, termasuk beragam masalah mengenai alam
semesta.

3. Dari berbagai lingkup pengertian filsafat sebagai mana tersebut di atas


maka secara sederhana filsafat dapat mengerti bahwa a) filsafat itu
merupakan proses berpikir yang sudah barang tentu bersifat dinamis.
Namun demikian b) filsafat itu merupakan produk pemikiran yang
bersifat statis. Beberapa hal lagi yang menjadi lingkup filsafat.
a. Filsafat sebagai kebijaksanaan rasional dari segala sesuatu
b. Filsafat sebagai sikap dan pandangan hidup
c. Filsafat sebagai kelompok persoalan
d. Filsafat sebagai kelompok teori dan sistem pemikiran yang dihasilkan
oleh para filsuf.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Bernadien, U, Win. 2011. Membuka Gerbang Filsafat. Jember: STAIN Jember


Press.

Gie, Liang, T. 2000. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Maksum, Ali. 2008. Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media

Rapar, Hendrik, J. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius

Russel, Bertrand. 1946. History Of Western Philosophy. London: George Allen


And Unwin Ltd.

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

12

Anda mungkin juga menyukai