Dosen Pengampu :
Oleh:
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG..................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
3. TUJUAN MASALAH..................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN MASALAH.................................................................................3
1. Pengertian Pemimpin....................................................................................3
PENUTUP..............................................................................................................12
1. Kesimpulan.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia khususnya pada era
reformasi, ternyata tidak dapat hanya mengandalkan pada kondisi wilayah
Indonesia yang cukup luas dengan berbagai sumber kekayaan alamnya, karena
kekayaan dan luasnya sebuah negara belum cukup dijadikan solusi kompetitif
dalam mengatasi problem masyarakat dan proses pembangunan sebuah bangsa.
Indonesia pada era reformasi banyak diwarnai persaingan atau pertentangan dan
gangguan oleh kelompok baik secara fisik maupun dalam tataran ideologi yang
cenderung mengarah pada menurunnya komitmen nasionalisme sebagai bangsa
Indonesia. Sebaliknya warna etnonasionalisme dan primodialisme semakin
menyeruak dan sudah memasuki berbagai kehidupan masyarakat Indonesia,
meskipun belum dapat diukur secara kuantitas namun secara eksplisit dan kualitas
hal tersebut dapat dirasakan yang menempatkan Indonesia dalam "situasi krisis".
1
Indonesia saat ini, membutuhkan Kepemimpinan yang berpandangan
kedepan dan siap untuk memikirkan bagaimana memimpin bangsa ini melalui
masa-masa sulit dan mau mengedepankan kepentingan jangka panjang bangsa
untuk mencapai tujuan.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Pemimpin?
2. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan Strategis?
3. Bagaimana Strategi Kepemimpinan ?
3. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian Pengertian dari Pemimpin dengan jelas
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Strategis dengan jelas
3. Untuk mengetahui Strategi Kepemimpinan
2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Pengertian Pemimpin
Pemimpin, adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
melakukan usaha bersama mengarah pencapaian sasaran-sasaran tertentu,
sedangkan kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpin
mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha
mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Pemimpin secara harfiah adalah “leader” (to lead) berarti bergerak lebih awal,
berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, memelopori,
mengarahkan pikiran, pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun,
menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Ada tiga peran dasar pada
kegiatan kepemimpinan yang akan datang (three roles of a leder) yaitu; (1)
panduan ( Pathfinding ), (2) Pelurusan (Aligning) dan (3) Pemberian kewenangan
(empowering). Disamping itu ada tigal hal penting yang mampu membawa
perubahan bagi seorang pemimpin yakni (1) All change is self-change, (2) With
self-change you get emotions, (3) Change requires self-leadeeship.1
1
Kusnadi, “Environmental
2
Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan.
3
2. Pengertian Kepemimpinan Strategis
a. Karakter
Karakter seorang pemimpin sangat menentukan tingkat keberhasilan
dalam menerapkan kepemimpinannya. Karakter yang baik dan kuat
memberikan kekuatan bagi seorang untuk memiliki keberanian memilih hal-
hal yang benar dan melaksanakannya.
b. Integritas
Integritas merupakan kemampuan untuk senantiasa memegang teguh
prinsip-prinsip moral dan menolak untuk mengubahnya meskipun situasi yang
dihadapi sangatlah sulit. Seseorang yang berintegritas tinggi adalah orang
yang menceburkan diri pada lingkungannya, bekerja dan berkarya sekaligus
merasakan kesatuan dirinya dengan alam dan masyarakat sekitar, senantiasa
mencari danberusaha mengerti apa yang harus dikerahkan demi kepentingan
lingkungannya. Dia adalah seseorang yang memiliki kesatuan kata dengan
perbuatannya dan selalu berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Pada
prinsipnya integritas merupakan integritas antara etika dan moralitas. Semakin
keduanya terintegrasi, semakin tinggi integritas yang ada.
c. Komitmen
Komitmen yang jelas terhadap kepentingan nasional dibangun melalui
pendekatan intelektual dan moral disertai dengan usaha menguasai berbagai
keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan. Komitmen
sebagai Pemimpin Nasional, setidaknya dapat berperan sebagai tokoh nasional
yang dapat mempersatukan atas pertikaian sektarian, untuk keselamatan NKRI
dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Disamping itu komitmen seorang
pemimpin diperlukan untuk menghadapi gerakan reformasi yang
4
perkembangannya justru dapat menjadi salah satu faktor potensial mendorong
terjadinya disintegrasi bangsa dan ada kelompok yang berusaha
memanfaatkan reformasi untuk mengubah negara kesatuan menjadi federasi
serta yang lebih ekstrim hendak memisahkan suatu daerah menjadi negara
tersendiri, artinya merdeka atau lepas dari NKRI.
3
Rina Nuraini Selly “Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan Organisasi” Jurnal
Populis, 7 : 1 (Maret 2013),
4
Konvensi Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL), “Sosok Pemimpin Nasional 2004- 2009 ”
(Yogyakarta, 31 Januari 2004), 11.
5
Gagasan tentang kontrak sosial (social contract) pertama kali
dikemukakan oleh Plato, seorang filsuf Greek, lebih 25 abad yang lalu
dalam tulisannya “Republic”. Konsep ini kemudian didukung oleh para
filsuf yang kemudian, seperti Rousseau dan Hobbes, wujudnya berupa
kontrak sosial antara pemerintah dengan rakyat. Ide kontrak sosial itu
berdasarkan premis, bahwa kekuasaan sesungguhnya terletak di tangan
rakyat.5
5
Rousseau, dan Hobbes J.J. Perihal Kontrak Sosial atau Prinsip-prinsip Hukum Politik.
Terjemahan Husein. I.S. dan Hidayat. R. (Jakarta: Dian rakyat. 1989), 171..
6
untuk meningkatkan kualitas individu atau organisasi yang dipimpinnya agar
dapat menyikapi perubahan.6
a. Urgensi Profesionalisme
6
Rina Nuraini Selly “Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan Organisasi” Jurnal
Populis, 7 : 1 (Maret 2013),
7
3Mudlofir, Ali. Pendidik Profesional, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 33-4
7
4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi. Hal ini mengandung
makna bahwa profesionalisme yang tinggi ditunjukkan dengan
adanya upaya untuk selalu mencapai kualitas dan cita-cita sesuai
dengan program yang telah ditetapkan. Pemimpin memiliki
profesionalisme tinggi akan selalu aktif dalam seluruh kegiatan dan
perilakunya untuk menghasillkan kualitas yang ideal.
5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Profesionalisme
ditandai dngan kualitas derajat kebanggaan akan profesi yang
dipegangnya. Dalam kaitan ini, diharapkan para pemimpin
memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesinya. Rasa
bangga ini ditunjukkan dengan penghargaan akan pengalaman di
masa lalu, berdedikasi tinggi terhadap tugas-tugasnya sekarang,
dan meyakini akan potensi dirinya bagi perkembangan di masa
depan.
b. Program Pengembangan Profesionalisme Pimpinan
Ada, beberapa program pengembangan profesional pimpinan/kepala
sekolah harus mengembangkan kemampuan personal dan sosial, yaitu:8
1) Pengembangan Kemampuan Personal
8
Eny Wahyu “Suryanti. Pengembangan Profesional Pemimpin Pendidikan”. Likhitaprajna. Jurnal
Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 16: 2, (Juni, 2014), 71-72
9
Indarafachrudi, S.. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2006),
117.
8
a) Ing ngarso sung tulodo (di depan memberikan contoh
tauladan)
b) Ing madyo mangun karso (di tengah bisa berpartisipasi
meningkatkan kemauan dan kreativitas bawahan)
c) Tut wuri handayani (di belakang membangun dan
mendorong semangat bawahan)
2) Pengembangan Kemampuan Sosial
Kemampuan sosial adalah kemampuan dalam antar-hubungan
dengan orang lain baik antar individu, dalam kelompok, antar
kelompok, atau dalam lingkungan organisasi yang lebih besar
untuk menopang kepemimpinannya. Dalam hal ini, J. F.
Tahalele dalam (Soetopo, 2010), memberikan beberapa saran
untuk mengembangkan kemampuan sosial kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan, yaitu ;10
a) Usahakan supaya tetap gembira.
b) Lihatlah, pikirlah dan bicarakan yang baik.
c) Jangan mengharap terlalu banyak kepada orang lain, tetapi apa
yang dapat kita sumbangkan kepada mereka.
d) Jangan mencampuri urusan pribadi orang lain, kecuali dilapori.
e) Lenyapkan perasaan gelisah.
f) Jauhkan sifat sombong.
g) Belajarlah menyesuaikan diri.
h) Kembangkan sifat murah hati.
i) Tekun beragama.
j) Sekali-kali janganlah putus asa.
k) Kembangkan sifat “lagniappe” (pemberian kecil kepada orang
lain yang berdampak positif yang besar).
c. Strategi Membangun Kreativitas Kepemimpinan Profesional
10
Soetopo, Perilaku Organisasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. 2010), 53
9
Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru,
melihat subjek dari perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi
baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.11
11
Evans, James. R.. Berpikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan. Manajemen. Cet- III
(Jakarta: Bumi Aksara. 2011), 1
12
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta. 2014), 27
13
9Shelly, Supriyatna dan Rahayu, “Analisa Aktivitas Rekreasi Terhadap Penurunan Tingkat Stress
Mahasiswa Keolahragaan”. Jurnal: KOR, Universitas Pendidikan Indonesia.1: 3 (Desember 2013).,
73.
10
BAB III
11
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemimpin, adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau
tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
untuk melakukan usaha bersama mengarah pencapaian sasaran-sasaran tertentu,
sedangkan kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpin
mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara suka rela dalam usaha
mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Wahyudi “Kepemimpinan Nasional Dalam Perkembangan Lingkungan
Strategis ” Jurnal: Pakuan Law Review 4: 2, (Desember 2018)
Burhanuddin Yusuf. “Politik Dalam Islam: Makna, Tujuan Dan Falsafah (Kajian
Atas Konsep Era Klasik)” Jurnal Aqidah-Ta . IV:1 (Januari. 2018 ).
Chachra, V., Sahni, S., & Bansa, R. Development Trends in India: Perspectives)
Leadership Development. (Harvard: Business Publishing 2011), 331.
Collins, Jim, Good to Great, Why Some Companies Make The Leap and Other
Don’t, (Harper Collins Publisher Inc. New York, 2001).
13
Covey, Stephen R. Kepemimpinan Berprinsip. (Penerjemah: Pandu) (Jakarta:
Binarupa Aksara, 2015)
Daft, Richard L. Era Baru Manajemen, Edisi 9, (Jakarta: Salemba Empat, 2012).
Dale A Timple, Kepemimpinan (Leadership), Buku.II, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2002).
14