Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN


MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu : Dr. Raja Lottung Siregar, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
IIN RAHAYU 01332.111.17.2020

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TUANKU TAMBUSAI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KABUPATEN ROKAN HULU
PASIR PENGARAIAN
PROVINSI RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya kita memuji, meminta pertolongan,


petunjuk dan ampunan. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan jiwa kita dan
keburukan perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada
yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak
ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Allah berfirman:

َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan jangan
sekali-kali mati kecuali sebagai muslim.” (Ali Imran : 102)

Dengan pertolongan allah sajalah sehingga kami dapat menyelesaikan


makalah “Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam “ yang digunakan
sebagai salah satu tugasmata kuliah “Kapita selekta pendidikan “.
Kami ucapkan banyak terima kasih,semoga makalah ini bisa membantu
bagi siapa yang membutuhkan,sedikit pengetahuan tentang Menajemen Dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam’.
Namun demikian,makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang
akan datang.
Pasir Pengaraian, 10 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen dalam Pendidikan Islam.............................................3


B. Dasar dan Tujuan Manajemen dalam Pendidikan Islam................4
C. Unsur-Unsur Pendukung Manajemen dalam Pendidikan Islam.....6
D. Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Pendidikan Islam....................7
E. Fungsi Manajemen dalam Pendidikan Islam.................................8
F. Kepemimpinan (Leadership)..........................................................10
G. Fakator-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin dalam
Pendidikan Islam............................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di tengah persaingan global ini, diakui atau tidak, lembaga pendidikan atau
sistem persekolahan Islam dituntut mengemuka dengan kinerja kelembagaan yang
efektif dan produktif.
Bagaimanapun, kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektivitas
lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik dengan
kepala sekolah yang buruk atau sekolah yang buruk dengan kepala sekolah yang
baik. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai
macam program pendidikan. Bahkan tinggi rendahnya suatu mutu sekolah akan
dibedakan oleh kepemimpinan di sekolah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan
para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan
penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam
mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok
dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan Islam.
Manajer sekolah adalah pemimpin yang berhubungan langsung dengan
sekolah. Ia adalah panglima pengawal pendidikan yang melaksanakan fungsi
kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamya. Suksesnya
sebuah sekolah tergantung kepada sejauh mana pelaksanaan misi yang bebankan
di atas pundaknya, kepribadian, dan kemampuannya dalam bergaul dengan
unsure-unsur masyarakat.
Oleh sebab itu, kepala sekolah harus berupaya mewujudkan kondisi social
yang mendukung kegiatan sekolah yang dipimpinnya.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah


ini adalah.

1. Bagaiamana Manajemen dalam Pendidikan Islam?


2. Bagaiamana Dasar dan Tujuan Manajemen dalam Pendidikan Islam?
3. Bagaiamana Unsur-Unsur Pendukung Manajemen dalam Pendidikan Islam?
4. Bagaiamana Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Pendidikan Islam?
5. Bagaiamana Fungsi Manajemen dalam Pendidikan Islam?
6. Bagaiamana Kepemimpinan (Leadership)?
7. Bagaiamana Fakator-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin
dalam Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Manajemen dalam Pendidikan Islam
2. Untuk Mengetahui Dasar dan Tujuan Manajemen dalam Pendidikan Islam
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Pendukung Manajemen dalam Pendidikan
Islam
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Pendidikan Islam
5. Untuk Mengetahui Fungsi Manajemen dalam Pendidikan Islam.
6. Untuk Mengetahui Kepemimpinan (Leadership).
7. Bagaiamana Fakator-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin
dalam Pendidikan Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dalam Pendidikan Islam


Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus, yang
berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
kata kerja managere yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris; dalam bentuk kata kerja
to manage, dalam bentuk kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management ditransliterasi ke dalam
bahasa Indonesia menjadi manajemen dengan arti pengelolaan.1
Sedangkan pengertian manajemen secara istilah adalah pemanfaatan sumber
daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan.
Adapun kata “pendidikan” sering dikaitkan dengan kata “pengajaran” yang dalam
bahasa Arab disebut “tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan “pendidikan Islam” dalam
bahasa Arab disebut “Tarbiyah Islamiyah”. Secara umum, pendidikan Islam
adalah pembentukan kepribadian muslim.2
Pengertian pendidikan secara istilah sebagaimana dalam Undang- Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1),
yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Adapun pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli antara lain:
1. Pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar ia
menjadi muslim semaksimal mungkin.
1
Husaini Usman.Manajemen.Teori Praktik dan Riset Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi
Aksara,2008),hal.4.
2
Zakiyah Darojat.Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: PT Bumi Aksara,2006).hal.27.

3
2. Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan
jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
3. Secara umum, pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim
4. Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai 11 Mei 1960
di Cipayung Bogor: “Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah,
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam”.3
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pendidikan Islam, dapat
disimpulkan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah proses pembimbingan
seseorang terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam menuju
kepribadian muslim.
Dengan demikian yang dimaksud dengan manajemen pendidikan Islam
adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang
melibatkan sumber daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien sebagaimana tergambar dalam
pengertian di atas.
B. Dasar dan Tujuan Manajemen dalam Pendidikan Islam
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu:
Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.4
1. Al-Qur’an
Banyak Ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang manajemen
pendidikan Islam.Ayat-ayat tersebut bisa dipahami setelah diadakan
penelaahan secara mendalam. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat
dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

3
Jamaluddin, Abdullah Aly. Kapita Selekta Pendidikan Islam.(Bandung: CV
Pustaka Setia, 1999).hal.9.
4
Nur Ubiyati.Ilmu Pendidikan Islam.(Bandung: Pustaka Setia, 1998).hal,19

4
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS. At-
Taubah: 122).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam menegaskan


tentang pentingnya manajemen, di antaranya manajemen pendidikan, lebih
khusus lagi manajemen sumber daya manusia.

2. As-Sunnah dan Atsaar


Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga menjunjung tinggi
terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya agar berkiprah dalam
pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Allah akan


mengekangnya dengan kekang berapi ( HR. Ibnu Majah).

Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah SAW memiliki perhatian yang


besar terhadap pendidikan.

3. Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia


Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan dalam Pasal 30 ayat 1 bahwa: “Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari
pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang- undangan”.
Disebutkan pula dalam Pasal 30 ayat 2 bahwa “Pendidikan keagamaan
berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

5
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi
ahli ilmu agama”.5
C. Unsur-Unsur Pendukung Manajemen dalam Pendidikan Islam
Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi manajemen, di
mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil tidak
akan tercapai. Adapun unsur manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu:
planning, organizing, actuating, controlling. Empat unsur manajemen tersebut
akan dipaparkan pada tulisan berikut.
1. Planning (Perencanaan)
Planning adalah perencanaan, yang merupakan tindakan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang dan
waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan adalah suatu proses pemikiran,
baik secara garis besar maupun secara mendetail dari suatu kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan
ekonomis. Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan yang teliti ini,
banyak terdapat di dalam ayat Al-Qur’an, baik secara tegas maupun secara
sindiran (kinayah) agar sebelum mengambil sesuatu tindakan harus dibuat
perencanaan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (Pengorganisasian) adalah penyusunan dan pengaturan bagian-
bagian hingga menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan
Islam dalam rangka menyatukan visi misi dengan pengorganisasian yang rapi
sehingga tujuan bisa tercapai.
3. Actuating (Tindakan)
Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating merupakan
aplikasi atau pelaksanaan dari planning yang telah disusun dan direncanakan

5
Tim Sinar Grafika.Sistem Pendidikan Nasional,( Jakarta: Sinar Grafika, 2003).hal.14.

6
4. Controlling (Pengendalian)
Pengendalian merupakan penentu terhadap apa yang harus dilaksanakan
sekaligus menilai dan memperbaiki sehingga pelaksanaan program sesuai dengan
apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.
Dari berbagai unsur manajemen yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi manajemen pendidikan Islam adalah Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (tindakan), dan
Controlling (pengendalian). Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan
antara satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Unsur manajemen ini harus dilaksanakan secara serasi,
menyeluruh, berkesinambungan, karena antara fungsi yang satu dengan lainnya
saling mempengaruhi dan merupakan kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

D. Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Pendidikan Islam


Prinsip atau kaidah manajemen yang ada relevansinya dengan ayat- ayat Al-
Qur’an dan hadits antara lain sebagai berikut.6
1. Prinsip Amar Ma’ruuf Nahi Munkar
Setiap orang (muslim) wajib melakukan perbuatan yang ma’ruuf atau
perbuatan baik, dan terpuji. Sesuatu yang ma’ruuf adalah sesuatu yang dikenal,
sesuatu yang dinilai baik oleh masyarakat dan ajaran Islam.
Secara filosofis, setiap muslim hanya mengenal perbuatan yang baik, yang
bermanfaat, tidak mengenal perbuatan yang munkar atau yang harus dijauhi. Jika
yang ma’ruuf itu dikerjakan maka seseorang akan memperoleh pahala di akhirat,
dan di dunia dijamin pekerjaan itu akan sukses. Umpamanya, perbuatan tolong
menolong (ta’aawun) menegakkan keadilan di antara manusia, mempertinggi
kesejahteraan masyarakat, mempertinggi efisiensi dan lain-lain.

6
Mochtar Effendy.Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran
Islam. (Jakarta: Bratar Karya Aksara. 1986.)hal.34.

7
2. Prinsip Menegakkan Kebenaran
Ajaran Islam adalah ajaran Ilahi, untuk menegakkan kebenaran dan
menghapuskan kebatilan, dan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera
serta diridhai allah. Kebenaran (haq) menurut ukuran dan norma Islam tersirat
3. Prinsip Menegakkan Keadilan
Hukum syara’ mewajibkan umat Islam menegakkan keadilan di manapun.
4. Prinsip Menyampaikan Amanah kepada yang ahli
Kewajiban menyampaikan amanah kepada yang ahli

Dari berbagai prinsip manajemen yang telah dikemukakan di atas, dapat


disimpulkan bahwa prinsip manajemen pendidikan Islam adalah prinsip amar
ma’ruf nahi munkar, prinsip menegakkan kebenaran, prinsip menegakkan
keadilan, dan kewajiban menyampaikan amanah kepada yang ahli. Prinsip
manajemen pendidikan Islam adalah suatu acuan yang mendasari proses dalam
melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang lain yang ada dalam lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas di bawah
kepemimpinan yang bijak sehingga dalam pembuatan keputusan akan rasional,
logis, dan penuh rasa tanggung jawab.

E. Fungsi Manajemen dalam Pendidikan Islam.


1. Fungsi Perencanaan
ada tujuan dari perencanaan yaitu:
a). Untuk menawarkan tujuan dan rencana pada suatu organisasi ·Focus
perhatian tujuan dan hasil.
b). Memberi landasan bagi kerja tim.
c). Membantu mengantisipasi masalah dan mengatais perubahan.
d). Menyediakan pedoman untuk pengambilan keputusan.
e). Berfungsi sebagai persyarat untuk mengoperasionalisasi semua fungsi-
fungsi manajemen.

Perencanaan juga menjawab enam pertanyaan mendasar dalam setiap


aktivitasnya yaitu apa, kapan, dimana, siapa, bagaimana, yang harus di lakukan

8
dan berapa banyak waktu, energy, dan Sumber daya yang di perlukan untuk
mencapai tujuan itu.

2. Fungsi Pengorganisasian
a). Membantu mempermudah koordinasi antar pihak di dalam suatu
kelompok.
b). Membantu membagi tugas sesuai dengan kondisi yang terjadi di
perusahaan.
c). Membantu setiap bagian mengatahui apa yang akan dilakukan dan tugas-
tugasnya.
d). Mempermudah pengawasan.
e). Memaksimalkan manfaat spesialisasi.
f). Mengefisienkan biaya dan anggaran.
g). Membantu mewujudkan hubungan yang rukun antar individu.
3. Fungsi Pergerakan
a). Memberikan semangat, motivasi,inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk berkerja dengan baik
b). Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan.
c). Mempengaruhi orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut.
d). Menaklukkan daya tolak orang-orang.
e). Membarikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
f). Memjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Fungsi Pengawasan
a). Menghindari terjadinya penyimpang program.
b). Meningkatkan kwalitas kerja.
c). Memperoleh umpan balik (feed back)
d). Mengajak secara mendidik.
e). Mengukur seberapa jauh pencapaian program pendidikan.

9
F. Kepemimpinan (Leadership).

Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat. Mengingat


perannya yang sangat besar, keuletannya serta kewibawaannya dalam membuat
langkah-langkah baru sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat.

Hal ini sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner, yang dikutip oleh Evendy
M. Siregar tentang kepemimpinan: Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang
universal, yang nampak ialah proses kepemimpinan dan pola hubungan antar
pemimpinnya. Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari
perwakilan (group representation).

Seorang pemimpin harus mewakili kelompoknya sendiri. Mewakili


kelompoknya mengandung arti bahwa si pemimpin mewakili fungsi administrasi
secara eksekutif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi berbagai aktivitas,
kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan penilaian terhadap macam peristiwa yang
baru terjadi dan membawakan fungsi kelompok. Selain itu seorang pemimpin juga
merupakan perantara dari orang dalam kelompoknya di luar kelompoknya.7

Berkenaan dengan kepemimpinan ini. Dirawat mengemukakan dalam


bukunya “Pengantar Kepemimpinan Pendidikan” bahwa kepemimpinan adalah
merupakan suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir, dan
mengendalikan orang lain yang ada hubungannya dnegan pengembangan ilmu
pengetahuan atau pendidikan serta agar kegiatan yang dilaksanakan lebih efisien
dan efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.8

Dari kutipan tersebut dapat diambil suatu pengertian, bahwa untuk


mewujudkan program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan, maka dalam
pelaksanaannya diperlukan seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong
serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam lembaga pendidikan

7
Bernard Kurtner (yang dikutip oleh Evendy M. Siregar). Bagaimana Menjadi Pemimpin Yang
Berhasil, (Jakarta :PD. Mari Belajar, 1989).hal 152.
8
Dirawat et.al, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan , Usaha Nasional,( Surabaya, 1986).hal. 33.

10
yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan.

Menjadi seorang pemimpin pendidikan, tidak saja dituntut untuk menguasai


teori kepemimpinan, akan tetapi ia juga harus terampil dalam menerapkan situasi
praktis di lapangan kerja dan etos kerja yang tinggi untuk membawa lembaga
pendidikan yang dipimpinnya. Idealnya, jika pemimpin pendidikan disamping
memiliki bekal kepemimpinan dari teori dan pengakuan resmi yang bersifat
ekstern, tetapi juga pembawaan petensial yang dibawa sejak lahir sebagai
anugerah dari Yang Maha Kuasa, namun orang dapat melatihnya agar dapat
menjadi seorang pemimpin pendidikan yang tangguh dan terampil berdasarkan
pengalamannya.

Besar kecilnya peranan yang dilakukan seorang pemimpin banyak


ditentukan kepada apa dan siapa dia, dan apa yang dipimpinnya, kekuasaan
(otoritas) apa yang dimiliki dan perangkat mana yang ia perankan sebagai
pemimpin baik itu formal maupun non formal. Akan tetapi kesemuanya berperan
dalam membimbing, menuntun, mendorong, dan memberikan motivasi kepada
mereka yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pemimpin
pendidikan dalam hal ini adalah Kepala Madrasah sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga
pendidikan, harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan
semangat kerja personal.

Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan iklim dan suasana yang
kondusif, aman, nyaman, tentram, menyenangkan, dan penuh semangat dalam
bekerja bagi para pekerja dan para pelajar. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Hendyat Soetopo dalam bukunya
“Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan”, bahwa Kepemimpinan
pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing,
mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan

11
pengembangan ilmu pendidikan serta pengajaran supaya aktivitas-aktivitas yang
dijalankan dapat lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan
pengajaran.9

G. Fakator-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pemimpin dalam Pendidikan


Islam.
1. Kepribadian
Pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan, hal ini mencakup nilai-nilai, latar
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai
contoh, jika ia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan dalam
pemenuhan kebutuhannya, cenderung akan menerapkan gaya kepemimpina
yang berorientasi kepada bawahan/orang.
2. Pengharapan dan perilaku atasan Sebagai contoh atasan yang secara jelas
memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan
gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya
kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang mempunyai
kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif
dari pimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya pemimpin,
sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang)
menyukai pengarahan yang lebih berorientasi pada tugas.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
Sebagai contoh kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan, dengan
skala gaji yang ditunjang dengan insentif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan
mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk persahabatan
dengan rekan-rekan dalam organisasi.

9
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Usaha
Nasional, Surabaya, 1982), hal 271.

12
Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba
memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.10

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan


pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat
menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan
akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi
yang baik antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang
yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk berprestasi, kedewasaan dan
keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap hubungan manusiawi.

10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
98

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa poin yang menjadi kesimpulan pembahasan di atas
antara lain:
1. pendidikan Islam adalah proses pembimbingan seseorang terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam menuju
kepribadian muslim.
2. Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga)
yaitu: Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia
3. Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi
manajemen, di mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan
maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur
manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu: planning,
organizing, actuating, controlling.
4. Prinsip atau kaidah manajemen yang ada relevansinya dengan ayat-
ayat Al-Qur’an dan hadits
5. Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat.
Mengingat perannya yang sangat besar, keuletannya serta
kewibawaannya dalam membuat langkah-langkah baru sebagai
jawaban dari kebutuhan masyarakat
6. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa
kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila
terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik
antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar
belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk
berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial
dengan sikap hubungan manusiawi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi


Pendidikan , Bina Aksara, Jakarta, 1984

Dirawat et.al, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan , Usaha Nasional, Surabaya,


1986

Jamaluddin, Abdullah Aly.1999. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: CV


Pustaka Setia

M. Athiyah Al Abrasy. 1993. Dasar-Dasar Pendidikan Islam. Jakarta: PT.


Bulan Bintan

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2004).

Zakiyah Darojat. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara

Nur Ubiyati.Ilmu Pendidikan Islam.(Bandung: Pustaka Setia, 1998).

Tim Sinar Grafika.Sistem Pendidikan Nasional,( Jakarta: Sinar Grafika, 2003).

Mochtar Effendy.Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran


Islam. (Jakarta: Bratar Karya Aksara. 1986).

Bernard Kurtner (yang dikutip oleh Evendy M. Siregar). Bagaimana Menjadi


Pemimpin Yang Berhasil, (Jakarta :PD. Mari Belajar,
1989)

15

Anda mungkin juga menyukai