Disusun Oleh :
Kelompok 4
IIN RAHAYU 01332.111.17.2020
Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Allah berfirman:
َق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون
َّ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan jangan
sekali-kali mati kecuali sebagai muslim.” (Ali Imran : 102)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tengah persaingan global ini, diakui atau tidak, lembaga pendidikan atau
sistem persekolahan Islam dituntut mengemuka dengan kinerja kelembagaan yang
efektif dan produktif.
Bagaimanapun, kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektivitas
lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik dengan
kepala sekolah yang buruk atau sekolah yang buruk dengan kepala sekolah yang
baik. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai
macam program pendidikan. Bahkan tinggi rendahnya suatu mutu sekolah akan
dibedakan oleh kepemimpinan di sekolah.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan
para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan
penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam
mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok
dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan Islam.
Manajer sekolah adalah pemimpin yang berhubungan langsung dengan
sekolah. Ia adalah panglima pengawal pendidikan yang melaksanakan fungsi
kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamya. Suksesnya
sebuah sekolah tergantung kepada sejauh mana pelaksanaan misi yang bebankan
di atas pundaknya, kepribadian, dan kemampuannya dalam bergaul dengan
unsure-unsur masyarakat.
Oleh sebab itu, kepala sekolah harus berupaya mewujudkan kondisi social
yang mendukung kegiatan sekolah yang dipimpinnya.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan
jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
3. Secara umum, pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim
4. Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai 11 Mei 1960
di Cipayung Bogor: “Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah,
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam”.3
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pendidikan Islam, dapat
disimpulkan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah proses pembimbingan
seseorang terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam menuju
kepribadian muslim.
Dengan demikian yang dimaksud dengan manajemen pendidikan Islam
adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang
melibatkan sumber daya manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien sebagaimana tergambar dalam
pengertian di atas.
B. Dasar dan Tujuan Manajemen dalam Pendidikan Islam
Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga) yaitu:
Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.4
1. Al-Qur’an
Banyak Ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa menjadi dasar tentang manajemen
pendidikan Islam.Ayat-ayat tersebut bisa dipahami setelah diadakan
penelaahan secara mendalam. Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat
dijadikan dasar manajemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
3
Jamaluddin, Abdullah Aly. Kapita Selekta Pendidikan Islam.(Bandung: CV
Pustaka Setia, 1999).hal.9.
4
Nur Ubiyati.Ilmu Pendidikan Islam.(Bandung: Pustaka Setia, 1998).hal,19
4
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (QS. At-
Taubah: 122).
5
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi
ahli ilmu agama”.5
C. Unsur-Unsur Pendukung Manajemen dalam Pendidikan Islam
Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi manajemen, di
mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil tidak
akan tercapai. Adapun unsur manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu:
planning, organizing, actuating, controlling. Empat unsur manajemen tersebut
akan dipaparkan pada tulisan berikut.
1. Planning (Perencanaan)
Planning adalah perencanaan, yang merupakan tindakan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang dan
waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan adalah suatu proses pemikiran,
baik secara garis besar maupun secara mendetail dari suatu kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan
ekonomis. Mengenai kewajiban untuk membuat perencanaan yang teliti ini,
banyak terdapat di dalam ayat Al-Qur’an, baik secara tegas maupun secara
sindiran (kinayah) agar sebelum mengambil sesuatu tindakan harus dibuat
perencanaan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (Pengorganisasian) adalah penyusunan dan pengaturan bagian-
bagian hingga menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan
Islam dalam rangka menyatukan visi misi dengan pengorganisasian yang rapi
sehingga tujuan bisa tercapai.
3. Actuating (Tindakan)
Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating merupakan
aplikasi atau pelaksanaan dari planning yang telah disusun dan direncanakan
5
Tim Sinar Grafika.Sistem Pendidikan Nasional,( Jakarta: Sinar Grafika, 2003).hal.14.
6
4. Controlling (Pengendalian)
Pengendalian merupakan penentu terhadap apa yang harus dilaksanakan
sekaligus menilai dan memperbaiki sehingga pelaksanaan program sesuai dengan
apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.
Dari berbagai unsur manajemen yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi manajemen pendidikan Islam adalah Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (tindakan), dan
Controlling (pengendalian). Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan
antara satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Unsur manajemen ini harus dilaksanakan secara serasi,
menyeluruh, berkesinambungan, karena antara fungsi yang satu dengan lainnya
saling mempengaruhi dan merupakan kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
6
Mochtar Effendy.Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran
Islam. (Jakarta: Bratar Karya Aksara. 1986.)hal.34.
7
2. Prinsip Menegakkan Kebenaran
Ajaran Islam adalah ajaran Ilahi, untuk menegakkan kebenaran dan
menghapuskan kebatilan, dan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera
serta diridhai allah. Kebenaran (haq) menurut ukuran dan norma Islam tersirat
3. Prinsip Menegakkan Keadilan
Hukum syara’ mewajibkan umat Islam menegakkan keadilan di manapun.
4. Prinsip Menyampaikan Amanah kepada yang ahli
Kewajiban menyampaikan amanah kepada yang ahli
8
dan berapa banyak waktu, energy, dan Sumber daya yang di perlukan untuk
mencapai tujuan itu.
2. Fungsi Pengorganisasian
a). Membantu mempermudah koordinasi antar pihak di dalam suatu
kelompok.
b). Membantu membagi tugas sesuai dengan kondisi yang terjadi di
perusahaan.
c). Membantu setiap bagian mengatahui apa yang akan dilakukan dan tugas-
tugasnya.
d). Mempermudah pengawasan.
e). Memaksimalkan manfaat spesialisasi.
f). Mengefisienkan biaya dan anggaran.
g). Membantu mewujudkan hubungan yang rukun antar individu.
3. Fungsi Pergerakan
a). Memberikan semangat, motivasi,inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk berkerja dengan baik
b). Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan.
c). Mempengaruhi orang-orang supaya bersedia menjadi pengikut.
d). Menaklukkan daya tolak orang-orang.
e). Membarikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
f). Memjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4. Fungsi Pengawasan
a). Menghindari terjadinya penyimpang program.
b). Meningkatkan kwalitas kerja.
c). Memperoleh umpan balik (feed back)
d). Mengajak secara mendidik.
e). Mengukur seberapa jauh pencapaian program pendidikan.
9
F. Kepemimpinan (Leadership).
Hal ini sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner, yang dikutip oleh Evendy
M. Siregar tentang kepemimpinan: Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang
universal, yang nampak ialah proses kepemimpinan dan pola hubungan antar
pemimpinnya. Fungsi utama kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari
perwakilan (group representation).
7
Bernard Kurtner (yang dikutip oleh Evendy M. Siregar). Bagaimana Menjadi Pemimpin Yang
Berhasil, (Jakarta :PD. Mari Belajar, 1989).hal 152.
8
Dirawat et.al, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan , Usaha Nasional,( Surabaya, 1986).hal. 33.
10
yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan.
Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan iklim dan suasana yang
kondusif, aman, nyaman, tentram, menyenangkan, dan penuh semangat dalam
bekerja bagi para pekerja dan para pelajar. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Hendyat Soetopo dalam bukunya
“Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan”, bahwa Kepemimpinan
pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing,
mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
11
pengembangan ilmu pendidikan serta pengajaran supaya aktivitas-aktivitas yang
dijalankan dapat lebih efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan
pengajaran.9
9
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Usaha
Nasional, Surabaya, 1982), hal 271.
12
Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba
memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.10
10
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
98
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa poin yang menjadi kesimpulan pembahasan di atas
antara lain:
1. pendidikan Islam adalah proses pembimbingan seseorang terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam menuju
kepribadian muslim.
2. Dasar manajemen pendidikan Islam secara garis besar ada 3 (tiga)
yaitu: Al-Qur’an, As-Sunnah dan Atsaar serta perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia
3. Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi
manajemen, di mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan
maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur
manajemen pendidikan Islam ada 4 (empat) yaitu: planning,
organizing, actuating, controlling.
4. Prinsip atau kaidah manajemen yang ada relevansinya dengan ayat-
ayat Al-Qur’an dan hadits
5. Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat.
Mengingat perannya yang sangat besar, keuletannya serta
kewibawaannya dalam membuat langkah-langkah baru sebagai
jawaban dari kebutuhan masyarakat
6. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa
kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila
terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik
antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar
belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk
berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial
dengan sikap hubungan manusiawi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15