Anda di halaman 1dari 21

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


Kepemimpinan Pendidikan
Dosen pengampu: Dr. Muhammad Walid, MA

Aninda Tri Safinatun Najah


(200106110056)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan atas
karuniaNya berupa nikmat, iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah
SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Makalah berjudul “Kepemimpinan Pendidikan dalam Islam” merupakan penjelasan
tentang pengertian dan hakekat kepemimpinan Pendidikan islam, serta pengaplikasian
kepemimpinan dalam dunia Pendidikan khususnya Pendidikan Islam. Kita akan
membahas lebih lanjut lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Walid, MA selaku
dosen pembimbing mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan dan semua pihak yang telah
membantu dalam melaksanakan dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Harapan
kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat
dan kesalahan. Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 15 November 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULAN ........................................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3


A. Kepemimpinan Pendidikan Islam ............................................................. 3
B. Landasan Kepemimpinan Pendidikan Islam ............................................. 6
C. Syarat Kepemimpinan Pendidikan Islam .................................................. 8
D. Prinsip Utama Kepemimpinan Pendidikan Islam ..................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 17


A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi ini, sebagai khalifah
(pemimpin) dimuka bumi ini. Oleh karena itu, manusia tidak terlepas dari perannya
sebagai pemimpin, kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya
pembinaan. Peran kepemimpinan begitu menentukan dalam mencari sebab-sebab
jatuh bangunnya suatu lembaga.
Seorang pemimpin dituntut menguasai berbagai hal yang berhubungan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, dengan persaingan yang
begitu ketat dalam dunia pendidikan, maka pendidikan Islam harus mempunyai
terobosan-terobosan baru yang bersfat inisiatif. Sehingga tidak kalah dengan
lembaga pendidikan pada umumnya.
Kepemimpinan dalam kaitannya dengan mutu pendidikan Islam merupakan
elemen yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena
kepemimpinan dalam hal ini pemimpin harus mampu menjadi seorang manajerial
yang dapat membimbing dan mengarahkan serta mampu membangkitkan motivasi
di lembaga yang dipimpinnya dalam meningkatkan kinerja yang dipimpinnya,
sehingga misi, visi dan tujuan sebuah lembaga pendidikan akan tercapai.
Dalam makalah yang kami susun ini akan membahas segala sesuatu yang
berkenaan dengan kepemimpinan khususnya dalam dunia pendidikan karena
dimaksudkan nantinya kami calon-calon pendidik generasi muda dapat menjadi
pemimpin bagi anak didiknya karena dari pemimpin yang hebatlah semunya akan
dimulai. Pengaruh seorang pemimpin sangatlah menentukan keberhasilan lembaga
pendidikan Islam tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan hakekat dari kepemimpinan pendidikan dalam islam?
2. Apa saja landasan kepemimpinan pendidikan dalam islam?
3. Apa syarat-syarat kepemimpinan pendidikan dalam islam?
4. Apa prinsip utama kepemimpinan pendidikan dalam islam?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kepemimpinan pendidikan islam
2. Untuk mengetahui landasan kepemimpinan pendidikan islam
3. Untuk mengetahui syarat kepemimpinan pendidikan islam
4. Untuk mengetahui prinsip utama kepemimpinan pendidikan islam

D. Manfaat penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang kepemimpinan dalam Islam
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Pendidikan Islam


Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Dalam
bahasa Inggris, leadership yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar “leader” berarti
pemimpin dan akar katanya “to lead” yang terkandung beberapa arti :
1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya. 1
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan
agar mereka mampu bekerjasama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan
efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Jadi, kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi,
pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk mempengaruhi orang-orang dan
mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2
Pemimpin pada hakekatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.3
Setiap organisasi dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan
memerlukan seorang pemimpin seperti pimpinan tertinggi (pimpinan puncak) atau
manajer tertinggi (top manajer) yang berfungsi untuk menjalankan tugas
kepemimpinan (leader action) atau manajemen (management) bagi keseluruhan

1
A.M. Mangunhardjana, SJ., Kepemimpinan (Yogyakarta : Kanisius, 2004) h. 1
2
Tri Supriyatno, Marno, Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma,
2008), h. 30.
3
Nanang Fattah, Dr., Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 1996) h.
88
3
organisasi sebagai satu kesatuan. Pemimpin tersebut sebagai orang pertama yang terus
mengarahkan jalannya organisasi, dan dibantu sejumlah orang sebagai bawahan dalam
organisasi tersebut sebagai penggerak organisasi ke arah yang diinginkan oleh
pemimpin. Dalam suatu organisasi, berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pemimpin dan orang yang dipimpinnya. Pemimpin
yang efektif dan efisien adalah memberikan kepuasan kepada orang yang
dipimpinnya, ibarat nahkoda dengan bantuan dan kerja sama anak buah kapalnya agar
perjalanan lancar menuju pelabuhan tujuan.4
Kepemimpinan dalam islam adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Karena kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang untuk memudahkan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab melayani rakyat. Kepemimpinan dalam
islam juga menuntut adanya penegakan keadilan. Keadilan harus dirasakan oleh semua
pihak dan golongan dengan mengambil keputusan atau kebijakan yang adil di antara
dua pihak yang sedang berselisih, dan tidak boleh berlaku diskriminatif. 5
Pemimpin disebut sebagai Khalifah. Khalifah adalah wakil, pengganti atau
duta). Secara istilah, khalifah adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah
SWT, memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam
dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai pengganti
kepemimpinan Rasulullah SAW. Jadi kepemimpinan dalam Islam, tidak hanya
menjalankan roda pemerintahan, namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada
rakyatnya untuk dapat melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syariat Islam.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, al-
imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Sementara itu, para ahli menyebut kepemimpinan
pendidikan adalah qiyadah tarbawiyah. Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dari Abu Said dari Hurairah bahwa keduanya
berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila tiga orang keluar berpergian, hendaklah
mereka menjadikan salah satu sebagai pemimpin.” (HR. Abu Dawud). 6 Pada

4
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan: Telaah terhadap Organisasi dan
Pengelolaan Organisasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 81
5
Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1981), h. 9.
6
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), h. 268-269.
4
organisasi Islam kontemporer, eksistensi seorang pemimpin bersifat memberi
dorongan dan bimbingan secara humanis pada bawahannya.7
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun
2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan,
keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta
akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berarti
proses atau cara perbuatan mendidik. Jadi, pendidikan yakni perubahan tata laku dan
sikap seseorang atau sekelompok orang dalam usahanya mendewasakan manusia
lewat pelatihan dan pengajaran.8
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang penting bagi anak calon manusia
dewasa yang akan mengemban tugas melaksanakan dan melanjutkan kekhalifahan di
bumi yang mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah. 9
Kepemimpinan pendidikan Islam merupakan cara yang dilakukan pemimpin
dalam memengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-
orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien
dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan yang
dijalankan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Seorang pemimpin pendidikan harus
mempunyai beberapa karakteristik yang menyatu dalam dirinya baik secara pribadi,
sosial, maupun susila.
Karakteristik yang harus dimiliki oleh kepemimpinan pendidikan Islam juga
lebih kepada bagaimana karakteristik yang dicerminkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin,
Rasulullah SAW dikaruniai empat sifat utama, yaitu: shiddiq, amanah, tablig dan
fathanah. Shiddiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat
dipercaya dalam menjaga tanggung jawab. Tablig berarti menyampaikan segala
macam kebaikan kepada rakyatnya. Fathanah berarti cerdas dalam mengelola

7
Veithzal Rivai, Education and Management: Analisis Teori dan Praktik (Jakarta : Rajawali Pers, 2009) h.
47-48
8
http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/, diakses 26 September 2017, jam 22.45 WIB.
9
Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al Ma’arif , 1989),h. 19.

5
masyarakat. Menerapkan karakteristik yang dimiliki oleh Rasulullah SAW, otomatis
kepemimpinan pendidikan Islam akan berjalan sesuai tujuan yang ingin dicapai.

B. Landasan Kepemimpinan Pendidikan Islam


1. Al-Qur’an
a. Q.S Al Baqarah/2: 30 tentang tugas utama manusia diciptakan di muka bumi,
yaitu menjaga dan melestarikan keadaan muka bumi dengan diberikan akal,
dan menjalankan perintah agama atau syariat Allah. Manusia bisa menjadi
memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding malaikat manakala dapat
menjalankan peranannya di muka bumi sebagai khalifah.
ۤ
‫الد َم ۤا َء َونَحْن‬
ِّ ‫ض َخ ِّل ْيفَة ۗ قَال ْْٓوا اَت َ ْج َعل فِّ ْي َها َم ْن يُّ ْفسِّد فِّ ْي َها َو َي ْسفِّك‬ َ ْ ‫ي َجاعِّل فِّى‬
ِّ ‫اْل ْر‬ ْ ِّ‫َواِّذْ قَا َل َربُّكَ ِّل ْل َمل ِٕى َك ِّة ِّان‬
َ‫ي ا َ ْعلَم َما َْل ت َ ْعلَم ْون‬
ْْٓ ِّ‫سبِّح بِّ َح ْمدِّكَ َونقَدِّس لَكَ ۗ قَا َل اِّن‬ َ ‫ن‬
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
b. Q.S An Nissa’/4: 144 tentang tidak mengambil orang kafir atau orang yang
tidak beriman sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim karena akan
mempengaruhi kualitas keberagamaan rakyat yang dipimpinnya.
‫علَيْك ْم س ْلطنا ُّم ِّبيْنا‬ ِّ ٰ ِّ ‫يْٓاَيُّ َها الَّ ِّذيْنَ ا َمن ْوا َْل تَتَّخِّ ذوا ْالكف ِِّّريْنَ ا َ ْو ِّل َي ۤا َء م ِّْن د ْو ِّن ْالمؤْ ِّم ِّنيْنَ اَت ِّريْد ْونَ ا َ ْن ت َ ْج َعل ْوا‬
َ ‫لِل‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan
orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin.
Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk
menghukummu)?”
c. Q.S Al Maidah/5: 8 tentang pemimpin harus mengutamakan, membela dan
mendahulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan
syari'at, berjuang menghilangkan segala bentuk kemunkaran, kekufuran,
kekacauan, dan fitnah.
‫علْٓى ا َ َّْل ت َ ْعدِّل ْوا ۗاِّ ْعدِّل ْو ۗا ه َو‬ َ ‫لِل ش َهدَ ۤا َء بِّا ْل ِّقسْطِّ َو َْل يَج ِّْر َمنَّك ْم‬
َ ‫شنَان قَ ْوم‬ ِّ ٰ ِّ َ‫يْٓاَيُّ َها الَّ ِّذيْنَ ا َمن ْوا ك ْون ْوا قَ َّوامِّ يْن‬
َ ٰ ‫ا َ ْق َرب لِّلت َّ ْقوى َواتَّقوا‬
َ ٰ ‫ّللا ۗاِّ َّن‬
َ‫ّللا َخ ِّبيْر ِّب َما ت َ ْع َمل ْون‬
6
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.”
d. Q.S Shad/38: 26 khalifah harus memberi keputusan yang tegas dalam suatu
perkara dan berlaku adil
‫ّللا ۗاِ َّن‬ َ َ‫ُضلَّك‬
َ ‫ع ْن‬
ِ ٰ ‫سبِ ْي ِل‬ ِ ‫ق َو َْل تَتَّبِ ِع ا ْل َه ٰوى فَي‬ِ ‫اس بِا ْل َح‬ ِ َّ‫ض فَا ْحكُ ْم بَيْنَ الن‬ َ ْ ‫ٰيدَ ٗاودُ اِنَّا َجعَ ْل ٰنكَ َخ ِل ْيفَةً فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬
ࣖ‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ِ‫ش ِد ْيدٌ ۢ ِب َما نَسُ ْوا يَ ْو َم ا ْلح‬ َ ‫ّللا لَ ُه ْم‬
َ ٌ‫عذَاب‬ َ َ‫ضلُّ ْون‬
َ ‫ع ْن‬
ِ ٰ ‫س ِب ْي ِل‬ ِ َ‫الَّ ِذيْنَ ي‬
Artinya : “(Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami
jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu,
karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang
yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan.””
2. Hadits
a. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya
‫ انه قَا َل – أ َ َْل كلُّك ْم َراع َوكلُّك ْم َمسْئول‬- ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ - ‫عن ابن عمر رضي هللا عنهماعن النبى‬
‫علَى أ َ ْه ِّل بَ ْيتِّ ِّه َوه َو‬
َ ‫الرجل َراع‬ َّ ‫ع ْن رعيته َو‬ َ ‫اس َراع َوه َو َمسْئول‬ َ ‫ع ْن َر ِّعيَّتِّ ِّه فَ ْاْل َ ِّمير الَّذِّي‬
ِّ َّ‫علَى الن‬ َ
َ ‫ع َلى َما ِّل‬
‫س ِّي ِّد ِّه َوه َو‬ َ ‫ع ْنه ْم َوا ْل َعبْد َراع‬
َ ‫ِّي َمسْئو َلة‬
َ ‫ت بَ ْع ِّل َها َو َو َل ِّد ِّه َوه‬
ِّ ‫ع َلى بَ ْي‬ َ ‫ع ْنه ْم َوا ْل َم ْرأَة َرا ِّعيَة‬
َ ‫َمسْئول‬
َ ‫ع ْنه أْل فَكلُّك ْم َراع َوكلُّك ْم َمسْئول‬
‫ع ْن َر ِّعيَّتِّ ِّه‬ َ ‫َمسْئول‬
Artinya : “Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya
dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya
perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas
rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung
jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara
barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.
Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas
pertanggungjawabannya." (HR Muslim).
7
b. Pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya, pemberian tugas atau
wewenang kepada yang tidak berkompeten akan mengakibatkan rusaknya
pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya.
َ ‫ع ْن أ َ ِّبي ه َري َْرة‬
َ ‫سار‬ َ َ‫طاءِّ ب ِّْن ي‬َ ‫ع‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫علِّي‬ َ ‫َحدَّثَنَا م َح َّمد بْن ِّسنَان َحدَّثَنَا ف َليْح بْن س َل ْي َمانَ َحدَّثَنَا ه ََِّلل بْن‬
‫ْف‬ َ ‫عةَ قَا َل َكي‬ َ ‫ت ْاْل َ َمانَة فَا ْنتَظِّ ْر السَّا‬ْ ‫س َّل َم ِّإذَا ض ِّي َع‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ ِّ َّ ‫ع ْنه قَا َل قَا َل َرسول‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ َّ ‫ي‬
َ ‫ض‬ ِّ ‫َر‬
َ ‫غي ِّْر أ َ ْه ِّل ِّه فَا ْنتَظِّ ْر السَّا‬
َ‫عة‬ َ ‫ّللا قَا َل ِّإذَا أ ْس ِّندَ ْاْل َ ْمر ِّإلَى‬
ِّ َّ ‫عت َها َيا َرسو َل‬
َ ‫ضا‬
َ ‫ِّإ‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah
menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman telah menceritakan kepada
kami Hilal bin Ali dari 'Atho' bin yasar dari Abu Hurairah radhilayyahu'anhu
mengatakan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika
amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang
sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-siakan? ' Nabi
menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah
kehancuran itu." (Bukhari)”
c. Pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya,
mendoakan dan didoakan oleh umatnya. Sebagaimana Sabda rasulullah SAW
"Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai
kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-
buruk pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka membenci
kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu." (H.R. Muslim).

C. Syarat Kepemimpinan Pendidikan Islam


Dalam ajaran Islam, memilih pemimpin adalah kewajiban agama yang tidak
boleh diabaikan. Rasulullah SAW bersabda “Tidak halal (dibenarkan) bagi tiga orang
muslim yang berdiam di suatu tempat, kecuali apabila mereka memilih dan
mengangkat salah satu di antara mereka sebagai pemimpin.” (HR Abu Daud). Berikut
syarat-syarat menjadi pemimpin antara lain :
1. Beragama Islam, beriman, dan bertaqwa. Karena setiap kepemimpinan itu terkait
dengan pencapaian suatu cita-cita, maka kepemimpinan itu harus berada di dalam
genggaman tangan seorang pemimpin yang beriman kepada Allah. Allah SWT
dengan tegas melarang kita untuk mengangkat atau menjadikan orang-orang kafir
sebagai pemimpin. Firman Allah SWT,

8
‫يءٍ ا َِّْلٓ ا َ ْن تَتَّقُ ْوا ِم ْن ُه ْم‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ي‬
ْ ِ‫ّللا ف‬ َ ‫َْل يَتَّخِ ِذ ا ْل ُمؤْ ِمنُ ْونَ ا ْل ٰكف ِِريْنَ ا َ ْو ِليَ ۤا َء م ِْن د ُْو ِن ا ْل ُمؤْ ِمنِي َْۚنَ َو َم ْن يَّ ْفعَ ْل ٰذلِكَ فَلَي‬
ِ ٰ َ‫ْس ِمن‬
‫صي ُْر‬ ِ ‫ّللا ا ْل َم‬
ِ ٰ ‫س ٗه ۗ َواِلَى‬ ٰ ‫ت ُ ٰقىةً ۗ َويُ َحذ ُِركُ ُم‬
َ ‫ّللاُ نَ ْف‬
Artinya : “Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai
pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian,
niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena (siasat)
menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah
memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah tempat
kembali.” (Ali Imran: 28)
2. Mempunyai moralitas yang baik, yaitu tidak gemar melakukan perbuatan dosa
dan maksiat seperti korupsi, manipulasi, dusta, dan khianat. Para pemimpin
hendaklah berakhlak terpuji, senantiasa berkata jujur, teguh memegang amanah,
dan tidak suka bermaksiat kepada Allah.
3. Berilmu pengetahuan. Seseorang yang dipilih sebagai pemimpin harus
mempunyai pengetahuan yang mencakup adminsitrasi negara, politik, hukum, dan
yang terpenting adalah pengetahuan agama. Allah SWT menggambarkan
prototype pemimpin seperti itu dalam Al-Qur’an,
َ ٌ‫ي َح ِف ْيظ‬
‫ع ِل ْي ٌم‬ َ ْ ‫ع ٰلى خَزَ ۤا ِٕى ِن‬
َۚ ِ ‫اْل ْر‬
ْ ِ‫ض اِن‬ ْ ِ‫قَا َل ا ْج َع ْلن‬
َ ‫ي‬
Artinya : “Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir);
karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan.” (Yusuf: 55)
4. Mempunyai kemampuan. Seorang pemimpin harus mempunyai iman yang kokoh
dan takwanya, mulia akhlaknya, dan mampu bersikap adil dan jujur, berilmu dan
cerdas, mampu menjalankan tugas (kompeten) dan konsekuen (istiqamah)
memikul tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya, sehat jasmani dan
rohaninya, dan ia harus memiliki kemampuan dan keberanian untuk menegakkan
keadilan serta melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
5. Mempunyai kepedulian tinggi kepada rakyat dan mempunyai kasih sayang.
Pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah SAW.
Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah merupakan suri
tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam diri beliau hanya
ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Allah SWT berfirman :
‫ّللا َكثِي ًْر ۗا‬ ٰ ْ ‫ّللا َوا ْليَ ْو َم‬
َ ٰ ‫اْلخِ َر َوذَك ََر‬ َ ٰ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا‬
َ ‫ّللا اُس َْوة ٌ َح‬ ْ ِ‫لَقَدْ َكانَ لَكُ ْم ف‬
ِ ٰ ‫ي َرسُ ْو ِل‬

9
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah
dikaruniai empat sifat utama, yaitu :
1. Ash-Shidq, yakni kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap serta
berjuang melaksanakan tugasnya.
2. Al-amanah, atau kepercayaan, yang menjadikan seorang pemimpin memelihara
sebaik-baiknya apa yang diserahkan kepadanya baik dari Allah maupun dari
orang-orang yang dipimpinnya, sehingga tercipta rasa aman bagi semua pihak.
3. Al-Fathanah, yaitu kecerdasan yang melahirkan kemampuan menghadapi dan
menangani persoalan baik yang muncul secara perlahan maupun seketika,
berdedikasi tinggi, dan memiliki cita-cita yang realistik untuk organisasi.
4. At-Tabligh, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung jawab, atau dapat
diistilahkan dengan keterbukaan atau transparansi, dan berani mengambil
keputusan.
Agar lebih jelas, penulis menguraikan syarat-syarat kepribadian
pemimpin dalam pendidikan Islam, yaitu :
1. Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang baik
Pemimpin harus mampu menganalisa masalah yang dihadapi organisasinya.
Kemampuan itu memungkinkan pemimpin mengarahkan pemikiran anggotanya
dalam menyusun perencanaan dan menetapkan keputusan yang tepat dalam
mewujudkan beban tugas organisasinya. Disamping itu, pemimpin pendidikan
harus mampu membantu anggota kelompoknya mengatasi kesulitan yang timbul.
Sehingga selalu dibutuhkan kelompoknya bilamana menghadapi masalah.
2. Percaya diri sendiri dan bersifat membership
Pemimpin harus selalu yakin bahwa dengan kemampuan yang dimilikinya,
setiap beban kerjanya akan dapat diwujudkan. Keyakinan akan kemampuan yang
dimiliki itu tidak berarti seorang pemimpin harus bekerja sendiri. Akan tetapi
pemimpin harus mampu menjalin kerjasama dengan orang lain didalam
kelompoknya. menyakinkan anggota kelompoknya mengenai keputusannya
adalah sesuatu yang terbaik untuk dilaksanakan, dengan berpegang kepada prinsip
mengutamakan kepentingan kelompok dan dengan berlandaskan pada kebenaran.
10
3. Cakap bergaul dan ramah tamah
Pemimpin yang memiliki kemampuan bergaul akan mampu pula
menghayati dan memahami sikap, tingkah laku, kebutuhan, kekecewaan yang
timbul, harapan-harapan dan tuntutan-tuntutan anggota kelompoknya. Yang mana
hal tersebut harus dibina melalui sikap yang ramah dan hormat menghormati
dengan anggota kelompok walaupun kedudukannya sekedar seorang pesuruh.
4. Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki kemauan untuk maju dan berkembang.
Pemimpin harus mampu memprakarsai suatu kegiatan secara kreatif. Selalu
terdorong untuk memunculkan inisiatif baru dalam rangka mewujudkan beban
kerja, sebagai pencerminan kemauannya untuk bekerja secara efektif.
5. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
Pemimpin harus mampu mengelola kerjasama sekelompok manusia sebagai
suatu organisasi, dalam pembagian suatu kerja dan penempatan personal secara
tepat dan berdaya guna serta memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain
dalam hubungan manusiawi yang diliputi situasi kewibawaan.
6. Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya.
Pemimpin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di
bidangnya, akan mampu melihat ke depan dalam meningkatkan perkembangan
organisasi/lembaga yang dipimpinnya.
7. Suka menolong, menghukum secara konsekuen dan bijaksana
Pemimpin harus selalu berusaha membantu orang-orang yang dipimpinnya
apabila menghadapi kesulitan, baik itu dalam bidang kerja maupun pribadi.
Disamping itu pemimpin harus bersifat tegas dan konsekuen dalam mengatasi
kekeliruan, kesalahan dan penyalahgunaan wewenang dari kalangan anggotanya.
8. Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar
Pemimpin harus mampu mengendalikan emosinya dan selalu menggunakan
pemikiran yang rasional dan logis dalam menghadapi masalah dan dalam
mengambil keputusan. Untuk itu seorang pemimpin harus bersifat sabar, teliti dan
hati-hati dalam memutuskan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.
9. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
Pemimpin yang baik adalah yang selalu setia pada cita-cita organisasi yang
dipimpinnya. Pengabdian lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
Sehingga bersedia berkorban demi kepentingan organisasinya.
11
10. Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab.
Pemimpin harus berani dalam mengambil keputusan sehingga kegiatan
tidak tertunda-tunda dan setiap personal dapat mewujudkannya dengan cara dan
waktu yang tepat. Disamping itu, pemimpin dituntut mampu bertanggungjawab
atas segala akibat dari keputusan yang telah dibuatnya.
11. Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.
Kejujuran, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya harus menjiwai dan
tercermin dalam setiap gerak dan tingkah laku yang wajar.
12. Bijaksana dan selalu berlaku adil.
Pemimpin harus bijaksana dan adil dalam membagi pekerjaan dan
menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dengan kata lain, seorang pemimpin
harus mampu mengambil keputusan secara wajar dan tepat walaupun berbeda
antara satu dengan yang lainnya.
13. Disiplin
Pemimpin harus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menegakkan
disiplin kerja, disiplin waktu dan dalam mentaati peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan di dalam organisasi yang dipimpinnya.
14. Berpengetahuan dan berpandangan luas.
Pemimpin harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan bidang
kerjanya agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Pemimpin juga harus mampu melihat hubungan bidang tugasnya dengan bidang-
bidang lain yang mempengaruhinya sehingga pengetahuannya bertambah luas.
15. Sehat jasmani dan rohani.
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
perwujudan kepemimpinan yang efektif. Yang mana hal tersebut memungkinkan
seorang pemimpin mengikuti, mengembangkan dan mengawasi berbagai kegiatan
organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya secara tepat, cepat dan bijaksana.

D. Prinsip Utama Kepemimpinan Pendidikan Islam


Kepemimpinan pendidikan merupakan bagian esensial dari suatu organisasi
pendidikan, bahkan merupakan hal yang sangat urgen dalam berjalannya organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bersifat institusional maupun

12
nasional.10 Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat
dan kukuh yang telah dipraktikkan sejak berabad-abad yang lalu oleh Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, dan al-Khulafa’al-Rasyidin.11
Prinsip adalah asas, pokok, penting, permulaan, fundamen, aturan pokok.12
Maka, prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan Islam adalah :
1. Kejujuran (amanah)
Amanah diartikan dengan kepercayaan. Amanah merupakan salah satu sifat
wajib bagi rasul dan merupakan sumber dari keberhasilan. Dalam konteks
Pendidikan, sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan adalah rendah
hati dan sederhana, suka menolong, sabar, dan memilki kestabilan emosi, percaya
diri, jujur, adil dan dapat dipercaya, serta memiliki keahlian dalam jabatan.13 Jadi,
kejujuran merupakan faktor yang sangat esensial dalam diri pemimpin Pendidikan
dalam mencapai tujuan Pendidikan.
Pendidikan harus dipegang oleh para pemimpin yang memiliki standar etika
dan kejujuran yang tinggi. Terlebih dalam aspek pembelajaran, keikhlasan, dan
kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah
suksesnya dalam tugas dan sukses para peserta didiknya.14
Pemimpin pendidikan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin pendidikan dan para anggotanya (komponen pendidikan
lainnya). Pemimpin pendidikan mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh. Jadi, para pemimpin pendidikan
tidak hanya memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Pemimpin
pendidikan diharapkan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya. Sebab, apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin
lembaga pendidikan, tujuan Pendidikan yang ingin dicapai tidak akan dapat
tercapai secara maksimal, efektif,dan efisien.

10
Baharuddin dan Umiarso,op. cit . hlm. 77
11
ibid
12
Pius A Partanto dan M. Dahlam Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994),hlm. 625
13
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,1993), hlm. 55
14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.74
13
2. Adil
Dari sikap Amanah, lahir seluruh perilaku dan sikap yang sesuai dengan
perintah Allah yang dilaksanakan para pemimpin Pendidikan yang salah satu
contohnya adalah perilaku pemimpin pendidikan yang bersikap adil. Artinya
antara perilaku amanah dengan adil merupakandua hal yang saling terkait.
Allah mewajibkan umat manusia agar setiap mumutuskan perkara dengan
secara adil dan transparan dengan tidak mempertimbangkan aspek apapun seperti
saudara maupun hal-hal lainnya. Dengan demikian, nilai-nilai keadilan harus
ditarik pada ranah aplikatif-normatif kepemimpinan pendidikan. Artinya seorang
pemimpin lembaga pendidikan harus benar-benar adil dalam memberikan
proporsionalitas tanggung jawab dari segi kuantitas maupun kualitas yang disertai
dengan keikhlasan dalam menjalankan tugasnya.
Prinsip keadilan merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan.
Adil terhadap hak dan kewajiban, adil dalam menyikapi problem, adil dalam
memberi reward dan punishment.
3. Musyawarah (syura)
Prinsip musyawarah (syura) dilaksanakan terutama dalam membuat
kebijakan dan profesi pengelolaan lembaga pendidikan, dimana hak otoritas yang
tertinggi berada di bawah kendalinya. Selain dua prinsip tersebut, musyawarah
merupakan salah satu prinsip dalam berorganisasi yang harus dibangun antara
pemimpin dan yang dipimpin.15
Musyawarah artinya pembahasan bersama dengan maksud mencapai
keputusan atas penyelesaian masalah, perundingan, perembukan. Menerima asas
musyawarah untuk membangun mufakat adalah perkara akidah. Penentuan
kebijaksanaan kepemimpinan pendidikan dalam perspektif Al Qur’an harus
didasarkan atas kesepakatan musyawarah. Allah berfirman :
َۚ َ‫ص ٰلو َۖة َ َوا َ ْم ُرهُ ْم شُ ْو ٰرى بَ ْينَ ُه َۖ ْم َو ِم َّما َرزَ ْق ٰن ُه ْم يُ ْن ِفقُ ْون‬
َّ ‫َوالَّ ِذيْنَ ا ْست َ َجاب ُْوا ل َِر ِب ِه ْم َواَقَا ُموا ال‬
Artinya : “dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan
melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah
antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka” (Asy Syura: 38)

15
Nevin Abd. Khaliq Mustafa, Al- Mu’aradlah fi al -Fikri al-Siyasi Al-Islamy (Kairo: MaktabahMalik Faisal
Islamiyah, 1985), hlm. 95
14
Pada ayat tersebut, istilah syura terkandung pengertian yang berkonotasi
“berasal dari pihak tertentu”. Jadi, tidak selamanya pemimpin harus
mendengarkan bawahannya. Artinya pemimpin harus mampu untuk memilih
situasi dan kondisi kapan ia harus mendengarkan bawahan dan kapan pula ia
harus memutuskan secara mandiri.
Pada problematika masa Nabi Muhammad, musyawarah dalam urusan
peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan, dan lain-lainnya. Dari pemahaman ini dapat ditarik suatu
konklusi bahwa pemimpin yang baik adalah yang mengakomodasi pendapat
bawahannya. Artinya bersifat demokratis dan tidak otoriter serta mampu untuk
memilih dalam mengambil keputusan secara mandiri. Dengan kata lain, pemimpin
harus bersikap situasional.
4. Etika Tauhid dan Amr Ma’ruf Nahi Munkar
Dua prinsip ini merupakan prinsip yang bias diintegralkan menjadi satu
prinsip yang utuh. Sebab kepemimpinan Islam dikembangkan di atas prinsip etika
tauhid yang akhirnya akan memunculkan perilaku (prinsip) amr ma’ruf nahi
munkar. Persyaratan utama seorang pemimpin apalagi pemimpin pendidikan yang
sanga tvital dalam dunia dakwah candra dimuka pembentuk generasi bangsa
untuk tetap berjalan di atas garis yang telah ditentukan oleh Allah.
Konsep amr ma’ruf nahi munkar dalam konteks organisasi pendidikan dapat
berarti sebagai proses memanusiakan manusia (komponen pendidikan) secara
sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Proses ini
selanjutnya memberikan implikasi ketakwaan pada seluruh komponen organisasi
Pendidikan sebagai wujud dari kehambaan manusia kepada Allah. Dapat
dipahami bahwa prinsip kepemimpinan amr ma’ruf nahi munkar sangat
ditekankan dalam Islam karena dari prinsip ini akan melahirkan hal-hal yang akan
membawa kebaikan untuk organisasi atau kepada kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Rivai (2004) dan Zainuddin (2005), terdapat prinsip-prinsip dasar
kepemimpinan islami yang harus dijalankan, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Tanggung Jawab.
Islam sudah digariskan bahwa setiap manusia adalah pemimpin (minimal
memimpin diri sendiri) dan akan dimintai pertanggungjawaban. Makna tanggung

15
jawab adalah subtansi utama yang harus dipahami terlebih dahulu oleh seorang
calon pemimpin agar amanah yang diserahkan kepadanya tidak di sia-siakan.
2. Prinsip Tauhid.
Islam mengajak ke arah satu kesatuan akidah di atas dasar yang dapat
diterima oleh berbagai umat, yakni tauhid.
3. Prinsip Musyawarah.
Al-Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa seseorang yang menyebut
dirinya pemimpin wajib melakukan musyawarah dengan orang yang
berpengetahuan atau orang yang berpandangan baik.
4. Prinsip Adil.
Keadilan menjadi suatu keniscayaan dalam organisasi maupun masyarakat,
dan pemimpin sudah sepatutnya mampu memperlakukan semua orang secara adil,
tidak berat sepihak dan tidak memihak

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan pendidikan Islam merupakan cara yang dilakukan pemimpin
dalam memengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-
orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien
dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan yang
dijalankan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Seorang pemimpin pendidikan harus
mempunyai beberapa karakteristik yang menyatu dalam dirinya baik secara pribadi,
sosial, maupun susila. Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin,
Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu :
1. Ash-Shidq, yakni kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap serta
berjuang melaksanakan tugasnya.
2. Al-amanah, atau kepercayaan, yang menjadikan seorang pemimpin memelihara
sebaik-baiknya apa yang diserahkan kepadanya baik dari Allah maupun dari
orang-orang yang dipimpinnya, sehingga tercipta rasa aman bagi semua pihak.
3. Al-Fathanah, yaitu kecerdasan yang melahirkan kemampuan menghadapi dan
menangani persoalan baik yang muncul secara perlahan maupun seketika,
berdedikasi tinggi, dan memiliki cita-cita yang realistik untuk organisasi.
4. At-Tabligh, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung jawab, atau dapat
diistilahkan dengan keterbukaan atau transparansi, dan berani mengambil
keputusan.

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini semoga kita dapat memahami isi dari
makalah ini, walaupun isi dari makalah ini kurang sempurna. Semoga dapat
meningkatkan pengetahuan kita dalam menjalankan suatu amanat dalam organisasi,
perusahaan, maupun lembaga pendidikan. Kemudian kami juga mengharapkan
makalah yang sederhana ini dikembangkan lagi ke depannya dan bisa bermanfaat
bagi diri sendiri maupun masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Abdul Aziz Wahab. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan: Telaah
terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Ahmad. D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Al Ma’arif

A.M. Mangunhardjana, SJ. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta : Kanisius

Baharuddin dan Umiarso,op. cit .

Mujamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga

Nanang Fattah, Dr. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya Offset

Nevin Abd. Khaliq Mustafa. 1985. Al- Mu’aradlah fi al -Fikri al-Siyasi Al-Islamy. Kairo:
MaktabahMalik Faisal Islamiyah

Ngalim Purwanto. 1993. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Pius A Partanto dan M. Dahlam Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola

Tri Supriyatno, Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam.


Bandung: Refika Aditma

Veithzal Rivai. 2009. Education and Management: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta :
Rajawali Pers

Zahara Idris. 1981 Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya.

http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/

18

Anda mungkin juga menyukai