DOSEN :
PENULIS :
RIZKI WIJAYANTI
(200101110095)
MALANG 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Hormat Kami
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Kepemimpinan Pendidikan......................................................................................6
B. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan..........................................................................6
C. Problematika Kepemimpinan Dalam Mengelola Pendidikan..................................9
D. Tipe Kepemimpinan Pendidikan Yang Efektif Dalam Perspektif Islam.................11
E. karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam.......................................................17
KESIMPULAN..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin.
Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai
Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang
berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan
mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”. Perkataan Khalifah berarti penghubung
atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu.1
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas
sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya
ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar
jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan
upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari
ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan
tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan
yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
B. Rumusan Masalah
1
Daulay, Sere Saghranie. "Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan." (2003).
2
Syadzili, Muhamad Fatih Rusydi. "Model kepemimpinan dan pengembangan potensi pemimpin pendidikan
Islam." Cendekia: Jurnal Studi Keislaman 4.2 (2018): 127-136.
4
C. Apa Saja Problematika Kepemimpinan Dalam Mengelola Pendidikan?
D. Apa Saja Tipe Kepemimpinan Pendidikan Yang Efektif Dalam Perspektif Islam?
E. Bagaimana karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1991) adapun fungsi kepemimpinan
kependidikan adalah:
3
Tjeriawan, Chenrika Arabella, and Hade Afriansyah. "Kepemimpinan Pendidikan." (2019).
6
anggota kelompok/ organisasi/lembaga dalam menetapkan keputusan yang mampu
memenuhi aspirasi didalam kelompok organisasi atau lembaga.
Adapun fungsi utama dari pemimpin pendidikan (Kartono : 1998) yaitu sebagai berikut:
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam
memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan
tujuan.
4
Ibid.
7
6. Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara
efektif di dalam penampolan kelompok.5
7. Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga secara sadar orang lain
tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Menurut Soetopo (1988) adapun fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan
tujuan yang hendak dicapai antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
8
d. Menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk memberi
sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama.6
Ada ketertarikan besar antara kepemimpinan dengan pendidikan di awal abad ke 21.
Hal ini karena keyakinan yang meluas bahwa kualitas kepemimpinan dalam lembaga
pendidikan membuat perbedaan yang signifikan pada kualitas sekolah dan siswa. Diberbagai
belhan dunia, termasuk negara maju dan berkembang, ada pengakuan bahwa sekolah
memerlukan pemimpindan manajer yang efektof, jika mereka ingin memberikan pendidikan
terbaik bagi siswa dan peserta didik mereka. Seiring perkembangan ekonomi global semakin
cepat, semakin banyak pemerintah menyadari bahwa aset utama mereka adalah orang-orang
mereka atau sumberdaya manusia (SDM) dan persaingan bergantung pada pengembangan
angkatan kerja yang sangat terampil. Hal ini membutuhkan guru yang memilki kompetensi,
terlatih dan berkomitmen. Namun guru tersebut pada dasarnya, mereka memerlukan
kepemimpinan kepala sekolah yang sangat efektif dengan dukungan supervisor dan
pemerintah lainnya. 7
Senada dengan hal tersebut Bush (2008:8) menjelaskan bahwa Effective leadership and
management are increasingly regarded as essential if schools and colleges are to achieve the
wide- ranging objectives set for them by their many stakeholders, notably the governments
which provide most of the funding for public educational institutions. In an increasingly
global economy, an educated workforce is vital to maintain and enhance competitiveness.
Society expects schools, colleges and universities to prepare people for employment in a
rapidly changing environment. Teachers, and their leaders and managers , are the people who
are required to 'deliver' higher educational standards.
Pendapat ini bermakna bahwa kepemimpinan dan manajeme n yang efektif semakin
dianggap penting jika sekolah dan perguruan tinggi ingin mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh banyak pemangku kepentingan mereka sebelumnya, terutama pemerintah
yang menyediakan sebagian besar dana untuk institusi pendidikan publik. Dalam
perkembangan ekonomi yang semakin global, tenaga kerja terdidik sangat penting untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing. Masyarakat mengharapkan tinggi
mempersiapkan orang untuk bekerja di lingkungan yang berubah dengan cepat. Guru, dan
6
Ibid.
7
Amiruddin Siahaan, M. Pd. Kepemimpinan Pendidikan (Aplikasi Kepemimpinan Efektif, Strategis, dan
Berkelanjutan). Cv. Widya Puspita, 2018. Hal 14-17.
9
pemimpin dan manajer pendidikan, adalah orang-orang yang diwajibkan untuk 'memberikan'
standar pendidikan yang lebih tinggi. sekolah, perguruan dan universitas mampu Pemimpin
dalam lembaga pendidikan dituntut untuk selalu meningkatkan mutu sekolah.
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, keluaran
dan dampaknya. Mutu masukan menurut Danim (2003:53) dapat dilihat dari berbagai sisi.
Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah,
guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material
berupa alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana dan sarana sekolah. Ketiga, memenuhi
atau tidaknya kriteria masukan yang berupa alat lunak, seperti peraturan struktur organisasi,
deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan
kebutuhan seperti visi , motivasi, ketekunan dan cita-cita.
8
Ibid.,hal.14-17
10
mengembangkan program pendidikan atau ekstrakurikuler yang bertujuan pembentukan
kepribadian peserta didik (life skill). Namun, ide tersebut tidak didorong oleh ketersediaan
guru/ pelatihnya, kekhawatiran terjadi pada daerah/sekolah yang semata-mata hanya
berkeinginan untuk mendapatkan pemasukan tambahan dari pusat, daripada didasari oleh
kajian potensi dan prospek ekonomi daerah yang matang. Berdasarkan problematika tersebut,
memberi penjelasan bahwa seorang pemimpin dituntut untuk memberdayakan
kepemimpinannya dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara bersama-sama. Hal itu dapat
dilakukan dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen pendidikan ke dalam
kegiatan pendidikan.9
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat, mengingat perannya yang
sangat besar, membutuhkan kewibawaan dan kepandaian dalam membuat langkah-langkah
baru sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat. Sebagaimana Bahrudin dan Umiarso
mengemukakan bahwa:10
Kesadaran akan pentingnya mencari format baru paradigmapendidikan Islam
semakin mewarnai wacana kehidupan intelektual kaum muslim. Keterimpitan
pendidikan Islam sebagai pendidikan yang terintegrasi dalam pendidikan nasional,
diperparah oleh kondisi pendidikan nasional yang tingkat mutu pendidikannnya
tergolong sangat rendah. Sehingga, peran untuk meningkatkan mutu pendidikan
Islam yang disertai dengan perubahan organisasi pendidikan konvensional menjadi
organisasi pendidikan Islam pembelajar terletak dalam diri pemimpin. Artinya, faktor
kepemimpinan merupakan fakta yang paling esensial dalam mengubah tatanan
paradigma di lembaga pendidikan Islam saat ini.
Berkenaan dengan kepemimpinan ini, Dirawat dan kawankawannya,mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
mengkoordinir, dan mengendalikan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan pendidikan serta agar kegiatan yang dilaksanakan lebih efesien dan
efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
9
Ibid.,hal.14-17.
10
Syam, Aldo Redho. "Konsep Kepemimpinan Bermutu dalam Pendidikan Islam." Al-Ta’dib 12.2 (2017): 53-
54.
11
Seorang pemimpin mempunyai kedudukan yang sangat urgent dalam mempengaruhi
perkembangan lembaga pendidikan Islam, sehingga pemimpin lembaga pendidikan Islam
dalam proses manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam harus memiliki 5prinsip
peningkatan mutu, yaitu: 1. Peningkatan mutu dilaksanakan di lembaga pendidikan Islam, 2.
Peningkatan mutu dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik, 3. Peningkatan
mutu didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, 4.
Peningkatan mutu melibatkan semua unsur yang ada dilembaga pendidikan Islam, dan 5.
Pendidikan mutu memiliki tujuan bahwa lembaga pendidikan Islam dapat memberikan
kepuasan kepada peserta didik, orang tua dan masyarakat. Adapun penyusunan program mutu
pendidikan Islam harus dilakukan oleh seluruh komponen lembaga pendidikan Islam dengan
mengaplikasikan empat teknik, yaitu sebagai berikut:11
1. School Review
School Review merupakan sebuah proses yang merupakan seluruh komponen sekolah
bekerjasama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional untuk mengevaluasi
efektifitas sekolah, sertamutu lulusan. School review, dilakukan untuk menjawab
pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: a). Apakah yang dicapai sekolah sesuai dengan
harapan orang tua siswa dan siswa sendiri?, b). Bagaimana prestasi yang telah dicapai para
peserta didik?, c). Faktor apa yang menghambat upaya untuk meningkatkan mutu?, d).
Apakah faktorfaktor pendukung yang dimiliki sekolah?
2. Benchmarking
Benchmarking merupakan salah satu kegiatan untuk menetapkan standar dan target
yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat dipastikan untuk
individu, kelompok, ataupun lembaga. Standar dapat ditentukan berdasarkan keadaan realitas
yang ada di sekolah, misalnya prestasi yang diraih siswa yangbaik prilakunya dan yang
sedikit nakal namun cerdas, maupun membandingkan standar kualitas dari sekolah lain yang
lebih baik. Tiga pertanyaan mendasar yang akan dijawab oleh benchmarking ini diantaranya:
a). Seberapa besar kondisi kita?, b). Harus menjadi seberapa baik?, dan c). Bagaimana cara
untuk mencapai yang baik tersebut?. Sedangkan langkah-langkah yang dilaksanakan adalah
menentukan fokus, menentukan aspek, variabel, dan indikator, menentukan standar,
menentukan gep yang terjadi, membandingkan standar dengan kondisi kita, merencanakan
target untuk mencapai standar, merumuskan sasaran-sasaran untuk mencapai target.
3. Quality Assurance
11
Ibid.53-54
12
Quality Assurance merupakan suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan
telah berlangsung sebagaimana rencana awal dan yang seharusnya. Dengan teknik ini akan
dapat dideteksi adanya deviasi (penyimpangan) yang terjadi pada proses. Teknik ini
menekankan pada proses monitoring yang berkesinambungan dan melembaga yang menjadi
subsistem sekolah. Implikasi dari proses quality assurance akan menghasilkan informasi
sebagai berikut: a. Merupakan umpan balik (feedback) bagi sekolah, b. Memberikan jaminan
bagi orang tua siswa bahkan sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melakukan quality assurance, maka lembaga pendidikan harus menekankan pada
kualitas hasil belajar, hasil kerja siswa yang dipantau secara terus
menerus. Informasi dari lembaga dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses yang
berjalan, dan semua pihak harus memiliki komitmen untuk bersama-sama mengevaluasi
kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaikinya.
4. Quality Control
Quality Control merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan
kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality Control memerlukan indikator
kualitas yang jelas dan pasti sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi
dan juga penilaian pada hasil kerja pada proses tersebut. Oleh karena itu, pada kerangka ini
selain kesesuaian antara standar dan output yang dihasilkannya, aspek lain yang urgen adalah
pemimpin yang mampu membangun kerjasama tim. Artinya, kepemimpinan harus diarahkan
agar orang-orang mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.12
2. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Pendidikan dalam Islam
Khazanah kepemimpinan yang dijelaskan para ulama muslim merupakan penjabaran
sifat Rasulullah Saw sebagai sumber teladan kepemimpinan Islami. Sifat dan perilaku
Rasulullah merupakan cerminan dari Al-Qur’an yang beliau ajarkan kepada para sahabat dan
samapai kepada umatnya hingga saat ini. Berikut beberapa sifat kepemimpinan yang
dijelaskan di dalam Al-Qur’an.13
1. Amanah
Dalam Kamus Kontemporer (al-Ashr) Amanah diartikan dengan kejujuran,
kepercayaan (hal dapat dipercaya).13Amanah ini merupakan salah satu sifat wajib bagi
Rasulullah SAW, ada sebuah ungkapan “kekuasan adalah amanah, karena itu harus
dilaksanakan dengan penuh amanah.” Ungkapan ini menurut Said Agil Husin Al-
Munawwar, menyiratkan dua hal:
12
Ibid.,53-54
13
Syam, Aldo Redho. "Konsep Kepemimpinan Bermutu dalam Pendidikan Islam." Al-Ta’dib 12.2 (2017): 57-62
13
a. Apabila manusia berkuasa di muka bumi, menjadi khalifah, maka kekuasaan yang
diperoleh sebagai suatu pendelegasian kewenangan dari Allah SWT. (delegation of authority)
karena Allah sebagai sumber segala kekuasaan. Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki
hanyalah sekedar amanah dari Allah yang bersifat relatif, yang kelak harus
dipertanggungjawabkan di hadapan- Nya.
b. Karena kekuasaan itu pada dasarnya amanah, maka pelaksanaannya pun memerlukan
amanah. Amanah dalam hal ini adalah sikap penuh pertanggungjawaban, jujur dan
memegang teguh prinsip. Amanah dalam arti ini sebagai prinsip atau nilai.
Mengenai amanah ini, Allah SWT berfirman dalam surat al-Ahzab, ayat: 72, yang berbunyi:
ِإَّنا َع َر ْض َنا اَْلَم اَنَة َع َلى الَّس َم اَو اِت َو اَْلْر ِض َو اْلِج َباِل َفَأَبْيَن َأْن َيْح ِم ْلَنَها
َو َأْش َفْقَن ِم ْنَها َو َح َم َلَها اِْلْنَس ان ِإَّنُه َك اَن َظُلوًم ا َج ُهوًل
Artinya: Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh.
Menurut Hamka, ayat tersebut bermaksud menggambarkan secara majaz atau dengan
ungkapan, betapa berat amanah itu, sehingga gunung-gunung, bumi dan langitpun tidak
bersedia memikulnya. Dalam tafsir ini dikatakan bahwa hanya manusia yang mampu
mengemban amanah, karena manusia diberi kemampuan itu oleh Allah, walaupun mereka
ternyata kemudian berbuat dzalim, terhadap dirinya sendiri, maupun orang lain serta
bertindak bodoh, dengan mengkhianati amanah itu.14 Jika dikaitkan amanah dengan
kepemimpinan, maka kepemimpinan efektif di lembaga pendidikan dapat digambarkan
bahwa seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai amanah meningkatkan prestasi
lembaga pendidikan yaitu dengan menunjukkan kemampuannya dalam mengelola komponen
komponen lembaga pendidikan, mulai sumber daya manusia (guru, tenaga administratif, dan
peserta didik) dan sumber daya lain (sarana prasarana, pendanaan, dan lingkungan) sebagai
komponen utama untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan stanndar proses
pendidikan yang meliputi stadar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
2. Adil
14
Ibid.,57-62
14
Al-Adil merupakan salah satu Asma’ al-Husna, menunjuk kepada Allah sebagai pelaku.
Dalam kaidah bahasa Arab, apabila kata jadian digunakan untuk menunjuk kepada pelaku,
maka hal tersebut mengandung kesempurnaan. Kata Adil ini merupakan serapan dari bahasa
arab ‘adl. Dalam Al-Qur’an istilah adil menggunakan tiga term yaitu ‘adl, qisth dan haqq.
Dari akar kata ‘a-d-l sebagai kata benda, kata ini disebut sebanyak 14 kali dalam Al-Qur’an.
Sedangkan kata qisth berasal dari akar kata q-s-th, diulang sebanyak 15 kali sebagai kata
benda.18 Sedangkan kata haqq dalam Al- Qur’an disebut sebanyak 251 kali.Adapun ayat-
ayat yang berbicara mengenai keadilan antara lain:15
ُقْل َأَم َر َر ِّبي ِباْلِقْسِط َو َأِقيُم وا ُو ُج وَهُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو اْدُعوُه ُم ْخ ِلِص يَن
َلُه الِّديَن َك َم ا َبَد َأُك ْم َتُعوُدوَن
Ayat di atas, menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh orang menjalankan keadilan.
Secara konkret, yang disebut keadilan (qisth) itu adalah: (a) mengkonsentrasikan perhatian
dalam shalat kepada Allah dan (b) mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Allah SWT
mewajibkan umat manusia agar setiap memutuskan perkara dengan secara adil, tidak berat
sebelah, baik perlakuaan adil tersebut kepada musuh, agama, ras, teman akrab, dan kerabat
keluarganya. Karenanya, seluruh umat manusia, bukan saja para pemimpin secara universal,
bahkan pemimpin secara personil untuk memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan
keadilan. Kewajiban bagi kaum Muslim untuk saling membantu sesamanya membangun
suatu tata kehidupan social baru dala skala keadilan Illahiah, yang dituntut iman mereka.
Sehingga keadilan menjadi keseharian dalam bertindak dan bersikap ditengah-tengah
kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa seorang
pemimpin harus benar-benar ikhlas dalam menjalankan tugasnya dan juga orientasinya
semata-mata karena Allah. Sehingga ketika dua hal tersebut sudah tertanam maka akan
melahirkan suatu tingkah laku yang baik. Pelaksanaan keadilan dalam kepemimpinan
pendidikan diawali uswatun hasanah oleh pemimpin dengan berbuat adil pada diri sendiri,
karena pemimpin pendidikan menjadi suri tauladan terhadap kepemimpinan yang lain
15
Ibid.,57-62.
15
sebagaimana telah diterapkan oleh Nabi dimana dalam kepemimpinannya ia telah mendidik
manusia menuju ranah kehidupan yang sempurna disisi Nya.
3. Musyawarah (Syura)
Musyawarah apabila diambil dari kata kerja syawara-yusyawiru, atau syura, yang
berasal dari kata syawara-yasyuru, sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat Ali Imran,
ayat:159, yang berbunyi:16
َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َلْو ُك ْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب َلْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْس َتْغ ِفْر َلُهْم َو َشاِو ْر ُهْم ِفي اَْلْمِر َفِإَذ ا
َع َز ْم َت
َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma›afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali ‘Imran: 159).
Dari kata wa syawir hum yang terdapat pada ayat ini mengandung konotasi “saling”
atau “berinteraksi”, antara yang diatas dan yang di bawah.Dari pemahaman tersebut dapat
ditarik kesimpulan behwa pemimpin yang baik adalah yang mengakomodir pendapat
bawahannya artinya tidak otoriter. Penentuan kebijaksanaan kepemimpinan (pendididkan)
dalam perspektif al-Qur’an harus didasarkan atas kesepakatan musyawarah yang merupakan
keniscayaan dalam menangkap aspirasi masyarakat pendidikan secara keseluruhan terhadap
kreativitas dan kredibilitas lembaga pendidikan yang harus diapresiasi secara timbal
balikdemi tercapainya kemajuan positif dalam pendidikan.
4. Amr Ma’ruf Nahi Munkar
Prinsip etika tauhid menjadi pegangan utama pemimpin pendidikan akan berimplikasi
pada sikap melindungi komponen pendidikan dengan manhaj pemimpin bijaksana, yaitu
amar ma’rufnahi munkar, sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat Ali Imran, ayat:110,
yang berbunyi:
16
Ibid.,57-62
16
ُك ْنُتْم َخ ْيَر ُأَّم ٍة ُأْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُر وِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو تُْؤ ِم ُنوَن ِباهَّلل َو َلْو آَم َن َأْه ُل اْلِكَتاِب َلَك اَن َخ ْيًر ا َلُهْم
ِم ْنُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنوَن
َو َأْك َثُر ُهُم اْلَفاِس ُقوَن
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma›ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.
Ayat di atas menunjukkan perintah amr ma’ruf dan nahy munkar yang diartikan
sebagai segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa prinsip kepemimpinan amr ma’ruf dan nahy munkar sangat ditekankan oleh Allah
karena dari prinsip ini akan melahirkan halhal yang akan membawa kebaikan pada suatu
kepemimpinan.17
17
c. Menerapkan fastabiqul khairat (berlombalomba dalam kebaikan)
d. Menghilangkan kultus wadah (kurang menerima kritik dan saran) atau bersikap open
minded. (QS. Az-Zumar 18)
e. Mampu menciptakan tenaga pengganti dan berjiwa demokratis.
“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda diantara kami
dan tidak menghormati orang yang tua diantara kami.” (HR. at Tirmidzi, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani dalam ash Shahihah no. 2196) HR Abu Daud dan At-Tirmidzi
f. Mampu menghilangkan jahid (sikap reaksioner) dan jamid (beku dalam berfikir) di tubuh
masyarakat.19
2. Karakter pemimpin dalam intern ummat Islam yang memimpin golongan Islam secara
keseluruhan diantaranya harus memenuhi syarat berikut (Munawwir, t.th: hal. 133-145):
a. Adil dan jujur (QS Al-Maidah: 8, Annisa: 135, An-Nahl 90
b. Bijaksana dalam menghadapi masalah
c. Berpandangan luas serta tidak fanatik golongan
d. Berwibawa dan disegani
e. Berjiwa integrasi
f. Mementingkan kepentingan ummat daripada kepentingan pribadi
Menurut Al-Ghazali dalam buku Sjadzali, kriteria pemimpin antara lain dewasa,
memiliki pikiran sehat, bukan hamba sahaya, laki-laki, memiliki mata dan telinga sehat, nyata
kekuasaannya, memiliki pemikiran cerdas dan kreatif, suka bermusyawarah, menerima saran
dan kritik, berilmu, dapat mengendalikan diri dari perbuatan tercela.
Dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan pada tahap pertama mudah terlihat gaya
kepemimpinan, kemudian mengerucut menjadi tipe-tipe kepemimpinan. Pada hal ini secara
teoritis dapat dibedakan tiga gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Mengutamakan Pelaksanaan Tugas Kepemimpinan ini didasari asumsi tugas pemimpin
adalah memacu anggota untuk melaksanakan tugas secara maksimal. Gaya ini berpola
mementingkan pelaksanaan tugas melebihi berbagai kegiatan lainnya dalam kehidupan
berorganisasi.
2. Mengutamakan Kerjasama Kepemimpinan ini mengutamakan kerja sama antar anggota.
19
Ibid.,143-146
18
3. Mengutamakan Hasil Kepemimpinan ini mementingkan hasil akhir yang harus dicapai
dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Pemimpin menaruh perhatian yang besar dan
keinginan yang kuat untuk mencapai hasil yang maksimal. Secara operasional, suatu
kepemimpinan berlangsung secara bersamaan, tetapi akan menunjukkan salah satu gaya yang
menonjol, tetapi ada gay agaya lain sebagai penunjang. Dalam keadaan seperti itu, maka gaya
kepemimpinan yang terjadi secara kondisional dapat dibagi menjadi delapan, yaitu :
1. Otokrasi
Kepemimpinan gaya ini menunjukkan kriteria antara lain:
a. Pelaksanaan kerja menjadi pokok utama
b. Kontrol kerja dilakukan secara ketat
c. Mematikan kreativitas dan inisiatif anggota organisasi
d. Kurang memperhatikan hubungan manusiawi antar pemimpin dan yang dipimpin
e. Kurang mempercayai orang lain
f. Kurang disenangi dan cenderung menghindari anggotanya
g. Menganggap anggota tidak lebih sebagai pelaksana program kerjanya
h. Sukar memberikan maaf pada anggota
i. Pendapat atau saran dari anggota dianggap sikap menantang dan membangkang
j. Anggota cenderung terpecahpecah atau berkelompok
2. Otokrasi yang Disempurnakan (Benevolent Autocrat)
Perilaku kepemimpinan dalam gaya ini menunjukkan ciri-ciri:
a. Mengutamakan pada hasil atau produktivtas yang tepat dan efektif sesuai perintah
b. Mampu memetakan petunjuk dan perintah
c. Peraturan sangat ketat dan selalu mengawasi pelaksanaannya
d. Kurang yakin pada diri sendiri20
3. Birokrat
a. Bekerja sesuai peraturan yang ketat dan prosedur kerja yang telah ditetapkan
b. Patuh terhadap pimpinan
c. Kepemimpinan dilaksanakan secara formal
d. Kurang aktif dan bersifat saling menunggu dalam melaksanakan tugas-tugas
e. Gagasan, inisatif dan kreativitas berorientasi pada aturan kerja
f. Kurang mengembangkan hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpin
20
Ibid.,143-146
19
g. Kurang menyukai masyarakat dan orang luar, karena pemimpin berkewajiban
merahasiakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
4. Pelindung dan penyelamat (Missionary)
a. Hubungan pemimpin dan anggota baik.
b. Meminimalisir terjadinya perdebatan.
c. Saling menghormati dan menghargai antara pemimpin dan anggota.
d. Mengutamakan pelayanan untuk kepuasan orang lain.
5. Berorientasi pada kemajuan dan pengembangan organisasi
Karakteristik dari memajukan dan mengembangkan organisasi adalah sebagai berikut :
a. Lincah berorganisasi
b. Mampu mengorganisir anggota secara efektif, efisien dan bertanggung jawab
c. Memiliki rasa saling percaya antar anggota
d. Hubungan harmonis antara pemimpin dan anggota.
6. Eksekutif (Pelaksana)
Ciri-ciri gaya kepemimpinan eksekutif
antara lain :
a. Percaya dan memiliki mindset
bahwa anggota mampu
menyeleseaikan pekerjaan secara
maksimal
b. Mengutamakan kualitas pekerjaan
c. Bekerja secara efektif dan efisien
d. Menerima kritik dan saran.21
7. Kompromi (Compromiser)
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kompromi adalah:
a. Memuaskan atasan dengan hasil kerja baik.
b. Memperhitungkan kerugiakan dan keuntungan.
c. Hubungan antar anggota terjalin baik
8. Pembangkang (Deserter)
Ciri-ciri gaya kepemimpinan pembangkang adalah:
a. Menghindari tugas.
b. Tidak suka berhubungan dengan anggota.
21
Ibid.,143-146
20
c. Kerap menghiraukan perintah dari atasan.22
22
Ibid.,143-146
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan
selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Sedangkan “Pendidikan” mengandung arti dalam lapangan apa dan dimana
kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh kepemimpinan itu. Jadi, Kepemimpinan Pendidikan adalah kemampuan untuk
menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak
dicapai antara lain:
22
Masyarakat mengharapkan tinggi mempersiapkan orang untuk bekerja di lingkungan yang
berubah dengan cepat. Guru, dan pemimpin dan manajer pendidikan, adalah orang-orang
yang diwajibkan untuk 'memberikan' standar pendidikan yang lebih tinggi. sekolah,
perguruan dan universitas mampu Pemimpin dalam lembaga pendidikan dituntut untuk selalu
meningkatkan mutu sekolah.
Seorang pemimpin mempunyai kedudukan yang sangat urgent dalam mempengaruhi
perkembangan lembaga pendidikan Islam, sehingga pemimpin lembaga pendidikan Islam
dalam proses manajemen peningkatan mutu pendidikan Islam harus memiliki 5prinsip
peningkatan mutu, yaitu: 1. Peningkatan mutu dilaksanakan di lembaga pendidikan Islam, 2.
Peningkatan mutu dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik, 3. Peningkatan
mutu didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, 4.
Peningkatan mutu melibatkan semua unsur yang ada dilembaga pendidikan Islam, dan 5.
Pendidikan mutu memiliki tujuan bahwa lembaga pendidikan Islam dapat memberikan
kepuasan kepada peserta didik, orang tua dan masyarakat.
Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pemimpin, terlebih dulu secara simple
harus dibuat bagaimana seharusnya pola tingkah seorang pemimpin. Bila ternyata keadaan itu
tidak sesuai maka terjadilah kegagalan atau krisis kepemimpinan. Dalam kepemimpinan
diperlukan adanya unsur pemimpin, yakni yang mempengaruhi tingkah laku pengikut-
pengikutnya dalam suatu situasi. Ia mampu memberikan sibghah dan wijhah, bentuk warna
dan arah, yang dilakukan dalam proses pengaruh mempengaruhi melalui komunikasi
Tercapainya tujuan dalam membina dan mengembangkan suatu masyarakat, maka diperlukan
pemimpin yang berkarakter sesuai dengan keperluan pada masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Siahaan,amiruddin. (2018). KEPEIMPINAN PENDIDIKAN (Aplikasi kepemimpinan Efektf,
strategis, dan Berkelanjutan). Medan: CV widya Puspita.
Jurnal :
Daulay, Sere Saghranie.(2003) "Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan."
Syadzili, Muhamad Fatih Rusydi.(2018). "Model kepemimpinan dan pengembangan potensi
pemimpin pendidikan Islam." Cendekia: Jurnal Studi Keislaman4.2.
Ulinnuha, Nur Raisah.(2019) "Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam." TARLIM:
Jurnal Pendidikan Agama Islam2.2.
Syam, Aldo Redho. (2017)"Konsep Kepemimpinan Bermutu dalam Pendidikan Islam." Al-
Ta’dib12.2.
Tjeriawan, Chenrika Arabella, and Hade Afriansyah. (2019)"Kepemimpinan Pendidikan.".
24