Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN ISLAM


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu : Bpk. Ali Nahrowi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Erni Yunita
Ninik Handayani

SEKOLAH TINGI ILMU TARBIAH NAHDHATUL ULAMA (STIT NU)


SUMBER AGUNG KEC.BUAY MADANG TIMUR OKU TIMUR KAB.OKU
TIMUR PROVINSI SUMATRA SELATAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Muhamad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya hingga akhir

zaman. Perlu diketahui, bahwa MAKALAH ini disusun dalam rangka untuk memenuhi

tugas mata kuliah islam dan management.

Dengan segala kerendahan hatisaran dan kritik demi perbaikan selanjutnya, penulis

sambut dengan senang hati. Dalam hal ini penulis mengaharapkan saran-saran yang

membangun ke arah yang positif demi perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati, penulis

Sumedang sari, 13 maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH.................................................................................................................................I
KEPEMIMPINAN KEPENDIDIKAN ISLAM........................................................................I
KATA PENGANTAR................................................................................................................II
DAFTAR ISI..............................................................................................................................III
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................3
C. Tujuan masalah..............................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................4
A. Pengertian Kepemimpinan Dan Pendidikan Islam......................................................4
B. Konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah dalam islam.........................................6
C. Peran dan tanggung jawab kepala skolah dalam islam...............................................8
1. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader) Pendidikan........................................9
2. Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Manajer Pendidikan.......................10
3. Kepala Sekolah sebagai Supervisor........................................................................11
BAB III......................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang berat. Mengingat

perannya yang sangat besar, keuletannya serta kewibawaannya dalam membuat

langkah-langkah baru sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat. Hal ini

sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner, yang dikutip oleh Evendy M. Siregar

tentang kepemimpinan:

Dalam kepemimpinan tidak ada asas yang universal, yang nampak ialah proses

kepemimpinan dan pola hubungan antar pemimpinnya. Fungsi utama

kepemimpinan terletak dalam jenis khusus dari perwakilan (group

representation). Seorang pemimpin harus mewakili kelompoknya sendiri.

Mewakili kelompoknya mengandung arti bahwa si pemimpin mewakili fungsi

administrasi secara eksekutif. Ini meliputi koordinasi dan integrasi berbagai

aktivitas, kristalisasi kebijaksanaan kelompok dan penilaian terhadap macam

peristiwa yang baru terjadi dan membawakan fungsi kelompok. Selain itu

seorang pemimpin juga merupakan perantara dari orang dalam kelompoknya di

luar kelompoknya.[1]

   pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.

Dari kutipan tersebut dapat diambil suatu pengertian, bahwa untuk mewujudkan

program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan, maka dalam

pelaksanaannya diperlukan seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong

serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam lembaga pendidikan


yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu

lembaga pendidikan.

Menjadi seorang pemimpin pendidikan, tidak saja dituntut untuk menguasai teori

kepemimpinan, akan tetapi ia juga harus terampil dalam menerapkan situasi

praktis di lapangan kerja dan etos kerja yang tinggi untuk membawa lembaga

pendidikan yang dipimpinnya. Idealnya, jika pemimpin pendidikan disamping

memiliki bekal kepemimpinan dari teori dan pengakuan resmi yang bersifat

ekstern, tetapi juga pembawaan petensial yang dibawa sejak lahir sebagai

anugerah dari Yang Maha Kuasa, namun orang dapat melatihnya agar dapat

menjadi seorang pemimpin pendidikan yang tangguh dan terampil berdasarkan

pengalamannya.

Besar kecilnya peranan yang dilakukan seorang pemimpin banyak ditentukan

kepada apa dan siapa dia, dan apa yang dipimpinnya, kekuasaan (otoritas) apa

yang dimiliki dan perangkat mana yang ia perankan sebagai pemimpin baik itu

formal maupun non formal. Akan tetapi kesemuanya berperan dalam

membimbing, menuntun, mendorong, dan memberikan motivasi kepada mereka

yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah Kepala Madrasah sebagai orang yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga

pendidikan, harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan

semangat kerja personal. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan

iklim dan suasana yang kondusif, aman, nyaman, tentram, menyenangkan, dan

penuh semangat dalam bekerja bagi para pekerja dan para pelajar. Sehingga
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan tertib dan lancar dalam

mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Hendyat

Soetopo dalam bukunya “Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan”,

bahwa

Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,

membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada

hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan serta pengajaran supaya

aktivitas-aktivitas yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien dalam

pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan Pendidikan islam

2. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah dalam islam

3. Apa saja peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam islam

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui kepemimpinan dan Pendidikan islam

2. Untuk mengetahui konsep dasr kepemimpinan kepala sekolah dalam

islam

3. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam

islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Dan Pendidikan Islam

Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. Kepemimpinan

merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain sehingga mau melakukan suatu

tindakan dengan sukarela untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Mondy dan

Premeaux bahwa “leadership or leading involves influencing others to do what the

leader wants them to do”.[1] Pendapat ini berarti menekankan adanya pengaruh yang

diberikan para pemipin terhadap anggota organisasi agar mereka melakukan suatu

kegiatan yang diinginkan. Hal ini salah satu cara yang ditempuh oleh manajer pada

suatu organisasi.

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sehingga

tercapai tujuan dari kelompok itu, yaitu tujuan bersama. Kepemimpinan adalah

kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi,

mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, orang lain agar ia menerima

pengaruh itu

Kepemimpinan harus ada jika suatu organisasi hendak berjalan efektif. Oleh sebab

itu kepemimpinan dalam organisasi adalah kepemimpinan administratif atau

kepemimpinan manajerial. Karena pemimpin dalam organisasi merupakan manajer

yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen sejak dari perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controling)

dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.


Kepemimpinan dalam organisasi disebut juga kepemimpinan kedudukan (status

leadership), dan kepemimpinan yang ada pada diri individu tanpa jabatan disebut

kepemimpinan personal (kepemimpinan pribadi). Kouzes dan Posner menjelaskan

“Leadership is relationship, one between constituent and leader what base on mutual

needs and interest”.[3] Pendapat ini menekankan bahwa kepemimpinan itu terdiri dari

adanya pemimpin (anggota) dan situasi saling satu sama lain.

dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-Ri’ayah, al-

imaroh, al-qiyadah, atau al-zaamah. Kata-kata tersebut memiliki satu makna sehingga

disebut sinonim atau murodif, sehingga kita bisa menggunakan salah satu dari keempat

kata tersebut untuk menerjemahkan kata kepemimpinan. Sementara itu, untuk menyebut

istilah kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah tarbawiyah.

Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang

sangat besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan perkumpulan untuk

memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun Nabi

Muhammad s.a.w. bersabda yang artinya:

Dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata, Rasulullah bersabda,

“apabila tiga orang keluar bepergian, hendaklah mereka menjadikan salah satu sebagai

pemimpin”. (HR.Abu Dawud).

Model keberadaan seorang pemimpin sebagaimana terdapat dalam hadis tersebut

adalah model pengangkatan. Model ini merupakan model yang paling sederhana karena

populasinya hanya tiga orang. Jika populasinya banyak, mungkin saja modelnya lebih

sempurna karena ada beberapa model perwujudan pemimpin. Jamal Madhi menjelaskan
bahwa “hasil studi menyatakan bahwa yang terbaik dalam pelaksanaan tugas adalah

pemimpin yang dipilih langsung, selanjutnya pemimpin yang memenangkan suara

terbanyak, lalu yang terakhir pemimpin yang diangkat.

Kepemimpinan dalam defenisi di atas memiliki konotasi general, bisa kepemimpinan

Negara, oraganisasi politik, organisasi social, perusahaan perkantoran, maupun

pendidikan. Madhi selanjutnya menegaskan bahwa di antara jenis kepemimpinan yang

paling spesifik adalah kepemimpinan pendidikan (qiyadah tarbiyah atau educative

leadership), karena kesuksesan mendidik generasi, membina umat, dan berusaha dan

membangkitkannya terkait erat dengan pemenuhan kepemimpinan pendidikan yang

benar.

Dengan demikian, jika kita memperhatikan keadaan pendidikan Islam sebaiknya

melihat tipologi pemimpinnya. Dari tipologi pemimpin ini segera didapatkan gambaran

tentang kualitas pendidikan Islam tersebut. Ismail Raji’ Al-Faruqi menegaskan, “

pemimpin-pemimpin pendidikan di dunia Islam adalah orang-orang yang tidak

mempunyai ide, kultur, atau tujuan”.[8] Gambaran tipologi pemimpin seperti ini

melambangkan pemimpin yang pasif, jauh dari kreativitas, solusi, inovasi, produktivitas

dan lain sebagainya. Dengan pengertian lain, pemimpin-pemimpin yang hanya secara

formalitas menduduki jabatannya sebagai pemimpin dan bekerja secara rutin

meneruskan tradisi yang telah berjalan, merupakan pemimpin yang kontraproduktif bagi

kelangsungan apalagi kemajuan lembaga pendidikan Islam.

B. Konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah dalam islam

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang

yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Sutisna sebagaimana


dikutip Sulistyorini merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi

kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi

tertentu”. Sementara Soepardi mendefinisikan kepemimpinan sebagai “ kemampuan

untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,

menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum

(kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen

mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien”. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling

berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya; adanya pengikut; serta

adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi.

Unsur-unsur yang terlibat dalam situasi kepemimpinan adalah:

1) orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak,

2) orang yang dapat pengaruh di lain pihak

3) adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai,

4) adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk

mencapai maksud atau tujuan tertentu itu.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki

oleh kepala sekolah untuk memberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi

individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama dalam organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.


C. Peran dan tanggung jawab kepala skolah dalam islam

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dituntut untuk melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya yang berkaitan dengan kepemimpinan pendidikan dengan

sebaik mungkin, termasuk di dalamnya sebagai pemimpin pengajaran. Harapan yang

segera muncul dari kalangan guru, siswa, staf administrasi, pemerintah dan masyarakat

adalah agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas dan kepemimpinannya dengan

seefektif mungkin untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang diemban dalam

mengoperasionalkan sekolah., selain itu juga memberikan perhatian kepada

pengembangan individu dan organisasi.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas dan menjalankan

fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi. Pelaksanaan fungsi-fungsi pokok

manajemen tersebut memerlukan adanya komunikasi dan kerja sama yang efektif antara

kepala sekolah dan seluruh stafnya. Dengan demikian, kepala sekolah mempunyai peran

yang sangat penting dan menjadi kunci atas keberhasilan terhadap sekolah yang

dipimpinnya. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah yang efektif adalah kepala

sekolah yang mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner, yaitu

mampu mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental tentang masa

depan yang diacu bagi sekolah yang dipimpinnya.[10]

Kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai; stateperson

leadership, educational leadership, administrative leadership, supervisory leadership and

team leadership. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa peran dan tanggung jawab kepala sekolah pada hakekatnya erat
dengan administrasi atau manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan

supervisi pendidikan.

1. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader) Pendidikan

Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dan statis di jaman lampau kepada

yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era pembangunan, membawa tanggung

jawab yang lebih luas kepada kepala sekolah.

Menurut Hanson sebagaimana dikutip Sulistyorini, pada dasarnya istilah

kepemimpinan itu dipahami sebagai suatu konsep yang didalamnya mengandung makna

bahwa ada proses kekuatan yang datang dari seseorang (pemimpin) untuk

mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok dalam

organisasi. Adapun menurut Koontz, O’Donnel dan Weihrich antara lain dikemukakan

bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni

atau proses mengetahui orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha

ke arah tercapainya tujuan organiasi.

Dari konsep tersebut dapat dikembangkan lebih jauh makna yang terkandung di

dalamnya. Makna kata, “kemauan keras berusaha” di dalamnya mencerminkan

keinginan keras dengan penuh semangat dan percaya diri (confidence to work with real

and). Arti kata “semangat” sebenarnya di dalamnya tercermin hasrat, kesungguhan dan

intensitas dalam melaksanakan pekerjaan. Demikian pula di dalam kata “percaya diri”

merefleksikan pengalaman dan kemampuan teknis (technical ability).


Kata “memimpin” mempunyai arti: memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan

dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi

dengan kemampuan maksimal. Dalam mencapai tujuan.

Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan atau

memacu (to prod), berdiri di depan yang memberikan kemudahan untuk kemajuan serta

memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan. Seseorang pemimpin dapat

dibandingkan dengan seorang pemimpin orkes (orchestra). Pemimpin orkes berfungsi

menghasilkan bunyi yang terkoordinasi dan tempo yang betul, melalui usaha terpadu

dari para pemain musik (instrumentalis). Kualitas kepemimpinan director orchestra akan

mengalunkan suara suara yang tidak menentu (desultory fashion) atau dengan penuh

kecermatan dan antusias.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab

itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang

manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership),

kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang

menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak akan

terbentuk apabila tidak ada bawahan.

2.  Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Manajer Pendidikan

Peranan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan pada hakikatnya bahwa

seorang kepala sekolah harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan

nyata masyarakat serta kesediaan dan keterampilan untuk mempelajari secara kontiniyu

perubahan yang sedang terjadi di masyarakat sehingga sekolah melalui program-


program pendidikan yang disajikan senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan

kebutuhan baru dan kondisi baru

Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik, kepala sekolahnya hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.

Dalam kegiatan administrasi terkandung di dalamnya fungsi-fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengordinasian, pengawasan, kepegawaian, dan pembiayaan. Kepala

sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi

tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.

Peran kepala sekolah sebagai manajer pada suatu lembaga pendidikan Islam sangat

diperlukan, sebab lembaga sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya

berbagai macam pengetahuan, serta lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk

membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer

yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan

agar lembaga dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

3. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para

guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam administrasi pendidikan, bukan hanya

merupakan tugas pekerjaan para pengawas, tetapi juga tugas kepala sekolah terhadap

guru-guru dan pegawai-pegawai sekolahnya.


Sehubungan dengan itu, maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai

meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan bagi kemajuan

sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal.

Dalam melaksanakan tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah perlu memperhatikan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Supervisi harus bersifat konstruktif dan kreatif sehingga menimbulkan dorongan

untuk bekerja.

 Realitas dan mudah dilaksanakan

 Menimbulkan rasa aman kepada guru/ karyawan

 Berdasarkan hubungan professional

 Harus memperhitungkan kesanggupan dan sikap guru/ karyawan

 Tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan kegelisahan

bahkan sikap antipati dari guru.

 Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan dari

kekuasaan pribadi.

 Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan (supervisi

berbeda dengan inspeksi).

 Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharap hasil

 Supervisi hendaknya juga bersifat prefektif, korektif dan kooperatif.


Khususnya dalam bidang pembinaan kurikulum, tugas kepala sekolah sebagai

supervisor sangat penting karena justru bidang ini adalah factor yang “strategis” untuk

menentukan keberhasilan sekolah itu.

1. Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat.

2. Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran yang sesuai

dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan masyarakat.

3. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk observasi pada saat guru mengajar

dan selanjutnya didiskusikan dengan guru.

4. pada awal tahun pelajaran baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

5. Menyelenggarakan rapat rutin untuk membawa kurikulum pelaksanaannya di

sekolah.

6. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap program

sekolah.

Selanjutnya sebagai implikasi tugas supervisor tersebut beberapa hal yang perlu

dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah:

 Mengetahui keadaan/ kondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan

dari social ekonominya, hal ini penting untuk tindakan kepemimpinannya.

 Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara.

 Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan

kemampuan guru.

 Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah


 Membina rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah antar kepala sekolah, guru

dan pegawai.

Pelaksanaan supevisi di sekolah selalu berkaitan dengan tipe manajemen

pendidikan di sekolah. Dalam hubungan ini penjelasan Dr. Oteng Sutisnap erlu

kita perhatikan ialah bahwa dalam manajemen pendidikan di sekolah yang

demokratis, sekolah baru akan mampu menciptakan lingkungan hidup yang

demokratis, dimana para guru sebagai pribadi-pribadi ikut serta dalam mengatur

sekolah dan program pengajaran yang demokratis.

Disamping itu penggunaan prosedur yang demokratis akan membuat personal

sekolah lebih kooperatif dan memberi semangat korps, karena kebanyakan

personal sekolah menginginkan untuk ikut dalam perencanaan kebijaksanaan

sekolah.

Manajemen pendidikan Islam yang demokratis mendatangkan pertukaran

pikiran dan pandangan dari para guru sehingga mendorong mereka untuk

berinisiatif. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dan sekaligus

sebagai pemimpin sekolah/ sekolah Islam perlu memilih penggunaan

manajemen pendidikan di sekolah yang demokratis ini karena dengan demikian

kepala sekolah akan banyak dibantu dengan datangnya banyak saran-saran yang

berharga dari anak buahnya (para guru) dan kepala sekolah yang bijaksana pasti

mampu memilih pikiran yang terbaik yang berasal dari guru. Mempercepat

hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya BP 3 dan orang tua murid.


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah suatu

kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sehingga tercapai tujuan dari

kelompok itu, yaitu tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan dan

kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,

mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain agar menerima pengaruh itu.

B. Saran

Apabila dalam penulisan maupun isi materi kurang tepat kami mohon untuk

kritik dan saraannya agar di kemudian hari tidak terjadi kesalahan yg terulang

cukup sekian dan terimakasih telah membaca


DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin dkk, Manajemen kepemimpinan Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2009

Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi kepemimpinen Pendidikan di Sekolah,


Surabaya: Usaha Nasional, 1994

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta:


Teras, 2009)

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz Media,


2012

Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014

Kompri, Manajemen Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta, 2015

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

Anda mungkin juga menyukai