Disusun oleh:
KELAS B3BIR
TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Tafsir
Tarbawi dengan tema “Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan”. Kemudian shalawat serta
salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Quran dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya bersama untuk menggerakkan
semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu organisasi. Dalam lembaga
pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam yang termasuk salah satu unit organisasi
juga terdiri dari berbagai unsur atau sumber, dan manusia merupakan unsur terpenting.
Untuk itu dapat dikatakan bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinnya untuk
menumbuhkan iklim kerja sama dengan mudah dan dapat menggerakkan sumber-sumber
daya yang ada sehingga dapat mendayagunakannya dan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang
manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga
memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu
yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikan
merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai
suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan, tidak hanya di tentukan oleh
kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga
pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan
ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan
pada lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai
atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.
Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang
pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan
dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam
kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat
mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?
2. Bagaimana fungsi kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?
3. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam Al-Qur'an?
4. Apa saja ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam lembaga
pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dalam lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam Al-Qur'an.
4. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam
lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
ٰۤ
ِْ ٍَ ض َخ ِي ْيفَةً ۗ قَاىُ ْْٓىا اَت َ ْج َع ُو ِف ْي َها ِ َواِ ْذ قَا َه َزب َُّل ِى ْي ََي ِٕى َن ِة ِاِّّ ْي َجا ِع ٌو ِفً ْاْلَ ْز
ِس ىَ َل ۗ قَا َه اِ ِّّ ْْٓي ا َ ْعيَ ٌُ ٍَا َْلُ ِّك َوُّقَد َ ُّ ُِ يُّ ْف ِسدُ فِ ْي َها َو َي ْس ِفلُ اى ِدّ ٍَ ٰۤا َۚ َء َوّ َْح
َ سبِّ ُح ِب َح َْد
َُت َ ْعيَ َُ ْى
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan khalifah ialah
setiap orang (tidak hanya Nabi Adam) yang diangkat menjadi pemimpin bagi yang
lain, serta untuk menggantikan kepemimpinan dari generasi sebelumnya kepada
generasi berikutnya. Manusia menjadi pemimpin sekaligus pemelihara bukan saja
untuk komunitas manusia, tetapi juga untuk kepentingan segala bentuk makhluk yang
diciptakan-Nya. Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin dan pemelihara agar
mampu memelihara bumi dan langit beserta seluruh ciptaan yang ada di antara
keduanya.
QS. An-Nisa‟: 59
ُِْ س ْى َه َواُو ِىً ْاْلَ ٍْ ِس ٍِ ْْ ُن َۚ ٌْ فَا ْٓياَيُّ َها اىَّ ِريَِْ ا ٍَُْ ْْٓىا ا َ ِط ْيعُىا ه
َّ ّٰللاَ َوا َ ِط ْيعُىا
ُ اىس
ًِ اّٰللِ َو ْاىيَ ْى
س ْى ِه ا ُِْ ُم ْْت ُ ٌْ تُؤْ ٍُِْ ْىَُ بِ ه
ُ اىس َيءٍ فَ ُسد ُّْوُٓ اِىًَ ه
َّ ّٰللاِ َو ْ تََْاشَ ْعت ُ ٌْ فِ ْي ش
س ُِ تَأ ْ ِوي ًْل
َ ْاْل ِخ ۗ ِس ذ ِى َل َخي ٌْس َّوا َ ْح
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-
Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Ayat ini memerintahkan kepada kita untuk taat kepada Allah dan beramal
dengan kitab-Nya (Al-Qur‟an) serta taat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menjelaskan Al-Qur‟an kepada kita. Perintah selanjutnya adalah taat kepada Ulil
Amri. Ulil amri yang di maksud disini adalah pemerintah, hakim (orang yang
menetapkan hukum) ulama‟, pemimpin perang serta seluruh pemimpin dan kepala
yang menjadi tempat kembali manusia dalam kebutuhan dan mashlahat umum. Syarat
diwajibkannya mentaati mereka adalah selama mereka amanah (dapat dipercaya) dan
tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya.
QS. Shad: 26
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa apabila seorang pemimpin mengikuti
hawa nafsunya, maka ia akan tersesat dari petunjuk yang ditetapkan Allah untuk
membimbing umatnya. Sesungguhnya orang-orang yang meninggalkan kebenaran
dan sesat dari jalan Allah, maka ia akan mendapatkan azab yang pedih. Hal ini
memberikan pelajaran kepada para pemimpin dan yang di bawahnya untuk mengikuti
jalan yang lurus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Abudin, Nata. 2008. Kajian Tematik al-Quran Tentang Kemasyarakatan. Bandung: Angkasa.
Wahab, Abd dan Umiarso. 2010. Spiritual Qoutient (SQ) dan Educational Leadership. Jember :
Pena Salsabila