Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa. dengan segala petunjuk dan
karunia-Nya, akhirnya tugas makalah Efektivitas Kepemimpinan Dalam Pendidikan  ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memaparkan tentang Efektivitas Kepemimpinan Pendidikan.  Makalah ini
dikerjakan dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kepemimpinan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi baru tentang kepemimpinan pendidikan
bagi pembaca terkhusus mahasiswa-mahasiswi UNIPAS.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena, makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om 

Rabu, 5 Mei 2021


 

Penyusun
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai bentuk organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer
untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada
permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang
mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga
pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda
dengan organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan
bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan, tidak hanya di
tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses
lembaga pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan
ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga
pendidikan.
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu
melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat
tergantung pada pimpinannya. Maka dari itu, tersusunlah makalah ini dengan judul Kepemimpinan
Pendidikan yang Efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut.
1. Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?
2. Apa fungsi kepemimpinan pendidikan?
3. Apa pengertian efektivitas kepemimpinan?
4. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan?
 1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian efektivitas kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan Pendidikan


Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok
anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara
formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.
Toha (1992) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain
atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik
perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu
tujuan tertentu.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan
bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau
bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan yang berlangsung pada lembaga pendidikan berarti menjalankan proses
kepemimpinan yang sifatnya mempengaruhi sumber daya personil pendidikan (guru dan karyawan)
agar melakukan tindakan bersama guna mencapai tujuan pendidikan.
Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan
sukarela.
Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah dalam memimpin,
mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar
tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan
(M.I. Anwar, 2003:70).
Selanjutnya Dirawat, dkk (1986:33) menjelaskan: Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu
kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar
supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah
suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan. Kepemimpinan pendidikan
merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksana pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu
kemampuan untuk mendorong atau mempengaruhi dalam lingkup penggerakan pelaksanaan
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Yang mana, dalam
kegiatannya pemimpin pendidikan mempunyai kekuasaan untuk mengarahkan, mengkoordinir dan
menggerakkan bawahannya sehubung dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
2.2 Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara
lain :
a. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
b. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memeberikan
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok
dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan
efektif.
d. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai
tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan
berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.

2.3 Efektivitas Kepemimpinan


Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti
terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur
atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.
Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut sangat
berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. Dengan demikian
istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah
dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.
Dari pengertian diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi dari dua sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat
yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah
tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan
sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang
diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu
sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.
Menurut H. Jodeph Reitz faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam
kepemimpinan meliputi:
1. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan, hal ini mencakup nilai-nilai, latar
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia
pernah sukses dengan cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya, cenderung
akan menerapkan gaya kepemimpina yang berorientasi kepada bawahan/orang.
2. Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas memakai gaya yang
berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan
manajer. Sebagai contoh, karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan
kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya pemimpin, sebagai contoh
bawahan yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang
lebih berorientasi pada tugas.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh
kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan, dengan skala gaji yang ditunjang dengan
insentif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk persahabatan dengan rekan-
rekan dalam organisasi. Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif,
berlomba memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan
dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi
oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk berprestasi, kedewasaan
dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap hubungan manusiawi.

2.3.1 Kepemimpinan Pendidikan yang Efektif

Efektivitas di dalam kepemimpinan pendidikan sendiri juga mempunyai peranan penting di


dalam peningkatan kualitas pendidikan di dalam suatu lembaga pendidikan khususnya sekolah. Di
dalam efektivitas terdapat suatu program untuk mencapai suatu tujuan dalam kepemimpinan. Hal ini
sama dengan yang diungkapkan oleh Effendy (1989: 14) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang
dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. Efektivitas yang ada di
dalam kepemimpinan pendidikan dapat dikatakan berpengaruh dalam pelaksanaan kepemimpinan
pendidikan di lembaga pendidikan ke depannya. Efektivitas yang baik akan memberikan pengaruh
yang baik juga di dalam kepemimpinan pendidikan. Dengan adanya efektivitas, maka kepemimpinan
akan lebih terarah dalam pencapaian tujuan pendidikan. Manajemen Kinerja Sektor Publik (Mahmudi,
2005: 92) mendefinisikan efektivitas sebagi hubungan antara output dengan tujuan semakin besar
kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif organisasi program
atau kegiatan.
Efektivitas terfokuskan pada hasil pelaksanaan suatu program atau kegiatan yang dinilai efektif
apabila sudah memenuhi tujuan yang direncanakan. 3 Berbeda dengan pendapat yang dikatakan oleh
MarkusZahnd (Zahnd, 2006: 200-201) mendefinisikan efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya,
pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisien berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu
dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,dan biaya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dikatakan bahwa efektivitas difokuskan pada akibat atau
pengaruh yang timbul dari pelaksanaan program atau kegiatan yang ada. Lebih lanjut lagi menurut
Agung Kurniawan (Kurniawan, 2005:109) mendefinisikan efektivitas adalah kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau
sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. Dari beberapa
penjelasan tentang efektivitas dapat diketahui bahwa efektivitas di dalam suatu pelaksanaan program
atau kegiatan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Begitu pula dengan
efektivitas kepemimpinan yang dilakukan oleh pemangku kebijakan yang ada di suatu lembaga
pendidikan khususnya sekolah tidak jauh beda dengan efektivitas yang terjadi dalam suatu program
yaitu mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Sudarwan (Sudarwan Danim, 2010: 06) Kepemimpinan merupakan setiap tindakan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu
atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tindakan di 4 dalam kepemimpinan dapat dilakukan oleh seseorang yang ada
di dalam kepemimpinan seperti kepemimpinan yang ada di keluarga, kepemipinan di dalam organisasi,
dan kepemimpinan pendidikan.
Selaras dengan pendapat diatas diungkapkan oleh Soekarto (Soekarto Indrafachrudi, 1983: 33)
kepemimpinan pendidikan merupakan suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir,
dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan
dan pelaksanaan pendidikan serta pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih
efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran. Dengan definisi di
atas jelaslah bahwa untuk mempengaruhi ke arah yang positif kepada orang-orang yang berkaitan
dengan peserta didik dan pendidik sehingga tujuan pendidikan dan proses pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal maka harus melakukan peranan di dalam kepemimpinan pendidikan.
Di dalam kepemimpinan pendidikan di sekolah terdapat beberapa kepemimpinan yaitu
kepemimpinan kepala sekolah, kepemimpinan guru, dan kepemimpinan di dalam peserta didik.
Beberapa kepemimpinan yang ada di dalam kepemimpinan pendidikan sekolah tersebut saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya
untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Apabila di dalam salah satu
kepemimpinan pendidikan di sekolah tersebut tidak berjalan secara optimal, maka 5 tujuan pendidikan
yang ada di sekolah tersebut belum dapat dikatakan berhasil dan tercapai.
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sekarang ini,
tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama dari pimpinan lembaga pendidikan adalah
menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya. Seorang pimpinan
lembaga pendidikan harus dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,
dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh selanjutnya berbuat sesuatu yang
dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. Efektivitas MBS di sini adalah
bagaimana MBS dapat berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi
masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan sekolah.
Pimpinan lembaga pendidikan bertanggungjawab dan yakin bahwa kegiatan-kegiatan yang
terjadi di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar lalu mengerjakannya dengan benar pula.
Oleh karena itu, visi dan misi sekolah harus dipahami terlebih dahulu sebelum menjadi titik tolak
prediksi dan sebelum disosialisasikan. Hanya dengan itu, kepala sekolah dapat membuat prediksi dan
merancang langkah antisipasi yang tepat sasaran. Selain itu, diperlukan suatu unjuk profesional yang
kelihatan remeh tetapi begitu urgen seperi kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi,
ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi.
Mulyasa memberikan kriteria pemimpin pendidikan yang efektif sebagai berikut:
1. Mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar
dan produktif.
2. Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka
secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan dan pendidikan.
4. Menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai
di pendidikan.
5. Bekerja dengan tim manajemen
6. Mewujudkan tujuan pendidikan secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Kepemimpinan pendidikan yang efektif lebih mendasarkan pada tugas yang akhirnya akan
menghasilkan penilaian positif terhadap keberhasilan kerja. Selain itu, kepemimpinan
pendidikan yang efektif mendasarkan pada orang dan menempatkan guru, staf administrasi dan
siswa pada proporsinya maing-masing, berpengaruh pada efektivitas kerja lebih baik.
Kepemimpinan pendidikan yang efektif seharusnya mewujudkan orientasi pada tugas dan
memandang guru, staf administrasi, serta siswa merupakan bagian penentu keberhasilan
pendidikan.
Secara garis besar kepemimpinan pendidikan dapat dikatakan efektif dengan berdasarkan pada
indikator-indikator yang telah ada. Namun, setidaknya, ada beberapa segi yang perlu dilakukan antara
lain menjalin hubungan dengan masyarakat dan menumbuhkan komitmen personel pendidikan pada
pengembangan pendidikan. Masyarakat merupakan aset besar dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan. Hendaknya jalinan sekolah dengan masyarakat tidak sebatas pada hubungan rutinitas
antara orang tua siswa dengan sekolah seperti penentuan dana penunjang operasionalisasi pendidikan,
tetapi lebih kepada jalinan networking sehingga akan lebih menopang perkembangan pendidikan.

2.4 Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan yang
dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah dalam upaya menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan
anggota masyarakat agar atau berbuat sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di
sekolah.
Lebih lanjut, M.I. Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan
kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi
berikut:
1. Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi
pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
2. Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk
menyukseskan program pendidikan di sekolah.
3. Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan
nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan
memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang
mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.
Sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh
kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu
mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.
Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan yang
dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan dengan keluasan
pengetahuan dan pengalamannya, yang mendapat pengakuan dari orang-orang yang dipimpin.
Menurut Lezotte (1991:3) sekolah yang efektif tercipta karena kepemimpinan yang diterapkan di
sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada
prinsip-prinsip dan konsep bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan.
Menurut Soetopo,1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi kepemimpinan
pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara
lain:
(a) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-
anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama mencapai tujuan itu,
(b) memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan situasi dengan maksud
untuk dapat ditemukan rencana-rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan
baik,
(c) membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang perlu
supaya dapat mengadakan pertimbangan-pertimbangan yang sehat,
(d) menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok,
(e) memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan, pikiran, dan memilih
buah pikiran yang baik dan berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,
(f) memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingabn bersama.
2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang
sehat, antara lain:
(a) Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam kelompok demi tercapainya tujuan
bersama,
(b) menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-masingmelalui penghargaan
terhadap usaha-usahanya,
(c) mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik ruangan, baik fasilitas
maupun situasi, menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk
memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama.

2.4.1 Konsep Sekolah yang Efektif

Menurut Taylor (1990) mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang


mengorgansiasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjamin semua
siswa (tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi) bisa mempelajari materi
kurikulum yang esensial di sekolah.
Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah, kemudian dikenal sekolah efektif yang
mengacu pada sejauh mana sekolah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang
telah direncanakan. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus
dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat
hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang
dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah (Getzel,
1969).
Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki mutu yang baik. Artinya, bahwa mutu siswa yang
dihasilkan oleh sekolah itu mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan
keinginan masyarakat dan menjawab tantangan moral, mental dan perkembangan ilmu serta teknologi.
Siswa yang bermutu adalah siswa yang memiliki kemampuan dan potensi mengembangkan dirinyak
menjadi warga yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara.
Pada sekolah efektif seluruh siswa tidak hanya yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar
tetapi juga yang memiliki kemampuan intelektualitas yang dapat mengembangkan dirinya sejauh
mungkin jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika rnereka baru memasuki sekolah. Sehingga
tepatlah apa yang dikatakan Mortimore (1991:132) yang mendefinisikan sekolah efektif sebagai: One
in which students progress further than might be expected from a consideration of intake. Harapan ini
sedikit berbeda dengan kenyataan yang memfokuskan efektifitas sekolah pada penguasaan
kemampuan intelektual yang tercermin dari hasil Nilai Ujian Akhir yang hanya menilai aspek
intelektualitas tanpa dapat mengukur hasil belajar siswa dalam kepribadian secara utuh.
Sebagai contoh, kita mengenal gajah karena gadingnya, harimau di kenal karena belangnya,
rusa di kenal karena tanduknya, manusia di kenal karena amalnya. Sekolah , baik yang ada di daerah
pedesaan maupun yang ada di daerah perkotaan, yang di kenal dengan sekolah efektif, karena ciri-ciri
utamanya (Edmond : 1979, dalam shahril Charil Marzuki, 1997: 97). Beliau menyebutkan ada lima
ciri-ciri sekolah efektif sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif (strong principal leadership).
2. Iklim sekolah yang aman dan kondusif (safe and conducive school climate).
3. Penekanan pada penguasaan kecakapan dasar (emphasi on the acquisition of basic skills).
4. Harapan guru yang tinggi terhadap hasil belajar siswa (teacher high expectation).
5. Evaluasi belajar secara teratur (frequency of evaluation).
Kesimpulan dari sekolah efektif yang dapat ditarik dari penjelasan-penjelasan di atas yakni
sebuah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output
pendidikan yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua
kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.
Untuk mewujudkan sekolah efektif hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan yang efektif. Fred M. Hechinger (dalam Davis & Thomas, 1989: 17)
menyatakan:
“Saya tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk dan sekolah
buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya juga menemukan sekolah yang gagal berubah
menjadi sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya. Naik atau turunnya
kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala sekolahnya”.
Dari pernyataan di atas sudah jelas dipaparkan bahwasannya peran dari kepala sekolah
sangatlah berperan penting terhadap keefektifan sekolah. Serta pandangan tersebut menganjurkan
kepada para kepala sekolah untuk memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
pendidikan secara cermat. Sekolah yang efektif biasanya dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang
memilki karakter tegas, terbuka, dan diikuti oleh para guru dan para staff sekolah dan semua siswa.
Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah. Dalam Panduan
Manajemen Sekolah (Depdiknas, 1999) dikemukakan yang mempengaruhi keberhasilan
kepemimpinan Kepala Sekolah yaitu:
1. Kepribadian yang kuat, yaitu pribadi yang percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan
memiliki kepekaan sosial,
2. Memahami tujuan pendidikan dengan baik. Karena dengan pemahaman yang baik , kepala
sekolah dapat menjelaskan kepada guru, stafnya, murid-murid dan pihak  terkait tentang strategi
pencapaian tujuan sekoah
3. Memiliki pengetahuan yang luas. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang bidang tugasnya maupun bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait,
4. Memiliki keterampilan profesional, yaitu keterampilan profesional, yaitu keterampilan yang
terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah yaitu; keterampilan teknis (menyusun jadwal
pelajaran, memimpin rapat, melakukan supervisi), keterampilan hubungan kemanusiaan
(memotivasi, mendorong guru dan staf untuk berprestasi), keterampilan konseptual
(mengembangkan konsep pengembangan sekolah mengidentifikasi dan memecahkan masalah
serta mengantisipasi masalah yang akan timbul dari  semua kemungkinan).
Kemudian, untuk mencapai sekolah yang efektif, guru yang mengajar disekolah tersebut harus
memiliki kompetensi serta komitmen yang tinggi, bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai
pendidik. Guru adalah orang yang berperan langsung berinteraksi dengan peserta didik, memberikan
keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalam belajar, berkarya, dan berprestasi
dalam bidang kependidikan dengan demikian, guru tidak bisa mengabaikan jiwa kepemimpinan.
Sebab, jika seorang guru tidak memiliki atau mengabaikan jiwa kepemimpinan maka yang akan terjadi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak akan berjalan dengan efektif dan efesien. Oleh karena itu,
guru dalam memimpin pembelajaran harus berani mengambil keputusan, yakni proses pemecahan
masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Dan guru sebagai pendidik harus bisa menjadi pemimpin yang
disukai, dipercaya, mampu membimbing, dan berkepribadian.
Untuk mengetahui semua harapan itu, maka sekolah harus melakukan kegiatan evaluasi secara
berkala, jujur, dan objektif. Jika hal demikian dapat dilaksanakan dalam sekolah maka sekolah tersebut
akan mendapatkan kepercayaan dari orang tua dan masyarakat. Dengan kepercayaan itulah sekolah
akan dapat dibangun menjadi institusi yang kuat dan martabat. Maka, dimensi keefektifan dari sebuah
sekolah yakni: penggunaan waktu pelajaran yang efektif (intensitas interaksi), lingkungan sekolah dan
kelas yang disiplin, evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan, kegiatan kelas terstruktur dengan
baik, petunjuk pembelajaran yang baik, penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggi, dan
kesempatan untuk belajar secara maksimal.
Sekolah dan kampus merupakan sub sistem pelayanan pendidikan, terutama pelayanan
pemberian pengajaran dan pembelajaran. Yang pada akhirnya pelayanan pendidikan yang
diselenggarakan lebih difokuskan pada upaya mendidik (edukasi) dan profesional. Telah dikatakan
sebelumnya, selain menjadi seorang pendidik, guru merupakan seorang pemimpin bagi anak didiknya.
Dengan mengacu pada nilai-nilai diatas, seorang guru mesti cerdas dan komunikatif karena ia akan
mengajarkan dan menyampikan pengetahuan, informasi kepada anak didiknya. Oleh karena itu guru
dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik dan profesional. Seorang guru mesti jujur dan
bertanggung jawab, seorang guru mesti adil dan tidak pilih kasih. Seorang guru mesti sabar dalam
mendidik anak didiknya. Seorang guru akan menjadi teladan bagi muridnya. Maka seorang guru
dituntut untuk memiliki kompetensi sosial dan kepribadian. Kepribadian yang baik, yang akan
dicontoh oleh anak didiknya.

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
Kriteria pemimpin pendidikan yang efektif ysitu: (1) Mampu memberdayakan guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. (2) Menyelesaikan tugas dan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. (3) Menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan dan pendidikan. (4)  Menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai di pendidikan. (5) Bekerja dengan tim manajemen. (6) Mewujudkan
tujuan pendidikan secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan.
Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan
apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat
antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah,
sebaliknya sekolah dikatakan tidak efektif bila hubungan tersebut rendah.
Dalam konsep kepemimpinan memiliki nilai-nilai transendental yang diperjuangkan dalam
organisasi apapun termasuk pendidikan. Nilai-nilai tersebut menjadi pijakan dalam melakukan
aktivitas kepemimpinan. Nilai-nilai yang dijadikan rambu-rambu dalam menjalankan dan pengambilan
keputusan pendidikan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008 ),.

h 132-133.

Ary Ginanjar Agustian. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta : Arga.

Fattah, Nanang.2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kirana, Andy. 1997. Etika Manajemen-Ancangan Bisnis Abad – 21, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Margono. 2009.  Educational Leadership. Malang: UIN Malang Press.

Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 82.

Rohmat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, Yogyakarta: Cahaya Ilmu.

Suparlan. 2008. Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: HIKAYAT

Syafaruddin & Nurmawati. 2011. Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing

Wahab, Abdul Aziz. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 3

Syafaruddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan. (Medan: Perdana Publishing, 2011), h. 199

Anda mungkin juga menyukai