Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penanganan Covid-19
Menghadapi wabah Covid-19 yang semakin menyebar, Pemkab Buleleng melakukan
beberapa kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 tersebut. Adapun kebijakan-kebijakan yang diambil sebagai upaya menangani pandemi Covid-19 di Kabupaten Buleleng, antara lain : 1. Memberlakukan pembatasan jam operasional pasar, toko-toko, dan warung adalah salah satu cara yang ditempuh oleh Pemkab Buleleng. untuk melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19 ini. Jam operasional yang diberlakukan untuk pasar, toko dan warung dimulai dari pukul 06.00 Wita-18.00 Wita. Pemberlakuan jam operasional ini didasarkan pada bahwa pergerakan virus ini akan melemah atau mati pada suhu yang panas atau pada siang hari. Disamping itu juga kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Buleleng dengan mengurangi atau membatasi kerumunan masyarakat dalam jumlah yang banyak dan melakukan physical distancing. Pembatasan jam operasional ini dilakukan agar Pemkab Buleleng dapat melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin diseluruh kota singaraja termasuk pasar, toko dan warung. Pemkab Buleleng juga memastikan bahwa akan menindak tegas pada toko atau pedagang yang membandel. Pasar, toko dan warung jam 6 sore harus sudah tutup, karena petugas akan melakukan penyemprotan. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, tidak boleh ada aktivitas setelah jam opersional yang ditentukan. Ia sudah berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan pengawasan dan pemantauan. “Kita harus membiasakan diri jangan sampai virus ini meluas,” (dikutip dari salah satu media cetak). 2. Fasilitas rumah sakit disiapkan untuk menangani potensi kasus Covid-19. Salah satunya Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali yang menyiapkan sarana rumah sakit. Rumah Sakit (RS) Pratama Giri Emas sebagai ruang isolasi khusus untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19. Kebijakan ini diambil mengingat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng sudah kewalahan menampung banyak pasien sakit umum dan dugaan PDP Corona. Kesiapan penyediaan rumah sakit ini sebagai langkah antisipasi yang dilakukan oleh Pemkab Buleleng untuk menanggulangi membludaknya angka pasien PDP Covid-19. Kebijakan ini bisa meredam angka penularan Covid- 19. Apalagi mengingat Bali termasuk zona daerah yang sudah terjangkit positif Covid-19. 3. Pemerintah Kabupaten Buleleng menyiapkan program Jaringan Pengaman Sosial (JPS) dalam bentuk bantuan sembako bagi warga yang terdampak pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19. Pemberian bantuan nantinya bukan dalam bentuk paket sembako langsung, tetapi dalam bentuk nontunai yang bisa dibelanjakan di E-Warung yang ditunjuk. Besaran yang diterima oleh masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yaitu sebesar Rp 200.000/KPM. Selain KPM, melalui Dinas Sosial Pemkab Buleleng juga akan memberikan bantuan paket sembako kepada Orang Dalam Pantauan (ODP) yang melakukan isolasi mandiri serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang baru saja dinyatakan sembuh. Penyaluran BLT juga diikuti dengan ketepatan data penerima bantuan dan perbaikan mekanisme dan kelembagaan dalam penyalurannya sehingga dana BLT tidak salah sasaran dan diterima oleh seluruh masyarakat yang semestinya mendapatkannya. Ini belajar dari pengalaman penyaluran bantuan sosial selama ini yang belum terdistribusi secara merata khususnya bagi masyarakat yang justru membutuhkan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan siapa yang seharusnya atau berhak mendapatkan BLT tersebut, jangan sampai masyarakat yang tergolong mampu pun mendapatkan BLT tersebut bahkan seorang yang statusnya ASN pun mendapatkan. Untuk itu pelu adanya kroscek data baik dari RT/RW, kepala desa dengan Dinas Sosial sebagai perpanjangan tangan dari Pemkab Kabupaten Buleleng untuk menyalurkan BLT yang tepat sasaran. 4. Guna mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), Pemkab Buleleng membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Ini dibentuk untuk memprmudah koordinasi antar instansi di lingkungan Kabupaten Buleleng. Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini menjadi sangat penting. Langkah ini diambil berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 7 Tahun 2020. Keppres tersebut menyatakan bahwa diperlukan langkah-langkah cepat, tepat, fokus, dan sinergis antar Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Walaupun kondisi saat ini masih landai namun kedepan akan menjadi masalah serius bila tidak disiapkan sejak dini. Persiapan ini dilakukan saat berbagai negara telah menetapkan situasi Lockdown dan beragam kebijakan untuk menekan penularan COVID-19 tersebut.”Antisipasi hal tersebut, sudah ada pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan yang diketuai langsung oleh Sekretaris Daerah Buleleng dan beranggotakan seluruh instansi SKPD Lingkup Pemkab Buleleng. Dewan pengarah terdiri dari Bupati, Wakil Bupati dan anggota FKPD,” Keseriusan Pemkab Buleleng dalam menghadapi penyebaran COVID-19 ini juga diikuti dengan kesiapan anggaran. Selain dana darurat yang siap diberikan oleh Pemerintah Pusat, Pemkab sendiri juga telah mempersiapkan anggaran yang bersumber dari APBD. Dana ini digunakan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD), jasa pelayanan tenaga medis, dan lainnya dalam menunjang penanganan wabah COVID-19 tersebut. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, “untuk para tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan pasien yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) akan diberikan jasa pelayanan (Jaspel). Jaspel diberikan karena tugas tenaga medis tersebut sangat berat dan tentu perlu di apresiasi oleh Pemerintah.”Saya selaku Kepala Daerah terus menghimbau kepada masyarakat Buleleng yang baru tiba dari luar negeri khususnya negara tedampak korona untuk dengan sadar datang ke rumah sakit guna mengecek kesehatannya tanpa bayar atau gratis. (dikutip dari salah satu media cetak) Mengingat masa inkubasi infeksi virus corona atau COVID-19 adalah 7-14 hari,”jelas Bupati PAS. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd usai membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus bersama Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG menjelaskan, penanganan COVID-19 harus mengambil tindakan yang cepat sesuai instruksi langsung Pemerintah Pusat. Selain itu, pembentukan ini juga instruksi dari Pemerintah Provinsi.”Setiap harinya selama 24 jam, Gugus Tugas ini siaga untuk memantau situasi dan perkembangan dari penyebaran virus ini. (dikutip dari salah satu media cetak) Selain kebijakan di atas, berbagai kebijakan juga diambil oleh Pemkab Buleleng untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pemkab Buleleng sudah meniadakan segala bentuk kegiatan pengumpulan massa. Kemudian mengambil kebijakan untuk melanjutkan pembelajaran di rumah masing-masing dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, SKB, dan PKBM. Segala bentuk pembelajaran dilakukan secara online/daring. Sampai pada tahap penilaian (kelulusan Ujian) yang cukup menggunakan nilai dari raport di semester sebelumnya (SKB dan PKBM), dan penilaian untuk raport di semester genap yang dilakukan dengan penilaian tugas-tugas yang sudah diberikan sebelumnya melalui media whatsapp/daring (SD dan SMP).