Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nyoman Adi Seputra

Npm : 01940025

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penanganan Covid-19

Menghadapi wabah Covid-19 yang semakin menyebar, Pemkab Buleleng melakukan


beberapa kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19 tersebut. Adapun kebijakan-kebijakan
yang diambil sebagai upaya menangani pandemi Covid-19 di Kabupaten Buleleng, antara lain :
1. Memberlakukan pembatasan jam operasional pasar, toko-toko, dan warung adalah salah
satu cara yang ditempuh oleh Pemkab Buleleng. untuk melindungi masyarakat dari penyebaran
Covid-19 ini. Jam operasional yang diberlakukan untuk pasar, toko dan warung dimulai dari pukul
06.00 Wita-18.00 Wita. Pemberlakuan jam operasional ini didasarkan pada bahwa pergerakan virus
ini akan melemah atau mati pada suhu yang panas atau pada siang hari. Disamping itu juga
kebijakan ini diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Buleleng dengan mengurangi atau
membatasi kerumunan masyarakat dalam jumlah yang banyak dan melakukan physical distancing.
Pembatasan jam operasional ini dilakukan agar Pemkab Buleleng dapat melakukan
penyemprotan disinfektan secara rutin diseluruh kota singaraja termasuk pasar, toko dan warung.
Pemkab Buleleng juga memastikan bahwa akan menindak tegas pada toko atau pedagang yang
membandel. Pasar, toko dan warung jam 6 sore harus sudah tutup, karena petugas akan melakukan
penyemprotan.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, tidak boleh ada aktivitas setelah
jam opersional yang ditentukan. Ia sudah berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan
pengawasan dan pemantauan. “Kita harus membiasakan diri jangan sampai virus ini meluas,”
(dikutip dari salah satu media cetak).
2. Fasilitas rumah sakit disiapkan untuk menangani potensi kasus Covid-19. Salah satunya
Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali yang menyiapkan sarana rumah sakit. Rumah Sakit (RS)
Pratama Giri Emas sebagai ruang isolasi khusus untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Kebijakan ini diambil mengingat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng sudah kewalahan
menampung banyak pasien sakit umum dan dugaan PDP Corona. Kesiapan penyediaan rumah sakit
ini sebagai langkah antisipasi yang dilakukan oleh Pemkab Buleleng untuk menanggulangi
membludaknya angka pasien PDP Covid-19. Kebijakan ini bisa meredam angka penularan Covid-
19. Apalagi mengingat Bali termasuk zona daerah yang sudah terjangkit positif Covid-19.
3. Pemerintah Kabupaten Buleleng menyiapkan program Jaringan Pengaman Sosial (JPS)
dalam bentuk bantuan sembako bagi warga yang terdampak pandemi virus corona jenis baru atau
Covid-19. Pemberian bantuan nantinya bukan dalam bentuk paket sembako langsung, tetapi dalam
bentuk nontunai yang bisa dibelanjakan di E-Warung yang ditunjuk. Besaran yang diterima oleh
masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yaitu sebesar Rp 200.000/KPM.
Selain KPM, melalui Dinas Sosial Pemkab Buleleng juga akan memberikan bantuan paket
sembako kepada Orang Dalam Pantauan (ODP) yang melakukan isolasi mandiri serta Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) yang baru saja dinyatakan sembuh. Penyaluran BLT juga diikuti dengan
ketepatan data penerima bantuan dan perbaikan mekanisme dan kelembagaan dalam penyalurannya
sehingga dana BLT tidak salah sasaran dan diterima oleh seluruh masyarakat yang semestinya
mendapatkannya. Ini belajar dari pengalaman penyaluran bantuan sosial selama ini yang belum
terdistribusi secara merata khususnya bagi masyarakat yang justru membutuhkan. Agar tidak terjadi
kesalahan dalam menetapkan siapa yang seharusnya atau berhak mendapatkan BLT tersebut, jangan
sampai masyarakat yang tergolong mampu pun mendapatkan BLT tersebut bahkan seorang yang
statusnya ASN pun mendapatkan. Untuk itu pelu adanya kroscek data baik dari RT/RW, kepala
desa dengan Dinas Sosial sebagai perpanjangan tangan dari Pemkab Kabupaten Buleleng untuk
menyalurkan BLT yang tepat sasaran.
4. Guna mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), Pemkab Buleleng
membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Ini dibentuk untuk memprmudah
koordinasi antar instansi di lingkungan Kabupaten Buleleng.
  Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 ini menjadi sangat penting.
Langkah ini diambil berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 7 Tahun 2020. Keppres
tersebut menyatakan bahwa diperlukan langkah-langkah cepat, tepat, fokus, dan sinergis antar
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Walaupun kondisi saat ini masih landai namun kedepan akan menjadi masalah serius bila
tidak disiapkan sejak dini. Persiapan ini dilakukan saat berbagai negara telah menetapkan situasi
Lockdown dan beragam kebijakan untuk menekan penularan COVID-19 tersebut.”Antisipasi hal
tersebut, sudah ada pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan yang diketuai langsung oleh
Sekretaris Daerah Buleleng dan beranggotakan seluruh instansi SKPD Lingkup Pemkab Buleleng.
Dewan pengarah terdiri dari Bupati, Wakil Bupati dan anggota FKPD,”
Keseriusan Pemkab Buleleng dalam menghadapi penyebaran COVID-19 ini juga diikuti
dengan kesiapan anggaran. Selain dana darurat yang siap diberikan oleh Pemerintah Pusat, Pemkab
sendiri juga telah mempersiapkan anggaran yang bersumber dari APBD. Dana ini digunakan untuk
pembelian Alat Pelindung Diri (APD), jasa pelayanan tenaga medis, dan lainnya dalam menunjang
penanganan wabah COVID-19 tersebut.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, “untuk para tenaga medis yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) akan
diberikan jasa pelayanan (Jaspel). Jaspel diberikan karena tugas tenaga medis tersebut sangat berat
dan tentu perlu di apresiasi oleh Pemerintah.”Saya selaku Kepala Daerah terus menghimbau kepada
masyarakat Buleleng yang baru tiba dari luar negeri khususnya negara tedampak korona untuk
dengan sadar datang ke rumah sakit guna mengecek kesehatannya tanpa bayar atau gratis. (dikutip
dari salah satu media cetak)
Mengingat masa inkubasi infeksi virus corona atau COVID-19 adalah 7-14 hari,”jelas
Bupati PAS. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd usai
membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus bersama Wakil Bupati Buleleng,
dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG menjelaskan, penanganan COVID-19 harus mengambil tindakan
yang cepat sesuai instruksi langsung Pemerintah Pusat. Selain itu, pembentukan ini juga instruksi
dari Pemerintah Provinsi.”Setiap harinya selama 24 jam, Gugus Tugas ini siaga untuk memantau
situasi dan perkembangan dari penyebaran virus ini. (dikutip dari salah satu media cetak)
Selain kebijakan di atas, berbagai kebijakan juga diambil oleh Pemkab Buleleng untuk
mencegah penyebaran Covid-19. Pemkab Buleleng sudah meniadakan segala bentuk kegiatan
pengumpulan massa. Kemudian mengambil kebijakan untuk melanjutkan pembelajaran di rumah
masing-masing dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, SKB, dan PKBM. Segala bentuk pembelajaran
dilakukan secara online/daring. Sampai pada tahap penilaian (kelulusan Ujian) yang cukup
menggunakan nilai dari raport di semester sebelumnya (SKB dan PKBM), dan penilaian untuk
raport di semester genap yang dilakukan dengan penilaian tugas-tugas yang sudah diberikan
sebelumnya melalui media whatsapp/daring (SD dan SMP).

Anda mungkin juga menyukai