Pagi yang cerah, seperti biasa sebelum guru memasuki kelas, siswa kelas XI Bahasa
masih tampak bermain-main.
Bu Indari : “ Kalau sudah, sekarang ibu minta Arga baca PR yang kamu buat di
depan kelas!”
Bu indari pun kembali mel;anjutkan pelajaran dan siswa pun belajar seperti biasa.
Setelah semua pelajaran diteriama siswa, akhirnya bel yang menandakan siswa boleh
beristirahat pun berbunyi. Semua siswa pun bergegas keluar kelas setelah guru
mengucapkan salam penutup.
Inka : “Dis.....aku kesal sekali lho dengan Arga, tidak bosan-bosan dia
mengejek dan mengolok-olok aku. Apalagi tadi saat palajaran
Sastra, aku kan malu Dis..! (bercerita dengan wajah kesal)
Gendis : “ Aku juga In...., tadi saat jam istirahat saja aku dikatakan gembul
sama Arga. Baru aku gendut, dia tega bilang begitu sama aku. Ingin
rasanya aku balas dia In, biar dia kapok! (menjawab dengan wajah
marah, sambil meremas-remas tangannya.)
Inka : “Kamu tidak boleh begitu Dis..... walau begitu dia itu tetap teman
kita, kekerasan kan tidak baik dilawan dengan kekerasan juga.”
(sambil menepuk pundak Gendis)
Gendis : “Iya juga sih....kalau dipikir-pikir memang benar juga ka.... )kata
Gendis terputus)
Tiba-tiba Arga berteriak dari belakang Inka dan Gendis sambil mengendarai sepeda.
Inka : “Lihat tu...Arga jatuh. Ayo kita tolong dia!” (mengajak Gendis
dengan menarik tangannya.)
Inka : “ tidak mungkin....kamu lihat kan tadi dia jatuh? Ayo kita tolong...!
(kembali menarik Gendis)
Gendis : “Kamu tidak apa-apa Ga...? Mana yang sakit? (sambil meraba-raba
kaki Arga)
Inka : “Uh....... maaf Ga, aku tidak sengaja.” (melepas pegangan pada kaki
Arga)
Gendis : “Ini aku kasi obat, kebetulan aku bawa obat merah.” (mengambil
obat merah di dalam tas dan mengoleskannya di kaki Arga)
Arga : “Aaaaaduh...pelan-pelan ya....! Makasi ya Dis, kamu juga Ka. Kalian
memang teman yang baik. Kalian mau bantu aku, walau aku sering
mengejek kalian. Aku jadi meras bersalah pada kalian. Aku janji
mulai sekarang tidak lagi menjaili kalian, juga teman-teman yang
lain.” (dengan wajah malu)